Seni kerajinan tangan dimana proses pembuatannya menggunakan tangan manusia dan membutuhkan keterampilan khusus?

Hari Minggu yang cerah, beberapa wisatawan yang berkunjung ke beberapa destinasi wisata mulai berangsur normal. Tak terkecuali pengunjung Candi Borobudur. Kelihatan banyak di antara mereka mengunjungi Galeri dan Rumah Edukasi Godong Pawon. Galeri yang berada di Dusun Brojonalan, Desa Wanurejo, Borobudur, tersebut menghasilkan karya seni kriya relief yang terbuatkan dari daun bodi.

Mateus Budianto selaku kreator dan beberapa tim kerjanya dalam melakukan proses kreatif sampai menghasilkan karya membutuhkan proses panjang. Mulai dari terobosan melakukan karya inovasi, mencari referensi yang berkorelasi dengan Candi Borobudur, sampai bahan baku yang akan digunakan.

Namun berkat keuletan dan soliditas mereka, akhirnya galeri dapat didirikan pada 27 November 2021. Karya mereka cukup unik, karena biasanya karya relief terbuat dari batu, namun mereka membuat dari daun bodi yang dikemas secara detail baik tekstur maupun wujud visualnya, sehingga menghasilkan karya yang spesifik, seperti kisah Jataka, Avadana, Lalitavistara, dan sebagainya.

Dengan terampil, setiap tamu yang datang, diberi penjelasan oleh tim kerja Godong Pawon secara detail mulai dari proses awal karya sampai finishing. Tak ketinggalan kisah relief yang telah dihasilkan tersebut dibuatkan narasi untuk memberi pemahaman kepada pengunjung. Godong Pawon di samping berfungsi sebagai galeri juga menjadikan rumah edukasi bagi pengunjung terkait dengan relief di Candi Borobudur.

Ilustrasi di atas menandakan, seni kriya dapat diolah sedemikian rupa melalui media apapun. Untuk menghasilkan karya tersebut memang dibutuhkan tangan-tangan terampil yang tak kenal lelah untuk melakukan proses kreatif. Tidak jarang dalam perjalanannya mengalami jatuh bangun. Namun upaya untuk melakukan terobosan inovasi terus dilakukan oleh para seniman, sehingga mewujudkan karya yang bisa dinikmati publik

Keterampilan Tangan

Jika ditilik secara etimologis, istilah kriya diambil dari bahasa Sansekerta, yakni krya yang memiliki arti mengerjakan. Pada perkembangannya, kata krya berkembang, diantaranya karya, kerja, serta kriya. Meski begitu, ketiga kata tersebut memiliki makna yang sama.

Dengan demikian pengertian seni kriya secara umum adalah seni kerajinan tangan yang proses pembuatannya menggunakan keterampilan tangan manusia atau handmade dan membutuhkan keterampilan khusus. Jenis seni ini adalah salah satu bentuk seni rupa terapan Nusantara yang telah dikenal sejak zaman dahulu secara turun temurun oleh nenek moyang.

Seni kriya merupakan cikal-bakal atau akar seni rupa Indonesia yang kehadirannya tergayut 3 (tiga) tujuan yaitu pragmatis, magis, dan hiburan. Ketiga tujuan tersebut menjadi parameter perkembangan seni kriya sampai saat ini yang tak lekang oleh pusaran waktu (I Ketut Sunarya, 2008).

Sebagai barang seni, produk seni kriya memiliki beberapa fungsi, diantaranya, pertama, sebagai hiasan atau dekorasi. Produk yang dihasilkan dari kerajinan tangan banyak digunakan sebagai benda pajangan, hiasan, maupun dekorasi ruangan. Beberapa contoh karya seni jenis ini yang dipakai sebagai hiasan atau dekorasi diantaranya patung, seni ukir, hiasan dinding, benda cendera mata, tembikar, dan sebagainya.

