Tiga orang ilmuwan yang secara berurutan melakukan penelitian sehingga ditemukan virus adalah

4 fungsi rangka pada manusia ​

Mengapa dalam transport aktif diperlukan protein channel agar zat bisa masuk ke dalam sel​

berbentuk apakah daunya​

identifikasi bagaimana mekanisme fotoreseptor pada jaringan dauntolong dijawab ya kak, please ​

apa persamaan empon empon masa dulu dengan masa kinisekarang cuy ​

tolong di jawab ya aku butuh banget nih bentar lagi dikumpulkan ​

Tundra merupakan bioma yang paling dingin, diantaranya terdapat di kutub utara. Indonesia ternyata juga mmeiliki bioma tundra. Tepatnya di puncak gunu … ng jayawijaya, papua. Yang merupakan tundra … ditempat tersebut ditumbuhi vegetasi dominan, yaitu? A. Alpin, liken B. Alpin, pohon sagu C. Arktik, alang-alang D. Arktik, bunga krisan E. Arktik, lumut sphagnum

tuliskan daur litik dan lisogenik beserta gambarnya​

Tolong Bantu jawab soal ini​

jelaskan tentang pendapat anda ditingkat organisasi mahkluk hidup yang mana yang diserang​

Kita mengenal bahwa penyakit dapat disebabkan oleh dua penyebab, yaitu bakteri dan virus. Virus memiliki karakteristik yang unik karena ia dapat berkembang biak, tapi bukanlah makhluk hidup. Karena bukan makhluk hidup, virus tidak dapat mati. Ketika kita flu, misalnya, sistem imun kita tidak mematikan virus. Supaya kita sembuh, kita hanya mengeluarkan virus tersebut dari tubuh kita lewat bersin.

Virus disebut sebagai parasit obligat karena hidup di sel inang. Tubuhnya memiliki ukuran sekitar 20-300 milimikron. Ia hanya memiliki satu asam nukleat, yaitu RNA atau DNA. Bentuk tubuhnya pun beragam.

Bagaimana sih ilmuwan bisa menemukan virus? Kira-kira apakah virus hanya memberikan dampak negatif bagi makhluk hidup, termasuk manusia? Nah di artikel kali ini kita bakal bahas sejarah penemuan virus dan perannya dalam kehidupan.

Sejarah Penemuan Virus

Virus pertama kali ditemukan di akhir abad 19, yaitu di tahun 1882. Saat itu, ilmuwan asal Jerman Adolf Mayer mempelajari penyakit pada tanaman tembakau yang menyebabkan pertumbuhannya terhambat. Selain itu, pada daunnya pun muncul bintik-bintik putih. Mayer menemukan bahwa ia dapat menularkan penyakit tersebut pada tembakau sehat menggunakan getahnya. Mayer kemudian berhipotesis bahwa penyakit mosaik tembakau disebabkan oleh bakteri berukuran sangat kecil, sehingga tidak terlihat di mikroskop.

Ahli biologi Rusia Dimitri Ivanovsky kemudian menguji hipotesis Mayer. Ia mencoba menyaring getah daun tembakau yang terinfeksi menggunakan filter yang dirancang untuk menahan bakteri. Namun, getah tersebut rupanya tetap menularkan penyakit ke tanaman tembakau sehat. Ivanovsky kemudian menyimpulkan dua kemungkinan: penyakit itu disebabkan oleh mikroba yang berukuran lebih kecil dari bakteri, atau mikroba tersebut memunyai zat yang dapat menembus jaringan.

Kemungkinan yang kedua dibantah oleh ahli botani Belanda Martinus Beijenrinck. Ia menemukan bahwa agen penyebab penyakit di getah yang telah disaring dapat bereproduksi. Beijenrinck mengemukakan bahwa penyakit tersebut bukan disebabkan oleh bakteri, melainkan cairan hidup bersifat patogen (contagium vivum fluidum).

Temuan Beijenrinck dibuktikan oleh ilmuwan Amerika Wendell Meredith Stanley. Stanley berhasil mengkristalkan partikel agen penyakit mosaik yang kemudian dinamakan tobacco mosaic virus (TMV). Ia juga menemukan bahwa virus tersebut tetap aktif walaupun dalam fase kristal.

Cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari virus kemudian dinamakan virologi.

Peran Virus dalam Kehidupan

Virus merupakan sumber penyakit bagi makhluk hidup, baik itu hewan, tumbuhan, maupun manusia. Namun, tumbuhan yang memiliki dinding sel lebih sulit terserang virus. Infeksinya sering kali disebarkan melalui bagian tanaman yang rusak atau serangga. Beberapa gejala tanaman yang terkena virus adalah kekerdilan, bercak kuning pada organ tumbuhan, dan hasil panen yang sedikit.

Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus tentu sering kita dengar sebelumnya. Influenza adalah salah satunya dan penyebarannya dilakukan lewat udara. Selain itu, penyakit lain seperti cacar air, campak, hepatitis, flu burung, SARS, dan ebola juga disebabkan oleh virus. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya adalah dengan menjaga kekebalan dan kebersihan tubuh serta dengan melakukan vaksin.

