Apa perbedaan hidup yang DIPIMPIN oleh Roh dengan hidup yang tidak DIPIMPIN oleh Roh

(1)

Bab

Hidup yang Dipimpin

oleh Roh

Bahan Alkitab: 1 Samuel 16; Roma 8:10-17; 1 Petrus 1:13-16

A. Pengantar

Bab VII membahas mengenai hidup yang dipimpin oleh Roh. Dalam pembahasan ini dijabarkan mengenai peran Roh Kudus dalam hidup orang beriman. Dalam rangka memperdalam materi pembahasan, dikemukakan mengenai tokoh pejuang kemerdekaan dan tokoh gereja yang memiliki keyakinan penuh akan penyertaan Allah dalam hidupnya. Diharapkan cerita kehidupan yang berasal dari para tokoh itu menginspirasi kamu untuk tidak ragu menyerahkan diri pada pimpinan Allah dalam Roh-Nya.

Menyanyikan KJ No. 236: Roh Kudus, Sinarilah

Roh Kudus, sinarilah hati gundah dan lelah.

Ganti kuasa yang gelap dengan t’rangMu yang tetap. Roh Kudus, sucikanlah hati risau dan lemah.

Yang t’lah lama dicekam oleh Iblis yang kejam. Roh Penghibur, angkatlah hati susah, berkesah. Hibur hati yang sedih, balut luka yang perih. Roh Kudus, diamilah hati yang t’lah berserah. Kaulah saja, Tuhanku, Raja dalam hatiku.

VII

Diunduh

dari


(2)

Diskusi

Kesan apakah yang kamu peroleh dari kata-kata lagu di atas? Peran apakah yang dimainkan oleh Roh Kudus lewat gambaran lagu itu?

… … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … …

B. Mengenal Monginsidi, Pahlawan Nasional

Robert Wolter Monginsidi adalah seorang pemuda pemberani yang pada tahun 1973 dinyatakan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Republik Indonesia. Wolter dilahirkan di Desa Malalayang, Manado, pada 15 Februari 1925. Ketika Perang Pasiik meletus pada tahun 1937, Wolter masih duduk di kelas 2 MULO atau SMP – masih lebih muda daripada kamu. Setelah Jepang menduduki Indonesia, ia masuk ke sekolah bahasa Jepang.

Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, kemerdekaan tidak begitu saja diperoleh dengan mudah. Pemerintah Belanda masih ingin terus menguasai Indonesia. Wolter pun bergabung menjadi anggota pasukan pejuang kemerdekaan di Makassar. Setelah pasukan NICA/Belanda mendarat dan menguasai wilayah Sulawesi Selatan, muncullah perlawanan luar biasa khususnya dari kalangan pemuda di sana.

Nama Wolter Monginsidi segera menjadi terkenal di kalangan masyarakat di Makassar setelah ia memimpin sebuah serangan terhadap pos tentara Belanda di kota itu pada 27 Oktober 1945. Namun perlawanan ini terbukti tidak seimbang karena pasukan Belanda didukung oleh kekuatan militer yang modern. Tentara Belanda pun berhasil menguasai kota Makassar sepenuhnya, sementara para pejuang mengundurkan diri ke luar kota dan mengonsentrasikan kekuatan mereka di daerah Polombangkeng. Para pejuang muda itu pun kemudian membentuk Laskar Pemberontakan Rakyat Sulawesi Selatan (LAPRIS) dengan Monginsidi sebagai sekretaris jenderalnya.

Sering sekali Monginsidi menyamar sebagai polisi tentara Belanda dan menyusup masuk ke dalam kota. Dengan cara itu, ia dapat menemukan sasaran-sasaran serangan yang tepat. Masalah ini mempersulit Belanda dan serangan-serangan pasukan pemuda itu menimbulkan kerugian yang besar.

Diunduh

dari


(3)

Pada tanggal 28 Februari 1947, Belanda mengadakan razia besar-besaran dan Monginsidi ikut terjaring di tengah-tengah penyamarannya. Namun pada 27 Oktober 1947 ia berhasil meloloskan diri dan kembali memimpin serangan-serangan. Malangnya, Sembilan hari kemudian Monginsidi kembali tertangkap di tengah-tengah razia tentara Belanda yang semakin ketat.

