Temukanlah pengaruh-pengaruh budaya hindu-buddha yang masih

Question and Answer Key of Social Sciences Class 7 Curriculum 2013 Revised 2016 Activities of Influence Groups of Hindu-Buddhist Culture which are still being carried out today Page 230 Chapter 4 (Indonesian Society in Pre-Literary, Hindu-Buddhist, and Islamic) ~ Assalamualikum Semuanya, Kembali lagi Bersama laguasyik.com. Pada Kali ini saya akan memberi tahu kalian semua tentang Soal dan Kunci Jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2016 Aktivitas Kelompok Pengaruh Budaya Hindu-Buddha yang Masih Dilakukan Saat Ini Halaman 230 Bab 4 (Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam) Kepada Para Siswa/Siswi Yang melihat Artikel Ini. Yuk, Kita Langsung saja ke Soal dan Jawabannya. ~

Aktivitas Kelompok

Setelah mempelajari uraian tentang pengaruh Hindu-Buddha terhadap masyarakat di Indonesia, kerjakanlah tugas berikut!

1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang!

2. Lakukanlah pengamatan di daerah sekitar tempat tinggalmu!

3. Temukanlah pengaruh-pengaruh budaya Hindu-Buddha yang masih dilakukan hingga saat ini!

4. Tulis hasil pengamatan yang kamu lakukan dan presentasikan di depan kelas

5. Setelah selesai, kumpulkan kepada guru untuk penilaian!

  • Sebelum datangnya agama Hindu-Buddha, Indonesia menganut animisme dan dinamisme, yang kemudian berakulturasi dengan agama Hindu-Buddha seperti pada tempat peribadatan, upacara-upacara keagamaan.
  • Sebelumnya datangnya agama Hindu-Buddha, sistem pemerintahan belum ada. Setelah masuknya agama Hindu-Buddha, membentuk suatu sistem pemerintahan dengan pemimpin tunggal sebagai raja.
  • Tradisi Megalitikum mengilhami arsitektur bangunan candi setelah kedatangan agama Hindu-Buddha dengan berbentuk limas dan berundak-undak.
  • Dalam bidang seni, seni wayang dan ukiran atau pahatan memengaruhi perkembangan seni pertunjukan dan seni ukir di Indonesia.

1. Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Agama yang masih dilakukan saat ini

Dalam bidang agama, kita dapat melihat peninggalan budaya hindu Buddha yang masih berkembang hingga saat ini. Kepercayaan itu masih dianggap suatu kekuatan ketuhanan di Indonesia dan kemudian mengalami akulturasi di era modern.

Sebelum mendapatkan pengaruh dari agama hindu budha dari India, bangsa-bangsa di kepulauan Indonesia sudah memiliki beberapa kepercayaan asli, antara lain :

  • Animisme adalah kepercayaan yang mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar roh tersebut tidak mengganggu manusia.
  • Dinamisme  adalah pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon-pohon besar.
  • Animatisme adalah sistem kepercayaan yang meyakini bahwa benda-benda atau tumbuhan di sekitar manusia memiliki jiwa dan bisa berpikir.
  • Totemisme adalah kepercayaan yang mempercayai adanya daya atau sifat ilahi yang dikandung sebuah benda atau makhluk hidup selain manusia.

Kepercayaan-kepercayaan tersebut lambat laun tergeser dengan hadirnya agam Hindu dan Budha, diawali dari pemimpin-pemin lokal sampai kemudian merambah keseluruh masyarakat bawah.

Meskipun begitu, kebudayaan dan agama Hindu Budha yang masuk tidak serta merta menghapus kepercayaan asli masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Lebih tepatnya, kepercayaan baru yang datang yaitu pengaruh Hindu Budha berbaur dengan kepercayaan yang sudah ada sebelumnya.

Hal ini membuktikan bahwa dengan masuknya pengaruh dari luar, masyarakat tidak serta merta menerimanya saja tapi menyaring dan menyesuikan dengan kepercayaan yang sudah ada pada saat itu.

