Perjuangan Gajah Mada mencapai puncak pada masa pemerintahan

Perjuangan Gajah Mada mencapai puncak pada masa pemerintahan

Perjuangan Gajah Mada mencapai puncak pada masa pemerintahan
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Ilustrasi Raja Hayam Wuruk

KOMPAS.com - Hayam Wuruk adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yang memerintah antara tahun 1350-1389 masehi.

Setelah resmi menjadi raja, gelarnya adalah Sri Rajasanagara.

Hayam Wuruk adalah raja terbesar dalam sejarah Kerajaan Majapahit yang memerintah didampingi oleh Patih Gajah Mada.

Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Majapahit mampu mencapai puncak kejayaannya.

Silsilah

Hayam Wuruk adalah putra dari pasangan Tribhuwana Tunggadewi (penguasa ketiga Majapahit) dan Sri Kertawardhana alias Cakradhara yang lahir pada 1334 masehi.

Ibunya adalah putri dari Raden Wijaya, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana.

Hayam Wuruk memiliki adik perempuan bernama Dyah Nertaja yang kelak menjadi Bhre Pajang.

Permaisuri Hayam Wuruk adalah putri dari Wijayarajasa atau Bhre Wengker yang bernama Sri Sudewi dengan gelar Paduka Sori.

Dari permaisurinya, Hayam Wuruk mempunyai putri bernama Kusumawardhani, yang kemudian menikah dengan Wikramawardhana (raja kelima Majapahit).

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Majapahit

Masa pemerintahan

Hayam Wuruk diangkat sebagai raja ketika baru berusia 16 tahun, menggantikan ibunya, Tribhuwana Tunggadewi, yang mundur setelah 21 tahun berkuasa.

Perjuangan Gajah Mada mencapai puncak pada masa pemerintahan

Perjuangan Gajah Mada mencapai puncak pada masa pemerintahan
Lihat Foto

Shutterstock.com

Patung Mahapatih Gajah Mada

KOMPAS.com - Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa Raja Hayam Wuruk.

Dia naik tahta pada 1350 masehi dan memimpin Majapahit hingga tahun 1389 masehi.

Dikutip dari buku "Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit", karya Prof Dr Slamet Muljana (2005), Hayam Wuruk merupakan putra dari Tribhuwana Tunggadewi, pemimpin Majapahit pada 1329-1350 masehi. Raja keempat di Majapahit itu memiliki gelar Sri Rajasanegara.

Baca juga: Cita-Cita Gajah Mada dan Perjuangannya

Pada masa Hayam Wuruk, wilayah kekuasaan Majapahit membentang luas di sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya, serta wilayah-wilayah kepulauan di timur Jawa.

Baca juga: Ramai di Twitter, Bagaimana Sosok Patih Gajah Mada?

Kejayaan Majapahit tidak bisa dilepaskan dari peran Gajah Mada. Dia merupakan sosok penting sehingga Majapahit mampu melewati masa sulit akibat pemberontakan, kemudian membawanya menuju puncak kejayaan.

Baca juga: Berdiri pada Abad Ke-13, Ini Sejarah Kerajaan Majapahit dan Pendirinya

Kiprah Gajah Mada dimulai saat Jayanegara menjadi raja Majapahit. Bersama pasukan Bhayangkara, dia menjadi prajurit elit pengawal raja dan keluarganya.

Gajah Mada berhasil menyelamatkan Jayanegara saat terjadi pemberontakan oleh Ra Kuti, meski kemudian gagal menyelamatkan nyawa Jayanegara dari aksi pembunuhan yang dilakukan Tanca.

Pada masa Majapahit dipimpin Tribhuwana Tunggadewi, Gajah Mada diangkat sebagai patih amangku bhumi. Itu adalah jabatan tertinggi di bawah raja Majapahit.

Gajah Mada diangkat menjadi patih amangku bhumi pada tahun Saka 1258 atau tahun Masehi 1336.

Menyatukan Nusantara

TRIBUNNEWS.COM
– Berikut sejarah Mahapatih Gajah Mada sang pemersatu Nusantara.

Gadjah Mada merupakan seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit.

Berdasarkan Buku Siswa SD/MI Kelas IV Tema
5 Pahlawanku
(2017) karya Angi St Anggari, pada saat remaja, Gajah Mada merupakan seorang pemuda yang mempunyai keahlian bela diri yang sangat hebat serta berilmu tinggi.

Saat usia 19 tahun, Gajah Mada berhasil menyelamatkan rajanya yang bernama Prabu Jayanegara.

Oleh karena kecakapannya, pada tahun 1319 ia diangkat sebagai Patih Kahuripan.

Dua tahun kemudian, ia diangkat sebagai Patih Kediri.


Baca juga:

Mengenal Balaputradewa, Raja Kerajaan Sriwijaya serta Sejarah Kejayaan dan Peninggalannya


Baca juga:

Mengenal Sri Maharaja Purnawarman, Raja di Kerajaan Tarumanegara beserta Prasasti Peninggalannya

Pada tahun 1329, Patih Majapahit yang bernama Aryo Tadah menunjuk Gajah Mada untuk menggantikan dirinya.

