Sebutkan dan jelaskan 5 upaya yang dapat dilakukan untuk pemerataan pembangunan desa dan kota!

tirto.id - Kegiatan pembangunan di desa tidak sama dengan di kota. Biasanya, pembangunan sarana dan prasarana di desa menggunakan bahan baku dari sumber daya alam di desa tersebut. Begitu pula dengan tenaga kerjanya, yakni penduduk desa setempat.

Sementara pembangunan sarana dan prasarana di kota lebih lengkap dan beragam sehingga memiliki daya tarik bagi masyarakat yang menempati maupun wisatawan. Keadaan ini mengakibatkan ketimpangan pembangunan antara wilayah desa dan wilayah kota.

Usaha Pemerataan Pembangunan di Desa dan Kota

Untuk mengatasi ketimpangan pembangunan yang tidak merata antara di desa dan kota ialah dengan melakukan pemerataan pembangunan. Dengan melihat kondisi kedua wilayah, pembangunan dapat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mendesak.

Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan sebagai usaha pemerataan pembangunan di desa dan kota seperti dikutip dari modul Interaksi Desa-Kota.

1. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat desa

Usaha ini dapat ditempuh dengan program wajib belajar 12 tahun. Di desa, tingkat pendidikan masih sangat rendah. Hal itu disebabkan jarak sekolah yang cukup jauh dan akses jalanan yang rumit.

Semestinya, hal itu tidak menghalangi anak-anak sebagai generasi bangsa yang memiliki semangat dan tekat yang kuat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Kelak, mereka mampu menjadi pembangun desa.

2. Membuka kesempatan kerja

Upaya ini dapat menekan arus urbanisasi dari desa ke kota. Banyaknya penduduk desa yang pindah ke kota membuat tenaga kerja di desa berkurang. Hal ini berdampak pada sektor pertanian yang menjadi mata pencaharian utama penduduk desa.

Dengan membuka lapangan pekerjaan dan memberlakukan peraturan yang membatasi arus masuk bagi pendatang diharapkan dapat mengikis angka pelaku urbanisasi.

3. Mengadakan penyuluhan, pelatihan serta pembinaan

Perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di desa. Sebagai contoh, dilaksanakannya penyuluhan dan pelatihan tentang budi daya pertanian dan pemberdayaan perempuan guna meningkatkan keterampilan mereka.

4. Perbaikan sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana di desa masih jauh dari fasilitas penunjang yang ada di kota. Di daerah pegunungan, akses jalan masih perlu perbaikan. Adanya sarana dan prasarana yang baik dapat melancarkan hasil pemasaran dari desa ke kota. Tentu, pembangunan akses jalan yang merata perlu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi desa.

Baik penduduk desa maupun masyarakat kota, pasti pernah terlibat dalam satu kegiatan yang sama. Dalam hal ini, terjadilah interaksi antara wilayah desa dan wilayah kota. Interaksi itu tentunya menghadirkan dampak positif dan negatif bagi kedua wilayah.

Dampak Interaksi Desa dan Kota

Interaksi antara desa dan kota mendukung adanya perubahan pada kedua wilayah. Perubahan-perubahan ini berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan seperti budaya, ekonomi, sosial, dan sebagainya. Berikut ini ialah dampak positif dan negatif yang timbul karena interaksi desa dan kota.

1. Dampak positif interaksi desa dan kota bagi desa

a) Meningkatnya pengetahuan penduduk desa akibat dari pembangunan sarana dan prasarana yang memadai.

b) Interaksi antara desa dan kota yang saling menguntungkan dapat mengurangi ketertinggalan wilayah desa.

c) Kesenjangan ekonomi antara kedua wilayah berkurang. Fasilitas penunjang desa yang lebih baik dapat mendorong kegiatan ekonomi yang mensejahterahkan.

d) Aksesibilitas wilayah desa semakin mudah karena akses transportasi yang memadai. Adanya infrastruktur yang layak membawa keuntungan bagi sektor perekonomian di desa.

e) Masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dapat membantu kegiatan perekonomian dan pendidikan di desa.

2. Dampak positif interaksi desa dan kota bagi kota

a) Meningkatnya akses transportasi yang menghubungkan desa dan kota berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi kedua wilayah.

b) Terpenuhinya kebutuhan bahan baku untuk sektor industri di kota. Sumber daya alam (SDA) desa yang melimpah membantu kegiatan produksi dan tenaga kerja di kota.

c) Pernikahan antarsuku yang akan meningkatkan rasa cinta tanah air serta persatuan dan kesatuan yang kuat.

d) Adanya proses akulturasi karena ragam budaya yang masuk karena datangnya penduduk desa ke kota.

1. Dampak negatif interaksi desa dan kota bagi desa

a) Berkurangnya tenaga ahli di desa karena banyaknya penduduk desa yang melakukan urbanisasi.

b) Terjadinya penetrasi kebudayaan dari kota ke desa yang tidak sejalan dengan tradisi di wilayah desa.

c) Adanya perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan lingkungan di pedesaan menjadi rusak.

d) Kepadatan penduduk di wilayah desa karena banyaknya orang yang kembali ke desa setelah pergi ke kota.

