Tinta yang mengandung pigmen warna transparan adalah tinta

Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmen warna yang digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta bersama pena dan pensil digunakan untuk menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan air), surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan, memungkinkan penyebaran yang mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan antara dua cairan), materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan addiktiv lainnya digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan dan rupa tinta ketika kering.bahan
Setiap perusahaan tinta pastinya mempunyai bahan tambahan yang menjadi kekuatan jual produk mereka, tetapi pada intinya tinta semua tinta dye mempunyai bahan dasar yang harus ada untuk memproduksinya. Semua bahan tersebut dicampur menjadi satu.
Bahan dasar tinta jenis Dye :1. Air
Air yang digunakan adalah harus air dengan kualitas tinggi, tidak terkontaminasi baik sejak pengambilan hingga pemrosesan tinta, kualitas air menentukan daya tahan tinta nantinya saat penyimpanan, biasanya air ini harus melalui proses UV dan Reverse Osmosis, ada juga yang menggunakan air destilasi. Air adalah komponen terbanyak yang digunakan untuk membuat tinta Dye.2. Pewarna
Pewarna Jenis Dye yang terbaik adalah pewarna yang mampu menampilkan kualitas warna yang baik.3. Co-Solvent -- Humectant
Adalah bahan cair yang membantu pewarna (bukan tinta keseluruhan) agar tidak mudah mengeras sebelum terserap oleh kertas.4. Fixative -- Penetrant
Adalah bahan yang mengontrol tinta saat jatuh pada permukaan kertas, bahan ini harus mampu menahan tinta agar tidak terlalu terserap oleh kertas yang dapat mengakibatkan tinta tembus ke belakang kertas atau basah sebelum mengering.5. Surfactant.
Adalah bahan cair pemacu kerja tinta keluar dari head catridge, ukuran yang salah dalam penggunaannya menghasilkan tinta yang buruk. Humectant yang terlalu banyak bisa membuat tinta terus-menerus keluar dari head (wicking), atau terlalu sedikit juga bisa membuat tinta mudah menggumpal pada tangki dan head menjadi tersumbat (clogging). Pemakaian Surfactant harus seimbang dengan penggunaan Fixative.6. Resin
Bahan  inilah yang membuat efek polish dan tidak mudah terberai saat hasil cetakan pada kertas kita gosok dengan tangan.7. Biosida/Fungisida
Adalah bahan tambahan untuk menjaga keawetan tinta saat disimpan pada waktu yang lama dengan membunuh kuman dan bakteri pada tinta.8. Buffer dan Agent lainnyaBiasanya tinta harus memiliki pengatur pH agar tinta tidak terlalu asam atau basa.Itulah bahan-bahan dasar dalam pembuatan tinta printer jenis Dye.

Saya yakin setelah mengetahui bahan-bahan dasar tinta ini, kita bisa mengetahui penyebab tinta wicking atau clogging, tinta yang jamuran, tinta yang berwarna pudar, dan lainnya.Kandungan

Secara umum tinta dibagi menjadi dua macam, tinta  yang berbasis pelarut dan tinta yang berbasis air. Keduanya mempunyai keunggulan dan kelemahan. Dibanding tinta yang berbasis solven maka tinta yang berbasis air lebih tidak berbahu dan tidak beracun, tetapi tinta yang berbasis solven relatif lebih cepat mengering dan menghapus tinta yang belum kering tidak akan meninggalkan noda.

a. Kandungan utama

1.     Solvent ( pelarut ).

Adalah cairan yang mudah menguap merupakan bahan yang ditambahkan dalam cat, vernis dan lacquer sebagai upaya untuk melarutkan komponen resin dan untuk memodifikasi viskositas bahan. Untuk memenuhi hal itu secara efektif pelarut harus memenuhi kriteria;

1. Harus merupakan larutan yang kekentalannya sesuai untuk penyimpanan dan   kebutuhan penerapan pelapisan dalam bentuk cairan.

