Loading Preview Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Audit merupakan proses yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur, dimulai dari perencanaan hingga pengungkapan opini dalam laporan auditor independen. Sehingga, kualitas audit tidak hanya dilihat dari output atau hasil akhir audit saja, namun juga dari perencanaan audit. Perencanaan audit ini secara khusus dibahas dalam ISA (International Standard of Auditing) 300 mengenai Perencanaan Audit Laporan Keuangan.
Di tahap perencanaan, auditor membuat strategi audit secara keseluruhan dan detail prosedur yang akan dijalankan (audit plan). Tahap ini, apabila dilakukan dengan tepat dan terarah, dapat memberikan manfaat bagi auditor, dimana auditor dapat:
Kegiatan yang terdapat dalam tahap perencanaan diantaranya adalah sebagai berikut:
Dalam kasus dimana auditor harus menjalankan audit atas perusahaan yang baru menjadi klien, auditor harus terlebih dahulu memahami bisnis, stabilitas finansial dan hubungan perusahaan dengan auditor terdahulu. Pemahaman akan hal ini bermanfaat untuk memastikan integritas maupun kemungkinan terjadinya kecurangan (risk of fraud) di perusahaan klien. ISA 300 mengharuskan auditor untuk menjalin komunikasi dengan auditor terdahulu dalam rangka memahami persyaratan etis yang relevan, dengan menginformasikan perusahaan klien sebelumnya karena kekhawatiran akan pengungkapan informasi konfidensial yang menyalahi kode etik auditor. Apabila perusahaan klein dikategorikan sebagai klien lama (klien yang sudah pernah diaudit sebelumnya), auditor tetap harus memeprtimbangkan integritas klien dan isu etika (contoh: isu mengenai independensi maupun biaya audit yang masih belum dibayarkan). Apabila integritas dan etika ini sudah tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka auditor harus memutuskan untuk mengakhiri hubungan perikatan untuk menghindari potensi litigasi di masa yang akan datang. Prosedur yang dilakukan sebelum mengambil keputusan terkait kelanjutan hubungan dengan klien lama ini secara khusus dibahas dalam ISA 220 mengenai Pengendalian Kualitas Audit Laporan Keuangan.
Keseluruhan pemahaman mengenai kegiatan bisnis perusahaan ini penting dalam proses penilaian risiko oleh auditor, karena setiap industri dan perusahaan memiliki risiko salah saji yang berbeda. Hasil penilaian risiko ini akan digunakan untuk menentukan seberapa banyak bukti audit yang harus diperoleh (sufficiency of audit evidence).
ISA 315 secara tegas menyatakan pentingnya anggota tim audit untuk memahami potensi risiko salah saji di laporan keuangan klien. Lebih lanjut, ISA 315 mengharuskan tim audit untuk mempertimbangkan risiko ini dalam proses perencanaan audit.
|