Teknik cetak tinggi yang paling populer dan banyak digunakan oleh seorang grafikus adalah

» smp7seni SeniRupa RachmatSuhernawanRizal

» Pengertian Apresiasi Seni Rupa

» Seni Audio Seni Visual Visual Art Seni Audiovisual Seni Rupa Seni Musik

» Seni Grafis Seni Keramik Desain Produk Desain Arsitektur Seni Rupa Dua Dimensi Dwimatra Seni Rupa Tiga Dimensi Trimatra

» Pendidikan Rekreasi Komunikasi KeagamaanReligi

» Bidang Gambar Pensil Pensil Warna Pastel Krayon

» Cat Air Cat Poster Tinta Bak Pewarna Alam Pewarna Kue EsensGincu Palet Kuas

» Teknik Perspektif Teknik Sketsa Teknik Siluet Teknik Komposisi

» Apa Gambar Bentuk itu? Mari Menggambar Bentuk

» Seni Hias Merancang Karya Seni Kriya

» Seni Kriya Gerabah smp7seni SeniRupa RachmatSuhernawanRizal

» Teknik Lempeng Slabing Teknik P

» Teknik Pilin Teknik Putar Teknik Cetak Tekan Press Teknik Cor atau Tuang

» Arsir Teknik Dusel Dusseler Teknik Pointilis Teknik Aquarel

» Kegiatan Mengamati Kegiatan Menghayati Kegiatan Mengevaluasi Kegiatan Berapresiasi

» Peranan Apresiasi Seni bagi Siswa dan Masyarakat Pentingnya Kegiatan Apresiasi Seni

» Bentuk Abstrak Bentuk Geometris Bentuk Stilasi Bentuk Deformasi Bentuk Visual Realistis

» Aspek Bahan Aspek Teknik Aspek Kriya Aspek Alat Aspek Fungsi

» Batik Ragam Seni Kriya Nusantara

» Membuat Batik Merancang Motif Batik

» Jenis-Jenis Gambar Menggambar Ilustrasi

» Teknik Menggambar Menggambar Ilustrasi

» Fungsi Seni Kriya Jenis-Jenis Seni Kriya

» Seni Desain Design Mengapresiasi Seni Rupa Terapan

» Penikmatan Karya Seni Penilaian Karya Seni Empati Aspek Fisik Aspek Psikis

» Cetak Tinggi Woodcut Alat dan Bahan Cetak Tinggi Cara Membuat Cetak Tinggi

» Pameran Karya Seni Rupa Tujuan Pameran Seni Rupa Pengunjung Pameran

» Pemilihan Karya Pemilihan Tempat Pengunjung

» Kerjakan soal-soal berikut dengan baik dan benar Kerjakan soal-soal berikut dengan baik dan benar

» Lukisan Cat Minyak Oil Painting Lukisan Cat Air Water Colour Lukisan Pastel Oil Pastel Lukisan Arang Conte

» Lukisan Al-Fresco Lukisan Al Secco Lukisan Tempera Lukisan Azalejo Lukisan Mozaik

» Bahan dan Teknik Pembuatan Patung Bentuk dan Wujud Seni Patung Teknik Membuat Patung

» Tujuan Religius Tujuan Magis Tujuan Simbolis Tujuan Estetis Tujuan Komersil Tujuan Ekspresi