2. Harus mempunyai laju penguapan yang benar.

3. Harus mendepositkan lapisan dengan karakteristik optimum.

4. Harus tidak mempunyai bau yang tidak menyengat.

5. Harus tidak beracun.

6. Harus tidak bereaksi dengan pigmen.

7. Harus mempunyai harga yang masuk akal.

Pelarut untuk tinta white board ada dua macam air dan bahan organik ( VOC's). Saat ini keduanya telah secara luas digunakan untuk bahan pembuatan tinta cair, pasta dan padat. Bahan pelarut organik ( VOC's) terbagi dalam berbagai macam klas.

1.1.  Hidrokarbon;

white spirit, pelerut ini dicirikan dengan laju penguapan yang lambat dengan bau yang sedang saja.Dapat melarutkan minyak, resin alami, vernis oleoresin, dan resin alkyd. Secara umum digunakan untuk pembersihan ( general cleaning purpose ) dan pelarut lemak dan digunakan sebagai pelarut pada kebanyakan formulasi tinta.

toluen, Biasanya digunakan bersamaan dengan pelarut yang lain dalam formulasi dari vinyl copolimer pengeringan udara terbuka dan pelapisan klorinasi karet. Toluen secara luas digunakan dalam pelapisan nitroselulose sebagai diluent.Merupakan tipe pelarut yang murah untuk menurunkan harga formulasi pelapisan.

xylene, biasanya digunakan sebagai pelarut untuk poliurethan, chlorinated rubber, vinyl copolimer dan resin alkyd dikarenakan kekuatan pelarutan yang baik dan laju penguapan yang rendah yang mana cukup untuk memfasilitasi good flow. Xylen sangat sesuai digunakan coating oven karena laju penguapannya memungkinkan untuk flash off.

benzene, adalah pelarut yang tidak berwarna, cairan yang sangat mudah terbakar dengan karakter bau yang khas. Merupakan pelarut yang sangat kuat dan secara alami sangat beracun. Salah satu penggunaan utamanya adalah untuk menghilangkan cat dan vernis ( paint and vernish remover ). Kelebihannya yang lain adalah sebagai pelarut resin yang excellen. Sangat sesuai digunakan untuk lacquer, cat dari karet yang cepat kering.

1.2.  Ketone;

Acetone, merupakan pelerut yang sangat bagus dengan laju penguapan yang sangat tinggi. Aseton dipertimbangkan sebagai salah satu pelarut komersial terbaik dengan harga murah. Pelarut ini digunakan dalam vinyl kopolimer dan formulasi nitroselulose. Biasanya aseton ditambahkan dalam jumlah yang sedikit untuk dicampur dengan pelarut yang lain, yang mana kekuatan larutnya sangat bagus dan laju penguapannya sangat berguna untuk memodifikasi penerapan coating dan sifat bentukan lapisan film dari coating permukaan. Kecepatan dan kekuatan aksi pelarutan aseton membuatnya menjadi kandungan yang diperlukan untuk penghilangan cat dan varnis dan sebagai larutan pembersih yang digunakan pada bagian manufaktur dan penyimpanan.

MEK, dibandingkan dengan aston maka MEK mempunyai titik didih yang lebih tinggi dan laju penguapan rendah. MEK digunakan secara aktif dalam pelarut lacquer nitro selulose. Mempunyai toleransi larut yang tinggi, resistansi blush yang baik untuk laju penguapannya, dan merupakan pelarut yang sangat baik untuk resin natural dan sintetik. Oleh karena itu maka MEK digunakan dalam formulasi lacquer kepadatan tinggi. Digunakan dalam lacquer vinyl, pelarut untuk selulose asetat dan celulose asetat butirat dalam pembuatan pesawat terbang.