Belanda membujuk Monginsidi untuk bekera sama. Namun semua itu ditolaknya mentah-mentah. Karena itulah, Monginsidi dijatuhi vonis hukuman mati. Monginsidi menerima hukuman itu dengan tabah. Ia juga menolak kesempatan untuk meminta grasi (pengampunan).

Pada 5 September 1949, saat tanda-tanda perdamaian mulai tampak dengan dimulainya Konferensi Meja Bundar, rakyat Indonesia dikejutkan oleh berita kematian Robert Wolter Monginsidi.

Monginsidi dibawa ke Pacinang untuk menghadapi regu penembak. Ia menolak matanya ditutup. Sebelum menuju ke tempat penembakan Wolter menjabat tangan semua yang hadir. Kepada regu penembak, Wolter berkata, “Laksanakan tugas Saudara! Saudara-saudara hanya melaksanakan tugas dan perintah atasan. Saya maafkan Saudara-saudara dan semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa Saudara-saudara.”

Dengan tenang ia menghadapi pasukan yang akan menembaknya. Di tangan kirinya ia memegang Alkitab dengan secarik kertas yang berisi kata-kata “Setia sampai mati” yang diambil dari Wahyu 2:10,

“Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”

Sementara itu tangan kanannya mengacung ke atas, dan ia berteriak, “Merdeka!” sebelum butiran peluru menembus dadanya. Ketegaran dan keteguhan hati menghadapi moncong-moncong senjata yang dibidikan kepadanya dan menolak ketika matanya akan ditutup, ia berucap, “Dengan hati dan mata terbuka, aku ingin melihat peluru penjajah menembus dadaku.”

C. Peranan Roh di dalam Hidup Kita

Di dalam Alkitab “dipimpin” atau “dikuasai oleh Roh” adalah istilah yang biasa dipakai untuk menggambarkan orang yang hidupnya berkenan kepada Allah. Dalam 1 Samuel 16 dikisahkan bahwa Daud diurapi oleh Samuel. “Sejak hari itu

Diunduh

dari


(4)

dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.” (1 Sam. 16:13) Kita tahu bagaimana hidup Daud dipimpin oleh Roh Allah sehingga ia menjadi raja Israel terbesar.

Karena pimpinan Roh Allah itulah, maka Daud bisa menghadapi berbagai bahaya di dalam hidupnya. Misalnya, hampir setiap orang Kristen mungkin mengenal dan hafal Mazmur 23, yang di dalamnya dilukiskan sikap Daud yang merasa tenang dan damai karena ia selalu disertai oleh Tuhan.

D. Aktivitas dengan Mazmur 23

TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,

(coba lanjutkan mazmur di atas, dan tuliskan kata-katanya di barisan kosong ini dan jelaskan apa artinya bagi kamu )

… … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … … Dalam sejarah Gereja kita menemukan orang-orang yang hidupnya dikuasai oleh Roh sehingga mereka menjadi orang-orang yang pemberani. Polikarpus (69-155 M.) seorang uskup dari Smirna (sekarang Izmir, di Turki), ditangkap karena menolak untuk menyembah kaisar Roma. Ia mati sebagai seorang syuhada. Ia diikat lalu dibakar sampai mati. Menurut kisahnya, ia ditusuk tewas karena api yang dimaksudkan untuk membakarnya tidak mampu menyentuhnya. Ia dicatat pernah berkata seperti ini pada hari kematiannya, “Delapan puluh enam tahun aku telah melayani Dia, dan Dia tidak pernah melakukan kesalahan padaku. Jadi, bagaimana aku menghujat Raja dan Juruselamatku? Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan.”

Diunduh

dari


(5)

Martin Luther, tokoh Reformasi yang berani melawan Gereja dan Paus pada waktu itu, dipanggil dalam sebuah persidangan pada tahun 1521 yang dipimpin oleh Kaisar Karl V. Pangeran Frederick III, Pangeran dari Sachsen, memperoleh jaminan keselamatan bagi Luther untuk menghadiri persidangan itu. Johann Eck, yang berbicara atas nama Kaisar, mengajukan salinan-salinan tulisan Luther di atas meja dan bertanya, apakah buku-buku itu memang tulisan-tulisannya, dan apakah ia tetap berpegang pada isinya.

