Sebutkan tiga wajib haji yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji

Sebutkan tiga wajib haji yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji
ilustrasi Haji di mekah. Ilustrasi shutterstock.com

JATENG | 20 Juli 2020 09:45 Reporter : Jevi Nugraha

Merdeka.com - Haji merupakan salah satu ibadah umat muslim dari kelima Rukun Islam, setelah syahadat, salat, puasa, dan zakat. Ibadah ini hukumnya wajib dilaksanakan bagi setiap umat muslim yang mampu. Di mana hukum tersebut dikaitkan dengan kemampuan materi dan kekuatan fisik setiap muslim.

Dilansir dari NU Online, Ibadah haji dikaitkan langsung dengan kemampuan para hamba-Nya. Sebab, ibadah haji merupakan sebuah perjalanan yang membutuhkan materi dan kemampuan fisik yang kuat. Adapun kewajiban menjalankan ibadah haji ini hanya sekali dalam seumur hidup, selebihnya tidak wajib.

Di samping itu, ibadah haji juga sering dikaitkan dengan kemampuan para hamba-Nya dalam menunjukkan kasih sayang kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana perintah Allah dalam salah satu surah Alquran, yang artinya:

"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Ali Imran: 97).

Secara umum, Ibadah haji terbagi menjadi tiga macam, yaitu ifrad, qiran, dan tammatu'. Masing-masing jenis tersebut berkaitan dengan waktu pelaksanaannya. Hal ini karena setiap jemaah biasanya terbagi menjadi beberapa kelompok terbang, ada yang datang duluan dan berangkat berdekatan bulan Dzulhijjah.

2 dari 4 halaman

Sebutkan tiga wajib haji yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji

©2016 Merdeka.com

Setiap awal bulan Dzulhijjah, beberapa umat muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. Tentunya tidak semua umat muslim mampu menjalankan ibadah ini, sebab perjalanan ke Tanah Suci memerlukan banyak tenaga, mental, dan materi yang tidak sedikit.

Haji menurut bahasa diartikan sebagai "pergi menuju". Adapun menurut pengertian yang lebih luas, haji memiliki arti perjalanan menuju ke Kabah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu pada waktu bulan haji, yaitu Syawwal, Dzulhijjah, atau sepuluh hari pertama Dzulhijjah.

Perintah untuk melaksanakan ibadah haji ini juga tertuang dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, artinya:

"Wahai sekalian manusia, sungguh Allah telah mewajibkan bagi kalian haji maka berhajilah kalian!" Seseorang berkata: "Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?” Beliau terdiam sehingga orang tersebut mengulangi ucapannya tiga kali. Lalu Rasulullah SAW bersabda: "Kalau aku katakan ya, niscaya akan wajib bagi kalian dan kalian tidak akan sanggup."

Kemudian beliau berkata: "Biarkanlah apa yang aku tinggalkan kepada kalian. Sesungguhnya orang sebelum kalian telah binasa karena mereka banyak bertanya yang tidak diperlukan dan menyelisihi nabi-nabi mereka. Jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian maka lakukanlah sesuai dengan kesanggupan kalian. Dan bila aku melarang kalian dari sesuatu maka tinggalkanlah."

3 dari 4 halaman

Dalam tata cara pelaksanaan haji, dikenal dengan istilah rukun haji. Di mana rukun haji merupakan perkara yang harus dilaksanakan saat melakukan ibadah haji, sehingga ketika seorang muslim tidak melaksanakannya, maka hajinya batal dan harus diulang.

Oleh karena itu, sebelum melaksanakan ibadah haji setiap muslim dianjurkan untuk mengetahui serta memahami rukun haji. Hal ini harus dipahami dengan benar karena rukun haji menjadi salah satu perkara penting yang harus dilaksanakan bagi calon haji. Adapun rukun haji menurut Mazhab Syafi’ yang banyak dianut masyarakat muslim ialah sebagai berikut:

1. Ihram

Rukun haji yang pertama yaitu ihram atau berniat untuk melaksanakan haji. Sebagaimana dalam ibadah-ibadah wajib umat muslim lainnya, niat menjadi salah satu perkara paling penting yang harus diperhatikan saat pelaksanaan haji. Selain itu, bagi jamaah haji juga dianjurkan untuk mandi, memakai wangi-wangian, shalat dua rekaat, serta menggunakan pakaian ihram untuk laki-laki.