Kedua, sebagai media permainan. Selain digunakan sebagai hiasan/dekorasi, jenis karya seni juga banyak digunakan sebagai media permainan. Umumnya, jenis kriya seperti ini berbentuk sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan dikerjakan, serta memiliki harga yang lebih terjangkau. Misalnya permainan perang untuk anak-anak. 

Ketiga, sebagai benda terapan. Jenis kriya yang digunakan sebagai benda terapan atau siap pakai adalah benda yang lebih mengutamakan fungsi ketimbang nilai estetikanya, seperti perabot rumah  tangga, gerabah, anyaman, dan sebagainya.

Publikasi Digital

Era digital sekarang ini menuntut semua seniman termasuk seni kriya, perlu lebih mengembangkan kreativitasnya sejalan dengan tanda-tanda zaman yang selalu berubah. Merenung, mencari, mengeksplorasi untuk pengembangan kreativitas perlu terus dilakukan dalam kemajemukan budaya ini.

Publikasi karya lewat media digital tak bisa dielakkan lagi agar karya tersebut dapat menembus batasan ruang dan waktu. Di samping itu, kejelian mencari jejaring merupakan parameter karya yang dihasilkan dapat lebih dikenal publik secara detail dan sebarannya dikenal sampai kedalamannya.

Proses kreatif para seniman kriya dari Galeri dan Rumah Edukasi Godong Pawon Borobudur tersebut pantas diapreasiasi. Mereka melakukan proses kreatif seni kriya dengan terobosan inovasi pembuatan relief yang berkorelasi dengan eksistensi Candi Borobudur. Dalam perkembangan ke depannya, tentu dapat meningkatkan branding Candi Borobudur dengan pluralitas senimannya yang tak henti melakukan proses kreatif.

Beberapa waktu lalu diinisiasi Balai Konservasi Borobudur (BKB) para seniman tari telah menciptakan seni tari yang beriorientasi pada relief Candi Borobudur. Alangkah idealnya bila sudah tiba saatnya pementasan rutin, bisa dirajut kolaborasi paralel, para seniman kriya bisa memamerkan karya seninya yang berkorelasi dengan seni tari yang dipentaskan.

Dengan demikian simbiosis mutualisme dapat terbangun. Pengunjung dapat menikmati seni pertunjukan tari ditambah dengan seni kriya yang berkorelasi dengan pementasan yang baru disaksikan. Nilai keunggulan yang didapat, visualisasi karya seni tari ternyata juga sudah dibuat reliefnya oleh seniman seni kriya. Harapannya, pengunjung mendapatkan nilai tambah dan kesan mendalam dari kunjungannya, sehingga ke depannya akan berkunjung ke Borobudur lagi.

(Oleh: Ch. Dwi Anugrah, Ketua Sanggar Seni Ganggadata Jogonegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kab. Magelang)

KOMPAS.com - Seni kriya merupakan salah satu bentuk kerajinan. Sedangkan kerajinan adalah bentuk dari keterampilan.

Kerajinan adalah karya yang dibuat dengan tangan sendiri. Lalu apakah yang dimaksud dengan seni kriya?

Dilansir dari Visual Arts Cork, seni kriya adalah karya seni yang dihasilkan dengan keterampilan tangan manusia. Karya tersebut memperlihatkan nilai estetika atau keindahan dan juga bisa berfungsi.

Seni kriya juga bisa disebut sebagai kerajinan tangan. Secara istilah, kriya diambil dari bahasa sansekerta "krya" yang berarti mengerjakan.

Sehingga secara singkat, seni kriya adalah seni kerajinan tangan denga proses pembuatannya menggunakan tangan manusia, serta membutuhkan ketrampilan khusus.

Baca juga: Pekan Kerajinan Jawa Barat 2019 Sebentar Lagi, Ada Apa Saja?

Banyak yang tidak sadar bahwa yang digunakan orang sehari-hari merupakan seni kriya, seperti perhiasan, produk kayu atau mebel, pakaian, dan massih banyak lainnya.

