Budidaya Jahe – Jahe menjadi salah satu rempah yang tumbuh subur di Indonesia. Hal ini menjadi kabar baik bagi masyarakat, sebab jahe memiliki banyak sekali manfaat. Selain menjadi bumbu untuk memasak, terutama ketika mengolah daging, jahe juga bisa menjadi janu yang memiliki khasiat bagi tubuh. Jahe ini bisa dijadikan minuman herbal untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti masuk angin dan batuk. Itulah kenapa, budidaya jahe ini sangat recomended untuk dijalankan. Nah, jika Anda sedang berangan-angan untuk melakukan budidaya, maka budidaya jahe ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Untuk mengetahui lebih jauh tentang budidaya ini, simak ulasan berikut ya. Show
Peluang Besar Budidaya Jahe di IndonesiaJahe merupakan rempah yang amat sering digunakan oleh orang Indonesia. Tanaman obat satu ini bisa tumbuh subur di tanah basah. Penanamannya yang sangat mudah juga membuat budidaya ini bisa dijalankan oleh siapa saja. Tanpa perawatan yang rumit, jahe bisa tumbuh subur dan cepat. Selain itu, kelebihan lain dari budidaya jahe ini adalah manfaatnya yang sangat banyak. Mulai dari pelengkap bumbu masakan sampai untuk mengobati berbagai penyakit. Jahe ini akan sangat mudah untuk Anda temukan di pasar-pasar tradisional maupun modern. Di tengah musim pancaroba dan adanya pandemi ini, kebutuhan akan jahe kini cukup meningkat. Sebab jahe bisa menjadi salah satu rempah untuk meningkatkan imunitas tubuh setiap orang. Maka dari itulah, permintaan pasar pun semakin tinggi dan hal ini memberikan kesempatan besar bagi Anda untuk mulai membudidayakan jahe di rumah. Sejak dulu, jahe ini memang sudah digunakan untuk menjadi obat berbagai penyakit. Masyarakat juga banyak memanfaatkan jahe dalam kehidupan sehari-hari. Terutama yang biasa dijadikan obat adalah jahe merah. Nah, adapun beberapa manfaat jahe bagi kesehatan tubuh adalah sebagai berikut:
Dengan banyaknya khasiat jahe ini, maka berbagai macam jenis produk pun bisa diolah dengan bahan dasar jahe. Mulai dari jamu, makanan, minuman, atau obat-obatan. Sehingga ketika hendak melakukan budidaya, Anda bisa menjadikan hal ini sebagai pertimbangan. Ada banyak faktor pendorong yang bisa membuat Anda lebih yakin dalam memulai budidaya ini. Nah, untuk lebih meyakinkan Anda, berikut ada beberapa hal yang bisa menjadi alasan pentingnya memulai budidaya jahe:
Hambatan Budidaya Jahe bagi PemulaSelain peluang dan langkah-langkah budidaya, mengetahui hambatan saat budidaya jahe juga amat penting. Dengan mengetahui hambatan yang bisa muncul, Anda bisa memperkirakan dan menyiapkan banyak hal untuk mengantisipasinya. Sebab jika hambatan tersebut tidak diantisipasi maka ada kemungkinan budidaya bisa gagal. Hambatan-hambatan berikut juga bisa dijadikan pelajaran, supaya budidaya Anda bisa lebih lancar. Karena belajar dari kesalahan-kesalahan mereka yang telah melakukan budidaya lebih dulu. Nah, tanpa berlama-lama lagi, berikut adalah hambatan yang mungkin akan Anda hadapi saat menjalankan budidaya.