2. Wukuf

Rukun haji berikutnya yang harus dikerjakan bagi jemaah haji berikutnya yaitu wukuf di bukit Arafah. Waktu pelaksanaan wukuf terentang mulai dari waktu zhuhur tanggal 9 Dzulhijjah hingga subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Para jemaah haji bisa melaksanakan malam harinya sampai jelang subuh atau mengambil waktu siang hingga setelah maghrib.

3. Thawaf Ifadhah

Setelah melaksanakan wukuf di Arafah, jemaah haji harus melaksanakan thawaf menunju Masjidil Haram mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Adapun putaran pertama dimulai dari arah Hajar Aswad, dan Ka’bah berada di sisi kiri badan jemaah haji. Sederhananya, jemaah haji berputar melawan arah jarum jam.

4. Sa’i

Rukun haji berikutnya yaitu sa’i dari bukit Shafa dan Marwah. Saat melakukan sa’i, para jemaah haji harus berjalan sampai tujuh kali perjalanan dan berakhir di bukit Marwah. Tujuh putaran sa’i biasanya dilakukan sekaligus tanpa jeda atau istirahat, kecuali saat berdoa di Bukit Shafa dan Marwah.

5. Tahallul

Tahallul merupakan proses mencukur rambut kepala setelah rangkaian haji selesai. Tahallul disimbilkan dengan mencukur minimal 3 helai rambut. Adapun pelaksanannya dilakukan sekurang-kurangnya setelah lewat tanggal 10 Dzulhijjah.

4 dari 4 halaman

Sebutkan tiga wajib haji yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji
©2015 Merdeka.com

Setiap muslim dianjurkan untuk melakukan ibadah haji sekali dalam seumur hidup. Adapun syarat haji ada lima, yaitu Islam, berakal, baliq, merdeka, dan mampu. Selain memiliki rukun haji seperti yang sudah dijelaskan di atas, ada istilah wajib haji yang meliputi niat ihram, mabit (menginap) di Muzdalifah, melontar jumrah sebanyak tujuh kali, menginap di Mina, tawaf wada, melontar jumrah ula, wustha, dan aqabah di hari tasyrik, dan tawaf wada.

Di samping itu, Ibadah haji terbagi menjadi tiga macam, yaitu ifrad, qiran, dan tammatu'. Masing-masing jenis tersebut berkaitan dengan waktu pelaksanaannya. Hal ini karena setiap jamaah biasanya terbagi manjadi beberapa kelompok terbang, ada yang datang duluan dan berangkat berdekatan bulan Dzulhijjah. Adapun penjelasan mengenai beberapa macam haji ialah sebagai berikut:

1. Haji Ifrad

Haji ifrad merupakan haji yang dikerjakan terlebih dahulu, setelah itu melaksanakan umrah. Kata Ifrad sendiri bermakna menjadikan sesuatu itu sendirian, atau memisahkan sesuatu yang bergabung menjadi sendiri-sendiri. Sederhananya, orang yang berhaji ifrad ialah orang yang menyelesaikan ibadah haji terlebih dahulu kemudian bisa melakukan umrah.

Adapun rincian pelaksanaan haji ifrad di antaranya ialah Ihram dari miqat untuk melaksanakan haji, Ihram lagi dari miqat untuk melaksanakan umrah, tidak membayar Dam, dan disunnahkan tawaf qudum.

2. Haji Qiran

Qiran merupakan ibadah haji yang menggabungkan niat haji dan umrah sekaligus. Pelaksanaan ibadah ini dikerjakan pada bulan-bulan haji. Pelaksanaan tawaf, sa'i dan tahallul untuk haji dan umrah hanya dilaksanakan satu kali atau sekaligus.

Jemaah yang ingin melaksanakan haji qiran dikenakan dam atau denda menyembelih seekor kambing. Namun jika tidak mampu, jemaah dapat menggantinya dengan berpuasa selama 10 hari. Selain itu, bagi jemaah yang memilih haji qiran juga disunagkan untuk melaksanakan tawaf qudum saat tiba di Mekkah.

3. Haji Tammattu

Haji tammatu menjadi salah satu jenis haji yang sering dilaksanakan jemaah dari Indonesia. Adapun pelaksanaan ibadah ini dilakukan setelah selesai melakukan umrah. Jenis haji lebih mudah dibandingkan dengan haji ifrad dan qiran, sebab setelah selesai tawaf dan sa’i umrah, jemaah bisa langsung tahallul agar terbebas dari larangan sesama ihram.