Sejarahnya, seni kriya sudah ditemukan sejak jaman prasejarah. Dibuktikan dengan adanya penemuan benda-benda dari zaman batu.

Dahulu benda-benda tersebut dibuat dengan tanah liat, batu, dan logam yang memiliki fungsi dan manfaat, seperti untuk berburu, tempat, dan bertani.

Ini kemudian berkembang dengan menambahkan nilai seni atau art, seperti pembuatan tembikar dengan beberapa hiasan.

Seni kriya atau kerajinan tangan tidak pernah lepas dengan seni dekorasi dan seni terapan.

Seni dekorasi juga menerapkan seni kriya karena merupakan sebuah karya ornamen dan fungsional pada keramik, kaca, logam, kayu, dan tekstil.

Baca juga: Cara Arumi Bachsin agar Kerajinan Tangan Jatim Tembus ke Pasar Eropa

Penerapan seni kriya dalam seni dekorasi bisa dilihat dari pengguanakan tembikar, furnitur, perabotan, desain interior, dan arsitektur.

Seni kriya dan seni dekoratif juga selalu bersamaan dengan seni terapan. Menggambarkan bidang aktivitas kreatif dalam menerapkan desain dan estetika pada benda yang digunakan sehari-hari.

Kegiatan asristektur, desain interior, desain grafis, desain fashion, dan desain industri merupakan sebuah seni terapan yang menggabungkan seni dekoratif dan seni kriya.

Terdapat ratusan bahkan ribuan jenis seni kriya atau kerajinan tangan. Beberapa diantaranya diklasifikasikan sesuai dengan bahan pembuatannya.

Beberapa diantaranya, seperti kriya tekstil yang menggunakan bahan dasar kain yang menggabungkan art dan fungsi, seperti merajut, sulam, merenda, dan tenun.

Kriya kayu merupakan seni kerajinan tangan dengan bahan dasar kayu. Namun tidak hanya estetik saja yang ditampilkan, tetapi juga nilai guna.

Contohnya, tempat tidur kayu, topeng kayu, kursi, lemari ukir, dan lain-lain.

Baca juga: Kisah Sulami Manusia Kayu Asal Sragen, 1 Tahun Hentikan Pengobatan, Bikin Kerajinan Tangan untuk Usir Bosan

Kriya kertas merupakan seni kerajinan tangan yang menggunakan bahan dasar kertas seperti origami (kertas lipat), kolase, dan masih banyak lainnya.

Kriya logam merupakan seni kerajian tangan yang menggunakan bahan dasar logam dan teknik tertentu sehingga membentuk logam yang sesuai keinginan.

Misalnya seperti perhiasan. Biasanya perhiassan dibentuk sesuai dengan keinginan penggunanya.

Masih banyak bahan-bahan kriya lainnya yang masih bisa digunakan, seperti batu, keramik, dan kulit.

Pentingnya seni kriya

Adanya sentuhan kriya pada sebuah benda memberikan nilai estetik atau jiwa tersendiri. Dibuat langsung dengan tangan manusia, membuat sebuah benda sehari-heri itu menjadi tampil menarik.

Benda-benda yang dihasilkan oleh robot ataupun mesin, tentu memberikan hasil yang biasa dan cenderung membosankan.

Baca juga: Base dan Raga, Kerajinan Tangan Khas Masyarakat Dayak Bidayuh

Meski memiliki bentuk yang sama, tembikar (keramik) satu dengan yang lain akan memiliki ciri yang berbeda dan akan menambah kesan cerah pada rumah.

Seperti perhiasan yang dibuat dengan seni kriya akan memberikan nilai yang berbeda ketika digunakan.

Dengan benda-benda yang indah ternyata membuat kehidupan semakin ceria dan indah. Hal inilah yang membuat seni kriya masih cukup penting.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.