» Kanvas Pensil Warna Cat Air Pastel Cat Akrilik Palet dan Kuas

» Media Objek Teknik Cara Menggambar Ekspresif

» Alat dan Bahan Langkah Pengerjaan

» Seni Lukis Prasejarah Indonesia Seni Lukis Hindu Klasik Indonesia

» Latar Belakang Perkembangan Seni Lukis Indonesia Baru

» Proses Berkarya Seni Rupa Mengapresiasi Karya Seni Rupa Murni

» Tahap Awal Tahap Penghayatan Tahap Penilaian

» Cetak Saring Silkscreen Cetak Tinggi Cetak Timbul

» Cetak Datar Lithography Cetak Dalam

Show more

1. Cetak Saring (Silkscreen) Cetak saring merupakan salah satu teknik mencetak yang umum dikenal orang dengan nama sablon. Teknik yang digunakan adalah mencetak dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari kasa (screen) yang terpasang pada rangka. Kasa (screen) ini bersifat elastis, lentur, dan halus. Cetak saring pada umumnya digunakan dalam pembuatan spanduk, poster, dan kaos. Screen yang digunakan untuk menyablon sangat beragam. Hal itu terlihat dari segi kualitasnya dengan sifat-sifatnya yang berbeda. Untuk menentukan perbedaan screen, digunakan huruf “T”. Berikut ini beberapa contoh tipe screen yang digunakan untuk menyablon. • T 55, yaitu tipe screen yang sifatnya banyak meloloskan tinta karena poriporinya besar. Tipe ini digunakan untuk mencetak gambar pada handuk atau karung gula. • T 90, yaitu tipe screen dengan pori-pori yang agak rapat. Tipe ini banyak digunakan untuk mencetak kaos dan spanduk. • T 120, yaitu tipe screen dengan pori-pori yang lebih rapat. Tipe ini biasanya digunakan untuk mencetak pada permukaan kayu lapis, kertas karton, dan kulit. • T 150, yaitu tipe screen yang banyak digunakan untuk mencetak pada permukaan bahan serat ( fiber), formika, dan imitasi. Seniman yang menggunakan teknik cetak saring dalam menghasilkan karya seni antara lain Josef Albers, Chuck Close, Ralston Crawford, Robert Indiana, Roy Lichtenstein, Julian Opie, Robert Rauschenberg, Bridget Riley, Edward Ruscha, dan Andy Warhol. 2. Cetak Tinggi (Cetak Timbul) Cetak tinggi atau cetak timbul adalah cara membuat acuan cetak dengan membentuk gambar pada permukaan media cetak secara timbul. Contoh yang paling sederhana dari teknik ini adalah stempel atau cap. Media yang umum digunakan untuk membuat cetak tinggi adalah kayu lapis/triplek, hardboard, metal, karet (linoleum), dan papan kayu. Teknik cetak tinggi yang paling popular yaitu seni gra fis cukilan kayu (woodcut). Teknik ini telah dikenal oleh orang Koptia di Mesir pada abad ke-14 M. Orang Eropa menggunakan teknik ini untuk membuat hiasan pada kain tenun. Seni ini juga dipakai sebagai media cetak huruf dan buku. Salah seorang pelopor yang berjasa dalam penemuan seni mencetak adalah Johanes Gutenberg (1400–1468) dari Jerman. Ada pula seniman (grafikus) yang menggunakan media teknik cetak tinggi untuk membuat karyanya. Mereka adalah Albrecht Durer, L. Granach, H. Holbein, HB. Grien (Jerman), Kastuhista Hokusai, Ando Hirosige (Jepang). Adapun gra fikus Indonesia yang menggunakan cetak tinggi dalam berkarya antara lain Kaboel Suadi, Edi Sunaryo, dan Andang Supriadi. 3. Cetak Datar (Lithography) Lithography berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos (batu) dan graphien (menulis). Lithography merupakan seni gra fis cetak datar dengan menggunakan acuan cetak dari lempengan batu kapur. Media batu kapur digunakan karena memiliki sifat dapat menghisap tinta cair dan lemak. Seniman yang menggunakan teknik ini antara lain George Bellows, Pierre Bonnard, Honoré Daumier, M.C. Escher, Ellsworth Kelly, Willem de Kooning, Joan Miró, Edvard Munch, Emil Nolde, Pablo Picasso, Odilon Redon, Henri de Toulouse-Lautrec, adn Stow Wengenroth. 4. Cetak Dalam Teknik cetak dalam adalah salah satu teknik seni gra fis dengan menggunakan acuan cetak dari logam tembaga. Teknik pembuatan cetak dalam yaitu dengan font-style: normal; font-variant: normal;"> ditoreh atau digores langsung. Ada pula yang menggunakan larutan senyawa asam nitrit yang bersifat korosit terhadap logam tembaga. Seni gra fis cetak dalam terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu engraving, etsa, mezzotint, dan drypoint. a) Engraving Engraving dikembangkan di Jerman sekitar 1430 dari ukiran halus yang digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi karya mereka. Untuk melakukan teknik ini, seseorang harus memiliki keterampilan karena harus menggunakan alat yang disebut burin. Penggunaan alat ini dianggap cukup rumit. Burin digunakan untuk mengukir logam. Seluruh, permukaan plat logam diberi tinta. Kemudian, tinta dibersihkan dari permukaan sehingga yang tertinggal hanya tinta yang berada di garis yang diukir. Setelah itu, plat logam ditaruh pada alat press bertekanan tinggi bersama dengan lembaran kertas (seringkali dibasahi untuk melunakkan). Selanjutnya kertas mengambil tinta dari garis engraving (bagian yang diukir) dan menghasilkan karya cetak.


Page 2

Teknik cetak merupakan bagian dari seni rupa yang sering disebut sebagai seni grafis. Terdapat beberapa teknik cetak manual dalam seni grafis, antara lain teknik cetak tinggi atau teknik cukil, teknik intaglio, teknik etsa, teknik cetak saring atau disebut pula teknik sablon. Cetak tinggi bukan merupakan seni yang otentik, karena sifatnya yang reproduktif, yaitu dapat dicetak berulang kali. Hal yang otentik hanya terletak pada acuan cetaknya. Namun hasil cetaknya dianggap sebagai karya seni yang orisinil, bukan merupakan salinan. Teknik cukil ini dapat menampilkan ekspresi dari senimannya. Cetak tinggi sendiri dikenal dengan beberapa variasi, antara lain cukil pada permukaan kayu (woodcut), cukil pada permukaan linoleum (linocut) dan cukil pada permukaan logam (metalcut). Cetak tinggi ini banyak diaplikasikan karena hasil cetaknya jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan karya lukisan.