Jemaah haji yang memilih haji tamattu juga berkewajiban untuk membayar dam atau denda menyembelih seekor kambing. Namun jika tidak mampu, jemaah harus menggantinya dengan berpuasa selama 10 hari, yaitu dikerjakan tiga hari di tanah suci dan tujuh hari di tanah air.

(mdk/jen)

Sebutkan tiga wajib haji yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji

Sebagai rukun islam rukun ke-5, haji merupakan ibadah yang memiliki banyak aturan untuk ditaati agar pelaksanaannya sah. Aturan ini terbagi ke dalam beberapa hal, di antaranya syarat, wajib, dan rukun haji. Itulah sebabnya, haji adalah ibadah yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan. 

Karena tidak boleh sembarangan, haji hanya bisa dilakukan oleh muslim yang sudah mampu secara materi maupun fisik. Setiap muslim yang hendak menjalankan ibadah haji harus mengetahui rukun haji dengan seksama agar pelaksanannya dapat diterima oleh Allah SWT.

Perlu Sahabat ketahui bahwa rukun haji merupakan syarat wajib yang harus dilakukan oleh setiap jamaah haji. Apabila Sahabat tidak melakukan rukun haji, maka ibadahnya dianggap tidak sah. Oleh karena itu, biasanya para jamaah haji harus mendapatkan bekal sebelum pergi ke Tanah Suci.

Bekal tersebut biasanya didapatkan saat melakukan manasik haji, yaitu peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukun haji. Dalam kegiatan manasik haji, calon jamaah akan dilatih tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji sesuai syarat, wajib, dan rukun haji. Lantas, apa saja rukun haji yang perlu Sahabat ketahui? Kita simak penjelasannya dalam artikel ini, yuk!

Rukun Haji yang Harus Diamalkan oleh Jamaah Haji

Berikut ini beberapa rukun haji yang harus diamalkan oleh jamaah haji saat pelaksaan ibadah ke Tanah Suci, antara lain:

  1. Rukun haji yang pertama yaitu ihram. Yang dimaksud dengan berihram yaitu keadaan suci yang menandai dimulainya ritual haji untuk setiap jamaah. Rukun haji ihram ini dimulai dengan membaca niat hingga mengenakan pakaian ihram sebagai penutup aurat dan menjaga kebersihan.

    Ihram yang merupakan rukun haji dibedakan atas ihram laki-laki dan ihram wanita. Pakaian ihram untuk laki-laki terdiri dari dua lebar kain yang dipakai dengan cara diikat di bagian bawah dan diselempangkan ke badan. Sedangkan, bagi kaum wanita, cukup memakai pakaian biasa yang bersih serta tidak diperbolehkan menutup muka dan telapak tangan. 

  2. Rukun haji yang selanjutnya yaitu wukuf di Arafah. Wukuf adalah inti dari proses pelaksanaan ibadah haji, waktu di mana seluruh jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk beribadah dengan optimal. Waktu wukuf dimulai saat tergelincirnya matahari (masuknya waktu zuhur) pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbitnya fajar di hari berikutnya, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah. 

  3. Thawaf merupakan rukun haji ketiga yang harus dilakukan setelah berihram dan wukuf di Arafah. Tawaf merupakan ritual berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Tawaf ifadhah dikerjakan setelah para jamaah haji berada di Mina untuk melempar jumrah, kemudian kembali ke Mekkah. 

  4. Sa’i dalam rukun haji merupakan aktivitas berjalan kaki atau berlari-lari kecil secara bolak-balik sebanyak tujuh kali dari bukit Shafa ke Marwah, begitupun sebaliknya. Namun, bagi jamaah yang sakit atau tidak kuat berjalan, maka diperbolehkan untuk melakukan rukun haji ini menggunakan kursi roda sendiri atau bantuan yang telah disediakan oleh pihak Masjidil Haram.

    Saat melintasi kawasan antara bukit Shafa dan Marwah, para jamaah laki-laki disunahkan untuk berlari-lari kecil. Sedangkan, bagi jamaah wanita disunnahkan untuk berjalan cepat. 

  5. Setelah melaksanakan Sa’i, jamaah melakukan rukun haji yang selanjutnya, yaitu tahallul. Yang dimaksud tahallul yaitu memotong rambut. Untuk laki-laki, paling sedikit menggunting tiga helai rambut, sedangkan bagi jamaah wanita cukup menggunting ujung rambutnya, paling sedikit tiga lembar juga. 

