Show
اَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِيۡلًا Aw zid 'alaihi wa rattilil Qur'aana tartiila atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan.
atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan dengan bacaan yang baik dan benar. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya membaca Al-Qur'an secara seksama (tartil). Maksudnya ialah membaca Al-Qur'an dengan pelan-pelan, bacaan yang fasih, dan merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca itu, sehingga berkesan di hati. Perintah ini dilaksanakan oleh Nabi saw. 'Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw membaca Al-Qur'an dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya menjadi lebih lama dari ia membaca biasa. Dalam hubungan ayat ini, al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari 'Abdullah bin Mugaffal, bahwa ia berkata: Aku melihat Rasulullah saw pada hari penaklukan kota Mekah, sedang menunggang unta beliau membaca Surah al-Fath di mana dalam bacaan itu beliau melakukan tarji' (bacaan lambat dengan mengulang-ulang). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari 'Abdullah bin Mugaffal) Pengarang buku Fathul Bayan berkata, "Yang dimaksud dengan tartil ialah kehadiran hati ketika membaca, bukan asal mengeluarkan bunyi dari tenggorokan dengan memoncong-moncongkan muka dan mulut dengan alunan lagu, sebagaimana kebiasaan yang dilakukan pembaca-pembaca Al-Qur'an zaman sekarang. Membaca yang seperti itu adalah suatu bacaan yang dilakukan orang-orang yang tidak mengerti agama." Membaca Al-Qur'an secara tartil mengandung hikmah, yaitu terbukanya kesempatan untuk memperhatikan isi ayat-ayat yang dibaca dan di waktu menyebut nama Allah, si pembaca akan merasakan kemahaagungan-Nya. Ketika tiba pada ayat yang mengandung janji, pembaca akan timbul harapan-harapan, demikian juga ketika membaca ayat ancaman, pembaca akan merasa cemas. Sebaliknya membaca Al-Qur'an secara tergesa-gesa atau dengan lagu yang baik, tetapi tidak memahami artinya adalah suatu indikasi bahwa si pembaca tidak memperhatikan isi yang terkandung dalam ayat yang dibacanya. Umroh.com – Setiap kaum muslim, sangat dianjurkan untuk senantiasa membaca Al-Quran, baik di waktu siang, maupun malam hari. Jika seorang muslim mampu membaca Al-Quran hingga khatam atau tamat, maka hal tersebut sangatlah baik sekali. Namun jika tidak mampu melakukannya, maka dianjurkan untuk membaca Al-Quran setiap harinya sepuluh ayat Al-Quran. Berikut merupakan ayat perintah yang langsung diturunkan oleh Allah SWT untuk umatNya agar selalu membaca Al-Quran serta manfaat yang didapatkan ketika membaca Al-Quran. Baca juga : Penting! Inilah Sederet Ayat Al Quran tentang Usia Ayat Perintah Membaca Al-Quran
Manfaat Membaca Al-QuranInilah manfaat yang didapatkan ketika membaca Al-Quran setiap harinya serta keajaiban Al-Quran. 1. Mendapatkan pahala dan kebaikanKetika seorang muslim membaca Al-Quran maka orang tersebut akan menjadikan suasana sekitarnya menjadi lebih damai, tenang dan penuh keberkahan. Maka dari itu seorang muslim yang membaca Al-Quran maka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan kebaikan dari Allah SWT sebagai umat yang shalih. 2. Menaikkan derajatUmroh.com merangkum, ketika seorang muslim membaca Al-Quran maka hal tersebut dapat membuat orang yang membaca Al-Quran semakin bercahaya dan penuh dengan kewibawaan. Kondisi inilah yang dapat membuat seorang menjadi lebih disayangi, dihormati dan dihargai banyak orang. 3. Memperoleh rahmat dan lindungan oleh malaikatMembaca Al-Quran dengan menggunakan hati yang tenang dan sabar tetnu akan mendatangkan rahmat dari Allah SWT serta mendapatkan perlindungan dari para malaikat agar terhindar dari segala kejahatan yang terlihat maupun tidak terlihat. 4. Memberikan syafaat pada hari kiamatMembaca Al-Quran juga dapat mendatangkan kebaikan dan kemulian yang seorang muslim itu sendiri tidak dapat membayangkannya, bahkan juga dapat memberikan syafaat pada hari kiamat nanti dengan kemuliaan yang sangat besar. 