Di Indonesia, seni cukil dikenal sejak masa perjuangan. Media cukil kayu menjadi pilihan utama dalam memproduksi poster-poster perjuangan dan selebaran propaganda. Sampai saat ini di Indonesia, teknik cetak tinggi atau cukil merupakan seni grafis yang paling popular. Teknik ini mendominasi munculnya teknik-teknik lain. Walaupun teknik cetak pada saat ini telah maju karena didukung oleh teknologi yang canggih, namun teknik cetak tinggi atau cukil masih digunakan dan digemari oleh sebagian seniman karena efek estetiknya memiliki ciri khas yang tidak dapat dicapai melalui teknologi canggih. Teknik cetak ini dapat bernilai ekonomis dalam kondisi tidak tersedianya peralatan canggih, dapat diterapkan untuk kebutuhan melipatgandakan suatu image yang bersifat komersial.

Cetak tinggi atau cukil memang merupakan teknik cetak yang paling sederhana dan relatif mudah dilakukan dibandingkan dengan teknik-teknik cetak (seni grafis) yang lain, seperti cetak dalam atau cetak datar, karena tidak membutuhkan peralatan studio yang lengkap. Material atau bidang yang dicukil mudah didapatkan, misalnya papan kayu, hardboard, karet vinyl, dan sejenisnya. Alat-alat dan tinta cetak juga mudah didapatkan, studio untuk mengerjakan tidak memerlukan ruang yang luas. Produk cetaknya tidak kalah bernilai dengan produk cetak yang menggunakan media lain maupun produk seni lukis. Melalui cetak tinggi, dengan leluasa dapat melakukan eksperimen visual, dengan menerapkan teknik cukil pada permukaan acuan cetak, sambil memanfaatkan tinta-tinta warna yang beraneka ragam. Melaui teknik cukil sebagai media yang mendorong untuk bereksperimen dengan teknik-teknik dan kemungkinan berekspresi dengan bentuk estetik sendiri. Teknik cetak tinggi pada dasarnya digunakan untuk mereproduksi sebuah gambar dengan citra yang sama dalam jumlah yang banyak.

Cetak tinggi atau relief print adalah salah satu dari beberapa macam teknik cetak yang memiliki acuan permukaan timbul atau meninggi, dimana permukaan timbul tersebut berfungsi sebagai penghantar tinta. Bagian yang dasar atau permukaan yang tidak timbul merupakan bagian yang tidak akan terkena tinta atau disebut bagian negatif, sedangkan bagian yang kena tinta disebut bagian positif. Untuk memperoleh acuan cetak yang timbul dapat dilakukan dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan menghantarkan tinta, sehingga tinggal bagian-bagian yang memang berfungsi sebagai penghantar warna atau tinta. Salah satu sifat cetak tinggi adalah apabila acuan cetaknya diamati, maka permukaannya acuan akan tampak sebagai permukaan yang berukir atau berelief. Oleh karena itu cetak tinggi disebut pula sebagai cetak relief atau relief print.

Teknik cukil kayu (woodcut) adalah teknik seni grafis yang paling awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara tradisional di Asia Timur. Seni cukil kayu disebut juga dengan istilah xilografi (xylography). Teknik cetak tinggi atau cukil ini menghasilkan gambar maupun tulisan melalui proses pencetakan dengan menggunakan permukaan lembar kayu, linoleum, hardboard atau karet vinyl yang dipahat atau dicukil sebagai acuan cetak atau plat. Bagian yang bukan merupakan gambar atau tidak dicetak selanjutnya dicukil, sedangkan bagian gambar atau yang tidak dicukil akan tetap sejajar dengan permukaan plat. Kemudian plat tersebut dibubuhi cat atau pewarna, setelah itu plat dicetak ke kertas dengan cara digosok, dengan bantuan sendok atau alat press. Apabila ingin menggunakan kombinasi beberapa warna, maka kita harus menggunakan acuan cetak atau plat yang berbeda bagi setiap warna yang digunakan.

Prinsip kerjanya adalah mendapatkan bagian positif (permukan yang timbul) dan negatif (permukaan yang cekung). Bagian negatif yang dihasilkan oleh cukilan tidak terkena warna, sebaliknya bagian positif yang tidak tercukil terkena warna. Bagian yang timbul akan diberi tinta dengan menggunakan roller, kemudian dicetak ke permukaan bidang cetak. Teknik cetak ini bertolak belakang dengan teknik cetak intaglio dan etsa (etching) yang justru bagian yang tergores menampung tinta yang kemudian dicetakkan pada kertas.

Perbedaan dengan teknik cetak lainnya, cetak tinggi ini memiliki kesederhanaan dalam peralatan, tidak membutuhkan teknologi yang canggih. Seniman dapat lebih ekspresif dalam menghasilkan karya seni grafis, lagipula ada beberapa nilai estetika yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan teknologi yang canggih. Pada umumnya proses cetak diaplikasikan pada permukaan benda yang datar. Proses pembuatan cetak tinggi dilakukan secara manual, namun tidak menutup kemungkinan apabila sketsa gambar merupakan hasil print-out.

Teknik cetak tinggi yang paling populer dan banyak digunakan oleh seorang grafikus adalah