Salah satu pengaruh agama Hindu dan Budha yang paling kentara, dalam hal kepercayaan misalnya saja mengenai pemimpin. Raja dipercaya sebagai keturunan dewa, atau dewa yang turun ke dunia dalam wujud manusia. Hal ini bisa dilihat pada arca peninggalan dari masa itu, sebagai contoh adalah arca raja Airlangga yang diabadikan dalam arca berwujud dewa Wisnu.

Kepercayaan ini mengakibatkan timbulnya pengkultusan terhadap pribadi raja. raja diagung-agungkan, dan kata-kata serta perintahnya pantang untuk dibantah.

2. Pengaruh Hindu-Budha dalam bidang Kebudayaan yang masih dilakukan saat ini

Tidak diragukan lagi, dalam bidang kebudayaan agama hindu budha banyak meninggalkan hasil seni yang sangat bernilai seperti arca, candi, dan tugu-tugu pemujaan yang menggambarkan kehidupan hindu Buddha pada masa lalu. Selain itu, setelah mengalami akulturasi, bentuk ukiran di candi-candi juga menunjukkan eksistensi agama Hindu dan Buddha yang pernah ada.

3. Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Pemerintahan yang masih dilakukan saat ini

Berubahnya sistem kemasyarakatan tak luput juga dari pengaruh kebudayaan dan agama Hindu Budha. Dalam hal ini, sistem kasta atau caturwarna mulai digunakan. Pengertian sistem kasta sendiri adalah penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat atau derajatnya. Masyarakat secara umum mulai digolongkan berdasarkan kasta sebagai berikut :

  • Kasta Brahmana adalah orang yang mengabdikan dirinya dalam urusan bidang spiritual seperti sulinggih, pandita dan rohaniawan.
  • Kasta Ksatria adalah para kepala dan anggota lembaga pemerintahan. Seseorang yang menyandang gelar ini tidak memiliki harta pribadi semua harta milik negara.
  • Kasta Waisya adalah orang yang telah memiliki pekerjaan dan harta benda sendiri petani, nelayan, pedagang, dan lain-lain.
  • Kasta Sudra adalah pelayan bagi ketiga kasta di atasnya. 

Meskipun pada saat itu sistem kasta mulai digunakan, dalam pelaksanaannya penggunaan sistem ini tidaklah seketat penggunaan di negeri asalnya, India. Dalam pemerintahan, pengaruh kebudayaan Hindu Budha bisa dilihat dari sistem kerajaan dengan gambaran sebagai berikut :

  • Hubungan antara penguasa dan rakyatnya berdasar pada hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah.
  • Pergantian kekuasaan dilakukan secara turun temurun berdasarkan keturunan.
  • Gelar penguasa disebut dengan raja, bahkan maharaja
  • Dalam sistem pemerintahan, identitas asli Indonesia terlihat dari pemerintahan yang tidak semuanya dipegang sang raja secara mutlak.
  • Kerajaan-kerajaan di Indonesia terdiri atas wilayah-wilayah yang lebih kecil dan masing-masing wilayah diperintah oleh rakai yang memiliki otonomi cukup luas. Para pemerintah daerah ini pada umumnya masih memiliki hubungan kerabat dengan raja. Hubungan kerabat yang dimaksud tidak terbatas pada hubungan darah, namun juga hubungan kerabat yang terjalin dari perkawinan.

4. Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Bahasa yang masih dilakukan saat ini

Kebudayaan dan agama Hindu Budha dalam sejarah tidak bisa dilepaskan dari penggunaan bahasa Sansekerta atau sanskrit. Bahasa sansekerta bukanlah bahasa yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya, dan hanya bisa digunakan oleh para Brahmana. Yang mana golongan tersebut sangat identik dengan agama dan kebudayaan bernafaskan Hindu Budha.

Karena itulah, dengan masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha ke Indonesia. Maka bahasa Sansekerta pun turut digunakan pada masa itu. Lebih detailnya, penggunaan bahasa Sansekerta banyak ditemukan pada prasasti-prasasti kuno peninggalan zaman itu seperti prasasti Mulawarman, prasasti Tugu, prasasti Kebon Kopi, dan prasasti Ciaruteun.

