Tuliskan dua contoh nilai nilai yang terkandung di dalam novel yang kamu ketahui

Setiap individu yang tinggal dalam suatu lingkungan, menyepakati berbagai aturan dan norma untuk mewujudkan keteraturan sosial. Kesepakatan ini melahirkan nilai sosial mengenai sesuatu yang dianggap baik dan buruk.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), nilai menjelaskan tentang kadar, mutu, sifat yang penting untuk manusia. Pengertian nilai sosial secara umum dianggap baik, patut, layak, dan menjadi pedoman hidup kelompok.

Nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan masyarakat terhadap sesuatu yang dianggap baik, luhur, dan pantas untuk perkembangan dan kebaikan hidup bersama.

Sedangkan pengertian norma sosial adalah aturan atau ketentuan yang mengikat kelompok masyarakat. Aturan ini dipakai sebagai panduan dan pengendali tingkah laku supaya diterima oleh masyarakat.

Baca Juga

Nilai Sosial adalah asumsi abstrak yang tidak disadari oleh masyarakat. Asumsi abstrak ini tidak disadari baik atau buruk serta dianggap penting oleh masyarakat.

Soerjono Soekanto

Nilai sosial merupakan sebuah konsep abstrak yang ada dalam diri manusia. Konsep ini bisa dianggap benar atau salah.

Advertising

Advertising

Nilai sosial adalah ukuran yang dipakai untuk mengatasi kemauan ketika situasi tertentu. Nilai menjadi sebuah konsep miliki individu atau kelompok yang mempengaruhi bentuk, cara, tujuan, dan tindakan.

A.W. Green

Nilai sosial sebagai bentuk kesadaran yang berlangsung disertai emosi terhadap objek.

Alvin L Bertrand

Nilai sosial adalah kesadaran dan emosi yang relatif terhadap suatu objek gagasan.

Koentjaraningrat

Nilai merupakan sebuah konsep yang ada dalam pikiran manusia, sebagian masyarakat menganggap hal itu mulia. Sistem nilai ini menjadi rujukan dalam bertindak.

Horton dan Hunt

Nilai adalah sebuah gagasan tentang pengalaman yang bisa berarti atau tidak. Pada hakikatnya nilai mengarahkan perilaku seseorang, seperti menilai baik buruk, serta tidak menghakimi.

Baca Juga

Lingkungan tempat tinggal memiliki nilai sosial yang bergantung dari kebudayaan masyarakat. Nilai sosial ini bisa berbeda di daerah yang lain, jadi bisa dianggap baik atau buruk tergantung dari sosial dan budaya masyarakat.

Selain nilai sosial, ada norma yang sudah disepakati sebagai aturan dasar. Norma ini berfungsi mewujudkan keteraturan sosial. Dari kesepakatan aturan sosial, kemudian muncul nilai sosial yang menjadi landasan dan diwariskan turun-temurun.

Contoh nilai sosial di lingkungan dan sekolah yaitu:

  1. Orang tua yang mengajarkan anaknya bersikap sopan santun.
  2. Menolong sesama tanpa membeda-bedakan.
  3. Gotong royong bersih desa di hari Minggu.
  4. Salah satu warga yang tidak peduli dengan lingkungan akan dijauhi warga di kompleks perumahan lain.
  5. Siswa yang jujur akan dinilai baik oleh guru, sedangkan siswa yang berbohong dinilai buruk perilakunya.
  6. Anak-anak dan guru saling menghargai pendapat ketika pelajaran. 

Fungsi Nilai Sosial

Nilai sosial menjadi kebudayaan yang tetap dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi umum nilai sosial yaitu:

Seperangkat norma sosial ini bisa menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat. Nilai sosial kemungkinan bisa membentuk sistem stratifikasi sosial secara menyeluruh.

Contohnya masyarakat ekonomi atas (upper class), ekonomi menengah (middle class), dan ekonomi bawah (lower class).

