Apa hikmah pengulangan Qashash dalam Al Quran?

Dalam al-Quran selain diungkapkan kisah-kisah yang hanya sekali saja seperti kisah Luqman al-Hakim, kisah Ashab al-Kahfi dan lain-lain. Juga ada kisah yang mengalami pengulangan-pengulangan sesuai kebutuhan dan kemaslahatan.

Pengulangan kisah tersebut tidak saja dalam satu bentuk. Pada satu tempat ada bagian-bagian yang didahulukan, sedang di tempat lain diakhirkan. Demikian pula terkadang dikemukakan secara ringkas dan kadang-kadang secara panjang lebar.

Menurut Muhammad Said Ramadhan al-Buthi, pengulangan kisah dalam al-Quran bukanlah pengulangan yang meliputi seluruhnya, melainkan hanya bagian-bagian tertentu saja. Jika diteliti secara mendalam pengulangan tersebut terjadi dalam tiga bentuk :

  1. Pengulangan kisah dengan tokoh yang berbeda. Misalnya kisah Nabi Nuh as., Hud as., dan Saleh as. dalam QS. al-A'raf [7]: 59-64, 65-72,73-79.
  2. Pengulangan kisah dengan kronologi yang berbeda. Misalnya kisah Nabi Syu'aib yang di-ceritakan dalam QS. al-A'raf [7]: 85-93. QS. Hud [11]: 84-95, dan kisah Nabi Luth as. dalam QS. Hud [11]: 77-83 dan, al-Hijr [15]: 61-75.
  3. Pengulangan dengan gaya bahasa yang berbeda. Misalnya kisah Nabi Musa as. yang diceritakan dalam QS. Thaha [20]: 24-98, asy-Syu'ara [26]' 10-68 dan al-Qashash [28]: 1-24.

Adapun hikmah pengulangan kisah dalam al-Quran adalah :

Menjelaskan kebalaghahan al-Quran dalam tingkat paling tinggi. Sebab di antara keistimewaan balaghah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam bentuk yang berbeda. Dan kisah yang berulang itu dikemukakan di setiap tempat dengan uslub yang berbeda satu dengan yang lain serta dituangkan dalam pola yang berlainan pula, sehingga tidak membuat orang merasa bosan karenanya. Bahkan dapat menambah ke dalam jiwanya makna-makna baru yang tidak didapatkan di saat membacanya di tempat lain.

Menunjukkan kebenaran ijaz al-Quran. Sebab mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat di mana salah satu bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan Arab. Merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa al-Quran itu datang dari Allah

Memberikan perhatian penuh kepada kisah itu, agar pesannya lebih mantap dan melekat dengan jiwa. Hal ini karena pengulangan merupakan salah satu cara pengukuhan dan indikasi betapa besarnya perhatian misalnya kisah Musa dan Fir'aun.

Perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diungkapkan maka sebagian dari maknanya diterangkan dan satu sama lainnya itulah yang diperlukan, sedang makna-makna lainnya dikemukakan di tempat yang lain sesuai dengan tuntutan yang lain.

Referensi Makalah®

Kepustakaan:

Abu al-Husain Ahmad ibn Faris Zakariyah, Mu'jam Maqayis al-Lughah, Juz V [Cet.I; Beirut, t.th.]. Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia [Yogyakarta: Pustaka Progressif 1984]. Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu al-Qur'an [Jakarta : Bulan Bintang. 1993]. Syihabuddin Qalyubi, Statistika al-Quran [Pengantar Orientasi Study al-Quran] [Yogyakarta: Titian llahi pers, 1997].

Hikmah Dibalik Pengulangan Kisah-kisah di dalam Al-Qur’an

BincangSyariah.Com – Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-Qur’an itu mengandung kisah-kisah yang diulang-ulang di surah yang berbeda-beda, padahal isinya sama. Ada pula yang kisahnya itu temanya sama namun dikisahkan dengan gambaran yang berbeda-beda. Ada pula yang dikisahkan dengan ringkas dan ada yang panjang lebar. Lalu apa hikmah dibalik pengulangan kisah-kisah di dalam Al-Qur’an tersebut?

Syekh Manna’ Al-Qaththan di dalam kitabnya “Mabahits Fi Ulumil Qur’an” menjelaskan bahwa di antara hikmah dibalik berulangnya kisah-kisah di dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut.

Pertama. Bukti bahwa itulah puncak dari balaghahnya Al-Qur’an

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu keistimewaaan balaghah [nya suatu bacaan] adalah menampakkan satu makna dengan gambaran-gambaran yang berbeda-beda, kisah yang berulang-ulang di setiap tempat dengan gaya bahasa yang berbeda-beda antara satu tempat dengan yang lainnya, dan terformat dalam suatu format yang berbeda dengan format yang lainnya.

