Siapa yang menjadi pemimpin Gereja Mula-mula

adventbenhil.org : Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa -

Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa

PETRUS SEBAGAI PEMIMPIN JEMAAT

KAMIS, 30 MARET 2017

Selama pelayanan Yesus, Petrus sering bertindak sebagai pemimpin dari kedua belas rasul.Dialah juru bicara mereka. Ketika Matius membuat daftar nama ke dua belas rasul, dia menyebutkan “ pertama... Petrus” (Mat.10:2). Petrus juga memainkan peran penting pada jemaat mula-mula. Petruslah yang mengambil inisiatif untuk mengangkat seorang murid menggantikan Yudaa Iskariot, yang telah mengkhianati Yesus (Kis 1:15-25) Pada hari Pentakos, ta, Petmslah yang menjelaskan kepada orang banyak bahwa mereka sedang melihat karunia Roh yang dijanjikan itu, dicurahkan Allah kepada umat-Nya (Kis 2: 14-36). Petruslah yang, ketika ditangkap karena berbicara mengenai kebangkitan orang mati, berbicara kepada imam besar dan pemimpin Yahudi yang terkumpul (Kis. 4: 1-12).Petruslah yang dituntun kepada Kornelius, orang non-Yahudi pertama yang diterima sebagai pengikut Yesus (Kis. 10:1-48). Petruslah yang dikunjungi Paulus selama 15 hari ketika Paulus pertama kali datang ke Yerusalem setelah pertobatannya (Gal. 1:18). Bahkan, untuk menggambarkan lingkaran pengikut Yesus di Yerusalem pada waktu itu, Paulus menyebutkan tiga “sokoguru jemaat”: Petrus, Yakobus saudara Yesus, dan Yohanes murid yang dikasihi (Gal. 2:9). 

Bacalah Galatia 1:18,19; 2:9,11-14.Apakah yang ayat-ayat ini katakan kepada kita tentang Petrus, sekalipun peranannya saat itu sangat menonjol dalam gereja mula-mula?

Sekalipun sebagai seorang pemimpin jemaat, sekalipun sebagai seorang yang dengan jelas dipanggil Tuhan (Yesus berkata kepada Petrus, “Gembalakanlah domba-domba-Ku” [Yoh. 21:17]), sekalipun sebagai seorang yang menerima penglihatan mengenai tidak boleh menyebut“ orang najis atau tidak tahir” (Kis 10:28), Petrus masih punya beberapa hal penting menyangkut pertumbuhannya yang perlu dilakukan.

Pada gereja mula-mula, hampir semua orang Kristen adalah orang Yahudi, banyak di antara mereka adalah yang “rajin memelihara hukum Taurat” (Kis 21 :20). Dalam penafsiran mereka atas hukum Taurat, makan bersama bangsa-bangsa lain adalah masalah karena bangsa-bangsa lain dianggap najis. Ketika ada beberapa orang Kristen Yahudi yang datang dari Yakobus di Yerusalem, Petrus menghentikan makan dengan bangsa-bangsa lain di Antiokhia. 

Bagi Paulus, perilaku tersebut adalah serangan terhadap Injil itu sendiri.Dia melihat tindakan Petrus sebagai kemunafikan yang terang-terangan dan ia tidak takut untuk menantang dia dalam hal itu.Bahkan,Paulus menggunakan kesempatan itu untuk mengemukakan ajaran kunci iman Kristen: Pembenaran oleh iman saja (lihat Gal. 2: 14-16). 

Meskipun dipanggil oleh Allah, Petrus memiliki beberapa kelemaliau yang perlu dikoreksi. Bagaimanakah kita menanggapi ketika orang lain berusaha untuk menunjukkan “titik buta” kita sendiri? 

Pada mulanya, para pengikut Kristus tidak melihat perlunya mengembangkan suatu sistem kepemimpinan gereja. Mereka mengharapkan Yesus segera kembali, karenanya mereka menghadapi masalah-masalah intern, bila ada yang timbul - biasanya dengan cara yang sangat informal.