Fungsi nilai sosial ini bisa mempengaruhi individu dan kelompok dalam bertindak dan tingkah laku.

Nilai sosial bisa menciptakan dan memberi semangat untuk mewujudkan sesuatu. Peran sosial bisa mewujudkan tercapainya sasaran dan tujuan hidup dalam masyarakat.

Dalam kelompok atau masyarakat, nilai sosial bisa menjadi alat solidaritas sebagai kesatuan.

Fungsi nilai sosial bisa menuntun dan mendorong perilaku manusia ke arah yang lebih baik. Nilai sosial ini bisa menimbulkan rasa bersalah bagi orang-orang yang melanggar.

Baca Juga

Mengutip dari buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, ciri-ciri nilai sosial antara lain,

  1. Nilai sosial berasal dari proses interaksi antar manusia dan bukan bawaan sejak lahir. Contohnya seorang anak yang bisa menilai baik atau buruk karena didikan orang tuanya sejak kecil.
  2. Sebuah proses belajar seperti difusi, akulturasi, dan sosialisasi. Misalnya, seorang pelajar yang menghargai kerjasama antar-kelompok dan seorang anak yang suka bersosialisasi di lingkungan sekolah.
  3. Nilai sosial berupa peraturan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Contohnya siswa menjaga ketertiban di lingkungan sekolah dan pos ronda yang wajib diikuti warga.
  4. Tiap kelompok memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Kebudayaan yang berbeda ini melahirkan nilai dan norma yang berbeda.  Seperti negara maju punya budaya menghargai waktu dan tidak suka keterlambatan. Sementara di Indonesia, keterlambatan waktu masih bisa dimaklumi.
  5. Berpengaruh pada perkembangan pribadi dan kelompok baik itu positif atau negatif. Contohnya seseorang disebut egois karena mengutamakan kepentingan pribadi. Sedangkan individu yang mementingkan kepentingan bersama dianggap sebagai orang yang memiliki kepekaan sosial.
  6. Nilai akan mempengaruhi tindakan manusia. Misalnya seseorang berusaha mencari uang sebanyak-banyaknya untuk bahagia. Sebaliknya, ada orang yang mengutamakan hubungan baik pada sesama daripada uang untuk bahagia.

Selain unsur intrinsik, sebuah novel juga memiliki unsur ekstrinsik, temen-temen. Apa itu unsur ekstrinsik? Unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur pembentuk novel yang berada di luar novel tersebut. Kenapa kita mesti pelajari unsur ekstrinsik? Ini dilakukan supaya kita bisa lebih memahami makna cerita yang terkandung dalam sebuah novel, karena proses penciptaan novel turut dipengaruhi kondisi-kondisi tertentu yang ada saat novel tersebut ditulis oleh pengarangnya. Apa aja, sih, unsur ekstrinsik itu? Yuk, kita pelajari bersama-sama.

A. Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang masyarakat saat novel ditulis oleh pengarang turut memengaruhi novel tersebut karena faktor-faktor yang ada dalam lingkungan masyarakat tempat pengarang hidup turut memengaruhi pemikiran pengarang dan, dengan demikian, turut memengaruhi karya-karyanya. Latar belakang masyarakat ini dapat berupa:

1. Ideologi Suatu Negara

Ideologi negara tempat pengarang hidup turut memengaruhi novel yang ditulisnya karena dua hal. Pertama, bisa saja novel yang ditulis seorang pengarang selaras atau sesuai dengan ideologi negaranya karena ia menyetujui dan menganut ideologi tersebut. Kedua, bisa saja novel yang ditulis oleh seorang pengarang tidak selaras atau berbeda dengan ideologi negaranya. Oleh karena itu, novel yang ditulis oleh pengarang tersebut mengandung kritik-kritik terhadap ideologi yang dianut negaranya, sesuai dengan ideologi yang dianut oleh pengarangnya.

