Tuliskan contoh-contoh perilaku beresiko terjangkit hiv

Hari AIDS Sedunia (HAS) diperingati pada tanggal 1 Desember setiap tahunnya. Tahun ini tema yang diangkat adalah “Perilaku Sehat”.

Sektor transportasi adalah salah satu sektor yang rawan terpajan HIV, karena menyangkut mobilisasi dari satu tempat ke tempat lain, baik mobilisasi antar kota, antar provinsi, antar pulau, bahkan antar negara, dengan beragam latar belakang yang memungkinkan terjadinya penularan HIV melalui hubungan seksual beresiko dan melalui pemakaian narkoba.

Sebagai salah satu anggota KPAN dan regulator di sektor transportasi, tahun 2015 ini Kementerian Perhubungan menjadi Ketua Panita HAS. Ini sesuai dengan perannya yang cukup strategis dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia khususnya di sektor transportasi.

Di sisi lain masih banyak pandangan dan pemahaman keliru terhadap infeksi HIV serta stigma pada ODHA di kalangan masyarakat, sehingga memicu timbulnya perlakuan yang diskriminatif terhadap ODHA.

Siapa saja yang berisiko tertular HIV?

Semua orang berisiko tertular HIV terutama karena adanya perilaku berisiko seperti : a. Pria Risiko Tinggi yaitu pria yang berpotensi membeli seks komersial b. Lelaki Seks Lelaki dan Waria c. Wanita Pekerja Seks d. Pengguna Napza Suntik Bersama e. Bayi dan anak–anak yang lahir dari orangtua dengan HIV

Penularan dapat terjadi juga ke populasi umum melalui jembatan populasi yakni pasangan pelanggan wanita pekerja seks ataupun pasangan dari pengguna napza suntik bersama. Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 6,7 juta laki-laki yang membeli seks dan 75.000 penasun yang membeli seks kepada wanita pekerja seks. Selanjutnya penularan dapat terjadi pula kepada 4,9 juta perempuan yang menikah dengan pria risiko tinggi itu tadi. Dan apabila perempuan ini hamil, HIV dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya.

Sejak pertama kali kasus AIDS ditemukan (1987) sampai dengan September 2015, kasus AIDS tersebar di 381 (77%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Wilayah pertama kali ditemukan adanya kasus AIDS adalah Provinsi Bali, sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Propinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011.

Sejak tahun 2005 sampai September 2015, terdapat kasus HIV sebanyak 184.929 yang didapat dari laporan layanan konseling dan tes HIV. Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (38.464 kasus), diikuti Jawa Timur (24.104 kasus), Papua (20.147 kasus), Jawa Barat (17.075 kasus) dan Jawa Tengah (12.267 kasus).

Kasus HIV Juli-September 2015 sejumlah 6.779 kasus. Faktor risiko penularan HIV tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (46,2%) penggunaan jarum suntik tidak steril pada Penasun (3,4%), dan LSL (Lelaki Seks Lelaki) (24,4%).

Sementara kasus AIDS sampai September 2015 sejumlah 68.917 kasus. Berdasarkan kelompok umur, persentase kasus AIDS tahun 2015 didapatkan tertinggi pada usia 20-29 tahun (32,0%), 30-39 tahun (29,4%), 40-49 tahun (11,8%), 50-59 tahun (3,9%) kemudian 15-19 tahun (3%).

Hingga September 2015, pasien yang masih aktif dalam terapi ARV sebanyak 60.263 orang.

