4 Apa saja yang menjadi ancaman militer dan berikan contoh?

tirto.id - Integrasi bangsa Indonesia bisa saja terusik oleh ancaman militer, baik itu dari dalam negeri atau dari luar negeri. Ancaman militer termasuk ancaman bersenjata secara terorganisir yang dapat membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kepulauan Nusantara alias Indonesia terletak di lokasi yang amat strategis karena diapit dua benua, yakni Asia dan Australia, serta berada di antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Indonesia juga dikenal dengan kesuburan dan kekayaan alamnya. Bahkan, di masa lalu, Nusantara merupakan surga rempah-rempah yang menjadi komoditas mahal di Eropa. Kepulauan Nusantara pernah diperebutkan oleh bangsa-bangsa kolonial dari Eropa di masa silam.

Tidak hanya itu, Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari 1.340 suku serta lebih dari 300 kelompok etnik, juga keanekaragaman budaya lainnya. Jika tidak terintegrasi dengan baik, kemajemukan ini justru dapat menjadi ancaman internal bagi keutuhan NKRI.

Baca juga:

  • Mengenal Strategi Militer Indonesia untuk Hadapi Ancaman
  • Sejarah TNI 5 Oktober: Urutan Sejarah BKR hingga ABRI
  • Klasifikasi Demokrasi Berdasarkan Titik Berat, Ideologi, & Rakyat

Sejarah Ancaman Militer Terhadap NKRI

Dilansir laman Kemdikbud, ancaman adalah usaha terorganisir yang diperkirakan dapat membahayakan keselamatan bangsa, keamanan, kedaulatan, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Undang-Undang (UU) No. 3 Tahun 2002, ancaman militer yang dapat dihadapi Indonesia adalah agresi militer, pelanggaran wilayah, spionase, dan sabotase. Selain itu, ada juga ancaman dalam negeri yang dapat berpotensi memecah belah integrasi bangsa Indonesia.

Dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan (2009) yang ditulis Sugiyono, Gunawan, dan Muji Rahayu, berikut ini penjelasan rinci mengenai jenis-jenis ancaman militer yang dapat mengancam keutuhan dan kedaulatan NKRI.

1. Agresi Militer

Agresi militer adalah penggunaan kekuatan bersenjata dari suatu negara untuk menyerang negara lain. Sejarah mencatat, Indonesia pernah menjadi sasaran agresi militer oleh Belanda selepas kemerdekaan.

Agresi Militer Belanda I dilancarkan pada 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947 dengan Jawa dan Sumatra sebagai tujuan invasinya. Sedangkan Agresi Militer Belanda II terjadi tanggal 19-20 Desember 1948 di Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota RI.

Baca juga:

  • Sejarah Agresi Militer Belanda I: Latar Belakang, Kronologi, Dampak
  • Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949: Kronologi & Kontroversi
  • Sejarah Agresi Militer Belanda II: Latar Belakang, Tokoh, Dampaknya

2. Pelanggaran Wilayah

Pelanggaran wilayah dilakukan dengan memasuki wilayah perbatasan laut atau darat Indonesia oleh unsur negara lain tanpa seizin petugas perbatasan.

Kasus pelanggaran wilayah di Indonesia ini misalnya dilakukan oleh Malaysia di Blok Ambalat. Hingga sekarang, lebih dari 9 kali pesawat perang milik Malaysia masuk ke wilayah Indonesia secara sewenang-wenang.

3. Spionase

Ancaman spionase atau mata-mata dilakukan dengan diam-diam mencari informasi untuk mendapatkan rahasia militer Indonesia.

Kasus spionase di Indonesia ini pernah terjadi pada 1982 ketika Alexandre Finenko, intel Uni Soviet, bertugas dalam Operasi Aeroflot untuk mengorek dokumen rahasia dari perwira tinggi militer RI, Letkol Soesdarjanto.

Alexandre Finenko ditangkap pada 6 Februari 1982. Ia melakukan mogok makan hingga dideportasi pada 13 Februari 1982 dan Operasi Aeroflot diputuskan untuk diakhiri.

Baca juga:

  • Sejarah Perundingan Roem-Royen: Latar Belakang, Isi, Tokoh
  • Sejarah Perundingan Renville: Latar Belakang, Isi, Tokoh, & Dampak
  • Sejarah Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, Tokoh Delegasi

3. Ancaman Sabotase

Ancaman militer dalam bentuk sabotase dilakukan dengan merusak instalasi penting militer dan objek vital nasional yang dapat membahayakan kedaulatan NKRI.

4. Ancaman Kerusuhan

Ancaman kerusuhan umumnya terjadi karena kesenjangan sosial ekonomi atau pemaksaan kepentingan dari golongan tertentu.

Jika kerusuhan itu disertai kekerasan maka berpotensi memecah belah masyarakat, seperti kerusuhan 1998-1999, kerusuhan Malari 1974, dan lain sebagainya.

Baca juga:

  • Pemberontakan PRRI-Permesta di Sumatera dan Sulawesi
  • Sejarah Kerusuhan di Jakarta: dari 1965 Hingga 2019
  • Sejarah Pemberontakan DI/TII Kahar Muzakkar

5. Pemberontakan Bersenjata

Pemberontakan bersenjata internal merupakan ancaman militer berbahaya bagi kedaulatan Indonesia.

Kasus pemberontakan bersenjata misalnya adalah Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Republik Maluku Selatan (RMS), PRRI/Semesta, dan lain sebagainya.

Baca juga:

  • Sejarah Pemberontakan DI-TII Daud Beureueh di Aceh
  • Sejarah Pemberontakan DI/TII Amir Fatah di Jawa Tengah
  • Sejarah Pemberontakan DI-TII Kartosoewirjo di Jawa Barat

Baca juga artikel terkait ANCAMAN KEDAULATAN NKRI atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/isw)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

4 Apa saja yang menjadi ancaman militer dan berikan contoh?

Ilustrasi ancaman. (Photo by wayhomestudio on Freepik)

Bola.com, Jakarta - Dari dulu hingga saat ini, ada banyak peristiwa yang merupakan ancaman bagi keselamatan masyarakat di berbagai negara. Ancaman tentunya menjadi suatu permasalahan yang dapat meresahkan masyarakat suatu negara.

Ancaman adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu yang berpotensi membahayakan keselamatan individu atau kelompok lain.

Pendapat yang lain mengatakan ancaman adalah setiap kegiatan atau usaha, baik yang dilakukan di luar negeri atau dalam negeri, yang dinilai bisa membahayakan kedaulatan negara maupun keutuhan wilayah negaranya serta keselamatan segenap bangsa dan negara.

Menurut seorang ahli bernama Treats, ancaman adalah terjadinya situasi penting yang ada pada sebuah perusahaan maupun yang lainya di mana di dalamnya sedang tidak menguntungkan.

Tujuan dari ancaman ini adalah untuk mengubah tatanan suatu bangsa dan negara yang awalnya damai menjadi berantakan dan hancur.

Untuk itu di butuhkan adanya persatuan dan kesatuan dalam menyelesaikan berbagai ancaman yang terjadi.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ancaman, bisa mengenali juga jenis-jenis, contoh ancaman yang pernah terjadi, dan cara mengatasinya yang perlu Anda ketahui.

Berikut ini adalah rangkuman tentang ancaman, seperti dilansir dari laman Symbianplanet dan Maxmanroe, Jumat (16/4/2021).

1. Jenis-jenis Ancaman

Secara umum, ancaman dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ancaman militer dan ancaman non-militer.

Ancaman Militer

Merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan senjata dan dilakukan secara terorganisasi. Ancaman ini dinilai memiliki kemampuan untuk membahayakan kedaulatan negara, keselamatan segenap bangsa dan keutuhan wilayah.

Beberapa yang termasuk ancaman militer, di antaranya:

  • Agresi militer oleh negara lain.
  • Pelanggaran wilayah oleh negara lain.
  • Spionase.
  • Sabotase.
  • Aksi teror bersenjata.
  • Gerakan separatis.
  • Pemberontakan bersenjata.
  • Perang saudara.
  • Gerakan makar.

Ancaman Non-Militer

Merupakan jenis ancaman yang memiliki karakteristik berbeda dengan jenis ancaman militer di mana tidak ada sifat fisik serta bentuknya yang tidak terlihat secara kasat mata. Meski begitu, ancaman non-militer tidak kalah membahayakan, bahkan bisa saja lebih berbahaya dari ancaman militer.

Beberapa yang termasuk dalam jenis ancaman ini di antaranya:

  • Ideologi.
  • Politik.
  • Ekonomi.
  • Sosial budaya.
  • Teknologi.
  • Informasi.
  • Keselamatan umum.

4 Apa saja yang menjadi ancaman militer dan berikan contoh?

Ilustrasi ancaman. (Photo by Sofia Sforza on Unsplash)

2. Contoh Ancaman yang Pernah Terjadi

Brikut ini beberapa contoh ancaman yang sudah pernah terjadi, baik jenis ancaman yang militer atau non-militer.

Ancaman yang Ada di Lingkungan Masyarakat

  • Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran sehingga berpotensi meningkatkan kriminalitas di daerah-daerah tertentu di Indonesia.
  • Pembangunan infrastruktur dan ekonomi yang tidak merata di daerah-daerah tertentu sehingga menyebabkan ketimpangan sosial.
  • Gaya hidup konsumtif makin tinggi di masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang mengakibatkan kesejahteraan hidupnya makin menurun.
  • Tingkat pendidikan yang rendah di kalangan ekonomi kurang mampu sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM).
  • Sebagian masyarakat masih gagap teknologi alias gaptek sehingga tidak dapat mengikuti perkembangan zaman dan mudah termakan hoaks.

Peristiwa Ancaman yang Pernah Terjadi

  • Kasus yang besar di e-KTP menjadi penyebabnya korupsi terkuak di mana-mana.
  • Oktober tahun 2018 terjadi penangkapan atas pelanggaran ilegal fishing, yaitu dua kapal ikan dari negara Vietnam yang tertangkap di Lautan Natuna.
  • Sebanyak 22 kasus deportasi terhadap warga Negara Filipina berjumlah 32 orang dari pelabuhan Belitung di Bandara Soekarno Hatta.
  • Terjadi pemberontakan angkatan perang Ratu Adil di Kota Bandung pada Januari 1950.
  • Badan spionase asing melakukan serangan cyber terhadap sistem komputer Amerika Serikat pada 2008.
  • Pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia yang berlokasi di Ambalat, yaitu di laut Sulawesi pada 24 dan 25 Februari 2007. Selain itu juga pernah terjadi pada kasus antara Indonesia dan Timor Leste, yakni tentang Pulau Batik.
  • Terorisme yang berskala internasional yang memiliki jaringan antarnegara, seperti ISIS (Islamic State Of Iraq and Syria).
  • Hadirnya HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang dipercayai masyarakat serta pemerintah dapat mengancam keberadaan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

3. Cara Mengatasi Ancaman

Ancaman Militer

  • Memperketat pembatasan dengan negara lain.
  • Menanggulangi dan mengatasi ancaman militer dalam negara.
  • Melatih tentara lebih disiplin lagi dalam menjaga daerah perbatasan.
  • Meningkatkan alutista.
  • Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya menjaga dan merawat kedaulatan.

Ancaman Non-Militer

  • Meningkatkan pembangunan.
  • Menjunjung sikap toleransi yang tinggi.
  • Meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM).

Sumber: Symbianplanet, Maxmanroe