MIBK ( methyl Isobutyl Ketone ), mempunyai kekuatan pelarutan yang sangat tinggi dan laju penguapan yang moderat. MIBK mempunyai ketahanan blush yang sangat baik, toleransi diluent yang sangat tinggi dan daya alir bagus ( good flow ) membuatnya menjadi pelarut tunggal yang sangat ideal untuk lacquer semprot nitro selulose dan berbagai macam jenis coating. MIBK secara luas digunakan sebagai pelarut untuk epoxy poliurethan dan sistem coating nitroselulose  karena alasan daya larut dan laju penguapan yang baik

1.3.  Ester;

 Ethyl asetat, merupakan pelarut aktif  titik didih rendah yang umum untuk nitro selulose. Dicirikan dengan sifat laju penguapan yang cepat dan bau yang enak, karena bau yang agak enak maka sering digunakan untuk mengganti ketone dalam lacquer nitroselulose.

 amyl asetat, adalah solven aktif untuk nitroselulose, mempunyai bau manis seperti prambors. Membantu meningkatkan resistansi blush, menambah kilap. Digunakan dalam lacquer dimana laju evaporasi rendah yang diperlukan.

 butyl asetat, mempunyai laju penguapan yang moderat dan berbau khas buah buahan. Sangat mendukung good flow dan blush resistans untuk lacquer nitroselulose. Terutama digunakan sebagai pelarut aktif titik didih moderat untuk lacquer nitro selulose dan resin modifikasi.

 propil asetat. Juga seperti pelarut ester ang lebih dulu merupakan pelarut yang baik untuk nitroselulose, juga untuk pelarut resin alami dan resin sintetis. Mempunyai titik didih yang rendah.

1.4.  Glykol ether;

methyl cellosolve, merupakan pelarut yang bagus untuk nitroselulose, selulose asetat dan ethyl selulose, tetapi karena resistansi blushnya kurang maka penerapannya terbatas pada NC lacquer. Digunakan pada pada enamel yang cepat kering dan vernis.

cellosolve, atau ethylen glykol monoethyl ether, laju penguapannya lambat dibanding methyl sellosolve. Cellosolve mempunyai toleransi yang sangat tinggi terhadap pelarut aromatiktetapi hanya moderat untuk pelarut aliphatic. Berbau sedang atau mild dan daya larutnya untuk nitro selulose sangat bagus. Cellosolve sangat mendukung untuk viskositas rendah lacquer nitroselulose dan sangat cocok untuk lacquer tipe semprot, lacquer silk screen, cat dan untuk menghilangkan varnis.

 carbitol. Digunakan secara luas dalam lacquer nitroselulose dan hampir semua resin yang digunakan dalam coating permukaan. Sebagian dari carbitol pelarut yang sangat baik untuk acid dye yang dimanfaatkan pada stain bukan serbuk, yang mana membuat carbitol dipakai dalam industri coating permukaan.

1.5.  Alkohol;

ethyl alkohol, dikenal secara komersial sebagai alkohol industri ( methylated spirit ). Ethanol merupakan salah satu bahan yangtitik didihnya rendah secara umum digunakan untuk nitroselulose lacquer. Karena kekuatan pelarutannya yang sangat bagus dan laju penguapannya yang cepat membuat ethanol menjadi bahan yang disukai untuk untuk melarutkan shellac. Merupakan pelarut yang baik untuk resin alami dan sintetik.

 IPA, digunakan secara luas dalam lacquer NC dan thinner. IPA tersedia dalam tiga macam yaitu anhidrous, 95%, dan 91%. Grade anhidrous lebih disukai untuk formulasi coating permukaan dan produk yang sejenisnya. IPA digunakan sebagai pelarut untuk phenol dan resin alami dalam vernis spirit. IPA dicampur dengan toluen atau xylene digunakan sebagai pelarut selulose, resin alkyd dan vernis oleo resin.

Butyl alkohol. Dicirikan dengan bau yang menyengat digunakan sebagai pelarut laten untuk lacquer NC. Merupakan pelarut yang baik untuk banyak jenis minyak dan resin. Butyl alkohol digunakan sebagai pelarut untuk alkyd dan alkyd modifikasi amino dan ditemukan dalam coating basis acrilik dan dalam vernis sebagai pelarut.

1.6.  Terpene;

Turpentine, Secara komersial tersedia dalam dua jenis gum terpentin dan wood terpentin. Saat ini terpentin diganti oleh pelarut yang lain kaena alasan harga, ketidaktersediaannya, sifat dari tampilannya.

Dipentene, digunakan sebagai agen anti shinning dan mempunyai daya larut yang sangat tinggi untuk tujuan khusus seperti untuk penyetabil vernis over-cooked yang mana sangat dekat dengan titik gel.

Pine oil. Merupakan bahan yang laju penguapannya lebih lambat dan daya larutnya lebih tinggi dibanding dipentene. Titik didihnya 210 C -- 220 C dan berat jenisnya 0.935. Digunakan dalam prosentasi kecil dalam coating permukaaan untuk meningkatkan daya alir, gloss dan sifat yang lain.

2.    Resin polimer ( binder ).

Polimer mempunyai fungsi yang sangat jamak dalam menentukan sifat dan karakter tinta. Pada zaman dahulu resin polimer yang yang tersedia di alam telah digunakan dalam pembuatan tinta dan cat, tetapi saat ini tinta mengandung lebih banyak polimer sintetis. Salah satu fungsi utama polimer dalam pembuatan tinta adalah untuk menyebarkan partikel pewarna tinta agar merata di semua bagian, prakteknya dapat digunakan secara sendiri atau bersama dengan surfaktan.

Polimer berfungsi juga untuk mengatur vskositas ( kekentalan ) dan untuk rheological modifier. Fungsi lain polimer yang tidak kalah pentingnya adalah untuk membantu pembentukan film dan menaikkan sifat mekanis dan sifat khusus  dari tinta seperti kemampuan pembasahan dan ketahanan abrasi ( abrasion resistance ).

Polimer berbasis nitrosellulose adalah pemain utama pada pembuatan tinta berbasis solvent sedangkan poliakrilat lebih dikenal sebagai pendukung modern water based ink ( tinta berbasis air). Berbagai macam poliakrilat baik homopolimer maupun copolimer secara luas telah digunakan dalam pembuatan tinta, walaupun ada klas yang lain seperti poliurethan dan poliester yang berguna juga untuk mendukung sifat khusus dari tinta. Sifat mendasar seperti suhu transisi gelas yang mana polimer berubah dari glassy atau kondisi yang keras menjadi kondisi yang lunak ( flexible state ), kondisi tersebut harus terkontrol untuk mendapatkan ketahanan blocking yang sesuai ( kondisi yang menyebabkan tinta melekat hanya pada substratnya) serta kondisi pembentukan film minimum ( MFFT, Minimum Film Forming Temperature). Aktifitas polimer dengan komponen lain dalam tinta akan menentukan sifat akhir tinta. Misalnya interaksi antara polimer dan surfaktan akan mempengaruhi viskositas dan stabilitas dispersi yang akibatnya akan tampak pada kemampuan untuk mudah digunakan dan tambahan kekuatan warna pada tinta.

Berikut ini akan dijelaskan tentang binder atau resin baik yang sintetis maupun resin yang alami ;

a.      Rosin.

Gum rosin relatif merupakan rosin yang murah yang secara luas digunakan dalam industri cat. Gum rosin secara alami diperoleh dari menyadap pohon pinus. Rosin mempunyai titik lebur yang rendah dan acid value tinggi. Sebelum digunakan untuk bahan cat dan vernis rosin perlu untuk dimodifikasi secara kimia. Rosin mengandung 90% asam rosin dan 10 % rosin netral. Asamnya monobasic dan mengandung asam tak jenuh. Kandungan utama asamnya adalah abetic acid yang mana dapat diisomerisasikan menjadi levopimaric acid dengan perlakuan panas.

b.      Limed Rosin

Rosin yang keasamannya tinggi dapat dikurangi dan titik leburnya dapat dinaikkan dengan cara mereaksikannya dengan 4% -- 8% hidrated lime. Rosin dipanasi sampai 232 C dan hidrated lime dimasukkan secara perlahan -- lahan dengan pengadukan yang konstan. Selanjutnya suhu dinaikkan menjadi 275 C dan masa dibiarkan pada suhu tersebut sampai sample yang diambil menjadi clear apabila didinginkan. Limed rosin lebih murah dari pada ester gum dan lebih disukai apabila pertimbangan harga murah yang diutamakan.

c.       Gloss oil.

Larutan yang dibuat dari limed rosin dan white spirit dinamakan "Gloss oil". Gloss oil dapat juga dipersiapkan dengan cara thinning adonan limed rosin setelah mengalami pendinginan sampai suhu 215 C . Gloss oil dapat ditambahkan pada vernis dan resin lain seperti alkyd resin untuk membikin enamel yang lebih murah atau dapat ditambahkan pada pigmen untuk pasta.

d.      Zinc resinate.

Rosin dapat dipanasi dan ditambah zinc oksida untuk membentuk zinc resinate. Resin ini mempunyai titik lebur yang tinggi dan sifat pengeringan yang bagus manakala digunakan dalam industri coating. Banyak digunakan untuk finishing dekoratif interior dan lacquer nitroselulose dan berbagai macam formulasi tinta.

e.       Ester gum.

Ester gum dibuat dengan mencampurkan 3 mol rosin dan 1 mol gliserol. Rosin dimasukkan dalam ketel baja dipanasi sampai suhu 260C dibawah lingkupan CO2. Gliserol ditambahkan secara perlahan -- lahan disertai pengadukan. Kemudian suhu dinaikkan sampai 288C. Masa dipertahankan sampai diperoleh acid value yang diiginkan dan kemudian dilakukan vaccum untuk menghilangkan kelembaban dan gliserol.

Ester gum dengan harga asam yang tinggi digunakan dengan varnesh heavy oil karena lebih baik dalam mengurangi gelation dibanding yang harga asamnya rendah. Juga mempunyai sifat -- sufat pembasahan pigmen yang baik. Karena ester gum mengandung gugus yang tidak jenuh akan teroksidasi jika dibiarkan dalam udara terbuka oleh karena itu kontainernya harus yang kedap udara untuk menghindari reaksi okdidasi.

f.        Penta Erythritol Esters.

Apabila gliserol diganti dengan penta erythritol maka titik lunaknya akan naik. Rosin dipanasi sampai 205C dalam lingkup karbon dioksida, penta erythritol ditambahkan dengan pengadukan konstan. Suhu dinakkan dari 293C sampai 296C dan masa campuran dipertahankan sampai nilai asam yang diharapkan biasanya antara 12 sampai 15. Harus menggunakan ketel baja agar diperoleh warna yang lebih baik. Penta erythritol ester mempunyai sifat yang lebih stabil pada suhu yang lebih tinggi bila digunakan pada pembuatan vernis dan mudah dilarutkan serta keringnya lebih keras.

g.      Maleic Modified Rosin.

Rosin dipanasi sampai 94 C dan ditambahkan maleic anhidrid perlahan -- lahan dengan suhu dinaikkan bertahap sampai 149C sampai reaksi selesai. Maleic modified rosin mempunyai titik lebur, acid value yang tinggi dan larut dalam alkohol dan glikol dan seirng digunakan dalam vernis alkohol, tinta printing dan berbagai jenis lacquer.

Karena acid valuenya tinggi membuatnya sangat reaktif dengan bahan coating yang lain. Oleh karena itu diesterifikasi dengan alkohol utnuk penggunakan vernis yang lebih umum. Resin maleic pentamodified dapat digunakan dengan bodying oil yang lambat untuk pembuatan vernis, tetapi tidak akan cocok untuk lacquer dan vernis alkohol.

h.      Dammar.

Damar adalah resin yang tidak keras yang mempunyai aroma yang khas dan dicirikan dengan kelarutannya dalam hidrokarbon tetapi tidak dalam alkohol. Damar sering digunakan pada jenis vernis yang murah, vernis kertas, enamel yang tahan api dan lacquer. Kekurangan yang menonjol dari damar adalah sifat yang kurang keras dan tidak tahan lama apabila digunakan untuk aplikasi di tempat terbuka. Biasanya digunakan untuk mengkilapkan enamel dan cat murah aplikasi interior. Sebagai bahan utama yang digunakan dalam vernis bebas minyak seperti vernis untuk kertas kristal dan vernis map dengan cara melarutkannya dalam terpentin pada kondisi dingin, yang akan menghasilkan vernis yang sangat pucat dan dimana keringnya sangat cepat yang akan menghasilkan film sangat elastis.

i.        Amber.

Merupakan resin yang sangat keras, rosin ini tidak larut dalam carbon bisulphida, minyak bumi, alkohol, benzene dan asam asetat. Amber yang dalam kondisi lebur dapat larut dalam minyak biji kapuk yang panasa, chloroform, ether, benzene, petroleum, spirtus, dan terpentin tetapi tidak larut dalam alkohol. Amber jarang digunakan dalam pembuatan vernis karena alasan harga yang sangat mahal.

j.        Copals.

Meliputi beberapa resin natural antara lain, manila, congo, kauri dan lain -- lain. Secara umum copal mempunyai harga asam yang lebih tinggi dibanding resin alami yang lain.

k.      Manila.

Rosin ini larut dalam alkohol, keton dan hampir cocok utnuk semua pelarut, minyak dan resin. Manila yang tingkatannya lunak dan menengah digunakan sebagai pengganti shellac. Resin manila dapat digunakan untuk industri vernis tetapi masih kurang bagus jika dibanding shellac. Jalan. Manila digunakan dalam pengecatan jalan diapdukan dengan alkohol sebagai pelarutnya yang mana tidak akan membuat bereaksi dengan aspal

l.        Congo.

Merupakan resin fosil yang sangat keras, varietas kongo yang paling baik secara prktis adalah yang tidak           berwarna. Sebelumditreatmen kongo tidak larut dalam semua pelarut organik setelah ditreatmen kongo dapat larut dalam pelarut organik, minyak dan resin. Banyak digunakan dalam lacquer dan vernis karet dan dalam indusstri enamel karena mempunyai kemampuan merekat yang kuat pada permukaan logam.

m.    Kauri.

Merupakan resin fosil yang sangat keras, kauri larut pada alkohol, keton minyak dan rosin sebelum ditreatmen tetapi setelah ditreatmen kauri dapat larut hampir dalam semua pelarut digunakan dalam industri lacquer dan vernis. Merupakan resin yang sangat berharga karena dapat dikombinasikan dengan semua minyak dengan sangat mudah.

n.      Shellac.

India adalah produsen shllac terbesar, hampir 90% permintaan dunia diambil dari sana. Merupakan hasil sintesa dari kelenjar suatu insekta. Shellac dapat larut dalam alkohol dan spirtus membentuk warna kecoklatan yang kebanyakan digunakan dalam french polish. Berbentuk padat dan berjenis T.N., Button Lac, dan Garnet lac. Merupakan resin yang digunakan untuk membuat vernis dan lacquer yang peracikannya menggunakan spiritus, atau menggunakan alkohol manakala sudah kering akan menjadi lapisan yang keras mulus. Walaupun cukup mahal tetapi masih diaplikasikan dalam mebel, lantai rumah, model cor dan pernik pernik dari kayu karena sifatnya yang cepat kering, keras, kuat, transparan dan tahan aus tetapi mempunyai ketahanan terhadap air dan   kelembaban yang buruk.

o.      Natural Asphalt.

Aspal alami adalah resin yang sangat keras, rapuh dengan softening point pada 132 C -- 205 C. Dari berbagai macam resin aspal maka gilsonit adlah yang paling penting. Gilasonite adalah yang termurah dan digunakan untuk vernis dan cat high gloss, hitam dan gelap.

p.      Manjak.

Merupakan resin aspal yang lain yang mana berwarna hitam dan keras. Digunakan dalam coating yang buram dan coating kulit telur hitam, menghasilkan hasil coating yang kurang kilap dibanding gilsonite. Resin aspal ini mempunyai kecenderungan merembes pada lapis atas. Perembesan ini yang menyebabkan pembatasan penggunaaanya.

q.      Petroleum Aspahalt.

Aspal minyak bumi sering digunakan sebagai bahan impregnasi kertas dan kain dan sebagai bahan tahan air, coting bagian bawah, bahan atap dan cat yang tahan asam dan basa. Kelebihan yang paling utama adalah harga murah dan ketersediaannya yang melimpah. Karena harga yang murah maka sering digunakan sebagai pelapis yang tebal.  Kekurangannya adalah sifat yang mudah merembes sampai lapisan coating yang paling atas.

r.       Coaltar pitches.

Merupakan hasil distilasi dari tar batu bara, sangat mudah larut dalam benzene dan carbon bisulphida. Digunakan pada atap rumah, dasar kapal, bahan tahan air dan sering digunakan sebagai vernis insulasi.

s.       Glue.

Merupakan bentuk murni dari gelatin, diturunkan dari kulit, tulang binatang dan tulang ikan. Dapat larut dalam air dan berguna sebagai cat yang mudah larut dalam air. Sebagai binder dalam cat calcimine bubuk kering. Hal yang menonjol dari glue adalah harga yang murah. Hal yang paling merugikan adalah kelarutan permanen dalam air dan sifat pembentukan film yang jelek.

t.        Casein.

Merupakan kandun gan albumen dalam susu. Diendapkan dari susu dengan cara penambahan asam. Casein ditambahkan dalam persentase yang sangat sedikit sebagai koloid pelindung dan thickening agen. Casein kurang larut dalam air tetapi larut dalam larutan alkali. Digunakan sebagai coating dalam kertas dan yang secara relatif mempunyai ketahanan air yang jelek. Media air yang digunakan untuk pengendapan dalan finishing kulit berbasis pada casein.

a.      Phenolics Resin.

Resin phenol diracik dari phenol dan formaldehida dengan bantuan katalis, maka terbentuklah resin dengan berat molekul yang rendah. Sedangkan resin resol dibuat dari reaksi antara phenol dengan formaldehida yang berlebihan dibawah kondisi alkali. Resin novolac dibuat dari reaksi antara phenol yang berlebihan  dan formaldehida dalam kondisi asam. Resin resol dan novolac digunakan dalam coating permukaan apabila dimodifikasi akan menjadi bahan yang lebih berguna. Modifikasi dari resin phenol ini kebanykandigunakan dalam industri cat dan vernis.

Resin phenol mempunyai ciri warna kuning dan cenderung menjadi berwarna kuning jelek dalam aging film. Phenol modifikasi mempunyai ketahanan air dan alkali yang lebih baik. Tetapi secara umum resin phenol mempunyai ketahanan terhadap alkali yang jelek karena adanya gugus hidrosil bebas. Karakter insulasi listriknya sangat bagus.

Resin phenol sering digunakan pada insulasi sukucadang listrik. Yang terbanyak digunakan dalam binder vernis insulasi. Sering juga digunakan dalam perekat dan dalam resin penukar hidrogen sebagai pelunak air. Resin phenol setelah mengalami modifikasi digunakan dalam cat dan vernis.

b.      Alkyd Resin

Diproduksi dengan cara polimerisasi kondensasi ester dari reaksi antara asam policarboxilic dan polihidric alkohol. Glyserol dan asam phtalat atau anhidrous phthalat sebagai bahan utama yang digunakan utnuk membuat resin alkyd.

Tahap utama dalam pembuatan adalah proses esterifikasi alkohol atau metode alternatif lain yang digunakan untuk membuat resin alkyd adalah proses alkoholisis. Pada proses alkoholisis ini minyak dan alkohol polihidric dicampur dan dipanasi pada 240 C sampai 260 C dengan keberadaan katalis seperti calsium hidroksida. Minyak yang paling sering digunakan untuk semi drying dan drying oil dari alkyd modifikasi adalah minyak kedelai dan linseed oil walalaupun kadang -- kadang digunakan minyak lain juga.

Policarboxilic acidPolihdric alkoholminyakPhtalic anhidridGlycerolSoya BeanIsophtalic acidPenthaerythritolLinseed oilOrthophtalic acidSorbitolCastorMaleic acidT.M.ECoconutFumaric acidT.M.PTung

Alkyd resin dibagi menjadi tiga kategori

1.      drying.