Akan tetapi, ketika Paulus menulis surat kepada gereja-gereja, orang Kristen menyadari perlunya mengorganisir pekerjaan mereka. Perjanjian Baru tidak memberikan suatu gambaran yang terperinci tentang kepemimpinan gereja mula-mula ini. Kelihatannya, seorang atau lebih penatua (presbiter) mengetuai/mengatur masalah-masalah dalam setiap jemaat (bdg. Rm. 12:6-8; I Tes. 5:12; Ibr. 13:7, 17, 24), sama seperti yang dilakukan para penatua di dalam sinagoge Yahudi. Para penatua ini dipilih oleh Roh Kudus (Kis. 20:20), meskipun para rasul yang mengangkat mereka (Kis. 14:23). Jadi, Roh Kudus bekerja melalui para rasul untuk menetapkan para pemimpin bagi pelayanan mereka. Beberapa pelayan yang disebut pemberita Injil kelihatannya telah mengadakan perjalanan dari satu jemaat ke jemaat yang lain, seperti yang dilakukan para rasul. Gelar mereka berarti "orang yang mengajarkan Injil." Ada sarjana yang berpikir bahwa mereka adalah wakil langsung dari para rasul, seperti Timotius menjadi wakil Paulus; yang lainnya berpikir bahwa mereka menjadi ternama karena menyatakan karunia penginjilan yang khusus. Para penatua memikul tugas-tugas pastoral biasa di antara saat-saat kunjungan para penginjil itu.

Dalam beberapa jemaat, para penatua mengangkat diaken-diaken untuk mengatur pembagian makanan bagi mereka yang membutuhkan atau mengurus kebutuhan material yang lain (bdg. I Tim. 3:12). Pala diaken yang pertama adalah orang-orang "yang terkenal baik" yang dipilih oleh para penatua di Yerusalem untuk melayani para janda dalam jemaat (Kis. 6:1-6).

Beberapa surat dalam Perjanjian Baru menyebut istilah bishop (KJV) atau penilik dalam jemaat yang mula-mula. Hal ini sedikit membingungkan, karena para "penilik" (uskup) ini tidak merupakan kelompok atas dalam kepemimpinan gereja, seperti yang dikenal di beberapa gereja sekarang ini. Paulus mengingatkan para penatua di Efesus bahwa mereka adalah penilik (uskup) (Kis. 20:28), dan kelihatannya ia memakai kedua istilah itu, penatua dan penilik (uskup) secara bergantian (Tit. 1:5-9). Baik para penatua dan penilik (uskup) ditugaskan untuk mengawasi sebuah jemaat. Rupanya kedua istilah tersebut mengacu pada para pelayan yang sama di dalam gereja mula-mula, yaitu para presbiter.

Paulus dan para rasul yang lain memahami bahwa Roh Kudus mengaruniakan kemampuan memimpin yang khusus kepada orang-orang tertentu (I Kor. 12:28). Karena itu ketika mereka menganugerahkan suatu gelar resmi kepada seorang saudara atau saudari seiman, mereka hanyalah menegaskan apa yang telah dikerjakan Roh Kudus.

Tidak ada pusat kekuasaan duniawi di dalam gereja mula-mula. Jemaat Kristen mengerti bahwa Kristus adalah pusat dan sumber dari seluruh kekuasaan jemaat (Kis. 20:28). Pekerjaan melayani berarti berbakti dengan rendah hati, dan bukan memerintah dari sebuah kantor yang megah (bdg. Mat. 20:26-28). Pada waktu Paulus menulis surat-surat penggembalaannya, orang-orang Kristen telah menyadari pentingnya menjaga ajaran-ajaran Kristus yang disampaikan melalui para pelayan jemaat yang mengabdikan diri kepada pelajaran yang khusus untuk "berterus terang memberitahukan perkataan kebenaran itu" (II Tim. 2:15).

