Show Contoh Buku Besar Pembantu Piutang Perusahaan Dagang – Sangat diperlukan buku besar pembantu (apabila) perusahaan dagang telah memiliki banyak transaksi dengan banyak perusahaan yang pasti menghasilkan transaksi seperti utang piutang. Buku besar pembantu piutang akan membantu perusahaan memberikan kemudahan informasi tentang adanya piutang pada perusahaan yang bersangkutan. Tata Cara Mencatat Transaksi Dalam Buku Pembantu PiutangSamakah cara pencatatan buku besar pembantu hutang dan buku pembantu piutang ? Pada prinisipnya pencatatan kedua buku besar pembantu ini bersifat sama, bedanya hanya objek yang meminjam/dipinjam, kalua buku pembantu hutang mencatat pihak kepada siapa perusahaan memiliki hutang, kalua buku pembantu piutang mencatat pihak yang meminjam kepada perusahaan. Sumber bukti transaksi dalam pencatatn buku pembantu piutang terdiri dari:
Contoh Transaksi Buku Besar Pembantu PiutangSebagai ilustrasi transaski ini berikut adalah data kegiatan dari MINI Advertising pada bulan Juli 2017
2017 5 No. S-06 PD SINAR NUSANTARA Rp. 4.300.000,00 12 No. S-07 PD SINAR JAYA Rp. 5.500.000,00 24 No. S-08 PD SINAR DIAN Rp. 5.700.000,00 Jumlah penjualan kredit bulan Juli 2017 Rp. 15.500.000,00
2017 4 No. M-705 PD SINAR MOTOTR Rp. 5.000.000,00 10 No. M-709 PD SINAR BUANA Rp. 5.700.000,00 14 No. M-715 PD SINAR JAYA Rp. 3.000.000,00 27 No. M-724 PD SINAR DIAN Rp. 4.000.000,00 Jumlah piutang diterima dalam Bulan Juli 2017 Rp. 17.700.000,00
Ada beberapa perkiraan di dalam buku besar yang memerlukan uraian lebih lanjut tentang jumlah saldonya. Misalnya saja : ada saldo utang sebesar Rp28.200.000. Nah, pemakai membutuhkan informasi yang lebih rinci, kepada siapa saja masih memiliki utang dan berapa saja yang telah dibayar. Buku yang digunakan untuk mencatat perkiraan tertentu dan perubahan-perubahannya secara rinci tersebut, dinamakan buku pembantu (subsidiary ledger). Perkiraan dalam buku besar berfungsi sebagai perkiraan pengendali (controlling account), sedang perkiraan yang ada dalam buku pembantu merupakan rincian dari perkiraan buku besar tertentu. Perusahaan dagang umumnya mempunyai tiga macam buku pembantu yaitu buku pembantu piutang, buku pembantu utang, dan buku pembantu persediaan barang dagangan. 1) Buku pembantu piutang. Fungsi dari buku pembantu ini adalah mencatat rincian piutang dagang menurut nama pelanggannya dan merinci jumlah jumlah piutang yang tercantum dalam saldo buku piutang. 2) Buku pembantu utang. Fungsi buku pembantu utang adalah mencatat rincian utang dagang perusahaan kepada masing-masing nama kreditur dan merinci jumlah utang yang tercantum dalam saldo buku besar utang. 3) Buku Pembantu Persediaan Barang. Fungsi buku persediaan adalah mencatat rincian persediaan barang dagang berdasarkan nama dan jenis persediaan barang dan merinci persediaan barang. Buku pembantu dicatat setiap hari dari bukti transaksi dan dibuat secara individual. Pencatatan transaksi dalam buku pembantu bersamaan waktunya dengan pencatatan pada jurnal. Dengan demikian pencatatan pada buku pembantu bukan berdasarkan pada jurnal (jurnal umum atau jurnal khusus) tetapi berdasarkan bukti transaksi.