5. Pengaruh Hindu Budha dalam bidang seni Bangunan yang masih dilakukan saat ini

Sebelum datangnya kebudayaan dari India, monumen yang dibangun oleh masyarakat untuk melakukan pemujaan roh nenek moyang adalah punden berundak.

Setelah terkena pengaruh kebudayaan Hindu Budha dari India, masyarakat mulai mengenal teknik pembangunan bangunan pemujaan seperti stupa, candi, dan petirtaan.

Di India, candi khusus dibangun untuk melakukan pemujaan terhadap dewa. Namun di Indonesia, selain digunakan sebagai sarana pemujaan terhadap dewa, candi juga digunakan untuk memuja roh nenek moyang.

Bangunan candi di Indonesia dibangun dengan teknik yang memadukan seni bangunan candi India dengan pundek berundak Indonesia. Bangunan candi sudah jelas mangandung unsur-unsur kebudayaan India. Namun hingga saat ini para ahli belum berhasil menghubungkan gaya bangunan candi Indonesia dengan candi manapun di India.

Dalam membangun candi, para arsitek zaman dahulu menggunakan Silpasastra sebagai dasar konsep pelaksanaannya. Silpasastra adalah sebuah kitab dan pegangan yang berisi tentang berbagai arahan dan panduan membangun candi, arca, dll.

Bangsa Indonesia hanya mengambil unsur dan panduan dari budaya India sebagai dasar dalam pembangunan candi dan arca. Hasilnya adalah candi-candi yang bercorak khas Indonesia seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Mendut, dll.

6. Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Pendidikan yang masih dilakukan saat ini

Kita juga bisa melihat pengaruh budaya hindu budha melalui lembaga-lembaga pendidikan yang mengadakan pelajaran agama ini untuk menceritakan kembali sejarah maupun nilai agama yang ingin diajarkan.

Kebudayaan dan agama Hindu Budha juga mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam bidang penggunaan aksara. Sebelum masuknya budaya bercorak Hindu Budha, masyarakat Indonesia masih berada pada masa akhir prasejarah atau belum mengenal aksara.

Namun setelah masuknya kebudayaan dari India, masyarakat Indonesia mulai mengenal aksara dan memasuki zaman sejarah.

Penggunaan bahasa sansekerta dan huruf pallawa dalam prasasti peninggalan dari zaman itu merupakan bukti adanya pengaruh budaya Hindu Budha dalam bidang pendidikan. Bahasa sansekerta merupakan bahasa yang digunakan pada kalangan bangsawan kerajaan dan brahmana.

Setelah itu muncul dan berkembanglah bahasa-bahasa lain seperti bahasa jawa kuno, bahasa bali kuno, bahasa kawi yang merupakan turunan dari bahasa Sansekerta.

Dari situ bisa ditarik kesimpulan bahwa pada saat itu, sebagian masyarakat Indonesia sudah mengenal baca tulis.

Pada saat itu, sistem pendidikan berasrama juga sudah mulai digunakan untuk mengajarkan dan memperdalam ajaran agama Hindu Budha. Sistem pendidikan ini kemudian diadaptasi dan banyak digunakan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia di masa mendatang.

Pengaruh ajaran Hindu Budha juga ditunjukan dengan berkembangnya ajaran budi pekerti yang berlandaskan Hindu Budha. Pendidikan budi pekerti yang menanamkan nilai kasih sayang, welas asih, kedamaian, dan sikap saling menghargai sesama manusia mulai dikenal dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat pada saat itu.

7. Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Sastra yang masih dilakukan saat ini

  • Dalam Perkembangan Sastra

Sebelum masuknya pengaruh sastra India, sastra di Indonesia masih berupa sastra tutur atau sastra lisan karena pada saat itu masyarakat Indonesia masih belum mengenal aksara. Pada perkembangannya, sastra tulis mulai bermunculan.

Dimulai dari zaman Mataram Kuno sampai dengan zaman Majapahit Awal (Majapahit Bagian I) berupa sastra tembang yang disebut kakawin/kakahwin/kakawian. Memasuki zaman Majapahit Akhir (Majapahit Bagian II), irama kakawin mulai digeser dengan irama Kidung.

