Tipe budaya politik yang banyak terdapat di negara-negara yang sedang berkembang

Ilustrasi budaya politik yang berkembang di masyarakat Indonesia. Sumber: Unsplash

Budaya politik merupakan sebuah pola tingkah laku individu beserta pandangannya terhadap tatanan kehidupan politik tertentu. Mengutip dari Pendidikan Kewarganegaraan, Hasim (2007: 6), budaya politik menurut Almond dan Powell dianggap sebagai dimensi psikologi dari sistem politik yang bersumber dari penalaran sikap, nilai-nilai, dan keterampilan masyarakat dalam kehidupan berpolitik. Budaya politik pada dasarnya memiliki bentuk atau pola yang beragam, namun pada artikel berikut ini kita hanya akan mengulas tentang budaya politik yang berkembang di masyarakat Indonesia saja.

Secara umum model budaya politik suatu bangsa dapat terbentuk akibat adanya pengaruh dari beberapa aspek, seperti berikut:

  1. Tingkat pendidikan warga negara, yang mana aspek satu ini sudah baik maka dapat terbentuk sistem politik yang baik pula dan demokratis

  2. Tingkat ekonomi, semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara, maka pastisipasi politiknya juga cenderung semakin tinggi. Meskipun begitu, namun aspek ini juga tidak bersifat mutlak

  3. Reformasi politik atau keinginan untuk memperbaiki sistem politik menjadi lebih baik

  4. Supremasi hukum, yakni penengakan hukum yang adil, bebas, dan independen dapat melahirkan kepastian hukum guna membentuk sistem politik yang taat hukum

  5. Media komunikasi yang independen untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman bagi masyarakat akan budaya politik yang sehat

Selain pendapat tersebut, menurut Prof. Miriam Budiardjo, budaya politik juga bisa dipengaruhi oleh faktor lain seperti berikut:

  1. Sejarah perkembangan sistem politik

  2. Agama yang diyakini suatu kelompok masyarakat

  3. konsep atau orientasi individu terhadap kekuasaan dan kepemimpinan

sumber foto: https://unsplash.com/

Budaya Politik yang Berkembang di Masyakarat Indonesia

Berdasarkan aspek-aspek yang memengaruhi budaya politik tadi, maka budaya politik yang berkembang di masyarakat Indonesia tentunya tidak bisa disamakan dengan budaya politik yang berkembang di negara lain. Mengutip dari buku Kewarganegaraan, Aim Abdulkarim (2008: 3), menurut Rusadi Kantaprawira, budaya politik di Indonesia yang sangat kuat terdiri dari tiga tipe, diantaranya:

  1. Politik Parokial, yakni budaya politik yang bersifat kedaerahan (ruang lingkup yang sempit), dengan adanya partisipasi dari masyarakat tradisional dan sederhana. Dengan demikian, maka budaya politik parokial sangat menonjolkan kesadaran warga terhadap kekuasaan politik di kelompok masyarakatnya. Contohnya seperti sistem politik adat.

  2. Politik Kaula, yakni budaya politik di mana masyarakat bersikap pasif dan tidak bisa memengaruhi atau mengubah sistem politik, serta hanya bisa menunggu kebijakan pemerintah atau penanggung kekuasaan.

  3. Politik Partisipan, yakni budaya politik dimana masyarakat cukup sadar akan orientasi politiknya dan ikut berpartisipasi secara aktif dalam proses politik.

Demikianlah ulasan tentang bentuk atau pola budaya politik yang berkembang di masyarakat Indonesia. Semoga informasi tadi dapat menambah wawasan masyarakat terhadap budaya politik di Indonesia. (HAI)

Tipe-tipe budaya politik di Indonesia merupakan kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kata budaya merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah. Kata buddhayah mempunyai makna yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan akal budi manusia. Budaya merupakan sesuatu yang sangat kompleks di dalam kehidupan manusia yang meliputi aturan, adat istiadat, kesenian, bahasa, dan nilai-nilai yang berlaku di dalam suatu komunitas masyarakat. Budaya yang ada di dalam masyarakat Indonesia perlu dilestarikan agar masyarakat Indonesia tidak kehilangan identitasnya sebagai Cara Melestarikan Budaya di Indonesia.