Manusia pun tidak condong/fokus dengan pengulangan kisah-kisahnya, tetapi makna-makna yang tidak ia pahami di tempat-tempat yang lain itu justru diperbaharui di dalam dirinya dengan berulangnya kisah itu.

Kedua. Kuatnya Al-Qur’an untuk melemahkan yang lainnya.

Berulangnya kisah yang sama dan satu makna dengan gambaran yang berbeda-beda adalah untuk menunjukkan ketidak mampuan orang Arab untuk mendatangkan satu gambaran saja darinya. Inilah puncak dari tantangan Al-Qur’an kepada orang Arab.

Mereka disuruh mendatangkan satu ayat saja tidak bisa, apalagi mendatangkan beberapa ayat dengan makna yang sama. Sekali lagi ini adalah salah satu bukti kemukjizatan Al-Qur’an yang hanya Allah swt. saja yang mampu membuatnya.

Ketiga.  Agar kisah tersebut diperhatikan dan dijadikan pelajaran dalam diri.

Jadi, berulangnya kisah-kisah di dalam Al-Qur’an adalah salah satu cara bentuk penguatan dan perhatian yang harus benar-benar diperhatikan. Seperti kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir’aun. Kisah keduanya adalah perumpamaan yang sempurna tentang pertarungan antara yang benar/hak dan yang salah/batil. Di mana kisahnya tidak hanya diulang dalam satu surah saja, tetapi diulang-ulang dalam banyak surah.

Keempat. Menunjukkan adanya tujuan yang berbeda di setiap kisah itu disebutkan.

Jadi, meskipun kisah tersebut sama, namun maksud dan tujuannya berbeda-beda di setiap kisah itu disebutkan kembali dalam ayat yang lain. Yakni disesuaikan dengan situasi dan kondisi sebab turunnya ayat itu.

Misalnya dalam satu kondisi Nabi saw. menerima wahyu tentang kisah Nabi Musa a.s. untuk meneguhkan hati beliau bahwa dari dulu bangsa Yahudi keras kepala. Di dalam situasi dan kondisi lainnya Nabi saw. menghadapi masalah yang berbeda dan Allah swt. mewahyukan kembali tentang kisah Nabi Musa a.s.

Demikianlah empat hikmah dibalik berulangnya kisah-kisah di dalam Al-Qur’an. Wa Allahu A’lam bis Shawab.

Studi Ilmu-ilmu Al-qur’an; Mannaa’ Khaliil al-Qattaan

Al-Qur’an banyak mengandung berbagai kisah yang diungkapkan berulang-ulang di beberapa tempat. Sebuah kisah terkadang berulang-ulang kali disebutkan dalam al-Qur’an dan dikemukakan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Di satu tempat ada bagian-bagian yang didahulukan, sedang di tempat lain diakhirkan. Demikian pula terkadang dikemukakan secara ringkas dan kadang-kadang secara panjang lebar, dan sebagainya. Di antara hikmahnya ialah:

1. Menjelaskan ke-balaghah-an al-Qur’an dalam tingkat paling tinggi. Sebab di antara keistimewaan balaghah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai bentuk yang berbeda. Dan kisah yang berulang ini dikemukakan di setiap tempat dalam uslub yang berbeda satu dengan yang lain serta dituangkan dalam pola yang berlainan pula, sehingga tidak membuat orang merasa bosan karenanya, bahkan dapat menambah ke dalam jiwanya makna-makna baru yang tidak didapatkan di saat membacanya di tempat yang lain.

2. Menunjukkan kehebatan mukjizat al-Qur’an. Sebab mengemukakan suatu makna dalam beragai bentuk susunan kalimat di mana salah satu bentuk tak dapat ditandingi oleh sastrawan Arab, merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa al-Qur’an itu datang dari sisi Allah.

3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa. Hal ini karena pengulangan merupakan salah satu cara pengukuhan dan indikasi betapa besarnya perhatian. Misalnya kisah Musa dengan Fir’aun. Kisah ini menggambarkan secara sempurna pergulatan sengit antara kebenaran dengan kebathilan. Dan sekalipun kisah ini sering diulang, tetapi pengulangannya tidak pernah terjadi dalam sebuah surah.

4. Perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diungkapkan. Maka sebagian dari makna-maknanya diterangkan di satu tempat, karena hanya itulah yang diperlukan, sedang makna-makna lainnya dikemukakan di tempat yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.

&

Tag:agama, Al-qur'an, ‘Ulumul Qur’an, bahasa indonesia, ilmu, Ilmu Al-Qur’an, info islam, Mannaa’ Kahlil al-Qattaan, religion, riwayat

Memahami Hikmah dan Faedah Pengulangan Qasas Al Quran [portalsantri.com]

Allah telah menetapkan bahwasanya dalam kisah kaum-kaum terdahulu terdapat hikmah dan pelajaran bagi orang-orang yang berakal, serta yang mampu merenungi kisah-kisah tersebut, menemukan hikmah dan nasihat yang tersurat maupun yang tersirat di dalamnya, serta menggali pelajaran dan petunjuk hidup dari kisah-kisah tersebut.

Allah juga memerintahkan agar kita bertadabur terhadapnya, menyuruh untuk meneladani kisah orang-orang yang sholih lagi muslih, serta mengambil metode mereka untuk menyebarkan rahmat allah ke seluruh alam semesta.

Diantara faedah yang dapat kita ambil dari kajian kisah-kisah dalam al-quran seperti yang disebutkan oleh Syech Manna' Al Qattan dalam kitabnya yang fenomenal dengan adalah :

Menjelaskan asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad.

Baca juga : Hak dan Kewajiban Warga Negara: Pandangan Dalam Nilai-Nilai Islam serta Al Quran

Menguatkan hati rosulallah [Nabi Muhammad SAW] dan hati umat muhammad atas agama Allah dan juga memperkuat keyakinan orang-orang yang beriman tentang pertolongan al-haq dan bala tentaranya serta kehancuran kaum yang menyimpang. Seperti firman Allah [QS; Hud; 120]

Membenarkan para nabi terdahulu dan mengabadikan jejak dan peninggalannya.

Kisah-kisah tentang adzab, maupun kisah tentang surga harus kita jadikan pelajaran untuk memperbaiki diri sendiri terlebih mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan. Seperti dalam firman Allah [QS; Yusuf: 111]

Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad dalam misi dakwahnya dengan mengkabarkan kisah-kisah umat terdahulu.

Pengulangan kisah dan hikmanya.

Pengulangan kisah-kisah dalam Al-Quran tidak semata-mata yang maha agung [Allah SWT] kehabisan tema untuk dibahas dalam Al-Quran, akan tetapi Allah menitipkan pesan tersirat dalam setiap pengulangan kisah-kisahnya, dan dengan  pengulangan kisah tersebut membuat Al-Quran dari sudut pandang balaghah menjadi sangat mempesona untuk dikaji lebih dalam. 

Page 2

Allah telah menetapkan bahwasanya dalam kisah kaum-kaum terdahulu terdapat hikmah dan pelajaran bagi orang-orang yang berakal, serta yang mampu merenungi kisah-kisah tersebut, menemukan hikmah dan nasihat yang tersurat maupun yang tersirat di dalamnya, serta menggali pelajaran dan petunjuk hidup dari kisah-kisah tersebut.

Allah juga memerintahkan agar kita bertadabur terhadapnya, menyuruh untuk meneladani kisah orang-orang yang sholih lagi muslih, serta mengambil metode mereka untuk menyebarkan rahmat allah ke seluruh alam semesta.

Diantara faedah yang dapat kita ambil dari kajian kisah-kisah dalam al-quran seperti yang disebutkan oleh Syech Manna' Al Qattan dalam kitabnya yang fenomenal dengan adalah :

Menjelaskan asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad.

Baca juga : Hak dan Kewajiban Warga Negara: Pandangan Dalam Nilai-Nilai Islam serta Al Quran

Menguatkan hati rosulallah [Nabi Muhammad SAW] dan hati umat muhammad atas agama Allah dan juga memperkuat keyakinan orang-orang yang beriman tentang pertolongan al-haq dan bala tentaranya serta kehancuran kaum yang menyimpang. Seperti firman Allah [QS; Hud; 120]

Membenarkan para nabi terdahulu dan mengabadikan jejak dan peninggalannya.

Kisah-kisah tentang adzab, maupun kisah tentang surga harus kita jadikan pelajaran untuk memperbaiki diri sendiri terlebih mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan. Seperti dalam firman Allah [QS; Yusuf: 111]

Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad dalam misi dakwahnya dengan mengkabarkan kisah-kisah umat terdahulu.

Pengulangan kisah dan hikmanya.

Pengulangan kisah-kisah dalam Al-Quran tidak semata-mata yang maha agung [Allah SWT] kehabisan tema untuk dibahas dalam Al-Quran, akan tetapi Allah menitipkan pesan tersirat dalam setiap pengulangan kisah-kisahnya, dan dengan  pengulangan kisah tersebut membuat Al-Quran dari sudut pandang balaghah menjadi sangat mempesona untuk dikaji lebih dalam. 