Hasil karya sastra Indonesia yang muncul karena pengaruh sastra India, dapat dikelompokkan berdasarkan zamannya sebagai berikut :

Zaman Mataram Kuno

  • Kakawin Ramayana dan bagian-bagian Mahabarata.

Zaman Kediri

  • Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa.
  • Kakawin Kresnayana karya Mpu Triguna.
  • Kakawin Sumanasantaka karya Mpu Monaguna.
  • Kakawin Smaradahana karya Mpu Dharmaja.
  • Kakawin Baratayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
  • Kakawin Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh.
  • Kakawin Wertasancaya karya Mpu Tanakung.

Zaman Majapahit Awal (Majapahit Bagian I)

  • Negarakertagama karya Mpu Prapanca.
  • Sotasoma karya Mpu Tantular.

Zaman Majapahit Akhir (Majapahit Bagian II)

  • Tantu Panggelaran
  • Calon Arang
  • Bubuksah
  • Sundayana
  • Pararaton
  • Ranggalawe
  • Sorandaka

Pengaruh kebudayaan Hindu Budha dari India sangat tampak dari inspirasi asli cerita-cerita yang berasal dari India. Sebagai contoh adalah kisah Ramayana dan Mahabarata yang merupakan karya asli dari sastrawan India.

Kisah-kisah tersebut pada perkembangannya mengalami perubahan dan menjadi sedikit berbeda dengan aslinya, menyesuaikan dengan nilai-nilai asli Indonesia. Salah satu contohnya adalah dalam kisah yang ada di Indonesia, terdapat tokoh-tokoh baru yang sama sekali tidak muncul di cerita aslinya.

Kelak cerita ini dimodifikasi setelah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia, dengan memunculkan tokoh punakawan seperti Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk yang jenaka.

8. Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Upacara/Tradisi yang masih dilakukan saat ini

Upacara/tradisi di masa Hindu dan Buddha banyak yang bertahan hingga saat ini. Beberapa upacara atau tradisi yang bertahan hingga saat ini seperti upacara ngaben, tradisi potong gigi, hari raya Waisak, ataupun wayang. Ngaben adalah upacara kematian dengan membakar mayatnya dan abunya dibuang ke laut. Tujuannya adalah untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat dengan mudah bersatu dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam).

Tradisi wayang juga masih bertahan hingga saat ini. Wayang mengalami percampuran dengan kebudayaan India melalui cerita-cerita seperti cerita Ramayana dan Mahabarata. Pagelaran wayang hingga sekarang masih sering diadakan di Indonesia mulai dari pagelaran wayang kulit, wayang golek.

9. Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Navigasi Pelayaran yang masih dilakukan saat ini

Pelayaran bangsa Indonesia pada masa kuno bergantung pada sistem angin musim. Pengetahuan tentang angin darat dan angin laut penting bagi pelaut. Untuk mengetahui arah, pada siang hari para pelaut memanfaatkan matahari, lalu di malam hari mereka menggunakan letak kelompok bintang tertentu di langit, seperti bintang mayang, bintang biduk, dan sebagainya.

10. Pengaruh Hindu Budha dalam Wilayah Nusantara yang masih dilakukan saat ini

Wilayah Indonesia saat ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh kehadiran kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, yaitu Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit. Pada masa Sriwijaya, wilayah kekuasaannya meliputi daerah Malayu di sekitar Jambi, daerah yang saat ini menjadi Pulau Bangka, daerah Lampung Selatan, serta usaha Sriwijaya untuk menaklukan Pulau Jawa. Di masa Singasari, wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Pahang (saat ini Malaysia), Malayu (saat ini Sumatera Barat), Gurun (nama pulau di Indonesia bagian timur), Bali, seluruh Pulau Jawa, Bakulapura dan Tanjungpura (saat ini wilayah di barat daya Kalimantan).