Sebagai negara yang menganut sistem politik demokrasi, Indonesia juga mengenal budaya di dalam dunia perpolitikannya. Bentuk budaya politik yang ada di Indonesia merupakan bagian kecil dari sistem politik di berbagai negara. Budaya politik sendiri diartikan sebagai pola yang muncul dalam berbagai aspek dari suatu perilaku masyarakat dalam melaksanakan kehidupannya sebagai warga negara. Pola perilaku yang muncul sebagai perwujudan budaya politik dapat dijabarkan dalam aspek yaitu:

  • Kehidupan berbangsa dan bernegara
  • Pelaksanaan adminstrasi dalam negara
  • Sistem pemerintahan
  • Norma atau hukum yang berlaku

Semua aspek yang digunakan sebagai tempat untuk mewujudkan budaya politik dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang berkembang di dalam kehidupan bermasyarakat. Semua elemen masyarakat yang menjalankan kebudayaan politik di berbagai aspek yang sudah disebutkan wajib melaksanakannya dengan baik demi terwujudnya masyarakat politik yang diharapkan. Dalam sejarah Indonesia, Indonesia telah mengenal dan melaksanakan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer dimana budaya politik yang tumbuh di dalam kehidupan masyarakat sangat beragam. Artikel ini menjabarkan beberapa tipe budaya politik yang berkembang di masyarakat dari era pemerintahan orde lama sampai dengan era Indonesia sekarang ini. Berikut budaya-budaya politik yang diartikan dan dijabarkan dalam para ahli:

1. Budaya Politik Parokial

Budaya politik parokial biasa juga disebut dengan tipe-tipe Budaya politik di Indonesia yang apatis. Budaya politik ini disebut dengan budaya politik yang apatis karena minat dan partisipasi yang dimiliki oleh masyarakat untuk terlibat dalam suatu kegiatan politik sangat rendah bahkan tidak peduli dengan adanya kegiatan politik yang ada di sekitarnya. Walaupun negara kita adalah negara yang menganut sistem demokrasi liberal yang membebaskan masyarakat untuk berpartisipasi dalam dunia politik, budaya politik parokial masih banyak ditemukan di masyarakat Indonesia.

Budaya politik parokial yang ditemuka di masyarakat Indonesia merupakan kebudayaan yang terpelihara karena adanya kurangnya informasi dan rasa sakit hari kepada sistem perpolitikan di Indonesia. Kurangnya informasi menjadi salah satu penyebab munculnya budaya politik parokial yang meliputi beberapa faktor, diantaranya:

  • Minimnya keberadaan media informasi
  • Tempat tinggal penduduk yang jauh dari peradaban
  • Keengganan penduduk untuk mencari informasi

Faktor-faktor tersebut sampai sekarang masih menjadi penghalang informasi sehingga budaya politik parokial masih ditemukan. Rasa sakit hati juga menjadi salah satu faktor adanya budaya politik parokial ini. Sakit hati yang ditimbulkan cenderung pada pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah yang meleset dari harapan masyarakat sehingga menyebabkan penyebab konflik sosial di kehidupan bermasyarakat. Jika dibiarkan terus berkembang dan makin banyak masyarakat yang menganut budaya ini, maka kehidupan politik di suatu negara akan menjadi kacau karena masyarakat enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Hal seperti inilah yang dapat mengganggu pemerintah yang berdaulat sendiri.

Budaya politik kaula hampir sama dengan budaya politik parokial yang sudah dijelaskan. Perbedaanya, dalam masyarakat yang menganut budaya politik kalula, partisipasi dalam melakukan kegiatan politik masih nampak walaupun tidak banyak. Sebagai negara yang menganut sistem politik demokrasi, budaya politik kaula masih ditemui di kalangan masyarakat. Budaya politik kaula menekankan kepada tokoh yang muncul dalam proses politik yang sedang berlangsung. Tokoh ini dapat disebut sebagai idola dalam kelompok masyarakat tertentu. Masyarakat yang menganut budaya politik kaula ini lebih mengedepankan siapa yang menjadi tokoh utama dalam sistem politik karena budaya politik ini mempunyai subjektivitas yang tinggi.