2. Dampak negatif interaksi desa dan kota bagi kota

a) Tingginya jumlah penduduk di kota akibat urbanisasi membuat kinerja pelayanan umum menjadi kurang optimal.

b) Meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin di kota. Hal ini disebabkan oleh ketidaksiapan penduduk desa yang datang ke kota untuk mencari pekerjaan.

c) Hadirnya daerah-daerah kumuh dan liar di bantaran sungai, pinggiran rel kereta api, kolong jembatan, dan kuburan.

d) Masuknya orang-orang dengan beragam budaya dapat memunculkan konflik antar-etnis.

Dalam pelaksanaannya, pemerataan dan pembangunan di desa juga memerlukan peran penduduk desa dan masyarakat kota. Tentu, pemerintah mempunyai tanggung jawab penuh untuk melakukan hal itu, tetapi tanpa bantuan masyarakat di kedua wilayah, pembangunan akan sulit dilakukan.

Baca juga:

  • Apa Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan?
  • Apa Itu Interaksi Antar Ruang, Bentuk, Perubahan dan Dampaknya
  • Jenis-jenis Interaksi Sosial & Teorinya Menurut para Ahli Sosiologi

Baca juga artikel terkait PEMERATAAN PEMBANGUNAN atau tulisan menarik lainnya Rizka Alifa Rahmadhani
(tirto.id - riz/ale)


Penulis: Rizka Alifa Rahmadhani
Editor: Alexander Haryanto
Kontributor: Rizka Alifa Rahmadhani

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Jakarta -

Salah satu upaya pemerataan penduduk yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan program transmigrasi. Program tersebut telah diterapkan sejak zaman kolonial Belanda. Seperti apa sejarahnya?

Transmigrasi adalah salah satu jenis migrasi atau perpindahan penduduk. Dikutip dari buku 'IPS untuk SMP Kelas VII' oleh Anwar Kurnia, transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari provinsi atau pulau yang padat penduduk ke provinsi atau pulau yang jarang penduduknya dalam satu wilayah negara.

Ada 5 jenis transmigrasi di Indonesia, yakni transmigrasi umum, spontan, sektoral, lokal, dan bedol desa. Berikut penjelasan masing-masing jenis:

1. Transmigrasi umum adalah transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah.

2. Transmigrasi spontan (swakarsa) adalah transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri.

3. Transmigrasi sektoral (khusus) adalah transmigrasi yang dilakukan untuk hal-hal tertentu, seperti terjadinya bencana alam, pengangguran, dan tunawisma.

4. Transmigrasi lokal adalah transmigrasi penduduk dalam provinsi yang sama.

5. Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang memindahkan seluruh penduduk desa beserta perangkat desa (pejabat pemerintahan desa) yang bersangkutan.

Secara umum, transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan dan mengatur perpindahan penduduk, mengembangkan daerah pemukiman baru di daerah dengan penduduk yang relatif jarang, pemerataan penduduk dalam suatu wilayah, mendorong proses pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan hidup para transmigran.

Sejarah transmigrasi Indonesia dari masa ke masa. Klik selanjutnya..

(kri/pay)

Page 2

Jakarta -

Salah satu upaya pemerataan penduduk yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan program transmigrasi. Program tersebut telah diterapkan sejak zaman kolonial Belanda. Seperti apa sejarahnya?

Transmigrasi adalah salah satu jenis migrasi atau perpindahan penduduk. Dikutip dari buku 'IPS untuk SMP Kelas VII' oleh Anwar Kurnia, transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari provinsi atau pulau yang padat penduduk ke provinsi atau pulau yang jarang penduduknya dalam satu wilayah negara.

Ada 5 jenis transmigrasi di Indonesia, yakni transmigrasi umum, spontan, sektoral, lokal, dan bedol desa. Berikut penjelasan masing-masing jenis:

1. Transmigrasi umum adalah transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah.

2. Transmigrasi spontan (swakarsa) adalah transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri.

3. Transmigrasi sektoral (khusus) adalah transmigrasi yang dilakukan untuk hal-hal tertentu, seperti terjadinya bencana alam, pengangguran, dan tunawisma.

4. Transmigrasi lokal adalah transmigrasi penduduk dalam provinsi yang sama.

5. Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang memindahkan seluruh penduduk desa beserta perangkat desa (pejabat pemerintahan desa) yang bersangkutan.

Secara umum, transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan dan mengatur perpindahan penduduk, mengembangkan daerah pemukiman baru di daerah dengan penduduk yang relatif jarang, pemerataan penduduk dalam suatu wilayah, mendorong proses pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan hidup para transmigran.

Sejarah transmigrasi Indonesia dari masa ke masa. Klik selanjutnya..

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA