Umat Islam berdesakan mengunjungi Gua Hira tempat pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT berupa Alquran melalui Malaikat Jibril /Kabar Banten/Maksuni Husen/ KABAR BANTEN – Gua Hira merupakan tempat bersejarah bagi umat Islam. Di Gua Hira tersebut Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali dari Allah SWT berupa Alquran yang disaampaikan melalui Malaikat Jibril berupa Surat Al Alaq. Gua Hira, terletak di Gunung Jabal Nur. Letak Jabal Nur berada di kawasan Hejaz berjarak sekitar 7 kilometer dari Masjidil Haram. Jabal Nur merupakan gunung bebatuan yang sangat terjal. Nama Jabal Nur berarti gunung cahaya (jabal artinya gunung, nur artinya cahaya). Dinamakan Jabal Nur karena gunung tersebut terdapat Gua Hira, tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril berupa surat Al Alaq. Gua Hira merupakan gua kecil dengan panjang 3,5 meter dan lebar 1,5 meter, serta letaknya berada 4 meter dari atas bagian puncak gunungnya. Baca Juga: Indonesia Kirim 27 Imam Masjid ke Uni Emirat Arab, Terbanyak dari Banten, Berikut Daftar Namanya Pada malam hari, Jabal Nur tersinari lampu dari Kota Mekkah sehingga tidak terlalu gelap gulita. Banyak umat Islam berkunjung ke Gua Hira sengaja menjelang Magrib sekaligus salat di puncak Jabal sambil melihat Gua Hira. Terpaan angin menambah kesahduan pengunjung merasakan dinginnya udara di Gua Hira. Jarak naik ke Gua Hira sekitar 645 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian dan kecuraman yang tinggi, sehingga pengunjung harus berhati-hati karena jalan sangat terjal. Baca Juga: Mereka Tercabik Puasa Dengan kondisi tersebut dibutuhkan stamina dan fisik yang kuat. Tak sedikit jemaah memilih tidak melanjutkan ke puncak Jabal Nur karena kelelahan dan istirahat pada tempat duduk yang sederhana. Bagi yang kehausan banyak pedagang yang menawarkan air mineral. tirto.id - Surat al Alaq 1-5 adalah wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW. Surah ini adalah surat yang ke-96 dan terdiri atas 19 ayat. Surat al Alaq tergolong dalam kelompok surah Makkiyah atau ayat-ayat al-Qur'an yang turun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Ayat 1 hingga 5 dalam surah al-Alaq merupakan ayat-ayat Al-Quran yang pertama turun. Waktu pewahyuan ayat 1-5 surat al-Alaq terjadi saat Nabi Muhammad saw berdiam diri di Gua Hira. Selama ini terdapat tiga pendapat mengenai cara diturunkannya Al-Qur'an. Menurut keterangan di artikel "Penjelasan Seputar Nuzulul Qur'an" yang dilansir NU Online, pendapat pertama menyebut bahwa Al-Qur'an diturunkan sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia), dan hal ini terjadi pada Lailatul Qadar. Lalu, ayat demi ayat diturunkan secara bertahap ke bumi. Turunnya Al-Qur'an pertama kali ke bumi ini disebut Nuzulul Quran.
Sedangkan pendapat kedua menyatakan Al-Qur'an diturunkan ke langit dunia selama 20 malam pada saat Lailatul Qadar dalam 20 tahun. Lailatul Qadar hanya muncul sekali dalam setahun, yakni pada bulan Ramadhan. Lalu, ayat-ayat Al-Qur'an dibacakan kepada Rasulullah SAW sesuai dengan kebutuhan. Sementara menurut pendapat ketiga, Al-Quran turun pertama kali pada saat malam Lailatul Qadar. Lalu, Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad secara bertahap dalam waktu yang berbeda-beda. Dari ketiga pendapat itu, yang paling banyak dianut adalah teori yang pertama. Surat al-Alaq ayat 1-5 turun pada malam Lailatul Qadar. Suatu malam yang oleh Al-Quran disebut "lebih baik dari seribu bulan." Pendapat mengenai turunnya pewahyuan, yang terjadi di malam Lailatul Qadar, didasarkan pada penjelasan Al-Qur`an di surat Al-Qadr ayat 1, surat Ad-Dukhan ayat 3-4 dan surat Al-Baqarah ayat 185. Meskipun masih ada perbedaan pendapat, banyak ulama berpandangan bahwa peristiwa turunnya Al-Qur`an turun (Nuzulul Quran) itu terjadi saat Lailatul Qadar yang datang pada malam 17 Ramadhan.
Taufik Adnan Amal, dalam buku "Rekonstruksi Sejarah Al-Quran" (hlm. 71) menulis, mayoritas mufassir menyimpulkan, Nuzulul Quran terjadi pada 17 Ramadhan, karena merujuk penjelasan Al-Qur`an di surat Al-Anfal ayat 41: "Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." Para mufassir menginterpretasikan bahwa hari "furqaan" atau "hari bertemunya dua pasukan" di ayat itu merujuk pada peristiwa pertempuran perang Badar yang berlangsung pada 17 Ramadan. Dalam "Sejarah Nabi Muhammad (2): Wahyu Pertama yang Menggetarkan", disebutkan pada suatu malam bulan ramadan tahun 610 Masehi bertempat di Gua Hira, beliau didatangi malaikat dan berkata, "Bacalah!". Beliau kemudian menjawab, "Aku tidak bisa membaca". Lalu, malaikat tersebut menariknya dan memeluk erat-erat hingga membuatnya merasa kepayahan. Kejadian ini terulang sebanyak tiga kali dan setelah melepaskan badannya, kemudian sang malaikat yang diketahui sebagai Jibril tersebut mengucapkan surah al-Alaq ayat 1 hingga 5. Setelah itu, Rasulullah pulang ke rumah istrinya, Khadijah binti Khuwailid. Usai meminta diselimuti oleh sang istri, kemudian beliau menceritakan yang telah terjadi sebelumnya di Gua Hira. Khadijah kemudian mengatakan, "Demi Allah, Allah selamanya tidak akan menghinakan engkau. Sesungguhnya engkaulah orang yang selalu menyambung tali persaudaraan, selalu menanggung orang yang kesusahan, selalu mengusahakan apa yang diperlukan, selalu menghormati tamu dan membantu derita orang yang membela kebenaran."
Bacaan Surah al-Alaq 1-5 Arab dan Latin
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ iqra` bismi rabbikallażī khalaq خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ khalaqal-insāna min 'alaq ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ iqra` wa rabbukal-akram ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ allażī 'allama bil-qalam عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ 'allamal-insāna mā lam ya'lam
Terjemahan Surah al-Alaq 1-5
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
RAMADAN
atau
tulisan menarik lainnya
Beni Jo
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|