Sebutkan langkah-langkah mengembangkan produk tik

Oleh Dr. Purwanto

Pada awal abad ke 21 ini dunia mengalami banyak perubahan di berbagai bidang. Bidang teknologi informasi dan komunikasi mengalami perubahan yang paling pesat, dan hal ini mempengaruhi bidang pendidikan. Pendidikan pada dekade mendatang banyak mengandalkan pemanfaatan teknologi, dan teknologi mendapatkan tempat aplikasi yang terbaik di bidang pendidikan. Pendidikan semakin besar ketergantungannya kepada teknologi dan teknologi semakin melebur dalam dunia pendidikan. Profesional di bidang teknologi pendidikan semakin dituntut kemampuannya  melakukan lebih banyak tindakan atau aksi dan meningkatkan keterampilan terkait dengan pemanfaatan teknologi terkini untuk keperluan pendidikan. Mereka harus dapat memahami perubahan yang terjadi bidang teknologi pendidikan di lapangan, akrab dengan sejarah bidang dan status saat ini, dan dapat menggambarkan kecenderungan terbaru dan isu-isu yang memiliki, atau mungkin memiliki dampak di lapangan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk membantu pembaca khususnya profesional di bidang pendidikan dapat memahami pengembangan model pembelajaran berbasis TIK.
Pengembangan model pembelajaran di masa lalu lebih banyak dipengaruhi oleh hasil kajian di bidang psikologi, dan teknologi komunikasi, dan di masa depan kecenderungannya lebih banyak dipengaruhi oleh hasil kajian dan perkembangan di bidang ilmu komputer. Ahli-ahli psikologi di abad yang lalu (seperti Piaget, John Dewey dan BF Skinner) lebih mewarnai model pembelajaran, dan di abad yang sedang berjalan sekarang ahli-ahli ilmu komputer menunjukkan dominasinya dalam menjelaskan fenomena pembelajaran yang sedang digemari oleh generasi sekarang.