Luther mengakui semuanya, namun ia meminta waktu untuk menjawab pertanyaan yang kedua. Ia berdoa, berkonsultasi dengan teman-temannya, dan esok harinya ia menjawab,

“Apabila aku tidak diyakinkan oleh kesaksian Kitab Suci atau oleh penalaran yang jelas (karena aku tidak percaya kepda paus atau dewan semata-mata, karena sudah diketahui dengan luas bahwa mereka seringkali keliru dan bertentangan satu sama lain), aku terikat pada Kitab Suci yang telah kukutip dan hati nuraniku diikat oleh Firman Allah. Aku tidak dapat dan tidak akan mencabut satu kata pun, karena tidaklah aman dan tidak benar bila aku menolak hati nuraniku. Semoga Allah menolong aku!”

Selama lima hari kemudian rapat-rapat tertutup diadakan untuk menentukan nasib Luther. Kaisar mengajukan rancangan Diet Worms pada 25 Mei 1521 yang isnya menyatakan Luther sebagai pelanggar hukum, tulisan-tulisannya dilarang beredar, dan ia harus segera ditangkap. Juga dinyatakan bahwa di seluruh Jerman tak seorangpun boleh memberikan makanan atau perlindungan kepada Luther, atau mereka akan dijatuhi hukuman. Darahnya dianggap sah untuk dicurahkan. Nyawanya terancam, namun Luther tidak mundur sedikit pun.

E. Diskusi

Diskusikan dengan teman-temanmu di sekitar bangkumu, bagaimanakah kekudusan seorang siswa Kristen seharusnya diperlihatkan dalam kehidupannya sehari-hari! Bagaimana hidup kudus itu tampak ketika kamu berhadapan dengan masalah-masalah di bawah ini?

• Masalah pacaran • Masalah tawuran • Masalah video porno • Kebiasaan nyontek • Belajar dengan keras

Diunduh

dari


(6)

• Sikap jujur

• Kebiasaan belanja barang yang mahal • Ketaatan kepada orangtua

• Hubungan dengan orang beragama lain • Kepedulian terhadap orang yang menderita

• Kepedulian terhadap kerusakan alam dan pencemaran lingkungan • Lain-lain: (tambahkan sendiri)

… … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … …

F. Hidup sebagai Anak-anak Allah

Sebutkanlah nama kamu kepada teman kamu sebangku. Sebagai contoh, “Nama saya Dewi. Keluarga kami anggota Gereja ……” Informasi apa yang kamu peroleh dari perkenalan ini? Dari situ kamu bisa mengenal sedikit informasi tentang gereja temanmu, Dewi. Mungkin kamu tahu di mana letak gereja itu?

Sekarang, sebutkanlah nama keluarga, marga, atau fam kamu kepada teman kamu sebangku. Misalnya, “Nama saya Dewi Simatupang.” Di kalangan masyarakat Indonesia ada juga suku yang tidak mempunyai nama keluarga. Misalnya, suku Jawa, Sunda, Madura, Bali, Palembang, Minangkabau, Aceh, dll. Meskipun demikian, orang bisa juga memperkenalkan dirinya dengan menyebutkan nama ayahnya, atau nama kakek-neneknya.

Dengan memperkenalkan nama kamu dan nama keluarga atau marga kamu, kamu juga memperkenalkan keluarga besar kamu. Marga Simatupang, misalnya, adalah salah satu marga besar di kalangan masyarakat suku Batak Toba di Sumatera Utara. Dengan menyebutkan nama marga kamu, orang akan selalu menghubungkan kamu dengan marga kamu itu. Bila kamu berhasil mencapai prestasi yang hebat, mungkin akan ada orang yang berkata, “Wah, hebat sekali Boru Simatupang itu!” (Boru dalam bahasa Batak artinya “anak perempuan”).

Kehidupan yang dipimpin oleh Roh adalah kehidupan yang mencerminkan Bapa kita, yaitu Allah sendiri. Apakah artinya itu? Itu berarti, bila orang berjumpa dengan kita, mungkin sekali mereka akan menilai diri kita juga – apakah kita benar-benar mencerminkan keberadaan Allah, yang adalah Bapa kita? Apakah

Diunduh

dari


(7)

kita hidup dengan sopan santun? Apakah kita hidup dengan jujur, tidak korupsi? Apakah kita suka berdusta, penipu? Apakah kita suka bertengkar dan menciptakan keributan serta permusuhan di antara teman-teman kita?

