MACAM-MACAM DATA Oleh : MALALINA (20102512008) FEBRINA BIDASARI (20102512018) Mahasiswa Program Studi Matematika Pascasarjana Universitas Sriwijaya
B. PENGUMPULAN DATA Menurut Hasan (2009) cara pengumpulan data dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan karakteristiknya yaitu berdasarkan jenis cara pengumpulannya dan berdasarkan banyaknya data yang diambil. 1. Berdasarkan Jenis Cara PengumpulannyaAda beberapa cara pengumpulan data, sebagai berikut :
adalah cara pengumpulan data dengan tujuan dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti.
adalah cara pengumpulam data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada dari peneliti sebelumnya.
adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) terhadap objek yang diteliti. d. Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada objek yang diteliti. 2. Berdasarkan Banyaknya Data Yang Diambil a. Sensus adalah cara pengumpulan data dengan mengambil elemen atau anggota populasi secara keseluruhan untuk diselidiki. Contoh : - sensus penduduk Indonesian tahun 1990 - sensus berapa banyak penduduk Indonesia yang tidak bersekola b. Sampling adalah cara pengumpulan data dengan mengambil dari elemen atau anggota populasi untuk diselidiki. Misalnya : Contoh : Misal disebuah Propinsi ada 100 sekolah Dasar Negeri sebagai objek penelitian, namun hanya 10 Sekolah Dasar Negeri yang diteliti. Sampling dapat dilakukan dengan 2 cara : Cara acak Dikatakan acak apabila setiap elemen atau populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih Cara tidak acak Dikatakan tidak acak apabila setiap elemen atau populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih C. PEMBAGIAN DATA Menurut Hasan (2009) Data dapat dibagi dalam kelompok tertentu berdasarkan kriteria yang menyertainya, misalnya menurut susunan, sifat, waktu pengumpulan dan sumber pengambilan. 1. Pembagian Data menurut Susunannya Menurut susunannya data dibagi atas data acak atau tunggal dan data berkelompok. a. Data Acak Atau Tunggal Data acak atau tunggal adalah data yang belum tersusun atau dikelompokkkan kedala kelas-kelas interval Contoh : data pengukuran hasil tinggi badan siswa kelas II SMA X (dalam cm) ialah sebagai berikut : 155 152 157 155 159 160 155 154 153 150 162 165 160 157 150 170 165 160 165 162 159 154 152 151 155 171 169 162 167 160 158 163 149 154 153 167 158 166 168 153 b. Data Berkelompok Data berkelompok adalah data yang sudah tersusun atau dikelompokkan kedalam kelas-kelas interval. Data kelompok disusun dalam bentuk distribusi frekuensi atau tabel frekuensi. Contoh : Data nilai ujian statistik dan jumlah mahasiswa yang mendapatkannya Nilai Turus Frekuensi 10-20 III 3 30-40 IIII 5 50-60 IIII IIII 10 70-80 IIII IIII IIII 15 90-100 IIII II 7 2. Pembagian Data Menurut Sifatnya Menurut sifatnya data dibagi atas data kualitatif dan kuantitatif a. Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan. Contoh : Warna, jenis kelamin, status perkawinan. (merah, pria, kawin) b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan. Contoh : Tinggi, umur, jenis. (170 cm, 41 tahun, 70 buah) 3. Pembagian Data Menurut Waktu Pengumpulannya Menurut waktu pengumpulannya, data dibagi atas data berkala dan data cross section. a. Data Berkala Data berkala adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan. Contoh : Data perkembangan harga 9 macam bahan pokok selama 10 bulan terakhir yang dikumpulkan setiap bulan. b. Data cross section. Data cross section adalah data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan keadaan atau kegiatan pada waktu itu. Contoh : Data sensus penduduk 1990 4. Pembagian Data Menurut Sumber Pengambilannya Menurut sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu data primer dan data sekunder. a. Data primer Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memrlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru. b. Data sekunder Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan penelitian yang terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia 5. Pembagian Data Menurut Skala Pengukurannya Skala pengukuran adalah peraturan penggunaan notasi bilangan dalam pengukuran. Menurut skala pengukurannya, data dapat dibedakan atas empat yaitu data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio. a. Data nominal Data nominal adalah data yang diberikan pada objek atau kategori yang tidak menggambarkan kedudukan objek atau kategori tersebut terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekadar label atau kode saja. Data ini hanya mengelompokkan objek/kategori ke dalam kelompok tertentu. Data ini mempunyai dua ciri yaitu : i. Kategori data bersifat saling lepas (satu objek hanya masuk pada satu kelompok saja) ii. Kategori data tidak disusun secara logis Contoh : Jenis kelamin manusia : 1 untuk pria 0 untuk wanita b. Data ordinal Data ordinal adalah data yang penomoran objek atau kategori disusun menurut besarnya, yaitu dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama. Data ini memiliki ciri seperti pada ciri data nominal ditambah satu ciri lagi, yaitu kategori data dapat disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki. Contoh : Mengubah nilai ujian ke nilai prestasi, yaitu : 1. nilai A adalah dari 80-100 2. nilai B adalah dari 65-79 3. nilai C adalah dari 55-64 4. nilai D adalah dari 45-54 5. nilai E adalah dari 0-44 c. Data interval Data interval adalah data di mana objek/kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara tiap objek/kategori sama. Besarnya interval dapat ditambah atau dikurangi. Data ini memeiliki ciri sama dengan ciri pada data ordinal ditambah satu ciri lagi, yaitu urutan kategori data mempunyai jarak yang sama. A B C D E 1 2 3 4 5 Interval A sampai C adalah 3-1=2. Interval C sampai D adalah 4-3=1. Kedua interval ini dapat dijumlahkan menjadi 2+1=3. atau interval antara A dan D adalah 4-1=3. Pada data ini yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan interval dan tidak terdapat titik nol absoult. d. Data rasio Data rasio adalah data yang memiliki sifat-sifat data nominal, data ordinal, dan data interval, dilengkapi dengan titik nol absolut dengan makna empiris. Karena terdapat angka nol maka pada data ini dapat dibuat perkalian atau pembagian. Angka pada data menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari objek/kategori yang diukur. Contoh : A dan B adalah dua mahasiswa Universitas “X” yang nilai mata kuliah statistik 1 masing-masing 60 dan 90. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai B adalah nilai 1,5 kali nilai A. Tabel 2.11 HASIL LOMBA BACA PUISI PERAYAAN HARI PENDIDIKAN SISWA SMP “PINTAR” NO Nama kelas Nilai Juara ke Hadiah Juri 1 Juri 2 Juri 3 Total 1 Andy 2 86 70 77 233 1 Rp.125.000,00 2 Ira 2 71 70 88 229 2 Rp.100.000,00 3 Ina 2 70 70 88 228 3 Rp.75.000,00 4 Dedi 1 88 60 66 214 4 Rp 50.000,00 5 Eman 2 75 60 77 212 25 buku tulis 6 Udin 2 70 70 66 206 25 buku tulis 7 Arni 3 63 60 77 200 25 buku tulis 8 Laila 1 59 60 77 196 25 buku tulis 9 Indah 3 55 50 77 182 25 buku tulis 10 Amas 3 60 50 66 176 25 buku tulis Angka-angka dalam tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :1. Angka (1,2, s.d 10) di kolom “No.” adalah jenis data nominal. Angka-angka ini sebenarnya hanyalah nomor urut yang fungsinya sama dengan penggganti nama peserta. Angka 3 di kolom ini tidak berarti lebih besar atau lebih tinggi dari angka 1 atau 2, dan tidak lebih rendah dari angka4 atau 9. Angka-angka ini tidak dapat dijumlahkan atau dibagi atau dikalikan. 2. angka1,2, dan 3 di kolom “kelas” adalah jenis data ordinal. Angka-angka ini juga tidak dapat dijumlahkan, dibagi atau dikalikan. Namun, angka yang lebih tinggi mengandung arti siswa yang bersangkutan sudah lebih lama sekolah. Misalnya, angka 4 di kolom ini mengandung arti bahwa siswa yang bersangkutan telah berada ditahun ke-4 bersekolah disekolah tersebut( tidak termasuk siswa pindahan), yang berarti pula sudah lebih lama 1 tahun dari mereka yang di kelas 3 atau lebih lama 2 tahun dari mereka yang berada di kelas 2. Perhatikan hal yang sama pada kolom “juara”, angka ke 1,2,3, dan 4 di kolom ini hanya mengandung perbedaan urutan saja karena angka-angka ini merupakan pengganti bagi angka-angka nilai masing-masing 233,229,228,dan 214 tidak mempunyai jarak selisih yang sama. Yang dilihat atau digunakan hanyalah posisi urutan besarnya saja, sedangkan berapa selisihnya pada masing-masing angka tidak diperhatikan.
4. Angka-angka yang menunjukkan jumlah uang(hadiah) pada kolom “hadiah” adalah jenis data rasio. Angka-angka ini dapat dijumlahkan, dibagi, atau dikalikan, dan hasilnya bisa saja mencapai satuan yang lebih kecil dari ratusan rupiahan, puluhan rupiahan, atau satu rupiahan, dan tetap dapat memberikan makna yang dapat dipahami pembaca, misalnya Rp 9.999,99 ( baca: sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan rupiah sembilan puluh sembilan sen). DAFTAR PUSTAKA Hasan, Iqbal. 2009. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta:Bumi Aksara Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung:Tarsito Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Bandung:Alfabeta. Widyantini. 2004. Statistika. Yogyakarta:PPPG Matematika |