Saintis terkemuka pada masa bani abbasiyah yang berjasa dalam menentukan arah kiblat adalah

929 M di Kasr al-Jis, sebelah Timur Sungai Tigris Dajlah. Diantara karyanya ialah Kitab al-Buruj fi ma baina Arba’ al-Falak, sebuah buku yang berbicara tentang naiknya tanda-tanda zodiac, dan memberikan penyelesaian terhadap persoalan- persoalan astrologis. Kitabnya yang berjudul Risalat fi Tahqiq Akdar al-Ittisalat berisi uraian mengenali penentuan secara tepat kuantitas dari penerapan-penerapan astrologis.

b. Al-Biruni

Al-Biruni adalah saintis muslim terkemuka pada masa Abbasiyah. Selain ahli astronomi, ia juga ahli dalam bidang kedokteran, fisika, dan matematika. Ilmuwan bernama lengkap Abu ar-Rayhan Muhamamd bin Ahmad al-Biruni ini lahir di pinggiran kota Khawirizmi pada tahun 973 M. Ia telah berjasa dalam menentukan arah kiblat. Selama hidupnya ia telah menulis banyak buku, seperti Kitab at-Tafhim li Awa’il Sina’i at Tanjim berisi astronomi, geometri, aritmatika dan astrologi. Karya lainnya adalah al-Qanun al-Ma’udi ketentuan-ketentuan al-Mas’udi, Kitab al-Hind buku tenang India, dan Maqalid ‘Ilm al-Hay’ah kunci ilmu perbintangan. Pada tahun 1048 M ia meninggal di Ghazna.

c. Al Khawarizmi

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Musa Al Khawarizmi. Ia hidup pada tahun 780-850 M194- 266 H.Di samping ahli dibidang astronomi ia juga ahli di bidang matematika. Salah satu jasanya di bidang matematika adalah menyusun buku tentang al jabar dalam bahasa Inggris disebut Al goritme yang berjudul Muktasar fi Hissab al jabiwa al muqaballah Ringkasan Perhitungan Al jabar dan Perbandingan yang disusun pada tahun 825 pada masa pemerintahan Al Makmun. Ia dikenal sebagai Bapak Al Jabar dan di Barat Eropa dikenal dengan nama Algoarisme Algorisme. Di samping itu ia juga berhasil menemukan angka “nol” 0 yang dalam bahasa Arab disebut “sifr” dalam bukunya Al jam’wa at Tafriq bi Hisab al Hind Menambah dan memecah dengan perhitungan India . Pada mulanya angka 1 sampai 9 berasal dari Hindu India, kemudian dikembangkan oleh umat Islam Arab, sehingga angka 1 sampai 9 dan angka nol 0 disebut sebagai angka bilangan Arab, kemudian berkembang lagi menjadi angka bilangan Latin.

B. Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Bidang Ilmu Agama Islam dan Karya-karyanya

1. Tokoh-tokoh Ilmu Hadist, Perkembangan dan Karya Besarnya 2. Tokoh-tokoh Ilmu Tafsir, Perkembangan dan Karya Besarnya 3. Tokoh-tokoh Ilmu Fiqh, Perkembangan dan Karya Besarnya 4. Tokoh-tokoh Ilmu Tasawuf, Perkembangan dan Karya Besarnya. 1. Tokoh-tokoh Ilmu Hadist, Perkembangan dan Karya Besarnya  BUKHARI, karyanya antara lain Sahih al-Bukhari, at-Tarikh as-Sagir, at-Tarikh, al- Ausat, Tafsir al-Musnad al-Kabir, Kitab al-illal, Kitab ad-Duafa, Asami as-Sahab, dan Kitab al-Kura.  MUSLIM, karya terbesarnya adalah al-Jami’as-Shahih Muslim yang lebih dikenal dengan sebutan Shahih Muslim. Hadits-hadits yang dimuat dalam Shahih Muslim adalah hadits yang telah disepakati dan disaring dari 300.000 hadits yang diketahuinya  ABU DAWUD, karyanya yaitu Sunan Abi Dawud. Para ulama memasukkan kitab tersebut ke dalam kutubus-sittahh atau enam hadits utama. Kitab hadits itu memuat 4.800 hadits dari sekitar 500.000 hadits yang dikumpulkannya. Kitab Sunan Abi Dawud merupakan yang paling popular diantara karangan-karangan Abu Dawud yang berjumlah 20 judul. Tidak kurang dari 13 judul kitab telah ditulis untuk mengulas karya tersebut dalam bentuk syarh komentar, mukhtasar ringkasan, dan tahzib revisi.  AT TIRMIDZI , diantara kelebihan Sunan at-Tirmidzi adalah pencantuman riwayat dari sahabat lain mengenai suatu masalah yang dibahas dalam hadits pokok, baik yang isinya semakna, berbeda, maupun bertentangan secara langsung atau tidak langsung. Hal itu membuat pembahasan suatu masalah dalam Sunan at-Tirmizi lebih mudah dipahami daripada dalam Sahih al-Bukhari atau Sahih at-Tirmizi lebih mudah dipahami daripada dalam Sahih al-Bukhari atau Sahih Muslim. Apabila kitab Sahih

Astronomi Islam pun melahirkan trigonometri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Salah satu astronom Muslim, al-Battani, melontarkan pujian pada astronomi. Bagi dia, astronomi merupakan ilmu mulia dan bermartabat. Ilmu ini menempati urutan kedua setelah ilmu agama. Pujian terhadap ilmu ini bukan semata klaim para praktisi, tapi merupakan kebenaran sejarah. 

Mengutip Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern, astronomi adalah satu-satunya ilmu alam yang tidak dikecam oleh kaum Muslim di abad pertengahan yang menentang ilmu-ilmu sekuler. Bahkan, astronomi memperoleh tempat terhormat di masjid-masjid dan dihormati oleh kalangan agama arus utama. 

Astronomi menjadi satu-satunya ilmu pasti Islam yang bertahan hingga zaman modern dan berkembang setelah serangan Mongol atas Baghdad, yang menyebabkan aktivitas ilmiah Islam merosot. Astronomi yang berguna menentukan arah kiblat, perhitungan waktu shalat, dan pembuatan almanak dilindungi penguasa sepanjang sejarah. 

Dalam perspektif ilmiah, astronomi berjasa melahirkan ilmu trigonometri, kreasi Muslim yang mengagumkan. Berpijak pada astronomi pula, banyak sekali perkembangan penting lainnya terjadi pada bidang matematika, terutama pada teknik kuantitatif dan geometri. Sebab, semua ilmu itu dibutuhkan oleh para astronom Muslim. 

Perlu dicatat, astronomi adalah upaya internasional Muslim. Usaha bersama yang melibatkan orang-orang dari seluruh dunia Islam, termasuk para ahli dari Cina dan India. Oleh karena itu, penilaian yang disampaikan al-Battani bukanlah merupakan hal yang berlebihan. 

Asal-usul astronomi Islam, menurut Ensiklopdi Oxford, Dunia Islam Modern, bersifat eklektik atau dirumuskan dari berbagai sumber terbaik. Risalah astronomi berbahasa Arab paling awal adalah kumpulan tabel astronomis yang dikenal dengan zij. Ditulis pada paruh pertama abad kedelapan di Sind dan Qandahar. 

Risalah ini ditulis berdasarkan sumber-sumber berbahasa Sansekerta, tetapi juga memuat materi berbahasa Pahlavi atau Persia kuno. Turunan-turunan dari karya Iran dan India inilah yang merupakan fase pertama astronomi Islam. Masuknya materi-materi dari Iran dan India lebih lanjut menandai fase kedua astronomi Islam. 

Masa itu juga bersamaan dengan karya astronomi Yunani dari Ptolemeus yang berbahasa Pahlavi diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Aktivitas ini berlangsung selama masa pemerintahan Khalifah al-Manshur dan Harun al-Rasyid dari Dinasti Abbasiyah. Pada periode awal Abbasiyah, dikenal tiga sistem astronomi. 

Ketiga sistem itu adalah sistem India (Sindhind), Iran (Zij al-Syah), dan Ptolemaik yang dalam banyak hal saling bertentangan. Para astronom berusaha keras untuk mempertemukan ketiganya, tetapi akhirnya menyimpulkan bahwa sistem Ptolemaik yang terbaik di antara sistem-sistem yang ada. 

Pada abad kesepuluh hadir al-Battani yang menjadi saat menentukan, astronomi Islam menerapkan Ptolemaisasi. Dan, karya Ptolemeus berjudul Almagest diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Karya lainnya, Planetary Hypothesis, juga diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. 

Dari sisi ini, sejarah astronomi Islam bercirikan sesuatu yang oleh Thomas Kuhn disebut sebagai ‘pemecahan teka-teki’ dalam paradigma Ptolemaik. Pada masa selanjutnya, Ibnu Haitsam membantah teori planet Ptolemeus. Dua abad kemudian ada Nashir al-Dun al-Thusi, kepala observatorium Maraghah, yang terus membuat penyempurnaan. 

Dan, puncak kejayaan Maraghah dicapai melalui karya yang ditulis Qutb al-Din Syirazi yang membangun model geometris sangat akurat tentang Merkurius, planet paling tidak teratur yang diamati oleh mata telanjang. Sejarawan mencatat, perangkat matematis itu kembali muncul dua abad kemudian dalam karya Copernicus. 

Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern , menyatakan meski tak mengambil sikap filosofis yang berani untuk melepaskan diri dari sistem Ptolemaik yang geosentris, astronomi Islam harus dihargai karena pencapaian-pencapaian yang mengesankan. Astronomi Islam menyumbang observatorium astronomi pada dunia ilmu. 

Astronomi Islam pun melahirkan trigonometri. Dan di Maraghah, astronomi Islam mampu memicu pengembangan peralatan baru dan teknik matematis yang hebat serta selalu memperbaiki dan mengoreksi paramater-parameter astronomis. Para sejarawan sepakat, astronomi Islam merupakan yang terbaik pada zamannya. n 

Saintis terkemuka pada masa bani abbasiyah yang berjasa dalam menentukan arah kiblat adalah

Klik Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Tue, 31 May 2022 09:49:10 +0700 with category Sejarah and was viewed by 345 other users

Seorang ahli astronomi yang berjasa dalam menentukan arah kiblat adalah  

Pembahasan

Abu al-Rayhan Muhammad bin AAbu al-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni. hmad al-Biruni adalah seorang ahli astronomi yang berjasa dalam menentukan arah kiblat. Al-biruni bersama Ibnu Hubal, al-Maqrizi, Istkhri, al-Idrisi, dan Abu al-Fida telah berhasil mengembangkan segi matematika dan geografi.

Al-birunilah yang memperkenalkan pengukuran-pengukkuran geodetik serta serta menentukan dengan teliti dan cermat koordinat-koordinat dari banyak tempat. Dia juga berjasa menentukan arah kiblat dengan bantuan astronomi dan matematika.

Pelajari lebih lanjut

  1. Seoranh ahli astronomi yg berjasa dalam menentukan arah kiblat adalah  #Link#
  2. Materi tentang Jelaskan tentang raihan al biruny!  #Link#
  3. Materi tentang 1. saintis terkemuka pada masa dinasti abbasiyah yg berjasa dalam menemukan arah kiblat adalah....  #Link#

========================

Detil Jawaban

Kode          : 11.3.1

Kelas          : 11 SMA

Mapel         : Sejarah

Bab             : Sejarah Peradaban islam

#TingkatkanPrestasimu

Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​


en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.