Di tahun 1884, the Swedish chemist Svante Arrhenius mengajukan dua spesifikasi senyawa, yaitu asam dan basa. Apa sebenarnya dua senyawa ini? Kamu pasti sering mendengarnya di kelas sains, bukan? Show Asam dan basa merupakan senyawa yang dapat berinteraksi satu sama lain dan menghasilkan formasi garam dan air. Istilah asam dan basa memiliki banyak definisi, tergantung dari cara melihat kandungan senyawa tersebut. Arrhenius pertama kali mendefinisikan asam sebagai senyawa yang diionisasi untuk memproduksi ion hidrogen, dan basa merupakan senyawa yang diionisasi untuk memproduksi ion hidroksida. Namun menurut definisi Lowry-Bronsted, asam adalah donor proton dan basa adalah penerima proton. Lalu Lewis mendefinisikan asam sebagai molekul atau ion yang mampu berkoordinasi dengan pasangan elektron, dan basa merupakan molekul atau ion yang memiliki pasangan elektron yang dapat dibagi dengan asam. Dalam definisi Lewis, agar sesuatu dapat disebut asam, maka ia harus memiliki sedikit elektron. Dalam rangka mengetahui tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat, maka digunakanlah skala pH (potential Hydrogen). Skala ini memiliki nilai dari 0 hingga 14. Berikut merupakan cara mengukurnya: Cara lain mengetahui tingkat keasaman dan kebasaan adalah dengan menggunakan litmus paper. Ada 2 jenis kertas litmus yang dapat digunakan, yaitu kertas litmus merah dan kertas litmus biru. Senyawa AsamAsam adalah senyawa yang sering terkandung pada buah-buahan yang terasa asam seperti jeruk dan anggur. Rasa asam sebenarnya adalah senyawa kimia yang dapat larut di dalam air. Senyawa asam membuat pH air menjadi lebih kecil dari 7. Dalam bahasa yang lebih ilmiah, asam adalah zat yang memberikan proton atau ion H+ kepada zat lain. Kata acid itu sendiri berasal dari bahasa Latin ‘acere’ yang artinya asam. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan senyawa ini. Misalnya pada saat susu berubah menjadi asam, itu karena ia mengandung lactic acid. Semua hal yang terasa asam dapat dipastikan memiliki kandungan asam di dalamnya. Asam memiliki sifat antara lain:
Apa Saja Senyawa Yang Termasuk Asam Kuat?
Penggunaan Asam
Senyawa BasaBasa adalah senyawa yang banyak digunakan dalam campuran sabun mandi atau sabun cuci. Secara kimia, basa adalah senyawa yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan ke dalam air. Basa adalah lawan dari asam. Jika kedua larutan asam dan basa disatukan akan saling menetralkan. Jika larut dalam air maka pH larutan akan menjadi lebih dari 7. Dari kuat atau tidaknya, maka basa dibagi menjadi dua jenis, yaitu basa kuat yang sering disebut kostik dan basa lemah. Kemampuan ini didasarkan pada kemampuan melepaskan ion OH– dalam larutan dan juga konsentrasi larutan yang dihasilkan. Basa dikarakteristikan memiliki rasa yang pahit dan tekstur licin. Basa yang dapat larut dalam air lebih dikenal dengan sebutan alkali. Basa memiliki sifat antara lain:
Contoh Larutan Dengan Basa kuat:
Contoh Larutan Dengan Basa Lemah:
Penggunaan Basa
Apakah informasi di atas memberikan pengetahuan yang berguna untuk kamu? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya! Asam merupakan salah satu unsur kimia yang bukan menjadi hal asing dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika memakan buah jeruk yang masih muda, lidah manusia secara refleks akan merasakan asam atau kecut. Cairan asam pekat sangat berbahaya. Asam mampu merusak kulit dan jika terkena mata, dapat berdampak kebutaan. Apabila mata terkena asam pekat, harus segera dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih. Asam sering diwakili dengan rumus umum HA secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam cairan, akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Lantas, apa sebenarnya pengertian asam? Apa saja sifat dan macam-macam yang dimilikinya? Simak penjelasannya berikut ini. Asam merupakan senyawa kimia yang terdapat di beberapa materi, contohnya buah-buahan. Foto: PixabayBerdasarkan buku Pocket Shortcut SMP Kelas 7,8,9 terbitan Tim Master Eduka (2019: 45), asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+ dan ion sisa asam yang bermuatan negatif, sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam bersifat elektrolit. Sifat elektrolit asam berbeda-beda. Ada yang bersifat elektrolit kuat dan ada pula yang lemah. Hal ini bergantung pada kemudahan asam melepaskan ion H+nya ketika dilarutkan dalam air. Ada tiga teori yang juga menjelaskan pengertian asam. Ketiga teori ini benar dan saling melengkapi serta menyempurnakan. Isi teorinya di antaranya sebagai berikut. Suatu larutan dikatakan asam jika senyawa tersebut dalam larutan, akan melepaskan ion H+. Teori ini hanya berlaku jika pelarut yang digunakan adalah air. Hal ini menjadi kelemahan dari teori Arrhenius. Suatu larutan dikatakan asam, jika senyawa akan mendonorkan proton. Suatu larutan dikatakan asam, jika senyawa tersebut menerima pasangan elektron bebas dari unsur atau senyawa, yang mempunyai pasangan elektron bebas. Asam memiliki sifat-sifat tertentu, antara lain:
Mengutip dalam buku Panduan Kimia Praktis SMP karya Dian Nur Fibrianto (2008: 30), berdasarkan unsur penyusunnya, asam dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: Asam oksi adalah asam yang mengandung oksigen. Asam ini terbentuk dari oksida nonlogam dengan air. Oksida nonlogam bila direaksikan dengan air membentuk asam, sehingga disebut oksida asam. Asam oksi memiliki nama yang berakhiran –at untuk bermuatan besar dan berakhiran –it untuk yang bermuatan kecil. Contohnya, yaitu asam karbonat, asam sulfit, dan asam sulfat. Ciri asam –ida adalah dalam rumus kimianya tidak mengandung oksigen. Asam ini terbentuk dari unsur hidrogen dengan unsur nonlogam yang memiliki elektronegativitas tinggi, yaitu unsur golongan VI A dan VII A. Elektronegativitas adalah kemampuan atom suatu unsur untuk menarik elektron dari atom unsur lainnya. Contohnya adalah asam klorida, asam sulfide, asam bromide. Asam organik termasuk jenis senyawa organik. Senyawa organik adalah senyawa yang terdiri atas unsur karbon yang membentuk rantai. |