Lihat Filsafat Selengkapnya

Page 3

Allah telah menetapkan bahwasanya dalam kisah kaum-kaum terdahulu terdapat hikmah dan pelajaran bagi orang-orang yang berakal, serta yang mampu merenungi kisah-kisah tersebut, menemukan hikmah dan nasihat yang tersurat maupun yang tersirat di dalamnya, serta menggali pelajaran dan petunjuk hidup dari kisah-kisah tersebut.

Allah juga memerintahkan agar kita bertadabur terhadapnya, menyuruh untuk meneladani kisah orang-orang yang sholih lagi muslih, serta mengambil metode mereka untuk menyebarkan rahmat allah ke seluruh alam semesta.

Diantara faedah yang dapat kita ambil dari kajian kisah-kisah dalam al-quran seperti yang disebutkan oleh Syech Manna' Al Qattan dalam kitabnya yang fenomenal dengan adalah :

Menjelaskan asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad.

Baca juga : Hak dan Kewajiban Warga Negara: Pandangan Dalam Nilai-Nilai Islam serta Al Quran

Menguatkan hati rosulallah [Nabi Muhammad SAW] dan hati umat muhammad atas agama Allah dan juga memperkuat keyakinan orang-orang yang beriman tentang pertolongan al-haq dan bala tentaranya serta kehancuran kaum yang menyimpang. Seperti firman Allah [QS; Hud; 120]

Membenarkan para nabi terdahulu dan mengabadikan jejak dan peninggalannya.

Kisah-kisah tentang adzab, maupun kisah tentang surga harus kita jadikan pelajaran untuk memperbaiki diri sendiri terlebih mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan. Seperti dalam firman Allah [QS; Yusuf: 111]

Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad dalam misi dakwahnya dengan mengkabarkan kisah-kisah umat terdahulu.

Pengulangan kisah dan hikmanya.

Pengulangan kisah-kisah dalam Al-Quran tidak semata-mata yang maha agung [Allah SWT] kehabisan tema untuk dibahas dalam Al-Quran, akan tetapi Allah menitipkan pesan tersirat dalam setiap pengulangan kisah-kisahnya, dan dengan  pengulangan kisah tersebut membuat Al-Quran dari sudut pandang balaghah menjadi sangat mempesona untuk dikaji lebih dalam. 


Lihat Filsafat Selengkapnya

Page 4

Allah telah menetapkan bahwasanya dalam kisah kaum-kaum terdahulu terdapat hikmah dan pelajaran bagi orang-orang yang berakal, serta yang mampu merenungi kisah-kisah tersebut, menemukan hikmah dan nasihat yang tersurat maupun yang tersirat di dalamnya, serta menggali pelajaran dan petunjuk hidup dari kisah-kisah tersebut.

Allah juga memerintahkan agar kita bertadabur terhadapnya, menyuruh untuk meneladani kisah orang-orang yang sholih lagi muslih, serta mengambil metode mereka untuk menyebarkan rahmat allah ke seluruh alam semesta.

Diantara faedah yang dapat kita ambil dari kajian kisah-kisah dalam al-quran seperti yang disebutkan oleh Syech Manna' Al Qattan dalam kitabnya yang fenomenal dengan adalah :

Menjelaskan asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad.

Baca juga : Hak dan Kewajiban Warga Negara: Pandangan Dalam Nilai-Nilai Islam serta Al Quran

Menguatkan hati rosulallah [Nabi Muhammad SAW] dan hati umat muhammad atas agama Allah dan juga memperkuat keyakinan orang-orang yang beriman tentang pertolongan al-haq dan bala tentaranya serta kehancuran kaum yang menyimpang. Seperti firman Allah [QS; Hud; 120]

Membenarkan para nabi terdahulu dan mengabadikan jejak dan peninggalannya.

Kisah-kisah tentang adzab, maupun kisah tentang surga harus kita jadikan pelajaran untuk memperbaiki diri sendiri terlebih mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan. Seperti dalam firman Allah [QS; Yusuf: 111]

Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad dalam misi dakwahnya dengan mengkabarkan kisah-kisah umat terdahulu.

Pengulangan kisah dan hikmanya.

Pengulangan kisah-kisah dalam Al-Quran tidak semata-mata yang maha agung [Allah SWT] kehabisan tema untuk dibahas dalam Al-Quran, akan tetapi Allah menitipkan pesan tersirat dalam setiap pengulangan kisah-kisahnya, dan dengan  pengulangan kisah tersebut membuat Al-Quran dari sudut pandang balaghah menjadi sangat mempesona untuk dikaji lebih dalam. 


Lihat Filsafat Selengkapnya

Video yang berhubungan