Tuliskan alat atau sarana pendukung yang digunakan dalam permainan tradisional patok lele

fungsi utama ilustrasi iklan adalah sebagai daya tarik yang dilakukan oleh pembuatan iklan kepada?tolong bantu jawab nya Kaka-kaka ☺️​

Tuliskan arti seni rupa​

Suntinglah ejaan dalam paragraf berikut ini! Berdasarkan data statistik jumlah surat pernyataan harta yang masuk hingga hari ini pukul 2330 mencapai 2 … 0282 lembar sedangkan total surat pernyataan harta yang masuk mencapai 42486 program tax amnesty bergulir sejak juli 2016 dan berakhir pada 31 maret 2017 melalui tax amnesty pemerintah menargetkan ada tambahan penerimaan negara sebanyak 165 triliun rupiah dari uang tebusan yang masuk.

Tuliskan nama alat musik beserta cara membunyikannya​

bisa kasih tau mana yg kalimat fakta? dan kalimat gagasannya? cpt yah soal nya buat hari senin​

Gimana cara membuat bingkai dari kertas​

sambungannya cerita: listrik memang membuat banyak hal dalam hidup kita menjadi lebih mudah namun dibalik manfaat yang begitu besar listrik juga men … yimpan bahaya yang tak kalah besar untuk untuk itu upaya untuk menjaga keselamatan dalam penggunaan listrik harus menjaga prioritas di tengah masyarakat....soalnya1.simpulkan isi teks dengan kalimatmu sendiri2.Tuliskan informasi penting pada paragraft ke 2kalo ada yang bilang satu atau tidak membantu saya laporkan​

apa alurnya cerpen TiGA hati penuh kasih sayang​

sinonim dari senja adalah......Mohon di isi untuk secepatnya TERIMAKASIH ☺️​

Tuliskan Gimana caranya memainkan bulutangkis dengan cara berpasangan tolong di jawab ya nanti saya like deh yang benar ya jangan ngasal.ini di kumpul … hari Senin jadi tolong di jawab ya​

Jakarta -

Indonesia memiliki banyak permainan tradisional yang berasal dari berbagai daerah. Salah satunya adalah permainan tradisional Balogo yang merupakan permainan tradisional asal Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Seperti apa permainan Balogo?

Dikutip dari laman resmi Kemdikbud, nama Balogo diambil dari kata logo, yaitu bermain dengan menggunakan alat 'logo'. Permainan Balogo merupakan keterampilan memainkan logo agar bisa merobohkan logo lawan yang dipasang.

A. Alat yang digunakan Balogo

Logo ini terbuat dari bahan tempurung kelapa (kebanyakan dibuat berlapis dua) dan direkatkan dengan bahan aspal atau dempul supaya berat dan kuat. Ukuran bahan tempurung kelapa yang digunakan memiliki garis tengah sekitar 5-7 cm dan tebal antara 1-2 cm. Bentuk alat logo juga bermacam-macam, ada yang berbentuk bidawang (bulus), biuku (penyu), segitiga, bentuk layang-layang, daun, dan bundar.

Saat bermain Balogo, pemain harus dibantu dengan sebuah alat yang disebut panapak atau kadang-kadang di beberapa daerah ada yang menyebutnya dengan campa, yakni stik atau alat pemukul yang panjangnya sekitar 40 cm dengan lebar 2 cm. Fungsi panapak atau campa ini adalah untuk mendorong logo agar bisa meluncur dan merobohkan logo pihak lawan yang dipasang saat bermain.

B. Cara bermain Balogo

Permainan tradisional Balogo sendiri bisa dilakukan satu lawan satu atau secara beregu. Cara atau aturan bermain satu lawan satu dengan beregu pun berbeda.

Jika dimainkan secara beregu, maka jumlah pemain yang "naik" (yang melakukan permainan) harus sama dengan jumlah pemain yang "pasang" (pemain yang logonya dipasang untuk dirobohkan). Untuk jumlah pemain beregu minimal 2 orang dan maksimal 5 orang.

Nantinya, jumlah logo yang dimainkan sebanyak jumlah pemain yang disepakati dalam permainan. Cara memasang logo ini adalah didirikan berderet ke belakang pada garis-garis melintang. Ketentuannya, regu yang paling banyak dapat merobohkan logo lawan yang akan menjadi pemenangnya.

C. Makna permainan Balogo

Tak hanya menyenangkan dan bisa menjadi warisan budaya, permainan Balogo juga mengandung mitos sekaligus filosofi yang luhur sebagai tradisi permainan yang diwariskan nenek moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah.

Permainan Balogo dipercaya masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah zaman dahulu sebagai permainan yang bisa mengukur tingkat kesuburan (keberuntungan) kehidupan mereka.

