Siapa yang menerima Yesus di Bait Allah?

- YESUS  DIPERSEMBAHKAN  DI BAIT  ALLAH -

1.        Yesus pertama kali dibawa ke Bait Allah oleh Maria dan Yosef saat berusia 8 hari.

2.       

Yesus dibawa ke Bait Allah untuk

:

a.    dipersembahkan pada Allah.

b.    disunat.

c.    diberi nama Yesus.

3.        Bayi Yesus disunat untuk melaksanakan aturan bangsa Yahudi, yaitu:

setiap anak laki-laki yang berusia 8 hari harus disunat/ dikuduskan bagi Allah

.

4.        Saat ke Bait Allah, Yosef membawa persembahan berupa dua ekor burung merpati.

5.        Di Bait Allah, tinggallah Simeon dan Hana. Mereka adalah orang yang sa

ngat taat pada Allah

.

6.        Simeon sudah sangat lama menantikan kedatangan Sang

Juru Selamat.

7.        Maka itu, Simeon merasa gembira sekali  ketika melihat bayi Yesus.

8.        Saat melihat Yesus, Simeon langsung tahu kalau Yesus adalah Juru Selamat karena ia mendapat bisikan dari Roh  Kudus.

9.        Simeon langsung menggendong bayi Yesus sambil memuji Allah.

10.    Simeon berkata : ”Tuhan, sekarang biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai, sebab aku sudah melihat Juru Selamat”

11.    Simeon juga memberitahu Ibu Maria bahwa anaknya akan menjadi penyelamat bangsa Israel.

12.    Hana adalah seorang nabi perempuan yang berumur 84 tahun.Ia berasal dari suku Asyer.

13.    Ketika melihat bayi Yesus, Hana juga merasa sangat gembira. Hana langsung memuji Allah dan bercerita kepada semua orang tentang Yesus.

14.    Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita juga dipersembahkan kepada Allah.

15.    Orang Katolik membawa anaknya ke gereja untuk dibaptis.

16.    Orang Katolik dibaptis oleh pastur

.

17.    Dengan dibaptis berarti kita diangkat menjadi anak Allah.

18.   

Sikap kita setelah dibaptis dan menjadi anak Allah

yaitu :

a.    Rajin berdoa.

b.    Rajin belajar.

c.    Taat pada orangtua dan guru. 

d.  Sayang pada teman dan orang lain

Siapa yang menerima Yesus di Bait Allah?

Oleh J. A. Loarte

Siapa yang menerima Yesus di Bait Allah?

Yesus dipersembahkan di Bait Allah (Sumber: opusdei.org)

Memahami misi penebusan Yesus dalam peristiwa ini

Setelah para peziarah berkumpul di Betlehem. Setelah kelahiran Yesus, Yusuf menemukan tempat yang lebih layak untuk dihuni Keluarga Kudus. Setelah delapan hari, di sanalah Yusuf melakukan ritual penyunatan yang dijalani anak laki-laki sebagai bentuk keanggotaan bangsa Israel. Dan Anak itu resmi menerima nama Yesus, nama yang diberitahukan malaikat sebelum Yesus dikandung dalam rahim Maria (Lukas 2:21). [Tambahan dari TerangIman.com] Perlu diketahui bahwa penyunatan dan dipersembahkan di bait Allah adalah dua peristiwa yang berbeda, Scott Hahn dalam bukunya yang berjudul “Joy to the World: How Christ’s Coming Changed Everything and Still Does” (hal. 128) mengatakan bahwa kemungkinan peristiwa penyunatan berlangsung di sinagoga di Betlehem.

Empat puluh hari kemudian, Maria dan Yusuf membawa Anak itu ke Yerusalem, seperti tertulis dalam Kitab Suci demikian:

Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati (Lukas 2:22-24).

Baik Yesus maupun Maria sebenarnya tidak diwajibkan untuk mengikuti ketentuan ini. Maria tidak terikat dengan ketidakmurnian secara hukum karena dia mengandung dan melahirkan dengan cara sebagai seorang perawan. Begitu pula dengan hukum yang mengharuskan seorang anak sulung ditebus ditetapkan kepada Yesus, Sang Anak Domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia. Namun, hanya disebutkan tiga kali dan hanya dalam beberapa ayat saja, disebutkan secara khusus bahwa segala sesuatu dilakukan dengan menaati Hukum Allah.

Gereja menemukan makna yang lebih dalam dari peristiwa ini. Yang pertama adalah penggenapan nubuat Maleakhi:

Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat (dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan istilah messenger atau utusan) Perjanjian yang kamu kehendaki itu (Maleakhi 3:1).