Dalam Roma 8:10-11 Paulus mengatakan demikian:

10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena

dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. 11 Dan jika Roh

Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Pada bagian bacaan ini, Paulus mengingatkan, bahwa sebagai anak-anak Allah, sebagai pengikut Kristus, kita telah memasuki kehidupan yang baru. Di dalam Kristus kita memperoleh Roh Kudus yang membangkitkan dan dengan demikian juga menjanjikan kebangkitan dari kematian kelak.

Itulah sebabnya, orang-orang percaya seperti Robert Wolter Monginsidi, Polikarpus, dan Martin Luther, tidak takut menghadapi ancaman kematian sekalipun. Mereka tahu bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya. Kuasa kebangkitan yang telah membangkitkan Yesus telah memberikan keberanian luar biasa bagi setiap pengikut Kristus.

Namun, memahami bahwa kita akan dibangkitkan belum cukup. Hidup yang baru ini di bawah kuasa kebangkitan ini mestinya adalah hidup yang dipimpin oleh Roh Allah. Karena itu Paulus melanjutkan pengajarannya sebagai berikut:

12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada

daging, supaya hidup menurut daging.13 Sebab, jika kamu hidup menurut

daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.15 Sebab kamu

tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”

16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah

anak-anak Allah.17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,

maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia (Rm. 8:12-17).

Diunduh

dari


(8)

Hidup di dalam kuasa Roh Kudus adalah hidup yang memerdekakan kita dari belenggu dosa. Dosa bukanlah sekadar daftar kejahatan atau pelanggaran yang kita lakukan, melainkan terutama belenggu-belenggu yang membuat kita terus-menerus terjebak di dalam hawa nafsu kita sendiri. Dosa membuat kita gagal untuk menginginkan melakukan perbuatan yang baik, kepada Allah maupun kepada sesama kita dan bahkan kepada seluruh ciptaan.

Paulus menggambarkan pergumulannya dengan kuasa dosa seperti berikut: “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku” (Rm. 7:19-20).

Dari ungkapan di atas, tampak jelas bahwa pergumulan melawan dosa itu bukanlah sesuatu yang sederhana. Hanya oleh kuasa Roh, maka kita akan bisa meninggalkan kehidupan kita yang lama – yang digambarkan sebagai kehidupan menurut daging. Dari kehidupan yang lama itulah maka kita beralih, dengan kuasa Roh, untuk hidup menurut Roh, di bawah pimpinan kuasa Roh.

G. Hidup dalam Kekudusan

Namun demikian, apakah artinya kalau kita hidup di bawah pimpinan kuasa Roh? Hidup yang dipimpin oleh Roh adalah hidup yang diwarnai oleh kekudusan. Apa artinya “kekudusan”? Apakah itu berarti kamu menjadi orang aneh, yang sama sekali terasing dari teman-teman kamu dan meremehkan teman-teman kamu yang “tidak kudus”?

Dalam Surat 1 Petrus 1:13-16 dikatakan sebagai berikut:

13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah

pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.14 Hiduplah sebagai

anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam

seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, 16

sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Ada ciri-ciri yang mestinya terlihat sangat jelas yang membedakan seorang pengikut Kristus dari orang lain. Surat Petrus mengajarkan agar kekudusan itu tampak nyata dalam hidup orang Kristen, antara lain dengan menaruh pengharapan kepada kasih karunia Tuhan, dan menjaga hidupnya dengan tidak menuruti hawa nafsu, serta mempertahankan dirinya tetap kudus.

Diunduh

dari


(9)

Dalam Surat Roma 12:2, Paulus mengatakan sebagai berikut:

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kata “kudus” dalam bahasa Ibrani berarti “dipisahkan untuk dipakai khusus oleh Allah.” Benda-benda kudus yang dipergunakan di Bait Suci, misalnya, adalah benda-benda yang dibuat khusus untuk ibadah, dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lainnya di luar Bait Suci. Demikian pula, orang-orang yang kudus, seperti yang dijelaskan oleh Surat 1 Petrus 1:16, mestinya menunjukkan kehidupan yang khusus dan berbeda, karena mereka telah dipilih untuk menjadi milik Allah yang kudus. Bila Allah yang memanggil kita itu kudus, maka kita sebagai milik-Nya, juga harus menjadi kudus, memperlihatkan hidup kudus, dan menjauhkan diri dari kehidupan yang sembarangan, yang justru berlawanan dengan citra Allah yang kudus itu.