Meski tidak diketahui kapan tradisi ini mulai ada, namun permainan Balogo ini dimainkan hampir di seluruh wilayah Kalimantan Tengah. Pada masyarakat setempat, permainan ini bersifat musiman yakni digelar setelah masa panen padi dan upacara Tiwah.

Setelah menggelar upacara Tiwah, yang sama artinya dengan membuang harta. Untuk mengukur rezeki atau keberuntungan setelah upacara Tiwah, masyarakat kemudian memainkan Balogo.

Permainan ini juga menanamkan nilai-nilai budaya bagi memainkan permainan tradisional Balogo misal kejujuran, tidak egois, kerjasama, sikap kerja keras dan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan persoalan.

Simak Video "Kemeriahan Kirab Budaya dengan Mengusung Ikon Relief Candi Borobudur"



(row/row)

Permainan ini menggunakan alat bantu berupa 2 potong kayu, biasanya dulu terbuat dari bekas tongkat sapu, yang masing-masing berukuran 30cm dan 10 cm, ukuran ini tidak mengikat, di sesuaikan saja. Karena menggunakan kayu unsur kehati-hatian sangat di perlukan, selain itu permainan ini akan mengasah kemampuan berhitung kita. Permainan ini terbagi dalam 2 tim, satu tim bertugas sebagai pemukul tongkat, sedangkan tim lawan bertugas menjaga tongkat yang di pukul oleh tim pertama. Ada 3 babak dalam permainan ini.

a. Tahap pertama adalah, kelompok / orang yang mendapatkan giliran untuk bermain, menempatkan tongkat pendek di dalam lubang dan dengan bantuan tongkat panjang, pendek pendek didorong dan dibuang sejauh mungkin. Jika tongkat pendek tertangkap, maka permainan dianggap selesai. Apabila tertangkap dengan dua tangan maka penjaga mendapatkan 10 poin, Bila menangkap dengan tangan kanan mendapatkan 25 poin, apabila dengan tangan kiri mendapatkan 50 poin. Jika tidak tertangkap maka tim yang menjaga akan melemparkan tongkat pendek ke arah tongkat panjang yang ditempatkan di atas lubang di posisi melintang. Jika terkena tongkat panjang, maka orang yang bermain kalah, jika tidak terkena, orang yang bermain dapat terus di level2.

b. Pada tahap kedua, pemain melemparkan tongkat pendek di udara dan dipukul keras dengan tongkat panjang sejauh mungkin. Jika tongkat pendek tertangkap lawan, maka pemain tersebut dianggap kalah dan harus menghentikan permainan. Jika tidak tertangkap, maka kelompok / orang penjaga akan melemparkan pendek tongkat ke dalam lubang. Ketika dilemparkan ke dalam lubang dan terkena tongkat panjang. Maka perhitungan dilakukan titik dimulai dengan tongkat panjang dari lubang menuju jatuhnya tongkat. Jika tongkat pendek dilemparkan ke arah lubang tidak terkena pemain, maka perhitungannya dilakukan dari lubang ke arah jatuhnya tongkat pendek. Jika tongkat pendek dari lawan lemparan ke dalam ke arah lubang,pemain dianggap kalah.

c. Tahap ketiga adalah menempatkan tongkat pendek ke dalam lubang, salah satu ujung tongkat dalam lubang dan permukaan mengangkat lainnya. Pemain harus bisa memukul tongkat ujung timbul ke udara dan dipukuli sejauh mungkin. Jika Anda tidak bisa memukul kedua kalinya, itu dianggap hilang atau mati dan digantikan oleh pemain lain. Tapi jika berhasil memukul satu kali, dua kali, dan seterusnya, maka pemain memiliki hak untuk memperbanyak hasil ini. Jika dilemparkan sejauh 20 kali panjang tongkat dan memukul 1 kali berhak menunjuk 20, jika mampu memukul 2 kali sebelum dibuang, untuk melipatgandakan nilai yang diperoleh menjadi dua kali.

Kamis, 29 Oktober 2020 ~ Oleh Traditional Games Returns

Tuliskan alat atau sarana pendukung yang digunakan dalam permainan tradisional patok lele
~ Dilihat 11429 Kali

Halo Sobat TGR!

Indonesia memiliki beragam jenis permainan yang diwariskan secara turun temurun. Salah satu ragam permainan tradisional yang cukup terkenal dan kerap dimainkan anak-anak pada masanya adalah Patok Lele. Patok lele juga dikenal dengan banyak sebutan lho! Mulai dari gatrik di Jawa Barat, benthing di Jawa Tengah dan Yogyakarta, tak tek di Bangka Belitung, kayu doi di NTT, gatik, tal kadal, patil lele dan betruk di daerah lain.