Selain itu Maria memahami bahwa Yesus harus dibawa ke Bait Allah bukan untuk ditebus seperti anak sulung lainnya, namun dipersembahkan kepada Allah sebagai kurban yang sejati. Sebagaimana dalam Surat kepada orang Ibrani tertulis:

“Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki (tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku). Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku” (Ibrani 10:5-7).

Hingga taraf tertentu, peristiwa Yesus dipersembahkan di Bait Allah bisa dikaitkan dengan Persembahan Kurban Kalvari yang dihadirkan dalam Misa di setiap waktu dan tempat. Dalam persiapan kurban ini, yang kemudian dalam penggenapannya di puncak Golgotha, suatu tempat khusus yang disediakan bagi Bunda Yesus. Sejak awal mula kehidupan-Nya, Yesus telah dipersatukan dengan Maria dengan kurban penebusan yang akan digenapi dengan kedatangan-Nya.

Keikutsertaan dalam misteri penebusan ini, sedikit demi sedikit diungkapkan kepada Perawan Maria. Pada peristiwa Pemberitaan Kabar Gembira, sang malaikat agung tidak mengatakan apapun tentang hal ini. Namun pada peristiwa Yesus dipersembahkan di Bait Allah, hal ini diberitahkan melalui perkataan Simeon, seorang lanjut usia yang benar dan saleh: dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. (Lukas 2:26)

Perjumpaan antara Bunda Maria dan Simeon terjadi di depan gerbang Nikanor yang mengarah ke pengadilan orang Yahudi. Di sanalah tempat di mana salah seorang imam menerima para wanita yang datang untuk melakukan kurban bagi mereka dan anak-anak mereka. Maria yang ditemani Yusuf ikut antri di barisan. Ketika Bunda Maria menunggu giliran mereka, sesuatu yang membuat orang yang melihatnya takjub. Seorang tua mendekati antrian itu, wajahnya bersinar-sinar dengan sukacita. Ketika kedua orang tua itu membawa Kanak-kanak Yesus untuk melakukan baginya menurut kebiasaan hukum Taurat, Simeon menggendong Yesus sambil memuji Allah dan berkata: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel” (Lukas 2:29-32).

Mendengar perkataan ini, Maria dan Yusuf diliputi perasaan heran, karena Simeon menegaskan apa yang malaikat beritahukan dari Allah. Namun, tak lama kemudian, ada perkataan lain yang menutupi sukacita mereka: Sang Mesias akan menggenapi misi-Nya dengan penderitaan dan Sang Bunda secara misterius dikaitkan dengan kedukaan Putranya. Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria bunda-Nya, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan (dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri), supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang” (Lukas 2:34-35). Dan juga Hana, seorang wanita berusia lebih dari 80 tahun ikut bergabung dengan pernyataan Simeon itu, dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem (Lukas 2:38).

Dari Injil Lukas kita tahu bahwa Bunda kita mempersembahkan Kanak-kanak Yesus hanya setelah mendengarkan nubuat itu. Maria mempersembahkan sepasang burung tekukur dan dua ekor anak merpati, sebagai persembahan orang miskin, alih-alih mempersembahkan anak domba seperti yang ditentukan hukum Musa. Meskipun demikian, dengan menggarisbawahi perkataan Simeon, Maria memahami bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah sejati yang akan menebus umat manusia dari dosanya. Dan Maria sebagai seorang ibu, dengan cara yang belum sepenuhnya dia pahami, dia akan bersatu erat dengan nasib Putranya.

Sumber: “Life of Mary (VIII): Jesus’ Presentation in the Temple” dengan perubahan dan penambahan seperlunya

Siapa yang menyambut bayi Yesus di Bait Allah?

Simeon (orang saleh)

Bersama siapa Yesus di Bait Allah?

Dan dalam Bait Allah Yesus berbicara bersama para guru dan ahli taurat. Dan mereka terkagum-kagum akan pengetahuan Yesus tentang Kitab Suci karena usia Yesus yang masih 12 tahun.

Yesus diserahkan kepada siapa?

Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Mengapa Yusuf dan Maria membawa Yesus di Bait Allah?

Kitab suci Menurut Injil tersebut, Maria dan Yusuf menempatkan bayi Yesus ke Bait Allah di Yerusalem empat puluh hari (inklusif) setelah kelahiran-Nya untuk menyelesaikan purifikasi ritual Maria setelah melahirkan.