H. Rangkuman

Hidup yang dipimpin oleh Roh adalah hidup yang bebas dari ketakutan. Dengan keberanian, orang-orang Kristen dari abad ke abad tidak takut menghadapi maut sekalipun dan dari situ pula mereka menunjukkan kesaksian hidup mereka.

Hidup yang dipimpin oleh Roh juga menunjukkan identitas diri orang Kristen yang jelas, yaitu hidup bukan mengikuti daging melainkan menurut kehendak Allah, dan mencerminkan identitas kita sebagai anak-anak Allah. Itulah hidup kudus yang dituntut dari setiap orang Kristen.

I. Doa

Ya Allah Roh Kudus, bimbinglah dan kuatkanlah aku anak-Mu. Ajarkanlah apa yang harus kulakukan. Aku berjanji untuk menyerahkan seluruh diriku dan hidupku kepada-Mu. Dan aku akan membiarkan Engkau membaharui aku terus-menerus agar setiap hari hidupku semakin mencerminkan kasih dan kuasa Allah di dalam diriku. Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Amin.

Diunduh

dari


(10)

J. Tugas

Buatlah kliping dari berita-berita di suratkabar yang menunjukkan bagaimana hidup yang kudus dan yang tidak kudus! Carilah masing-masing dua contoh yang kira-kira relevan dengan topik kita kali ini.

Diunduh

dari


(1)

Martin Luther, tokoh Reformasi yang berani melawan Gereja dan Paus pada waktu itu, dipanggil dalam sebuah persidangan pada tahun 1521 yang dipimpin oleh Kaisar Karl V. Pangeran Frederick III, Pangeran dari Sachsen, memperoleh jaminan keselamatan bagi Luther untuk menghadiri persidangan itu. Johann Eck, yang berbicara atas nama Kaisar, mengajukan salinan-salinan tulisan Luther di atas meja dan bertanya, apakah buku-buku itu memang tulisan-tulisannya, dan apakah ia tetap berpegang pada isinya.

Luther mengakui semuanya, namun ia meminta waktu untuk menjawab pertanyaan yang kedua. Ia berdoa, berkonsultasi dengan teman-temannya, dan esok harinya ia menjawab,

“Apabila aku tidak diyakinkan oleh kesaksian Kitab Suci atau oleh penalaran yang jelas (karena aku tidak percaya kepda paus atau dewan semata-mata, karena sudah diketahui dengan luas bahwa mereka seringkali keliru dan bertentangan satu sama lain), aku terikat pada Kitab Suci yang telah kukutip dan hati nuraniku diikat oleh Firman Allah. Aku tidak dapat dan tidak akan mencabut satu kata pun, karena tidaklah aman dan tidak benar bila aku menolak hati nuraniku. Semoga Allah menolong aku!”

Selama lima hari kemudian rapat-rapat tertutup diadakan untuk menentukan nasib Luther. Kaisar mengajukan rancangan Diet Worms pada 25 Mei 1521 yang isnya menyatakan Luther sebagai pelanggar hukum, tulisan-tulisannya dilarang beredar, dan ia harus segera ditangkap. Juga dinyatakan bahwa di seluruh Jerman tak seorangpun boleh memberikan makanan atau perlindungan kepada Luther, atau mereka akan dijatuhi hukuman. Darahnya dianggap sah untuk dicurahkan. Nyawanya terancam, namun Luther tidak mundur sedikit pun.

E. Diskusi

Diskusikan dengan teman-temanmu di sekitar bangkumu, bagaimanakah kekudusan seorang siswa Kristen seharusnya diperlihatkan dalam kehidupannya sehari-hari! Bagaimana hidup kudus itu tampak ketika kamu berhadapan dengan masalah-masalah di bawah ini?