Tuliskan alat atau sarana pendukung yang digunakan dalam permainan tradisional patok lele

(Dokumentasi TGR Pekalongan, 2020)

Cara bermain patok lele terbilang sederhana dan membutuhkan peralatan yang mudah untuk diperoleh. Patok lele hanya membutuhkan dua buah kayu berukuran masing-masing kurang lebih 10 cm sebagai kayu “anak” dan berukuran 30 cm sebagai kayu “induk”. Permainan patok lele juga membutuhkan sebuah lubang untuk memasang tongkat yang akan dilempar agar dapat diungkit dengan tongkat lainnya; dapat juga dengan menyusun beberapa bilah kayu/bata jika tidak dapat membuat lubang. Berikut cara lengkap bermain patok lele:

  • Kelompok permainan dibagi menjadi dua kelompok/tim. Tim pertama bertindak sebagai pemukul kayu dan tim kedua berperan sebagai kubu penjaga atau penangkap kayu “anak”. Masing-masing kelompok terdiri atas beberapa pemain.
  • Selanjutnya, tim pemukul kayu akan menentukan urutan pemain yang akan melakukan permainan. Pemain pertama yang mendapat giliran akan meletakkan potongan kayu “anak” di atas lubang/susunan kayu, lantas dicungkil dari bawah menggunakan potongan kayu “induk”. Cungkilan dilakukan ke atas atau ke arah tim yang bertindak sebagai kubu penjaga dan telah bersiap – siap untuk menangkap kayu “anak” yang dilemparkan.

Tuliskan alat atau sarana pendukung yang digunakan dalam permainan tradisional patok lele
  
Tuliskan alat atau sarana pendukung yang digunakan dalam permainan tradisional patok lele

(Dokumentasi TGR Pekalongan, 2020)

  • Jika potongan kayu “anak” berhasil ditangkap, maka tim penangkap menang. Tim tersebut dapat berganti peran dengan tim lawan yang berperan sebagai pemukul kayu. Adapun cara menangkap kayu “anak” dapat memberikan poin tersendiri bagi tim penangkap, bergantung pada kesepakatan kedua belah pihak. Misalkan jika dapat menangkap dengan satu tangan maka dapat memperoleh 50 poin, menangkap dengan kedua tangan dapat memperoleh 20 poin, dan lain-lain.
  • Namun, apabila tidak ada seorang pun anggota tim penjaga yang mampu menangkap potongan kayu “anak” yang dilempar oleh tim pelempar, maka tim penjaga harus melemparkan kembali potongan kayu “anak” ke arah kayu “induk” yang telah diletakkan melintang diatas lubang oleh tim pelempar. Jarak melempar berdasarkan tempat kayu “anak” jatuh.
  • Jika lemparan dari tim penjaga berhasil mengenai potongan kayu “induk”, maka tim pelempar dinyatakan kalah dan harus bertukar posisi dengan tim penjaga untuk bertindak sebagai tim penjaga.

Tuliskan alat atau sarana pendukung yang digunakan dalam permainan tradisional patok lele

(Dokumentasi TGR Pekalongan, 2020)

  • Di sisi lain, apabila lemparan tim penjaga tidak berhasil mengenai potongan kayu “induk” maka tim pelempar yang memperoleh poin. Poin dihitung berdasarkan jarak potongan kayu “anak” terjatuh dan diukur berdasarkan panjang kayu “induk”. Setiap jarak kayu “induk” yang ditempuh, dapat digantikan dengan satu poin (atau sesuai kesepakatan) bagi tim pelempar.
  • Permainan dilakukan terus hingga batas waktu yang disepakati. Kelompok yang dapat mengumpulkan poin tertinggi akan menjadi pemenangnya.

Permainan patok lele selain dapat menjadi salah satu pilihan permainan bagi anak, dapat juga menjadi sarana belajar, khususnya belajar matematika. Anak dapat belajar menghitung poin yang diperoleh, membandingkan ukuran panjang, serta memahami arah gerak secara horizontal maupun vertikal. Selain matematika, anak juga akan belajar mengatur strategi, baik dalam melempar maupun menangkap kayu permainan, supaya permainan dapat dimenangkan. Tertarik mencoba bermain Patok Lele? Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar! (AWD/ed.SF)

Referensi:

Hariastuti, RM. 2016. Patil Lele, sebuah Warisan Budaya Nusantara dalam Perspektif Etnomatematika. Prosiding Seminar Nasional FDI Hal: 37 – 43.

Permainan Tradisional Patok Lele