2.      Semi drying.

3.      Non drying alkyds.

Kategori diatas masih lebih jauh dibagi lagi berdasar kandungan minyak misal banyaknya minyak dalam resin alkyd.

Short drying alkyd ( sd 45% kandungan minyak ) hanya larut dalam pelarut aromatis dan dicuring dengan temperatur tinggi ( dioven atau dipanggang ).

Medium oil alkyd ( sd 45 % -- 60 % kandungan minyak ) adalah yang terbanyak larut dalam pelarut aromatis atau campuran pelarut aliphatis aromatis dan dapat dicuring baik dengan udara langsung atau melalui suhu tinggi.

Resin alkyd yang semi drying dan bukan semi drying yang kandungan minyaknya medium digunakan bersamaan  dengan resin yang lain seperti resin amino, melamin.

Long oil alkyd  ( 60 -- 80% ) secara umum disiapkan dari drying oil. Semua resinnya larut dalam pelarut aliphatis. Sering digunakan sebagai binder untuk sistem finishing dekorasi dan finishing khusus lainnya.

c.       Modified Alkyd Resin.

Resin alkyd adalah polyester dan kebanyakan mudah untuk diserang oleh alkali. Alkyd apabila dimodifikasi dengan rubber chlorinasi  akan meningkatkan ketahanan korosi dan api dan mempercepat laju pengeringan. Apabila dimodifikasi dengan celulose nitrat meningkatkan kekerasan dan laju oengeringan. Apabila dimodifikasi dengan resin amino akan meningkatkan kekerasan dan ketahanan terhadap alkali.

d.      Styrenated Alkyd Resin.

Proses yang digunakan adalah styrenasi alkyd yang mana resin alkyd direaksikan dengan styren dengan keberadaan katalis peroksida. Penambahan styrene terjadi pada ikatan ganda pada residu asam lemak dari resin alkyd. Alkyd sterenasi meningkatkan laju pengeringn dan ketahanan kimia yang lebih baik dibandingkan dengan resin alkyd yang lain.

e.       Amino Resin.

Resin amino dimbuat dari reaksi kondensasi antara aldehida dan amine. Urea formaldehida dan melamin formaldehida adalah polimer yang paling populer diantara resin amino.

Pembuatan resin urea formaldehida melalui beberapa langkah. Pada reaksi awalnya dibawah kondisi alkali  yang akan menghasilakan campuran methylolurea.

Dibawah kondisi asam methyolurea mengalami reaksi kondensasi dan menghasilkan

Tetapi jika senyawa tersebut lebih jauh lagi bereaksi akan menghasilkan copolimer linear. Resin urea formaldehida tak termodifikasi dan resin melamin formaldehida biasanya dimodifikasi dengan butanol untuk membuatnya mudah larut dalam pelarut yang biasa digunakan.

Resin urea formaldehida butilated larut dalam pelarut yang biasa dipakai  dan secara luas digunakan dalam industri coating bersamaan dengan resin alkyd short dan medium oil length. Resin alkyd butylated amino mempunyai fleksibilitas, adhesi yang bagus dan kilap serta ketahanan kimia yang lumayan.

f.        Vynil Resin.

Adalah resin yang diperoleh dari monomer ethenoid seperti vinyl asetat dan vinyl chloride. Jenis utama dari resin vinyl adalah polivynil chloride, polivynil asetat, polivynildene chloride, vynil chloride dan lain lain. Poli vynil chloride dan polivynil asetat kebanyakan digunakan dalam industri kimia.

g.      Polyvinyl Chloride.

Vynil chloride diperoleh dari treating acetilen dengan hidrogen chloride dengan keberadaan katalis suhu dijaga di 60 C sampai 80 C, katalis yang digunakan adalah larutan hidrochlorida dari metal chlorida.


Tinta yang mengandung pigmen warna transparan adalah tinta

Lihat Cerpen Selengkapnya