PELESTARIAN dan pengembangan seni budaya bangsa di era globalisasi ini menjadi tanggung jawab bersama. Pasalnya, ke depan pelestarian seni budaya semakin diuji seiring pesatnya kemajuan teknologi. Hal itu dikatakan Bupati Klaten Sri Mulyani dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Disparbudpora, Sri Nugroho, pada sarasehan budaya peran seni pedalangan dalam mewujudkan Klaten maju, mandiri, dan sejahtera di Sanggar Cemara, Randulanang, Klaten, Minggu (14/11). "Di era globalisasi ini pergaulan masyarakat tidak hanya secara verbal, tetapi juga melalui media seperti televisi dan internet. Jika dalam pergaulan itu tidak disertai bekal moral dan budi pekerti, niscaya kita bisa larut dalam budaya atau sistem nilai baru yang datang dari luar," jelasnya. Menyadari pentingnya pelestarian dan pengembangan seni budaya bangsa, lanjut Sri Mulyani, keberadaan organisasi kemasyarakatan Dewan Kesenian Klaten sebagai mitra pemerintah daerah itu perlu mendapat dukungan semua pihak, guna mewujudkan masyarakat Klaten yang maju, mandiri, dan sejahtera. Sebagaimana diketahui, bahwa Klaten merupakan gudang seniman dan seniwati besar. Pun potensi seni budaya tradisi di daerah ini sangat membanggakan, antara lain seni tari, pedalangan, ketoprak, srandul srontul, karawitan, seni rupa, komedi tunggal, sastra Jawa dan sastra Indonesia. "Potensi seni budaya itu aset bangsa yang tak ternilai harganya, yakni untuk membentuk karakter dan budi pekerti masyarakat yang tangguh, serta dapat menjadi penopang utama dalam mengembangkan sektor industri pariwisata daerah," kata Bupati Sri Mulyani. Sementara itu, Ketua Harian Dewan Kesenian Klaten FX Setyawan DS mengatakan, untuk pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah, Klaten telah memiliki Perda No 2 Tahun 2014 tentang Pelestarian Bahasa dan Budaya Jawa, dan Perda No 13 Tahun 2019 tentang Pemajuan Kesenian. Dewan Kesenian Klaten memiliki strategi Tri Karsa Budaya atau meluhurkan, mengembangkan, dan melestarikan seni budaya daerah. Adapun program kegiatannya ada enam cabang seni, yakni seni rupa, seni tari, seni musik, seni sastra, seni teater, dan seni media rekam. Kemudian, enam cabang seni itu meliputi 14 komite, yakni seni lukis dan seni patung, seni tari tradisi dan kreasi, seni musik diatonis dan pentatomis, seni sastra Jawa dan sastra Indonesia, seni pedalangan, seni ketoprak, seni srandul strontul, teater modern, fotografi, dan audio visual/film. Menurut ketua panitia, Kasino Puspo Pandoyo, sarasehan budaya dengan tema peran seni pedalangan dalam mewujudkan Klaten maju, mandiri, dan sejahtera itu menghadirkan narasumber dalang kondang Purbo Asmoro dan Kepala Disparbudpora Klaten Sri Nugroho. Sarasehan seni budaya yang dipandu oleh Ki Bagong Darmono, digelar Komite Pedalangan Dewan Kesenian Klaten. Acara sarasehan ini dihadiri sekitar 100 orang yang terdiri dari para tokoh budayawan, seniman, dalang, dan ketua komite Dewan Kesenian Klaten. (N-2)
Mencintai keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga Negara Indonesia. Keanekaragaman ini merupakan suatu kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan agar tidak dicuri atau ditiru oleh bangsa lain. Melestarikan kebudayaan bangsa tidak dapat di batasi oleh usia maupun golongan manapun. Bertepatan dengan Hari Batik National yang jatuh pada hari Jumat (02/10) ini, GarudaFood Group bekerjasama dengan School of Design BINUS UNIVERSITY menyelenggarakan kegiatan Batik Goes to Campus Bersama Kacang Garuda yang bertempat di Plaza Syahdan, Kampus Syahdan – BINUS UNIVERSITY. Dalam kegiatan kali ini, mahasiswa program studi Design Komunikasi Visual (DKV) New Media melaksanakan kegiatan membatik bersama Komunitas Remaja Batik Indonesia. Dalam kegiatan membatik tersebut, para mahasiswa diajarkan tahap demi tahap dalam membatik. Mulai dari menyungging atau membuat pola pada kain, membatik, membabar atau mewarnai, memopok atau menutup bagian yang tidak diwarna, dan tahap akhir yaitu melorot atau mengilangkan lilin dengan cara merebut kain tersebut. “Melalui kegiatan ini, kami berharap agar masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda dapat lebih mengenal dan menghargai makna batik serta memupuk rasa nasionalisme”, ungkap Rudy Brigianto selaku Direktur GarudaFood Group. (JR)
JAKARTA, iNews.id - Cara melestarikan budaya daerah merupakan tanggung jawab setiap masyarakat. Terlebih, Indonesia memiliki banyak budaya daerah yang beragam. Budaya Indonesia tak hanya terkait dengan bahasa daerah, tetapi juga tarian daerah, lagu daerah hingga alat musik daerah. Melansir buku 'Arif Teman Berlatih dan Belajar Cerdas' terbitan Gramedia Widiasarana Indonesia, cara melestarikan budaya daerah juga menjadi bagian mempertahankan kemerdekaan Indonesia. BACA JUGA: Bagaimana Cara Kita untuk Menjaga Kelestarian Budaya karena Adanya Modernisasi?Berikut beberapa cara melestarikan budaya daerah agar tidak hilang
BACA JUGA: Editor : Puti Aini Yasmin TAG : adat dan budaya budaya aset budaya indonesia budaya daerah
Bagikan Artikel: |