Apabila kita mengikuti pandangan ahli yang menyatakan bahwa pengembangan model pembelajaran berbasis TIK adalah proses pemecahan masalah dengan analisis sistematis kondisi untuk belajar dengan memanfaatkan teknologi (Seels & Glasgow, 1998), maka keseluruhan prosesnya akan melibatkan pendayagunaan teknologi. Dalam pengembangan atau perancangan model pembelajaran biasanya mengandung langkah-langkah pokok mulai dari; 1) Analisis pelajar dan organisasi kebutuhan, 2) Penentuan tujuan dan sasaran instruksional, 3) Pembangunan metode untuk evaluasi prestasi peserta didik, 4) Desain dan pemilihan strategi pembelajaran, 6) Pelaksanaan pembelajaran, dan 6) Evaluasi pembelajaran. Pada prakteknya sekarang seluruh tahapan langkah tersebut dapat dilakukan dengan baik jika melibatkan penggunaan teknologi komputer khususnya memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang sengaja dirancang untuk itu misalnya berupa learning management system (LMS), content management system (CMS) dan berbagai aplikasi lainnya.
Meskipun banyak ahli (Gustafson and Branch, 2002) menyatakan bahwa karakteristik model pembelajaran berbasis TIK tetaplah berfokus kepada orang yang belajar (siswa), berorientasi kepada tujuan, mengutamakan kinerja atau performance, hasilnya dapat diukur,  dan berupa pengalaman, namun semuanya itu kini sangat mengandalkan penggunaan berbagai aplikasi teknologi komputer. Hal ini terjadi karena beberapa hal, yaitu pertama karena orang yang belajar (siswa) kebanyakan melek komputer atau memiliki digital literacy maka siswa seperti itulah yang berusaha dilayani dan dipenuhi kebutuhannya, kedua  rancangan pembelajaran selalu berorientasi kepada tujuan dan karena tujuan yang sangat penting saat ini adalah penguasaan berbagai bidang yang terkait erat dengan teknologi komputer dan teknologi digital maka tujuan yang terkait dengannya yang menjadi fokus, ketiga kinerja utama yang dituntut dikuasai siswa juga berkaitan erat dengan kinerja di berbagai bidang yang berhubungan atau memanfaatkan teknologi, keempat hasil belajar dan kinerja juga diukur dengan menggunakan teknologi, kelima pengalaman belajar yang diharapkan juga berbau dan ada hubungannya dengan teknologi. Maka tidak ada keraguan sedikitpun bahwa peranan teknologi untuk menunjang proses pembelajaran menjadi sangat semakin penting dan sangat  menentukan. Model pembelajaran berbasis TIK menjadi kebutuhan dan harus dikembangkan. Teknologi komputer telah menjadi alat untuk mendesain dan mengembangkan pembelajaran. Komputer mengambil peran dominan dalam pembelajaran. Bidang yang dulunya lebih banyak dipengaruhi oleh disiplin psikologi kini lebih banyak dipengaruhi oleh ilmu komputer. Dulu,  pembelajaran kandungan pokoknya adalah rekayasa sosial, kini pembelajaran merupakan rekayasa sosial yang bercampur-lebur dengan pengintegrasian teknologi. Proses pembelajaran saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi komputer. Belajar di berbagai bidang memerlukan penggunaan teknologi komputer selama proses pembelajarannya, dari awal hingga akhirnya. Untuk alasan inilah, alat-alat komputer dan media baru telah dikembangkan untuk dimanfaatkan dan dipergunakan sebagai strategi baru untuk memecahkan masalah pelatihan pada dunia bisnis, industri dan dunia pendidikan pada umumnya. Teknologi komputer dalam berbagai bentuknya telah dimanfaatkan untuk mengembangkan materi pembelajaran dan menjadi wahana untuk menyajikan serta memfasilitasi proses pembelajaran pada berbagai jenjang. Kecenderungan ini semakin meningkat dan bertambah dominasinya semakin dirasakan pada dekade terakhir ini. Budaya belajar yang baru telah lahir dan tumbuh serta berkembang dan secara perlahan namun pasti telah mengubah peradaban manusia. Pengintegrasian teknologi ke dalam proses pembelajaran berlangsung sejak dari awal sampai proses akhir yaitu evaluasi. Integrasi teknologi penting dilakukan sejak saat  pengembangan materi pembelajaran, yaitu ketika pengembang mencoba memahami kemampuan awal siswa atau peserta didik pada saat melakukan analisis kebutuhan.  Pilihan bahan belajar  dan pilihan kemasan teknologinya telah menjadi perhatian pengembang sejak awal.  Beberapa teknik yang akan digunakan untuk mengembangkan karakteristik teknis dalam proses belajar, khususnya adalah penggunaan suara, teks, gambar dan gerak serta interaktivitas harus secara dini diperhitungkan  untuk mengembangkan pelajaran dan modul dalam pengajaran dan e-learning. Bahan belajar atau sumber belajar yang berhasil dikembangkan berkat pengintegrasian teknologi tersebut kini telah berkembang pesat, sehingga menjadi tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tersimpan dengan baik, dan dapat dimanfaatkan atau diakses dengan mudah, terbuka untuk siapa saja, kapan saja dan hampir di mana saja. Memperhatikan hal-hal seperti diuraikan di atas maka pembelajaran harus bergeser dari tradisi pembelajaran di kelas ke pembelajaran di mana saja, kapan saja dengan dengan mengandalkan teknologi. Pembelajaran menjadi sangat tergantung kepada orang yang belajar dan hal ini sering disebut sebagai pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Karakteristik dari pembelajaran yang berpusat kepada siswa antara lain adalah; bersifat personal, sesuai keperluan masing-masing, berdasarkan tujuan dan masalah, bersifat fleksibel,  kurikulum multidisiplin, guru sebagai mentor dan fasilitator, teknologi sebagai sumber daya terpenting untuk pengajaran dan pembelajaran, penilaian berbasis kinerja, dan penguasaan kompetensi siswa sebagai tujuan utama.

Perlu diingat bahwa dengan segala kelebihannya pembelajaran di abad ke 21 sebagaimana digambambarkan tetap menjadi tantangan yang berat untuk dihadapi oleh generasi digital natif. Generasi digital menghadapi tiga tantangan utama: pengetahuan baru yang harus dipelajari semakin banyak dan beragam, jaringan yang harus dibangun, diikuti dan dimanfaatkan menjadi semakin luas dan kompleks, kemampuan membangun kecerdasan kolektif akan menentukan kesuksesan generasi digital itu sendiri. Khusus bagi mereka yang berperan sebagai pendidik harus menghadapi tantangan sebagai berikut; mereka perlu lebih peduli dan memperhatikan pengetahuan dan kompetensi baru, mampu bekerja dalam jaringan, siap bekerja dalam kerangka kecerdasan kolektif, belajar terus menjadi menjadi guru maya atau e–teachers, bersedia menjadi blended teachers, mampu menjadi Life Long Learning teachers, tampil menjadi aktor perubahan di sekolah dalam masyarakat  belajar.


