Perbuatan manusia dilihat allah swt allah swt disebut

Perbuatan manusia dilihat allah swt allah swt disebut

Kita hidup didunia ini merupakan ladang amal untuk kehidupan akhirat. karena kita hidup di dunia ini untuk sementara sedangkan kehidupan akhirat kekal selama lamanya.

Sebagai guru ataupun murid yang cerdas harus yakin akan hal ini bahwasannya setiap amal saleh yang kita lakukan akan mendapat balasan berupa pahala dari Allah Swt,sekecil apapun amal kita pasti akan ada balasannya dari Allah SWT

Memahami Amal Saleh

Allah berfirman dalam Q.S. al-'ashr/103:2-3. Ayat tersebut menegaskan bahwa sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali yang melakukan empat hal,yaitu :

1)beriman kepada Allah Swt.

2)beramal shaleh atau amal kebajikan

3)saling menasihati untuk kebenaran

4)saling menasihati untuk kesabaran

Kata amal saleh berasal dari kata "amilus",yaitu segala perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain,dan sesuai dengam akal rasional,al-Qur'an serta as-Sunnah.Keimanan harus dibuktikan dengan amal saleh dan amal saleh dibuktikan dengan keimanan yang benar.

Kebalikan dari amal saleh adalah amal sayyi'ah, yaitu amal yang mendatangkan mudarat baik bagi pelakunua maupun orang lain. Setiap amal baik atau buruk meskipun sangat kecil tetap akan mendapatkan balasan yang adil dari Allah Swt.

Suatu amal saleh akan sah jika memenuhi syarat berikut :

a. Amal saleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya.

b. Amal saleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah Swt.

c. Amal shaleh itu hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk al-Qur'an dan Hadis.

Amal saleh ada tiga macam, yaitu :

1) Amal saleh terhadap Allah Swt., yaitu menjalankan perintah Allah Swt. Dan meninggalkan larang-Nya. Contohnya adalah salat,zajat,puasa,membaca al-Qur'an dan ibadah lainnya

2) Amal saleh terhadap manusia, yaitu menjalankan hak dan kewajiban terhadap sesama manusia. Contohnya adalah memberikan senyuman,bersikap ramah,bertutur kata yang santun,dan menolong kaum duafa.

3) Amal saleh terhadap lingkungan alam yaitu menjaga kelestarian alam contohnya adalah membuang samoah pada tempatnya,menjaga kebersihan mendaur ulang sampah dan melakukan penghijauan.

Ada suatu amal kebajikan yang disebut amal jariyah. Amal jariyah yaitu perbuatan kebajikan yang dilakukan secara ikhlas dengan mengharapkan rida Allah Swt. Dan mendatangkan pahala bagi pelakunya meskipun ia telah meninggal.

Manfaat Beramal Saleh :

1). Diberi ampunan dan pahala yang besar oleh Allah Swt.

2). Diberi tambahan petunjuk.

3). Diberi kehidupan yang baik dan layak.

4). Di hapuskan dosa-dosanya.

5). Dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat.

Berbaik Sangka

Berbaik sangka atau Husnudzon merupakan perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang muslim. lawan dari husnudzon adalah su'udzon atau buruk sangka.

Berbaik sangka ada tiga macam, yaitu :

1). Berbaik sangka kepada Allah Swt.

Mengapa kita harus bersyukur kepada Allah Swt? Allah Swt. telah memberikan karunia dan kenikmatan yang tidak ternilai harganya kepada manusia. Maka sudah seharusnya manusia bersyukur kepada Allah Swt.

Mengapa kita harus bersabar atas semua cobaan?? Allah Swt. tidak bertujuan menyakiti hamba-Nya, tetapi untuk menguji ketaatan, keimanan, dan kesabarannya.

2). Berbaik sangka kepada diri sendiri

Seseorang yang berbaik sangka kepada diri sendiri akan memiliki sikap percaya diri, optimis, dan bekerja keras.

3). Berbaik sangka kepada orang lain

Berprasangka baik kepada orang lain akan menumbuhkan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat.

Manfaat Baik Sangka :

1). Hidup menjadi tenang dan optimis.

2). Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.

3). Membentuk pribadi yang tangguh.

4). Menjadikan seseorang teguh pendirian sebab tidak mudah menerima pengaruh buruk dari orang lain.

5). Menjadikan seseorang kreatif.

6). Menyebabkan seseorang tidak mudah putus asa.

7). Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.

8). Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.

9). Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.

Antara iman dan amal saleh merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Seseorang yang beriman tanpa diikut amal saleh , keimanannya tidak ada artinya .Dan sebaliknya amal saleh tanpa didasari iman yang benar amalnya tidak ada nilainya di hadapan Allah Swt.

Jakarta -

Dalam buku 'Jurnal Pendidikan Konvergensi' karya Qosmedia Team, yaumul hisab dan yaumul mizan termasuk ke dalam nama-nama hari akhir. Meyakini adanya hari akhir juga adalah salah satu iman ke-5 dalam Islam.