Gereja mula-mula itu tidak memberikan kekuatan-kekuatan gaib kepada orang-orang melalui berbagai upacara atau cara lainnya. Jemaat Kristen mengundang orang-orang yang belum percaya untuk ikut dalam kelompok mereka, yaitu tubuh Kristus (Ef. 1:23), yang akan diselamatkan sebagai satu kesatuan. Para rasul dan pemberita Injil menyatakan bahwa Kristus akan kembali bagi umat-Nya, "pengantin perempuan Kristus" (bdg. Why. 21:2; 22:17). Mereka menyangkal bahwa orang-orang bisa memperoleh kekuatan khusus dari Kristus untuk tujuan-tujuan pribadi yang mementingkan diri mereka (Kis. 8:9-24; 13:7-12).

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

37 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

PARA PEMIMPIN GEREJA MULA-MULA Lesson 4 for July 28, 2018

Pertumbuhan Gereja mula-mula sangat luar biasa Pertumbuhan Gereja mula-mula sangat luar biasa. Ribuan orang bergabung ke dalam gereja, termasuk beberapa imam. Namun, beberapa masalah muncul diantara umat percaya. Masalah- masalah ini harus diatasi dan diselesaikan sebelum menyebabkan perpecahan. Mengangkat para pemimpin. Kisah 6:1-7 Pelayanan Stefanus: Berkhotbah dan pertentangan. Kisah 6:8-15 Berpidato dan peringatan. Kisah 7:1-53 Penglihatan dan kematian. Kisah 7:54-8:2 Pelayanan Filipus: Samaria. Kisah 8:3-25 “Sampai ke ujung bumi.” Kisah 8:26-40 Mengangkat para pemimpin yang cakap menyelesaikan masalah-masalah itu dan berkontribusi untuk memenuhi misi Gereja.

MENGANGKAT PARA PEMIMPIN Kisah 6:1-7 “Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.” (Kisah 6:5) MASALAH Semua orang percaya dalam kasus ini adalah orang Yahudi, tetapi beberapa dari mereka berasal dari luar Yudea. Orang- orang “Yunani” itu mengeluh tentang diskriminasi ketika membagikan bantuan untuk para janda. SOLUSI Para rasul menyarankan untuk menunjuk para pemimpin yang akan “melayani [diakineō] meja” sementara mereka menyerahkan diri mereka kepada “pelayanan [diakonia] firman.” Para diakon itu akan melayani kebutuhan jasmani dan rohani dari Gereja. KEMAMPUAN Para pemimpin yang diangkat oleh Gereja hendaknya memiliki kesaksian yang baik, penuh dengan Roh Kudus dan memiliki kebijaksanaan.

BERKHOTBAH DAN PERTENTANGAN Kisah 6:8-15 “Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.” (Kisah 6:8) Selain mengurus Gereja, Stefanus juga berkhotbah kepada orang Yahudi yang bukan lahir di Yudea. Dia menghadapi pertentangan yang kuat di sinagog. Mereka yang menentangnya tidak dapat menyangkal argumennya (ayat 10), sehingga mereka menyuap para saksi palsu untuk menuduhnya di hadapan Sanhedrin (ay 11) Mereka menuduhnya menentang Musa dan bait suci (ayat 14). Ada kemungkinan Stefanus mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Domba yang menghapus dosa (dan membuat pengorbanan bait suci tidak lagi diperlukan)

BERPIDATO DAN PERINGATAN (I) Kisah 7:1-53 “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.” (Kisah 7:51) Stefanus membela diri dengan berbicara tentang bagaimana Allah memelihara nenek moyang KITA. Sanhedrin menolak pekabarannya, jadi Stefanus menghentikan khotbahnya. Kemudian, dia menegur mereka dengan keras (ayat 51). Dia melepaskan dirinya dari para pemimpin Yahudi dengan berbicara tentang nenek moyang MEREKA. Mereka membunuh Mesias seperti nenek moyang mereka membunuh para nabi di masa lalu. Tidak ada panggilan untuk bertobat dalam amaran Stefanus. Sanhedrin menutup nasib Israel dengan menolak pekerjaan Stefanus.