Salah satu tantangan terberat bagi pendidik (guru) adalah menjadi guru yang tampil dan siap bekerja sepanjang hayat. Ia harus siap memenuhi kebutuhan belajar siswa kapan pun diperlukan, secara virtual atau tidak langsung (asynchronous). Kemampuan guru memanfaatkan teknologi menjadi kunci dalam keberhasilan mereka menjaga eksistensi sebagai praktisi di bidang pembelajaran. Siapa pun diantara mereka yang mampu memberikan layanan pembelajaran secara maya dan tidak langsung, akan terjaga eksistensinya sebagai guru. Mereka itu adalah guru yang tetap menjelaskan sesuatu kepada yang memerlukan meskipun ia sebenarnya sedang tidur, tetap menjawab dan meladeni pertanyaan siswa, meskipun sebenarnya ia sedang istirahat. Dengan demikian bagi seorang guru seperti itu maka jumlah siswa yang dilayaninya bertambah banyak dan tidak hanya terbatas satu, dua atau tiga kelas. Ia menjadi guru kelas dunia dan menjelma menjadi borderless country teacher. Ia dikenali oleh seluruh dunia sebagai guru, namun mungkin ia tidak mampu mengenali seluruh muridnya satu persatu.
Bagaimana pengembangan model pembelajaran berbasis TIK dilakukan? Berikut ini tahapan atau langkah yang bisa ditempuh dalam mengembangkan model pembelajaran berbasis TIK. Keseluruhan tahapan dikenal dengan nama model ADDIE, dengan rincian langkahnya mulai dari analisis, perancangan, produksi, implementasi dan evaluasi.

Analisis Tahap Analisis dapat dianggap sebagai “Tahap Penentuan Tujuan Berdasarkan Kebutuhan Pembelajaran.” Fokus perancang dalam fase ini adalah pada target atau tujuan  pembelajaran. Di sini juga tersedia program yang sesuai dengan tingkat keterampilan dan kecerdasan yang ditunjukkan setiap siswa / peserta. Hal ini untuk memastikan bahwa apa yang mereka ketahui tidak akan diduplikasi, dan fokusnya hanya pada topik dan pembelajaran yang belum dapat dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Pada tahap ini, pendidik membedakan antara apa yang sudah diketahui siswa dan apa yang harus mereka ketahui setelah menyelesaikan pembelajaran. Tahap Analisis umumnya membahas isu dan pertanyaan berikut: Apa latar belakang khas siswa / peserta didik yang akan menjalani program pembelajaran ini? Informasi pribadi dan karakteristik individu seperti usia, kewarganegaraan, pengalaman dan minat sebelumnya harus ditentukan. Apa kelompok sasarannya? Apa tujuan pendidikan, tingkat pengetahuan masa lalu, pengalaman, usia, minat, latar belakang budaya, dll. Tentang peserta didik? Apa yang harus dicapai siswa pada akhir program? Apa kebutuhan peserta didik? Apa yang akan dibutuhkan dalam hal keterampilan, kecerdasan, pandangan dan reaksi fisik / psikologis? Apa hasil belajar yang diinginkan dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku, dll? Aspek apa yang perlu ditambahkan, diklarifikasi dan diperbaiki? Tujuan pembelajaran apa yang menjadi fokus? Apa lingkungan belajar yang paling kondusif? Kombinasi diskusi langsung atau online? Apa Pro dan Kontra antara studi berbasis online dan kelas? Pilihan pengiriman apa yang akan dipilih? Jenis lingkungan belajar apa yang disukai? Apakah seseorang memilih untuk online atau tatap muka atau perpaduan keduanya? Jika online lebih  diutamakan, apa perbedaan hasil belajar antara pembelajaran berbasis kelas dan pembelajaran berbasis web?

Faktor apa saja yang berkenaan dengan ketersedian sumber daya TIK, termasuk teknis, dukungan, waktu, sumber daya manusia, keterampilan teknis, faktor keuangan, faktor pendukung?