• Masalah pacaran • Masalah tawuran • Masalah video porno • Kebiasaan nyontek • Belajar dengan keras

Diunduh

dari


(2)

• Sikap jujur

• Kebiasaan belanja barang yang mahal • Ketaatan kepada orangtua

• Hubungan dengan orang beragama lain • Kepedulian terhadap orang yang menderita

• Kepedulian terhadap kerusakan alam dan pencemaran lingkungan • Lain-lain: (tambahkan sendiri)

… … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … … … … … . … … … …

F. Hidup sebagai Anak-anak Allah

Sebutkanlah nama kamu kepada teman kamu sebangku. Sebagai contoh, “Nama saya Dewi. Keluarga kami anggota Gereja ……” Informasi apa yang kamu peroleh dari perkenalan ini? Dari situ kamu bisa mengenal sedikit informasi tentang gereja temanmu, Dewi. Mungkin kamu tahu di mana letak gereja itu?

Sekarang, sebutkanlah nama keluarga, marga, atau fam kamu kepada teman kamu sebangku. Misalnya, “Nama saya Dewi Simatupang.” Di kalangan masyarakat Indonesia ada juga suku yang tidak mempunyai nama keluarga. Misalnya, suku Jawa, Sunda, Madura, Bali, Palembang, Minangkabau, Aceh, dll. Meskipun demikian, orang bisa juga memperkenalkan dirinya dengan menyebutkan nama ayahnya, atau nama kakek-neneknya.

Dengan memperkenalkan nama kamu dan nama keluarga atau marga kamu, kamu juga memperkenalkan keluarga besar kamu. Marga Simatupang, misalnya, adalah salah satu marga besar di kalangan masyarakat suku Batak Toba di Sumatera Utara. Dengan menyebutkan nama marga kamu, orang akan selalu menghubungkan kamu dengan marga kamu itu. Bila kamu berhasil mencapai prestasi yang hebat, mungkin akan ada orang yang berkata, “Wah, hebat sekali Boru Simatupang itu!” (Boru dalam bahasa Batak artinya “anak perempuan”).

Kehidupan yang dipimpin oleh Roh adalah kehidupan yang mencerminkan Bapa kita, yaitu Allah sendiri. Apakah artinya itu? Itu berarti, bila orang berjumpa dengan kita, mungkin sekali mereka akan menilai diri kita juga – apakah kita benar-benar mencerminkan keberadaan Allah, yang adalah Bapa kita? Apakah

Diunduh

dari


(3)

kita hidup dengan sopan santun? Apakah kita hidup dengan jujur, tidak korupsi? Apakah kita suka berdusta, penipu? Apakah kita suka bertengkar dan menciptakan keributan serta permusuhan di antara teman-teman kita?

Dalam Roma 8:10-11 Paulus mengatakan demikian:

10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena

dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. 11 Dan jika Roh

Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Pada bagian bacaan ini, Paulus mengingatkan, bahwa sebagai anak-anak Allah, sebagai pengikut Kristus, kita telah memasuki kehidupan yang baru. Di dalam Kristus kita memperoleh Roh Kudus yang membangkitkan dan dengan demikian juga menjanjikan kebangkitan dari kematian kelak.

Itulah sebabnya, orang-orang percaya seperti Robert Wolter Monginsidi, Polikarpus, dan Martin Luther, tidak takut menghadapi ancaman kematian sekalipun. Mereka tahu bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya. Kuasa kebangkitan yang telah membangkitkan Yesus telah memberikan keberanian luar biasa bagi setiap pengikut Kristus.

Namun, memahami bahwa kita akan dibangkitkan belum cukup. Hidup yang baru ini di bawah kuasa kebangkitan ini mestinya adalah hidup yang dipimpin oleh Roh Allah. Karena itu Paulus melanjutkan pengajarannya sebagai berikut: 12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada

daging, supaya hidup menurut daging.13 Sebab, jika kamu hidup menurut

daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.15 Sebab kamu

tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”

16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah

anak-anak Allah.17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,

maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia (Rm. 8:12-17).

