Apa kata ustad abdul somad tentang orang yang saling menyalahkan

8 dari 8 halaman

Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul " Viral Isu Kiamat pada 15 Ramadhan, Peneliti LAPAN Ingatkan Keesaan Allah" dimuat situs liputan6.com, pada 5 Mei 2020.

Dalam artikel tersebut, Abdul Rachman, peneliti sains antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), kepada Liputan6.com mengatakan bahwa tidak ada dalil agama yang mengindikasikan bahwa ad-dukhan akan terjadi pada 15 Ramadhan kali ini.

UAS Penasaran Alasan Hotman Paris Selalu Bangun Subuh

" Hadis yang dijadikan dalil dukhan pada 15 Ramadhan adalah hadits palsu. Lagipula, berdasarkan pengamatan dan pemodelan asteroid dan komet tidak ada indikasi bahwa akan ada tabrakan dengan Bumi dalam waktu dekat ini, bahkan hingga 100 tahun ke depan," ujarnya.

Meski demikian, sebagai umat beriman, peneliti yang kini tinggal di Bern, Swiss, ini mengatakan bawah benda-benda langit dan seluruh alam semesta adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang dengan memahaminya hendaknya menjadikan kita lebih dekat terhadap Allah SWT.

Abdul Rachman, yang sedang menempuh studi doktoral di Jurusan Astronomi, University of Bern, menegaskan bahwa benda langit seperti meteor memang bisa mengakibatkan kerusakan di permukaan Bumi dari skala kecil hingga besar, bahkan mengakibatkan kepunahan global.

" Ini bisa terjadi kapan saja, maka kita sebagai orang beriman harus bersiap menghadapinya," kata Abdul Rahman.

Kabar kabut tebal dan suara keras akan muncul, pada Jumat pertengahan Ramadhan bersumber dari hadis yang lemah, bahkan sebagian ulama menyebutnya sebagai hadis palsu.

Dari sisi ilmu astronomi, berdasarkan pengamatan dan pemodelan asteroid dan komet tidak ada indikasi bahwa akan ada tabrakan dengan Bumi dalam waktu dekat ini, bahkan hingga 100 tahun ke depan.

Sumber: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono

Apa kata ustad abdul somad tentang orang yang saling menyalahkan

Ustadz Abdul Somad menerangkan empat mazhab fiqih. /Islamic Center NTB

KLIKMATARAM - Ustadz Abdul Somad mengatakan, dalam menghadapi perbedaan dibutuhkan sikap lapang dada. Sebab satu pendapat atau ijtihad ulama dengan yang lainnya bisa jadi benar, sehingga tidak boleh saling menyalahkan.

Sumber hukum, kata Ustadz Abdul Somad atau UAS, yakni Alquran dan hadits memiliki perbedan penafsiran tertentu. Itu sebabnya ada pendapat yang bertolak-belakang.

Namun umat, jelas Ustadz Abdul Somad lagi, dipersilakan memilih pendapat atau ijthad para ulama.

Baca Juga: Diteriaki Maling Mobil yang Dikendarainya, Pria Ini Harus Kehilangan Nyawa

“Satu hadits dengan satu ayat, dua hadis dengan lima ayat, lima hadits dengan tiga ayat, kontradiktif. Lalu ulama berbeda pendapat dan berijtihad, maka dalam hal itu kita memilih salah satu,” ucapnya.

Diterangkan UAS, salah satu contohnya adalah melihat perbedaan mengangkat dan menggerakkan telunjuk pada saat tasyahud atau tahiyat.

Dalam satu hadits dijelaskan, bahwa ada yang menyebutkan nabi mengangkat telunjuk tanpa menggerakan. Hadits lainnya menyebutkan nabi mengangkat dan menggerakan telunjuk pada saat tasyahud.

UAS menjelaskan lebih lanjut, bahwa perlu diketahui bagaimana masing-masing mazhab berpendapat mengenai menggerakan dan mengangkat telunjuk. Beberapa pendapat itu sebagai berikut.

Menurut mazhab Maliki, telunjuk diangkat dan digerakkan sejak awal hingga akhir do tasyahud.