Gajah Mada menolak penunjukan itu karena ingin membuktikan pengabdiannya terlebih dahulu kepada Kerajaan Majapahit, yaitu dengan menghentikan pemberontakan Keta dan Sadeng.

Gajah Mada akhirnya diangkat sebagai Patih Majapahit pada tahun 1334, setelah berhasil menaklukkan Keta dan Sadeng.

Tahun 1336, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yaitu janji ia tidak akan memakan buah palapa, sejenis rempah-rempah, bila belum berhasil menguasai pulau-pulau di Nusantara.

Perjuangan Gajah Mada mencapai puncaknya pada zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk tahun 1350-1389.

Majapahit hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang sekarang, bahkan pengaruh Kerajaan Majapahit sampai ke negara-negara tetangga.

Sementara itu, menurut Masmada (2003) setelah sadeng ditundukkan pada tahun 1331, Adityawarman berangkat ke Tiongkok pada tahun 1332 untuk melakukan misi diplomatik kepada Kaisar Tiongkok.

Gajah Mada mulai melakukan persiapan dalam negeri.

Gajah Mada sebagai seorang ksatria sejati yang sangat peduli terhadap negaranya, hatinya terketuk melihat keadaan Arya Tadah yang semakin parah.

Sementara itu, pemerintahan sedang berkembang dan tidak boleh berhenti hanya karena Arya Tadah tidak mampu lagi melaksanakan kebijakannya karena sakit.

Pada saat pengangkatan, Gajah Mada mengucapkan sumpah Amukti Palapa yang berbunyi

Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah Gurun, ring Seram, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa.

Artinya setelah tunduk Nussantara, aku akan beristirahat, Setelah tunduk Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, barulah aku beristirahat.

Sumpah Palapa Gajah Mada mencapai keberhasilannya semasa pemerintahan Hayam Wuruk.

Hal ini dapat dibuktikan jika Majapahit pada waktu itu mampu menguasai wilayah-wilayah Nusantara yang meliputu Melayu (Sumatra), Tanjungpura (Kalimantan), Semenanjung Melayu (Malaka).

Sebelah Timur Jawa dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Irian Barat, dan Jawa kecuali Kerajaan Sunda Galuh dan Sunda Pakuan.

Berkat keberhasilannya ini, pengaruh Gajah Mada di Majapahit lebih besar.

Pengaruhnya juga bisa dikatakan telah melampaui Hayam Wuruk dan anggota SaptaPrabhu yaitu semacam Dewan Pertimbangan Agung yang beranggotakan keluarga Kerajaan Majapahit.

Perjuangan Gajah Mada sampai saat ini tetap dikenang.

Hal ini dibuktikan dengan digunakannya nama Gajah Mada sebagai nama jalan utama sejumlah kota di Indonesia.


Baca juga:

Mengenal Hewan Mamalia, Dilengkapi dengan Ciri-ciri Mamalia, Anatomi Tubuh, dan Contoh Mamalia

Selain itu, kebesaran nama dan kejayaan Majapahit pun dapat  dilihat dari peninggalannya berupa candi.

Candi Penataran dibangun pada masa Kerajaan Kediri dan dipergunakan pada masa Kerajaan Majapahit.

Perjuangan Gajah Mada mencapai puncak pada masa pemerintahan
Candi Penataran. (Travel Grivy)

Di dalam kompleks candi, terdapat arca, bangunan yang disebut Bale Agung, prasasti batu tulis, dan beberapa candi.

Candi-candi tersebut dantaranya candi Naga yang berukuran lebar iv,83 meter, panjang 6,57
meter, dan tinggi 4,70 meter.

Selain itu, terdapat candi yang dianggap paling suci, yaitu candi Induk.

Candi Induk terdiri atas tiga teras bersusun dengan tinggi seluruhnya 7,19 meter.

Sumber:
(*) Buku Siswa SD/MI Kelas IV Tema v Pahlawanku (2017) Oleh Angi St Anggari, dkk

(*) Garuda.ristekdikti.go.id


(Tribunnews.com/Devi Rahma)


Artiel Lain Terkait Materi Sekolah

Asked by wiki @ 02/08/2021 in Bahasa lain viewed by 2233 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in Bahasa lain viewed by 2126 persons

Asked by wiki @ 08/08/2021 in Bahasa lain viewed by 1432 persons

Asked by wiki @ 31/07/2021 in Bahasa lain viewed by 1221 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in Bahasa lain viewed by 1207 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in Bahasa lain viewed by 1145 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in Bahasa lain viewed by 1105 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in Bahasa lain viewed by 1077 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in Bahasa lain viewed by 1038 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in Bahasa lain viewed by 983 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in Bahasa lain viewed by 916 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in Bahasa lain viewed by 863 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in Bahasa lain viewed by 842 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in Bahasa lain viewed by 805 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in Bahasa lain viewed by 755 persons