Perancangan/Desain Berdasarkan hasil tahap analisis selanjutnya dilakukan tahpan perancangan model pembelajaran. Tahap ini menentukan semua tujuan, alat yang akan digunakan untuk mengukur kinerja, berbagai tes, analisis materi pembelajaran, perencanaan dan sumber daya. Pada tahap perancangan, fokusnya adalah pada tujuan pembelajaran, isi, analisis materi pembelajaran, latihan, perencanaan pembelajaran, instrumen penilaian yang digunakan dan pemilihan media. Pendekatan dalam fase ini harus sistematis dengan proses identifikasi, pengembangan dan evaluasi strategi terencana yang logis dan tertib yang menargetkan pencapaian tujuan pembelajaran. Ini harus mengikuti peraturan dan ketentuan yang sangat spesifik, dan setiap elemen dari rencana perancangan instruksional harus dilaksanakan dengan memperhatikan detail. Merinci hingga detail model pembelajaran sangat penting bagi keberhasilan tahap perancangan. Pendekatan sistematis ini memastikan bahwa segala sesuatu berada dalam strategi yang rasional dan terencana, atau serangkaian strategi, yang memiliki tujuan akhir untuk mencapai target program pembelajaran.

Selama tahap perancangan, seorang perancang/pengembang pembelajaran perlu menentukan:

  • Berbagai jenis media (TIK) yang akan digunakan. Audio, Video dan Grafis adalah contoh utama. Apakah sumber daya pihak ketiga akan dimanfaatkan atau akankah ID membuat sendiri? Maukah anda menyiapkan bahan ajar pembelajaran?
  • Berbagai sumber daya (sumber belajar) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran yang diperhitungkan ketersediaaanya. Apa saja sumber daya yang tersedia yang Anda inginkan untuk menyelesaikan program pembelajaran ini?
  • Berbagai pendekatan dan teori belajar yang diterapkan. Bagaimana Anda menerapkan model pembelajarannya. Teori apa yang menjadi landasannya,  behaviorisme, konstruktivisme, konektivisme atau yang lain?
  • Kerangka waktu untuk setiap aktivitas. Berapa banyak waktu yang harus ditugaskan untuk setiap tugas, dan bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan (per pelajaran, bab, modul, dll.)? Apakah topik memerlukan perkembangan linier dalam presentasi (mudah sulit)?
  • Proses mental yang dibutuhkan oleh para peserta untuk memenuhi target pembelajaran. Apa kemampuan kognitif yang ditentukan bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran?
  • Pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan setelah selesai setiap tugas. Apakah Anda memiliki cara untuk menentukan bahwa nilai tersebut memang telah dicapai oleh siswa? Apa metode yang Anda gunakan untuk menentukan
  • Jika proyek berbasis web, jenis antarmuka pengguna apa yang akan Anda gunakan? Apakah Anda sudah memiliki gagasan tentang bagaimana situs akan terlihat seperti?
  • Mekanisme umpan balik yang akan Anda gunakan untuk menentukan apakah peserta mampu mencerna pelajaran. Mekanisme apa yang dirancang oleh Anda untuk mendapatkan umpan balik peserta didik tentang materi yang dipelajari?
  • Mengingat beragam pilihan siswa dan gaya belajar, metode apa yang akan Anda terapkan untuk memastikan bahwa program pembelajaran sesuai dengan keinginan mereka? Bagaimana Anda merancang kegiatan pembelajaran Anda sehingga menarik beragam gaya belajar dan minat siswa? Maukah Anda memilih variasi dalam pilihan pengiriman dan jenis media?

Produksi

Tahap selanjutnya adalah produksi dan pengujian metodologi yang digunakan dalam program pembelajaran. Pada tahap ini, perancang memanfaatkan data yang dikumpulkan dari dua tahap sebelumnya, dan menggunakan informasi ini untuk membuat sebuah program yang akan menyampaikan apa yang perlu diajarkan kepada peserta didik. Jika dua tahap sebelumnya membutuhkan perencanaan dan brainstorming, tahap produksi fokusnya adalah tentang mewujudkannya. Tahap ini mencakup tiga tugas, yaitu penyusunan, produksi dan evaluasi. Produksi melibatkan pembuatan dan pengujian hasil belajar. Ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut: Apakah kerangka waktu dipatuhi sehubungan dengan apa yang telah dicapai dalam hal materi yang telah diproduksi? Apakah Anda membuat materi sesuai jadwal produksi? Apakah Anda melihat kerja tim produksi? Apakah anggota tim pengembang bekerja secara efektif sebagai tim produksi?