BERPIDATO DAN PERINGATAN (II) Kisah 7:1-53 Pidato Stefanus mengikuti pola yang sama yang digunakan para nabi di masa lampau. Mari kita bandingkan dengan kitab Mikha pasal 6. Perjanjian Allah dengan umatNya Mikha 6:1-2 Kisah 7:2-8 Perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat Mikha 6:3-5 Kisah 7:9-36 Ketentuan dari perjanjian dan pelanggaran Mikha 6:6-12 Kisah 7:37-50 Kutukan setelah melanggar perjanjian Mikha 6:13-16 Kisah 7:51-53

PENGLIHATAN DAN KEMATIAN Kisah 7:54-8:2 “Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.” (Kisah 7:55) Stefanus mengubah pidatonya karena sikap pertentangan dari para anggota Sanhedrin. Pada saat itu, Stefanus menerima penglihatan tentang pemuliaan Yesus. Dia memahami bahwa mereka yang menghakiminya di Bumi suatu saat akan dihakimi dihadapan Hakim Surgawi. Dia berdoa untuk yang terakhirnya ketika dirajam. Doa belas kasihan bagi mereka yang membunuhnya. Doa itu meninggalkan kesan di dalam pikiran seorang saksi: yaitu Saulus dari Tarsus.

SAMARIA “Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.” (Kisah 8:5) Kisah 8:3-25 Setelah kematian Stefanus, Saulus memimpin serangan terhadap Gereja. Banyak orang Kristen harus meninggalkan Yerusalem untuk menyelamatkan hidup mereka. Filipus pergi ke Samaria, sehingga memenuhi misi yang Yesus perintahkan (Kis. 1: 8) Orang Samaria menerima Pentateukh (lima buku pertama dari Musa) dan mengharapkan Mesias, tetapi agama mereka bercampur dengan penyembahan berhala. Ketika mereka mendengar Filipus dan melihat mujizat yang dia lakukan, banyak yang menerima Yesus. Petrus dan Yohanes diutus untuk melihat apa yang terjadi di sana. Berkat mereka banyak orang Samaria menerima Roh Kudus. Mereka menjadi anggota Gereja Kristen.

“SAMPAI KE UJUNG BUMI” “Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi.” (Kisah 8:26) Kisah 8:26-40 Filipus dipanggil dari berkhotbah kepada orang banyak untuk berkhotbah kepada satu orang. Seorang bendahara Ethiopia perlu untuk memahami Injil, sehingga dia dapat mengabarkannya di Afrika. Gereja tidak dapat berhenti di Yudea atau Samaria. Pekabaran keselamatan harus menjangkau seluruh Dunia. Filipus membaptis orang Etiopia itu dan dibawa ke Asdod. Dia berkhotbah di seluruh perbatasan Mediterania hingga Kaisarea. Banyak orang menerima Injil dan memberitakannya di negeri-negeri yang jauh.

E.G.W. (Thoughts From the Mount of Blessing, cp. 2, p. 33) “Pada setiap zaman para utusan pilihan Allah telah dicela dan dianiaya, namun lewat penderitaan mereka pengetahuan akan Allah telah disebarluaskan. Setiap murid Kristus masuk ke dalam barisan dan melaksanakan pekerjaan yang sama, mengetahui bahwa musuhnya tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran, tetapi untuk kebenaran. Allah bermaksud supaya kebenaran dinyatakan dan menjadi pokok ujian dan diskusi, bahkan melalui hinaan yang diberikan kepada kebenaran itu. Pikiran orang harus digerakan, setiap pertentangan, setiap celaan, setiap upaya untuk membatasi kebebasan hati nurani, adalah alat Allah untuk membangunkan pikiran yang tanpa itu bisa tertidur.”