    Jika sudah melakukan rukun haji ini, maka segala macam larangan dalam masa ihram sudah diperbolehkan atau dihalalkan (tahallul). Setelah ini pun para jamaah diperbolehkan untuk mengganti pakaian ihram menjadi pakaian biasa. 

  6. Rukun haji yang terakhir namun tak kalah penting yaitu tertib. Artinya, semua rukun haji dan umrah hendaknya dikerjakan secara tertib atau berurutan, seperti yang dijelaskan di atas.

Itulah beberapa rukun haji yang perlu Sahabat ketahui. Mungkin di antara Sahabat ada yang bertanya-tanya, apa bedanya rukun haji dengan rukun umrah? Apakah kedua ibadah ini memiliki perbedaan lainnya? 

Jika ibadah haji mencakup 6 rukun, sedangkan umrah hanya 5 rukun. Saat melaksanakan ibadah umroh, para jamaah tidak perlu melakukan wukuf di padang Arafah seperti saat pelaksanaan haji. Sebab, kegiatan wukuf di padang Arafah hanya dikhususkan oleh jamaah haji sesuai dengan syariah Islam. 

Selain mengacu pada rukun, ibadah haji dan umroh juga memiliki beberapa perbedaan lain yang penting untuk dipahami. Perbedaan kedua ibadah ini bisa dibagi ke dalam beberapa hal, di antaranya perbedaan hukum, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, jumlah jamaah, dan biaya.

Seperti yang Sahabat ketahui, untuk melaksanakan ibadah haji, biasanya kita harus menunggu sampai bertahun-tahun lamanya agar bisa pergi ke Tanah Suci. Hal ini dikarenakan untuk ibadah haji, kita memiliki nomor porsi masing-masing yang menentukan tanggal keberangkatan ke Tanah Suci.

Itulah sebabnya, tak sedikit pula orang yang ingin beribadah umrah terlebih dahulu sebelum nantinya ada kesempatan untuk ibadah haji. Apalagi ibadah umrah tidak perlu menunggu bertahun-tahun lamanya untuk melaksanakan ibadah ke Tanah Suci.

Bahkan, Sahabat juga bisa dengan mudah berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umrah. Sebab, sudah banyak kemudahan yang bisa Sahabat dapatkan jika ingin berangkat ibadah umrah, termasuk proses pembiayaannya. Sahabat bisa memanfaatkan pembiayaan syariah paket umrah yang disediakan oleh lembaga keuangan, salah satunya Adira Finance

Produk pembiayaan syariah umrah ini merupakan salah satu produk unggulan dari Adira Finance yang memudahkan para calon jemaah umrah untuk bisa pergi ke Baitullah tanpa harus menunggu terkumpulnya uang tunai atau tabungan terlebih dahulu. 

Sahabat tidak perlu khawatir dengan layanan pembiayaan syariah umrah ini karena menggunakan akad murabahah yang sesuai dengan prinsip syariah Islam. Akad murabahah adalah jenis transaksi jual beli dengan menegaskan harga perolehan dan margin keuntungan kepada pembeli. Keuntungan ini diperoleh atas kesepakatan antara pembeli dan penjual. 

Sahabat yang menggunakan pembiayaan syariah umrah dapat langsung berangkat dengan berbagai jenis paket yang tersedia dari puluhan travel umrah terpercaya. Program syariah ini cukup terjangkau karena pembayarannya dilakukan dengan cara dicicil atau diangsur sesuai dengan tenor yang telah ditentukan. Jaminannya pun menggunakan BPKB kendaraan, baik itu motor atau mobil, sehingga Sahabat tetap bisa menggunakan kendaraan tersebut. 

Oleh karena itu, layanan pembiayaan syariah umrah ini bisa jadi pilihan tepat bagi Sahabat yang ingin melaksanakan ibadah umrah dengan mudah dan tanpa harus menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan biayanya. 

Semua kemudahan ini tentu memberikan manfaat yang baik bagi Sahabat sebagai konsumen, tentunya dengan prinsip syariah Islam yang berkah, aman, dan terpercaya. Untuk mengetahui seputar pengajuan biaya umrah dari layanan pembiayaan syariah Adira Finance, Sahabat bisa langsung klik di sini.