5. Memiliki perilaku yang muliaKetika seorang muslim membaca Al-Quran dan memahaminya, lalu membacanya dengan kondisi tenang dan rasa bahagia, maka dapat merubah seorang yang semulanya tidak berperilaku dengan baik maka akan menjadi lebih baik, karena orang tersebut mengetahui bahwa apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh seorang muslim. [xyz-ihs snippet="Iframe-Package"] 6. Membuat hati lebih tenang dan tentramMembaca Al-Quran juga dapat menenangkan pikiran dan batin serta dapat pula menjadikan rasa cinta terhadap Allah SWT, terhadap semua nabi dan rasul serta para malaikat, dan cinta tersebut akan semakin kuat setiap harinya, jika orang tersebut membaca Al-Quran dan memahami isi dari Al-Quran. 7. Agar selamat dunia dan akhiratRajin membaca Al-Quran dengan hati yang tenang dan ikhals dapat menyelamatkan diri dari kejahatan yang terlihat dan tidak terlihat serta dijauhkan dari kesengsaraan selama hidup di dunia dan di akhirat nanti. Semua itu sebagai bentuk dari wujud perlindungan yang Allah SWT berikan kepada umatNya, karena telah memenuhi segala perintahNya salah satunya dengan membaca Al-Quran. 8. Obat penyembuh dari berbagai penyakitSeorang muslim yang rajin dalam kehidupan sehari-harinya dan orang tersebut rajin juga rajin dalam membaca Al-Quran, maka Allah SWT akan melindunginya dari segala penyakit yang ada. 9. Dapat menyembuhkan penyakit hatiMembaca Al-Quran dengan penuh keikhlasan dan dengan hati yang tenang pula, maka dapat menghalau dan menyembuhkan penyakit hati seperti iri hati, dengkim dan senang membicarakn keburukan orang lain, serta dendam.
10. Memberikan kenikmatan pada kedua orangtua dihari kiamatSetiap seorang anak muslim yang taat kepada perintah Allah SWT dengan membiasakan diri membaca Al-Quran semata-mata karena kecintaannya terhadap Allah SWT dan kedua orang tuanya maka Allah SWT akan melindungi kedua orang tuanya dan memberikan kenikmatan berupa mahkota pada kepada mereka sebagai tanda keberkahan karena telah memiliki anak yang shalih dan shalihah. Jakarta - Wahyu yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah iqra. Secara umum, iqra diartikan sebagai perintah untuk membaca. Dilansir dari laman FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, iqra berasal dari kata qaraa-yaqrau-qiraah yang artinya membaca, menghimpun, mendalami, meneliti, dan mengetahui ciri-cirinya. Dengan kata lain, perintah iqra tidak hanya membaca tulisan, tetapi juga dengan pendalaman situasi atau fenomena sosial yang terjadi. Dalam wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW melalui Jibril, Allah SWT memerintahkan untuk membaca dengan menyebut nama Tuhan. Perintah tersebut termaktub dalam QS. Al Alaq ayat 1-5. Allah SWT berfirman sebagai berikut: 1. ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ Arab-latin: iqra` bismi rabbikallażī khalaq Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan," 2. خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ Arab-latin: khalaqal-insāna min 'alaq Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah." 3. ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ Arab-latin: iqra` wa rabbukal-akram Artinya: "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah," 4. ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ Arab-latin: allażī 'allama bil-qalam Artinya: "Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam," 5. عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ Arab-latin: 'allamal-insāna mā lam ya'lam Artinya: "Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." Menurut pendiri Pusat Studi Al Quran, M. Quraish Shihab, kata iqra pada ayat pertama surat Al Alaq di atas diambil dari akar kata yang artinya menghimpun. Arti tersebut kemudian melahirkan beragam makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks tertulis atau tidak tertulis. Dalam buku Tafsir Pendidikan karya "Iqra berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak," paparnya seperti dikutip, Rabu (16/6/2021). Menurut Ibnu Katsir, ayat-ayat di atas merupakan permulaan rahmat dan nikmat yang diturunkan oleh Allah SWT atas kasih sayang kepada hamba-Nya. Surat ini menggandung peringatan yang menggugah manusia untuk memahami asal-mula penciptaan manusia, yaitu dari 'alaqah. Adapun, di antara kemurahan Allah SWT adalah Dia telah mengajarkan manusia tentang apa yang tidak diketahuinya. Ibnu Katsir menafsirkan, Allah SWT telah memuliakan dan menghormati manusia dengan ilmu. Itulah makna iqra sebagaimana terkandung dalam Al Quran. Semoga menambah pengetahuan dan ketakwaan sahabat hikmah kepada Allah ya. (nwy/nwy) |