Apa itu vaksin? Nah, peran virus selanjutnya adalah vaksin. Vaksin merupakan virus yang dilumpuhkan atau dimatikan, kemudian disuntikkan ke dalam tubuh. Hal tersebut dilakukan untuk memicu kekebalan tubuh, sehingga ketika tubuh kita terserang virus yang sama, antibodi kita sudah tahu cara melindungi tubuh kita.

Adolf Eduard Mayer (9 Agustus 1843 – 25 Desember 1942) adalah seorang ahli kimia agrikultur Jerman yang penelitiannya pada penyakit mosaik tembakau memainkan peran penting dalam penemuan virus mosaik tembakau dan virus secara umum.

Tiga orang ilmuwan yang secara berurutan melakukan penelitian sehingga ditemukan virus adalah
Adolf Mayer

Adolf Mayer pada tahun 1875

Lahir(1843-08-09)9 Agustus 1843
Oldenburg, JermanMeninggal25 Desember 1942(1942-12-25) (umur 99)
Heidelberg, JermanKebangsaanJermanAlmamaterInstitut Teknologi Karlsruhe
Universitas HeidelbergDikenal atasVirus mosaik tembakauKarier ilmiahBidangBotani, VirologiInstitusiUniversitas Halle-Wittenberg
Universitas Heidelberg
Universitas dan Pusat Penelitian WageningenTerinspirasiJulius KühnMenginspirasiDmitri Ivanovsky, Martinus Beijerinck

Adolf Mayer lahir pada tahun 1843 di dalam keluarga guru sekolah menengah di Oldenburg. Ibunya merupakan anak dari seorang kimiawan Jerman terkenal, Leopold Gmelin. Dari tahun 1860 sampai 1862, ia mempelajari matematika dan kimia di Institut Teknologi Karlsruhe. Pada 1862, ia bergabung di Universitas Heidelberg, tempat ia memperoleh gelar Ph.D. pada bidang kimia, fisika, dan matematika dengan predikat summa cum laude pada 1864.

Pada tahun 1879, ketika Mayer menjabat sebagai direktur Stasiun Eksperimen Agrikultur di Wageningen, Belanda, ia diminta oleh seorang petani Belanda untuk mempelajari penyakit tak biasa yang mempengaruhi tumbuhan tembakau. Mayer mempublikasikan sebuah makalah pada 1886 mengenai penyakit tersebut yang diberi nama "penyakit mosaik tembakau" dan mendeskripsikan gejalanya secara detail.[1] Ia mendemonstrasikan bahwa penyakit ini dapat ditransmisikan dengan menggunakan getah dari tumbuhan tembakau yang terinfeksi sebagai inokulum untuk menginfeksi tumbuhan sehat. Pada saat itu, penyakit ini dianggap menyebar oleh bakteri atau toksin yang sangat kecil, tetapi beberapa tahun kemudian virus mosaik tembakau (TMV) terbukti penyebabnya. Mayer menggunakan mikroskop cahaya untuk mencari keberadaan fungi atau bakteri dalam getah yang terinfeksi, tetapi ia tidak menemukan apapun karena TMV terlalu kecil untuk terdeteksi mikroskop cahaya. Mayer tetap menyimpulkan bahwa agen penginfeksi merupakan sejenis bakteri dan mengklaim dengan salah bahwa ia dapat memperoleh "filtrat bersih" dari getah terinfeksi menggunakan kertas saring dalam beberapa kali pengulangan. Percobaan filtrasi dengan kertas saring dan filter Chamberland porselen berkualitas tinggi diulangi oleh Dmitri Ivanovsky pada 1892 dan Martinus Beijerinck pada 1898 yang menunjukkan bahwa agen penginfeksi dari penyakit mosaik tembakau pada faktanya tak dapat difiltrasi. Martinus Beijerinck merupakan orang pertama yang menggunakan istilah "virus" untuk mengindikasikan sifat nonbakterial dari penyakit mosaik tembakau. Pada 1935, virus mosaik tembakau pertama kali dikristalisasi. Walaupun menyimpulkan dengan salah, penelitian pionir Mayer pada penyakit mosaik tembakau merupakan langkah penting dalam penemuan virus dan menginisiasi berdirinya bidang virologi.[2][3]

  1. ^ Mayer, Adolf (1886). "Über die Mosaikkrankheit des Tabaks". Die Landwirtschaftliche Versuchs-stationen (dalam bahasa German). 32: 451––467. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Translated into English in Johnson, J., Ed. (1942) Phytopathological classics (St. Paul, Minnesota: American Phytopathological Society) No. 7, pp. 11–-24.
  2. ^ Lustig, Alice; Levine, Arnold J. (1992). "One Hundred Years of Virology". Journal of Virology. Washington, D.C.: American Society for Microbiology. 66 (8): 4629––4631. ISSN 1098-5514. PMC 241285  . PMID 1629947. 
  3. ^ Zaitlin, Milton (1998). "The Discovery of the Causal Agent of the Tobacco Mosaic Disease" (PDF). Dalam Kung, S. D.; Yang, S. F. Discoveries in Plant Biology. Hong Kong: World Publishing Co. hlm. 105––110. ISBN 978-981-02-1313-8. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-02-04. Diakses tanggal 2018-12-04. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Adolf_Mayer&oldid=17886362"