Diunduh

dari


(4)

Hidup di dalam kuasa Roh Kudus adalah hidup yang memerdekakan kita dari belenggu dosa. Dosa bukanlah sekadar daftar kejahatan atau pelanggaran yang kita lakukan, melainkan terutama belenggu-belenggu yang membuat kita terus-menerus terjebak di dalam hawa nafsu kita sendiri. Dosa membuat kita gagal untuk menginginkan melakukan perbuatan yang baik, kepada Allah maupun kepada sesama kita dan bahkan kepada seluruh ciptaan.

Paulus menggambarkan pergumulannya dengan kuasa dosa seperti berikut:

“Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku” (Rm. 7:19-20).

Dari ungkapan di atas, tampak jelas bahwa pergumulan melawan dosa itu bukanlah sesuatu yang sederhana. Hanya oleh kuasa Roh, maka kita akan bisa meninggalkan kehidupan kita yang lama – yang digambarkan sebagai kehidupan menurut daging. Dari kehidupan yang lama itulah maka kita beralih, dengan kuasa Roh, untuk hidup menurut Roh, di bawah pimpinan kuasa Roh.

G. Hidup dalam Kekudusan

Namun demikian, apakah artinya kalau kita hidup di bawah pimpinan kuasa Roh? Hidup yang dipimpin oleh Roh adalah hidup yang diwarnai oleh kekudusan. Apa artinya “kekudusan”? Apakah itu berarti kamu menjadi orang aneh, yang sama sekali terasing dari teman-teman kamu dan meremehkan teman-teman kamu yang “tidak kudus”?

Dalam Surat 1 Petrus 1:13-16 dikatakan sebagai berikut:

13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah

pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.14 Hiduplah sebagai

anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam

seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, 16

sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Ada ciri-ciri yang mestinya terlihat sangat jelas yang membedakan seorang pengikut Kristus dari orang lain. Surat Petrus mengajarkan agar kekudusan itu tampak nyata dalam hidup orang Kristen, antara lain dengan menaruh pengharapan kepada kasih karunia Tuhan, dan menjaga hidupnya dengan tidak menuruti hawa nafsu, serta mempertahankan dirinya tetap kudus.

Diunduh

dari


(5)

Dalam Surat Roma 12:2, Paulus mengatakan sebagai berikut:

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kata “kudus” dalam bahasa Ibrani berarti “dipisahkan untuk dipakai khusus oleh Allah.” Benda-benda kudus yang dipergunakan di Bait Suci, misalnya, adalah benda-benda yang dibuat khusus untuk ibadah, dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lainnya di luar Bait Suci. Demikian pula, orang-orang yang kudus, seperti yang dijelaskan oleh Surat 1 Petrus 1:16, mestinya menunjukkan kehidupan yang khusus dan berbeda, karena mereka telah dipilih untuk menjadi milik Allah yang kudus. Bila Allah yang memanggil kita itu kudus, maka kita sebagai milik-Nya, juga harus menjadi kudus, memperlihatkan hidup kudus, dan menjauhkan diri dari kehidupan yang sembarangan, yang justru berlawanan dengan citra Allah yang kudus itu.

H. Rangkuman

Hidup yang dipimpin oleh Roh adalah hidup yang bebas dari ketakutan. Dengan keberanian, orang-orang Kristen dari abad ke abad tidak takut menghadapi maut sekalipun dan dari situ pula mereka menunjukkan kesaksian hidup mereka.

Hidup yang dipimpin oleh Roh juga menunjukkan identitas diri orang Kristen yang jelas, yaitu hidup bukan mengikuti daging melainkan menurut kehendak Allah, dan mencerminkan identitas kita sebagai anak-anak Allah. Itulah hidup kudus yang dituntut dari setiap orang Kristen.

I. Doa

Ya Allah Roh Kudus, bimbinglah dan kuatkanlah aku anak-Mu. Ajarkanlah apa yang harus kulakukan. Aku berjanji untuk menyerahkan seluruh diriku dan hidupku kepada-Mu. Dan aku akan membiarkan Engkau membaharui aku terus-menerus agar setiap hari hidupku semakin mencerminkan kasih dan kuasa Allah di dalam diriku. Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Amin.

Diunduh

dari


(6)

J. Tugas

Buatlah kliping dari berita-berita di suratkabar yang menunjukkan bagaimana hidup yang kudus dan yang tidak kudus! Carilah masing-masing dua contoh yang kira-kira relevan dengan topik kita kali ini.

Diunduh

dari