Peradaban Majapahit yang lebih maju dalam perniagaan dan seni serta wilayah kekuasaan yang luas, mengantarkannya menjadi salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Asia Tenggara. Kerajaan maritim Hindu-Buddha memiliki pengaruh yang luas karena tidak terbatas hanya di daratan saja, sehingga dapat melakukan penjelajahan mengarungi lautan untuk menyebarluaskan pengaruh di bidang politik, ekonomi, dan budaya.

Pada akhirnya, wilayah-wilayah kerajaan yang terbentuk pada masa itu membentuk wawasan tentang wilayah Nusantara yang sebagian besar menjadi negara Indonesia.

11. Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Arsitektur yang masih dilakukan saat ini

Salah satu pengaruh yang masih bertahan hingga saat ini adalah arsitektur pada bangunan di masa lalu yang banyak digunakan oleh bangunan masa kini. Beberapa bagian bangunan yang terpengaruh adalah pembagian bangunan dan halaman, atap bangunan, dan gapura.

Pertama adalah bagian bangunan. Candi terdiri dari tiga bagian utama yaitu bhurloka (dunia manusia), bhuvarloka (dunia orang-orang yang tersucikan), dan svarloka (dunia para dewa). Konsep ini kemudian diadaptasi dan saat ini dapat kamu lihat pada rumah-rumah tradisional Bali. Biasanya rumah tradisional Bali memiliki halaman yang luas dan dibagi ke dalam tiga bagian tersebut. Bangunan rumahnya terdiri dari bagian utama (bagian atas bangunan), madya (badan bangunan), dan nista (kaki bangunan).

Selain itu, pembagian tersebut juga dapat dilihat pada halaman rumah yang dibagi menjadi tiga, yaitu jaba (halaman depan), jaba tengah (halaman tengah), dan jeroan (halaman belakang/dalam).

Selain pada pembagian bagian bangunan, pengaruh arsitektur juga dapat dilihat pada atap bangunan. Contohnya adalah Masjid Agung Demak yang menggunakan atap tumpang seperti pada pura.

Selain dua hal di atas, bagian gapura juga dapat mengalami pengaruh dari Hindu-Buddha.

Misalnya, Masjid Kudus yang dibangun oleh Sunan Kudus tahun 1549 M. Masjid ini memiliki arsitektur seperti bangunan pura pada bangunan. Selain itu, pada bagian gerbangnya memiliki bentuk gapura jenis candi bentar.

12. Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Teknologi Perkapalan yang masih dilakukan saat ini

Teknologi perkapalan semakin maju sejak masa Hindu-Buddha khususnya Sriwijaya. Ciri khasnya antara lain adalah badan (lambung) kapal berbentuk seperti huruf V.

Macam-macam bagian lambung kapal. Bentuk pertama (atas) adalah bentuk lambung kapal V.

Ciri khas lainnya adalah bentuk haluan dan buritan yang simetris, tidak ada sekat-sekat kedap air di bagian lambungnya, tidak menggunakan paku besi dalam pembuatannya, serta kemudi berganda di kiri dan kanan buritan. Biasanya, kapal-kapal ini dibuat dengan teknik menyambung satu papan dengan papan lainnya, kemudian mengikatnya dengan tali ijuk.

Kapal pada masa klasik, yang muncul pada relief di Candi Borobudur dan rekonstruksinya.

Sekian Kunci Jawaban Dari Saya Tentang “Soal dan Kunci Jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2016 Aktivitas Kelompok Pengaruh Budaya Hindu-Buddha yang Masih Dilakukan Saat Ini Halaman 230 Bab 4 (Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam)”, Dan Terima Kasih Sudah Berkunjung Blog Yang Sederhana. Semoga Kunci Jawaban Ini Bisa Membantu Kalian Yang Belum Menjawab Soal dan Kunci Jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2016 Aktivitas Kelompok Pengaruh Budaya Hindu-Buddha yang Masih Dilakukan Saat Ini Halaman 230 Bab 4 (Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam). Jika ada Kelebihan pada artikel ini semoga bermanfaat bagi kalian semua dan jika ada kekurangan maupun Salah mohon dimaafkan sebesar-besarnya. Jika Ada Pertanyaan Dan Ada Saran Untuk kelebihan dan kekurangan Selain Ini Bisa Komen Di Kolom Komentar.