Lihat Foto
Karena kondisi keuangan perusahaan harus selalu terpantau dengan jelas, sehingga dapat dijadikan kerangka acuan untuk langkah berikutnya. Dalam akuntansi, pencatatan keuangan dilakukan menggunakan dua kumpulan catatan transaksi, yang sering disebut buku besar umum (general ledger) dan buku besar pembantu (subsidiary ledger). Buku besar merupakan rincian catatan keuangan sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Sementara buku besar pembantu adalah perpanjangan buku besar umum, yang mencatat lebih detail dan spesifik mengenai transaksi tertentu. Baca juga: Pencatatan dalam Buku Besar Pembantu Dikutip dari buku Mempersiapkan Pengelolaan Buku Besar (2019) karangan Widyawati Budiono, berikut pengertian buku besar pembantu: Pengertian buku besar pembantuBuku besar pembantu (subsidiary ledger) adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat perubahan utang atau piutang, dengan memisahkan kreditur maupun debitur yang satu dengan lainnya. Jenis buku besar ini disebut juga buku tambahan. Sebab buku ini berisikan informasi tambahan, guna menjelaskan secara rinci jumlah utang dan piutang yang telah dicatat dalam buku besar utama. Pada buku besar pembantu, satu per satu akun dibuat sesuai pihak yang melakukan pembelian serta penjualan kredit. Pencatatan di buku besar pembantu dilakukan bersamaan dengan pencatatan ke dalam buku jurnal khusus.
Seusai mencatat di buku besar pembantu, selanjutnya adalah pembuatan daftar saldo utang atau piutang. Total daftar saldo utang atau piutang harus sama dengan saldo yang ada dalam buku besar pembantu utang atau piutang. Baca juga: Pemindahbukuan dalam Buku Besar Umum Fungsi buku besar pembantuFungsi buku besar pembantu adalah:
Jenis buku besar pembantuDikutip dari buku Pengantar Akuntansi (2017) karangan Samryn, buku besar pembantu dibagi menjadi dua jenis, yaitu: Buku pembantu piutangBuku besar pembantu piutang berisi kumpulan piutang atau tagihan dari langganan kredit. Terjadi ketika perusahaan menjual barangnya dan melakukan transaksi penjualan secara kredit. Dalam buku ini juga terdapat rincian data debitur, nominal tagihan, dan cara pembayaran kredit yang dilakukan tiap tanggalnya. Jenis buku besar ini membutuhkan bukti, seperti faktur penjualan, bukti penerimaan tagihan atau piutang, bukti penerimaan kas, dan nota debit atau kredit. Baca juga: Penyebab Neraca Saldo tidak Seimbang Adalah buku yang di dalamnya terdapat simpanan rekaman atas kumpulan akun pihak yang diutangi perusahaan. Fungsi buku besar pembantu utang adalah mencatat rincian utang dagang perusahaan kepada tiap nama kreditur, serta merinci jumlah yang sudah dicatat dalam saldo buku besar utang. Data yang diperlukan dalam buku besar utang adalah faktur, bukti pengeluaran, dan nota yang digunakan sebagai bukti atas pengembalian barang yang dibeli secara kredit.
Proses pencatatan transaksi dalam buku besar pembantu dilakukan secara bersamaan dengan pencatatan jurnal. Sumber pencatatan buku besar pembantuSumber data yang digunakan untuk pencatatan ke buku besar pembantu adalah data yang diperoleh dari sumber langsung atau berdasarkan jurnal khusus. Setelah dicatat dalam jurnal khusus, transaksi tersebut langsung dicatat ke buku besar pembantu. Baca juga: Jurnal Penyesuaian: Pengertian, Tujuan, dan Fungsinya Sumber pencatatan buku besar pembantu mencakup segala jenis bukti transaksi yang terdapat perubahan nominal akun utang dan piutangnya. Misalnya faktur, nota, bukti penerimaan kas, kuitansi, dan lain sebagainya. Ada dua metode yang bisa dilakukan untuk memasukkan data sumber pencatatan. Cara pertama, dengan mencatat dalam buku jurnal umum, lalu dibukukan ke buku besar. Sementara cara kedua, dengan membuat daftar saldonya di tiap akhir periode tertentu. Daftar saldo ini dibuat berdasarkan akun pada buku besar pembantu tersebut. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. |