HIV dapat dicegah, yaitu a. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual  Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual)  Setia kepada pasangan  Menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks dengan ODHA  Mengobati pasangan seksual

 Menemukan dan mengobati secara cepat kasus IMS

b. Pencegahan penularan melalui darah dan cairan tubuh  Menggunakan jarum suntik yang steril  Petugas kesehatan menerapkan kewaspadaan standar untuk menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien HIV pada bagian tubuh yang ada luka

c. Pencegahan Penularan dari ibu kepada janin

 Dengan menawarkan tes IMS dan HIV kepada Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya serta pemberian obat ARV kepada Ibu hamil dengan HIV

Tuliskan contoh-contoh perilaku beresiko terjangkit hiv

Halo Teman Sehat! Jumlah penderita HIV/AIDS di dunia semakin meningkat loh. Pada tahun 2011, terdapat 29,8 juta penderita HIV/AIDS, sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 35 juta orang. Duh, serem banget ya?

Penyakit HIV/AIDS akan menyebar dengan mudah pada 6 kelompok orang ini. Simak deh kelompok yang beresiko terinfeksi HIV?AIDS!

1. Heteroseksual, melakukan kontak seksual dengan pasangan yang berbeda-beda

Kontak seksual yang bergantian akan meningkatkan penularan virus HIV, baik melalui cairan semen atau vagina. Terlebih lagi jika pasangan tersebut memiliki penyakit seksual, hal ini akan semakin meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS.

2. Pasien hemofilia

Hemofilia adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan pembekuan darah sehingga darah tidak dapat berhenti ketika mengalami pendarahan. Hal ini mengharuskan pasien menjalani transfusi darah. Semakin seringnya transfusi darah yang dilakukan, maka pengecekan alat transfusi darah yang digunakan harus sering dilakukan untuk mencegah kontaminasi.

3. Kelompok orang yang menjalani banyak transfusi darah

Penyakit seperti thalasemia dan anemia kronis mengharuskan pasien untuk menjalani transfusi darah. Beberapa transfusi darah yang dijalani akan meningkatkan risiko penyebaran virus/bakteri baik dari alat transfusi ataupun dari darah yang digunakan.

4. Homoseksual atau biseksual

Laporan HIV/AIDS  pada tahun 2007 oleh Center for Disease Control and Prevention menunjukan bahwa risiko kontak seks antar laki-laki lebih tinggi dibandingkan kontak seks antar perempuan. Sedihnya, data menunjukkan kejadian biseksual antar laki-laki lebih tinggi dibandingkan kejadian biseksual antar perempuan.

5. Pengguna obat intravena

Penggunaan obat secara intervena dilakukan dengan memasukkan obat ke dalam darah secara langsung dengan alat seperti suntikan. Darah merupakan bagian tubuh yang sangat sensitif menanggapi respon yang diterimanya.  Kontak darah secara langsung terhadap lingkungan luar mampu meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS.

6. Pengguna narkotika atau obat-obat terlarang

Pengguna narkotika memiliki risiko yang tinggi terhadap perilaku seks bebas. Selain itu, penggunaan jarum suntik yang bergantian antara pengguna narkotika mampu meningkatkan penyebaran virus HIV.

Tuliskan contoh-contoh perilaku beresiko terjangkit hiv

Nah Teman Sehat pasti bukan salah satu dari 6 kelompok di atas kan? Kamu juga harus menyebarkan informasi positif mengenai kesehatan khususnya penyebaran virus HIV ini kepada orang-orang tersayang di sekitar kamu. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah peningkatan angka kejadian HIV/AIDS di dunia. Oke? (agt&don)

Halodoc, Jakarta - HIV dan AIDS adalah penyakit yang masih menjadi momok tersendiri di seluruh dunia. Penyakit ini masih sulit untuk diatasi sehingga banyak orang yang terserang mengalami gangguan yang parah. Maka dari itu, setiap orang harus benar-benar menghindari penyakit ini dengan cara mengetahui faktor risikonya. Berikut pembahasan lengkapnya terkait risiko dari HIV dan AIDS!

Orang-Orang yang Berisiko Mengidap HIV dan AIDS

Seseorang yang terserang virus human immunodeficiency (HIV) dapat mengalami gangguan pada sistem imunitas yang membuat tubuh lebih lemah terhadap infeksi dan beberapa jenis kanker. Saat virus tersebut menghancurkan dan merusak fungsi kekebalan tubuh, fungsi kekebalannya menurun drastis. Jika penyakit tersebut berkembang, tahap gangguan selanjutnya adalah sindrom imunodefisiensi yang didapat (AIDS).