Apakah materi yang dihasilkan atau diproduksi sesuai dengan tugas pembelajaran yang mereka inginkan?

Implementasi/Pelaksanaan Tahap implementasi mencerminkan keterlaksanaan program pembelajaran yang berkesinambungan untuk memastikan tercapainya hasil belajar yang positif yaitu yang maksimum, efektif dan efisien. Di sinilah perancang/perekayasa/pengembang berusaha untuk merancang ulang, memperbarui, dan mengkaji program pembelajaran untuk memastikannya dapat disampaikan secara efektif. “Prosedur pembelajaran” adalah kata kuncinya di sini. Sebagian besar pekerjaan sebenarnya dilakukan di sini karena pengembang/perancang dan siswa bekerja bergandengan tangan untuk memanfaatkan teknologi baru, alat baru, sehingga desain dapat terus dievaluasi untuk perbaikan lebih lanjut. Model pembelajaran berbasis TIK dapat dijalankan secara terintegrasi, dan mendapatkan banyak umpan balik baik dari pengembang maupun peserta didik.

Evaluasi desain dilakukan pada tahap implementasi. Desainer berperan sangat aktif dalam tahap ini, yang sangat penting bagi keberhasilan proyek. Pengembang harus secara konsisten menganalisis, merancang ulang dan meningkatkan produk untuk memastikan pengiriman produk yang efektif. Pemantauan yang teliti adalah suatu keharusan. Evaluasi produk pembelajaran yang tepat, dengan revisi yang diperlukan dan tepat waktu, dilakukan pada tahap ini. Ketika perancang model pembelajaran, pendidik dan peserta didik aktif berkontribusi selama proses implementasi, modifikasi seketika dapat dilakukan pada proyek, sehingga membuat program lebih efektif dan sukses.

Evaluasi Setiap tahap proses ADDIE melibatkan evaluasi formatif. Ini adalah komponen multidimensi dan esensial proses ADDIE. Evaluasi dilakukan sepanjang tahap implementasi dengan bantuan pendidik dan peserta didik/siswa. Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, evaluasi sumatif dilakukan untuk peningkatan pembelajaran. Sepanjang tahap evaluasi perancang harus memastikan apakah masalah yang relevan dengan program pembelajar/pelatihan dipecahkan, dan apakah tujuan pembelajaran yang diinginkan terpenuhi. Meskipun sering diabaikan karena kendala waktu dan alasan anggaran, evaluasi merupakan langkah penting dari keseluruhan metode ADDIE karena bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut: Apakah model pembelajaran yang dikembangkan menunjang peningkatan pembelajaran, dan peningkatan motivasi? Berdasarkan kriteria apa efektivitas pembelajaran ditentukan? Atas dasar apa Anda akan sampai pada keputusan untuk merevisi beberapa aspek model pembelajaran (termasuk model pembelajaran berbasisTIK) sebelum pelaksanaan sepenuhnya?

Bagaimana kejelasan pedoman pembelajaran dinilai? Siapa yang akan menyiapkan laporan hasil evaluasi model pembelajaran ini?

Simpulan  dan Saran Demikianlah telah diuraikan secara garis besar bagaimana pengembangan model pembelajaran berbasis TIK ditempuh dan dilaksanakan. Pada dasarnya proses dimulai dari analisis sampai dengan evaluasi. Model pembelajaran berbasis TIk yang dihasilkan dengan menerapkan prosedur yang runtut tersebut akan dapat  berfungsi menentukan keberhasilan program pembelajaran.

Pada dasarnya pengembangan model pembelajaran merupakan kebutuhan di era pembelajaran abad ke 21, dan dari kegiatan pengembangnnya tersebut diharapkan dapat dihasilkan berbagai model pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan generasi digital atau generasi Y. Pembelajaran berbasis TIK tidak bisa ditunda lagi, dan harus lebih banyak dikembangkan dan diimplementasikan.

Daftar Pustaka Skinner, B.F., (1976) About Behaviorism, SECAM. Seels, B., & Glasgow, Z. (1998). Making Instructional Design Decisions. (2nd ed.) Upper Saddle River, NJ: Merrill.

Gustafson, K. L., & Branch, R. M. (2002). Survey of instructional development models (Fourth ed.). Syracuse University, Syracuse, New York 13244: ERIC Clearinghouse on Information & Technology