Langkah-Langkah Budidaya JaheJahe menjadi rempah-rempah yang amat bermanfaat di Indonesia. Berbagai macam minuman jahe diyakini bisa menjadi obat beberapa penyakit, seperti batuk dan masuk angin. Selain itu masih banyak lagi manfaat jahe bagi kesehatan. Maka dari itu, semakin banyak yang tahu khasiat jahe bagi tubuh, permintaannya di pasar pun semakin tinggi. Nah,hal ini menjadi peluang besar bagi Anda yang ingin membudidayakan jahe. Jika hendak memulai budidaya jahe, simak dulu langkah-langkah mudah budidayanya berikut ini. 1. Mempersiapkan alat, bahan, dan lahanLangkah pertama tentu adalah menyiapkan semua keperluan budidaya. Adapun alat-alat untuk budidaya jahe ini bergantung pada media tanamnya. Jika hendak menanam jahe di ladang, gemburkan dulu tanahnya dengan cangkul. Namun jika ingin menanamnya di pot, maka Anda hanya butuh polybag dan sekop kecil untuk memasukkan tanah. Tanah yang bagus dan subur untuk menanam jahe adalah tanah humus. Lalu untuk campurannya Anda bisa memakai jerami. Selain itu, Anda juga harus menyediakan kotak kayu sebagai tempat untuk menyemai bibit. Siapkan pula alat berkebun yang lainnya, seperti pisau atau gunting dan pancong. Juga Anda perlu menyiapkan fungisida, sebab tanaman jahe akan dicelupkan ke fungisida lebih dulu. Langkah kedua adalah dengan menentukan dan memilih bibit jahe. Pemilihan bibit sangatlah penting dilakukan. Dari bibit inilah nantinya akan tumbuh jahe, jadi berkualitas tidaknya hasil panen turut dipengaruhi oleh bibit yang ditanam. Salah satu cara mencari bibit jahe yang bagus adalah dengan mencarinya di lahan jahe yang sudah cukup tua. Bibit jahe berupa rimpang, sebab tanaman ini tumbuh dari tunas yang telah muncul dari rimpang. Adapun ciri-ciri rimpang atau bibit jahe yang unggul yaitu kulitnya mulus, sehat, dan terbebas dari hama penyakit. Untuk menjadikannya bibit, Anda bisa memotongnya menjadi 3 sampai 5 bagian. Setelah itu Anda bisa merendamnya di cairan antibiotik. Jika sudah, bisa ditiriskan, kemudian dijemur. 3. Menyiapkan lahan tanam jaheLangkah ketiga yaitu menyiapkan lahan. Ada dua tipe lahan yang bisa digunakan untuk budidaya jahe. Lahan pertama yaitu memakai polybag atau karung dan yang kedua bisa memakai lahan tanah. Meski begitu keduanya tetap harus menggunakan tanah yang subur. Adapun tanah yang sesuai untuk menanam jahe adalah tanah andosol atau latosol yang berwarna merah coklat. Lalu untuk ph tanahnya sendiri berada pada tingkat keasaman kira-kira pH 6,8 sampai 7,4. Jika tanahnya memiliki pH yang lebih tinggi atau lebih rendah, maka tumbuh kembang jahe juga akan kurang maksimal. 4. Menanam JaheLangkah keempat dalam membudidayakan jahe yaitu menanam bibit jahe. Tanaman jahe ini tidak bisa ditanam secara mendadak, jadi Anda harus menyiapkan segala keperluannya lebih dulu. Lahan yang akan ditanami jahe harus diolah satu bulan sebelum waktu menanam. Karena Anda juga harus membersihkan gulma atau sisa tanaman yang ada di lahan tanam sebelumnya. Jika sudah bersih, barulah tanah bisa dicangkul. Untuk kedalaman cangkulan usahakan berada dalam kisaran 25 – 35 cm, supaya tanah menjadi gembur. Jika tanah sudah gembur dan lahan siap ditanami, bibit jahe pun sudah bisa ditanam. Sebelum itu, Anda perlu membuat lubang yang berjarak dahulu sedalam 3-7 cm. Nantinya, bibit jahe akan ditanam di sini. Untuk jaraknya juga perlu diperhatikan, jangan terlalu dekat dan jangan terlalu jauh. 5. Merawat tanaman jaheSelanjutnya yang tak kalah penting untuk Anda lakukan adalah merawat. Setelah proses penanaman selesai, Anda juga harus merawatnya dengan baik supaya jahe juga tumbuh dengan baik. Proses ini amat penting, sebab tanpa perawatan yang tepat, tanaman jahe tidak akan tumbuh dan berkembang. Proses perawatan jahe perlu dilakukan sekitar 6-8 minggu setelah ditanam. Jika sudah sampai waktu tersebut, Anda perlu menaburkan pupuk di sekitar tanaman jahe. Tapi dalam pemupukan ini, tak boleh sembarangan. Pupuk yang ditabur tidak boleh sampai mengenai batang atau rimpang jahenya. Jadi pemupukan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. 