2. Kondisi Politik Suatu Negara

Pengarang yang baik akan bersikap kritis terhadap kondisi politik negaranya. Oleh karena itu, novel yang ditulisnya akan menjadi sebuah respon atau kritik terhadap kondisi politik yang terjadi di negaranya. Contohnya novel Saman dan Larung karya Ayu Utami, kedua novel tersebut mengkritik kondisi politik Orde Baru yang otoriter dan represif.

3. Kondisi Ekonomi Suatu Negara

Kondisi ekonomi ini juga turut memengaruhi lahirnya novel. Sebuah novel bisa menggambarkan kondisi ekonomi sebuah negara pada suatu waktu dan lokasi tertentu, sesuai dengan cerita yang terkandung di dalamnya.

4. Kondisi Sosial Suatu Negara

Kondisi sosial ini biasanya tergambar dari situasi sosial yang melingkupi kehidupan tokoh utama dan tokoh-tokoh lainnya dalam sebuah novel. Oleh karena itu, dengan membaca sebuah novel, kita juga jadi bisa tahu kondisi sosial suatu negara pada saat novel tersebut lahir.

B. Latar Belakang Pengarang

Latar belakang pengarang juga turut memengaruhi novel yang ditulisnya karena biasanya menggambarkan pandangan atau pemikiran penulis mengenai masalah-masalah yang ia ceritakan dalam novelnya. Dengan mempelajari latar belakang pengarang, kita juga jadi bisa mengetahui motivasi pengarang saat menulis novelnya. Latar belakang pengarang ini mencakup beberapa faktor, yaitu:

1. Riwayat hidup pengarang

Riwayat hidup pengarang merupakan biografi pengarang tersebut secara keseluruhan. Dengan mempelajari riwayat hidup pengarang, kita bisa menganalisa faktor apa saja yang memengaruhi pandangan dan jalan pikir pengarang mengenai novel yang ia tulis berdasarkan pengalaman-pengalaman hidupnya.

2. Kondisi psikologis pengarang

Kondisi psikologis pengarang saat ia menulis novel juga turut memengaruhi cerita yang ia buat. Suasana hati pengarang saat menulis sebuah novel biasanya akan tergambar pula dalam novel yang ia tulis.

3. Aliran sastra pengarang

Aliran sastra ini akan memengaruhi bentuk dan gaya kepenulisan pengaran dalam novelnya. Oleh karena itu, bila kita mempelajari aliran sastra yang dianut pengarang, kita bisa lebih mudah memahami makna novel yang ditulisnya.

C. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Novel

Nah, unsur ekstrinsik novel yang terakhir adalah nilai-nilai yang terkandung dalam novel, temen-temen. Nilai-nilai ini adalah sebagai berikut:

1. Nilai Agama

Nilai-nilai dalam novel yang berkaitan dengan agama.

2. Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan nilai yang bisa kita pelajari dan pahami dari interaksi tokoh utama novel dengan tokoh-tokoh lainnya, interaksi tokoh utama novel dengan lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

3. Nilai Moral

Nilai-nilai yang terkandung dalam novel, yang berkaitan dengan akhlak, budi pekerti atau nilai baik dan buruk yang dapat diterima secara umum, mengenai sikap, perbuatan, kewajiban, dan lain sebagainya. Nilai moral dalam novel dapat bersifat baik maupun buruk.

4. Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kebiasaan, adat istiadat dan tradisi suatu masyarakat.

Sekarang kamu udah paham apa saja yang menjadi unsur ekstrinsik sebuah novel. Jadi, nanti kamu bisa menganalisa sendiri unsur ekstrinsik yang ada dalam novel yang kamu baca. Kalau kamu masih pengen belajar banyak mengenai unsur ekstrinsik atau materi pelajaran lainnya, buruan kamu buka Google Play atau App Store, terus kamu unduh, deh, aplikasi Pahamify. Ayo, tunggu apalagi? Buruan unduh dan langganan Pahamify, ya, temen-temen!

Penulis: Salman Hakim Darwadi