Baca juga: Harus Tahu, HIV dan AIDS Itu Berbeda

HIV dapat berkembang menjadi AIDS dalam hitungan tahun apabila tidak segera mendapatkan tindakan, meskipun tergantung dari pengidapnya. Penyakit ini ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh dengan seseorang yang terinfeksi, seperti darah, ASI, air mani, dan cairan vagina. HIV dan AIDS juga dapat ditularkan melalui ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan.

Lalu, siapa saja yang berisiko terjangkit HIV dan AIDS? Dengan mengetahui hal ini, setiap orang dapat mencegah penyakit tersebut untuk terjadi. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga adalah salah satu yang berisiko untuk mengidap HIV dan berkembang menjadi AIDS. Peningkatan angka pengidap penyakit ini pada IRT terbilang drastis, bahkan dibandingkan dengan PSK. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya pengetahuan terkait pencegahan penyebaran HIV dan AIDS. Angka ini terus meningkat juga karena banyak IRT yang menolak untuk diperiksa karena masih dianggap tabu dan menimbulkan rasa malu.

2. Bayi

Selain ibu rumah tangga, ibu hamil juga berisiko tinggi terhadap HIV dan AIDS. Selain itu, ibu yang sedang mengandung janin tersebut dapat menularkan virus tersebut ke bayinya. Proses penularannya dapat terjadi saat bayi masih di dalam kandungan, ketika persalinan, bahkan saat menyusui. Hal ini yang menjadi alasan anak-anak berisiko tinggi mengidap penyakit yang menyerang sistem imun tersebut.

Baca juga: Jarang Disadari, Inilah Penyebab & Gejala Terkena HIV

3. Seseorang yang Kerap Berganti Pasangan

Kamu juga dapat tertular HIV dan AIDS yang disebabkan melakukan hubungan intim secara vaginal atau anal dengan seseorang yang mengidap penyakit tersebut. Seks oral juga dapat menularkan penyakit tersebut, meskipun tidak banyak. Seseorang yang kerap berganti-ganti pasangan seksual memiliki peluang yang lebih besar untuk tertular virus tersebut. Maka dari itu, penggunaan kondom sangat penting agar tetap terhindar dari HIV dan AIDS.

4. Petugas Kesehatan

Jika kamu termasuk seseorang yang bekerja di sektor kesehatan, seperti dokter dan perawat, risiko tertular HIV dan AIDS terbilang tinggi. Pasalnya, hal ini dapat terjadi saat darah dari seseorang yang positif penyakit tersebut masuk ke tubuh melalui luka yang terbuka. Selain itu, jarum suntik yang telah digunakan seseorang yang positif HIV dan tidak sengaja tertusuk pada petugas kesehatan juga dapat terjadi.

Itulah beberapa orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit HIV dan AIDS. Jika kamu memiliki keseharian seperti yang disebutkan sebelumnya, ada baiknya untuk berhati-hati terhadap gangguan tersebut. Selain itu, pastikan juga untuk melakukan pemeriksaan secara rutin sebelum gangguan tersebut menjadi lebih parah.

Baca juga: Waspada HIV, Ini Cara Penularan yang Jangan Diabaikan

Memang masih banyak pertanyaan yang sulit dipahami terkait penyakit yang menyerang sistem imun tersebut. Jika kamu ingin tahu lebih jauh, dokter dari Halodoc siap memberikan penjelasan dengan baik. Caranya mudah, cukup dengan download aplikasi Halodoc dan dapatkan kemudahan terkait akses kesehatan hanya dengan genggaman tangan!

Tuliskan contoh-contoh perilaku beresiko terjangkit hiv

Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. HIV/AIDS.
Web MD. Diakses pada 2020. What Puts You at Risk for HIV?