6. Memanen jaheLangkah terakhir dalam budidaya jahe adalah memanennya. Tanaman jahe akan siap dipanen saat usianya sudah 4 bulan. Adapun ciri-ciri tanaman yang siap panen yaitu daunnya berwarna kuning lalu batangnya sudah mulai kering. Untuk memanen jahe, akan lebih mudah dilakukan memakai cangkul atau garpu. Penggunaan cangkul harus sangat hati-hati, sebab jika tidak nantinya cangkul bisa mengenai jahe. Garpu bisa digunakan lebih fleksibel, sebab bentuknya yang kecil bisa dipakai lebih hati-hati. Jika jahe sudah selesai dipanen, selanjutnya Anda bisa membersihkannya dari tanah-tanah yang menempel dan serat-seratnya. Setelah itu jemur kurang lebih selama satu minggu. Barulah jahe siap dijual. Saat proses pemanenan dan pembersihan, jangan sampai jahe terluka. Tips Mengatasi Penyakit pada Tanaman JaheKetika budidaya jahe, tentu akan ada banyak kemungkinan. Termasuk kemungkinan tanaman jahe yang sudah dirawat dengan baik mengalami serangan penyakit, sehingga hasilnya kurang memuaskan. Penyakit pada jahe bisa berupa rimpang pada jahe atau tanaman yang layu. Layunya tanaman jahe menjadi penyakit yang kerap sekali dihadapi para petani jahe. Biasanya hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel pada tanaman. Jika layunya tanaman tidak segera diatasi maka bisa saja menyebabkan gagal panen. Tanaman jahe yang layu biasanya karena terkena bakteri pathogen, Psuedomonas solanacearum dan P Zingeberi. Bakteri-bakteri tersebut diduga menjadi pemicu munculnya penyakit pada jahe. Adapun ciri-ciri tanaman jahe yang terkena bakteri bisa dilihat pada helaian daun bagian bawah. Akan ada helaian daun bagian bawah yang menggulung-gulung atau melipat. Nah, nantinya gulungan itu akan menjalar ke daun bagian atas. Jika sudah merata, warna daun akan berubah dari yang tadinya hijau segar menjadi kuning kecoklatan dan layu. Maka dari itu, sangat penting bagi Anda untuk segera melakukan tindakan saat mengetahui hal ini. Nah, berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi tanaman jahe yang layu: Langkah pertama untuk mengatasinya adalah dengan melakukan penanganan dengan segera. Cara ini bisa dilakukan jika Anda memperhatikan tanaman jahe. Ketika ciri-cirinya sudah muncul pada satu dua tanaman, Anda harus segera melakukan tindakan. Cobalah untuk membuang daun” yang sudah menguning sembari mencari obat untuk tanaman. Jangan menunggu sampai semua tanaman layu dengan daun kuning kecoklatan. 2. Gunakan fungisida yang sudah direkomendasikan oleh pemerintahLangkah selanjutnya yaitu dengan menyemprotkan obat tanaman pada jahe. Cara ini bisa dilakukan dan efektif untuk membunuh bakteri yang ada pada tanaman jahe. Jika bakteri pada jahe sudah mati, maka tanaman pun akan kembali pulih dan tumbuh dengan baik. Namun usahakan agar memakai obat-obatan yang disarankan oleh kementerian. Sebab jika memakai sembarang obat, selain akan membuat tanaman tidak sehat juga akan nencemari lingkungan. Langkah ke tiga dalam menangani layunya tanaman jahe adalah dengan memperlakukan tanaman dengan baik. Seperti membuat media tanam jahe atau lahan dengan tepat sebelum proses penanaman. Kemudian memberikan air dan menyiran jahe dengan teratur,serta melakukan pemantauan rutin terhadap tanaman. Dengan begitu tanaman jahe akan tumbuh dengan baik dan terhindar dari penyakit. Biasanya penyakit layu pada jahe juga disebabkan karena kurangnya perawatan, seperti tidak adanya pupuk yang diberikan, atau lahan media tanam yang terlalu kering. Sehingga tumbuhan kekurangan air. Nah, itulah tadi beberapa hal penting untuk budidaya jahe. Sebelum memulai budidaya amat penting bagi Anda untuk mengetahui langkah-langkah, termasuk peluang dan hambatan yang mungkin akan muncul. Dengan mempelajari hal-hal terkait budidaya sebelumnya, maka saat memulai dan menjalaninya Anda akan lebih yakin. Selain itu, Anda juga sudah tau apa yang harus dilakukan step by step. Termasuk ketika mengalami hambatan, Anda sudah bisa mempersiapkan solusi yang tepat supaya hasil budidaya tetap bisa maksimal. Semoga artikel ini membantu Anda untuk memulai budidaya ya. Nah, untuk menambah wawasan dalam budidaya jahe, Anda bisa juga membaca buku Gramedia berjudul Sukses Budidaya Jahe Organik di Pekarangan dan Perkebunan berikut ini.
|