Dalam sistem pemerintahan orde baru, budaya politik kaula sudah mulai nampak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa partai politik yang berpartisipasi dalam pemilu yang berlangsung pada saat itu, Masyarakat bebas menentukan pilihannya sesuai dengan subjektivitas masing-masing. Budaya politik kaula ini mempunyai efek yang cukup buruk jika subjek yang menjadi tokoh idola dalam masyarakat tidak mampu mewujudkan keinginan masyarakat. Ketidakmampuan ini dapat menimbulkan dampak ketimpangan sosial yang mengakibatkan dampak tertentu bagi masyarakat. Hal yang paling mungkin muncul akibat ketidakmampuan tokoh dalam mewujudkan keinginan masyarakat adalah beralihnya budaya politik kaula ke dalam budaya politik parokial yang pasif terhadap kehidupan dan proses politik yang sedang berlangsung di Indonesia.

3. Budaya Politik Partisipan

Budaya politik partisipan adalah budaya politik yang paling diharapkan dalam kehidupan politik yang berlangsung di Indonesia. Budaya politik ini merupakan salah satu implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada sila keempat. Masyarakat yang menganut budaya politik partisipan mempunyai keinginan yang tinggi dalam mengikuti perkembangan dalam kehidupan berpolitik sebagai partisipan secara langsung maupun tidak langsung. Angka partispasi yang dimiliki oleh masyarakat yang menganut budaya politik ini sangat tinggi bahkan tidak memandang usia yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.

Tingkat partisipasi yang tinggi dalam kehidupan berpolitik dipandang sebagai bentuk perwujudan demokrasi yang menganut asas-asas pokok demokrasi di Indonesia. Dalam tipe-tipe dudaya politik di Indonesia ini, masyarakat secara aktif memberikan aspirasinya dalam dalam kegiatan politik, misalnya menjadi bagian dari sistem pemilu di Indonesia. Masyarakat yang menerapkan budaya politik partisipan dalam kehidupan sehari-hari dapat melakukan berbagai kegiatan politik tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Perlu diketahui, keberadan budaya politik partisipan dalam masyarakat terdapat beberapa macam, diantaranya:

  • Budaya politik partisipan yang timbul karena adanya paksaan.
  • Budaya politik partisipan yang timbul karena adanya reward/ hadiah.
  • Budaya politik partisipan yang timbul karena kesukarelaan.

Ketiga kelompok budaya politik yang diutarakan merupakan bagian dari budaya politik partisipan. Ketiga kelompok tersebut masuk dalam bagian budaya politik partipisan karena indikator dalam budaya politik partisipan hanya dilihat dari tingkat partisipasi masyarakatnya tanpa mempertimbangkan faktor-faktot yang melatarbelakangi munculnya budaya tersebut. Namun setidaknya partisipasi masyarakat yang tinggi dalam budaya politik partisipan diperlukan guna mewujudkan proses kegiatan politik yang hidup. Budaya politik partisipan yang dilakukan oleh masyarakat juga dapat berubah menjadi budaya politik parokial jika dalam proses kehidupan berpolitik, tuntutan masyarakat tidak terpenuhi dalam kurun waktu tertentu.

Itulah penjelasan tentang budaya politik yang berkembang dalam masyarakat di Indonesia. Melalui kebudayaan politik inilah kita dapat menentukan langkah kita dalam mengikuti perkembangan politik yang ada di Indonesia. Budaya politik dapat diajarkan dalam jenjang pendidikan formal agar kesadaran berpolitik masyarakat dalam tumbuh dan berkembang dari dalam diri melalui pendidikan yang ditempuh. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait” state=”closed”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[/toggle]
[/accordion]