Dalam Quran surat Al A'raf ayat 197 Allah SWT berfirman bahwa hari akhir pasti akan terjadi. Namun, tidak ada satu orang pun di dunia yang mengetahui kapan terjadinya kecuali Allah SWT.

Arab: يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Latin: yas`alụnaka 'anis-sā'ati ayyāna mursāhā, qul innamā 'ilmuhā 'inda rabbī, lā yujallīhā liwaqtihā illā huw, ṡaqulat fis-samāwāti wal-arḍ, lā ta`tīkum illā bagtah, yas`alụnaka ka`annaka ḥafiyyun 'an-hā, qul innamā 'ilmuhā 'indallāhi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

Lantas, apa yang dimaksud dengan yaumul hisab dan yaumul mizan?

Dalil Yaumul Hisab

Yaumul hisab adalah hari di mana semua amal manusia akan diperhitungkan. Sekecil apapun perbuatan manusia, baik maupun buruk akan diperhitungkan oleh Allah SWT dan diberi balasan yang setimpal.

Nantinya, mulut manusia tidak dapat berdusta karena mulut akan dikunci dan anggota lainnya akan menjadi saksi terhadap semua perbuatan yang pernah dilakukan.

Dalil yaumul hisab terdapat dalam Quran surat Al Anbiya ayat 47 yang berbunyi

Arab: وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَ

Latin: wa naḍa'ul-mawāzīnal-qisṭa liyaumil-qiyāmati fa lā tuẓlamu nafsun syai`ā, wa ing kāna miṡqāla ḥabbatim min khardalin atainā bihā, wa kafā binā ḥāsibīn

Artinya: Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.

Dalil Yaumul Mizan

Sementara itu, yaumul mizan adalah hari penimbangan amal manusia. Di saat itu, bila amal baik manusia lebih berat dibanding dengan buruknya maka ia akan masuk ke surga.

Sedangkan, bila amal buruknya lebih besar dibanding amal baiknya maka ia akan dimasukkan ke neraka. Dalilnya berdasarkan quran surat Al Zalzalah ayat 7 dan 8

Arab: فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

Latin: fa may ya'mal miṡqāla żarratin khairay yarah
wa may ya'mal miṡqāla żarratin syarray yarah

Artinya: Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,
dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Semoga sahabat Hikmah bisa memahami perbedaan Yaumul Hisab dan Yaumul Mizan ya!

(pay/erd)

Pernahkah kita melihat tulisan di dinding sebuah kantor bahwa ruang ini dipasang CCTV? Tentu saja sering kita saksikan. CCTV memiliki fungsi utama sebagai alat melihat dan mengawasi. Mengawasi keamanan dari pihak-pihak yang akan melakukan kejahatan. Juga melihat kinerja karyawan di lapangan. Orang yang akan melakukan kejahatan akan berpikir lebih keras agar supaya perbuatannya tidak tertangkap oleh CCTV. Demikian pula karyawan yang akan melakukan kecurangan, tentu berpikir keras agar terhindar dari pengawasan CCTV. Sebaliknya, karyawan yang rajin dan memiliki kinerja baik akan diuntungkan oleh kehadiran CCTV karena melalui rekaman itu akan mudah terdeteksi siapa yang berkinerja baik dan kurang. Alat ini mampu melihat setiap orang yang tertangkap kamera secara kasat mata.

Pada bagian lain, terdapat organisasi yang melakukan monitoring karyawan melalui pergerakannya selama di lingkungan kantor. Sejak kedatangan, selama di kantor, hingga waktu meninggalkan kantor. Bahkan mengetahui apa yang diakses, dilihat, ditulis, dan semua aktivitas online-nya terdeteksi dengan detil dan rinci. Salah satu teknologi umum yang dilakukan adalah melalui pemanfaatan log Access Point (AP). AP adalah seperangkat alat yang digunakan untuk melayani kebutuhan internet. Jika setiap orang menggunakan jaringan internet dari AP yang terpasang di setiap area kantor, maka kemana saja dia berpindah, apa saja yang diakses, dibagi, ditulis, ditonton, dan dimainkan (game online), semua akan tercatat pada log aktivitas AP tersebut. Jika semua orang yang mengakses AP menyadari semua ini, tentu dia akan lebih berhati-hati dan menggunakan internet tersebut sebaik mungkin. Berdasarkan ilustrasi AP ini, dapat kita pahami bahwa ia dapat mengawasi setiap orang yang terkoneksi secara tidak kasat mata (tak terlihat).

Kedua contoh di atas dapat kita gunakan untuk merenungkan dua nama Allah di dalam 99 asmaul husna yaitu Al ‘Alim dan Al Khabir. Kedua nama ini sama-sama memiliki makna Maha Mengetahui. Allah mengetahui dengan detil meskipun sesuatu yang lembut (sangat kecil) dan mengetahui apa yang tersirat, sesuatu yang abstrak dan tak terlihat. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan Allah SWT.

Al ‘Alim memiliki makna spesifik terhadap sesuatu yang bersifat kongkrit. Meskipun sangat kecil dan tersembunyi. Sebagaimana disebutkan dalam QS Al An’am:59

وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَاحَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” (QS. Al An’am: 59)

Sedangkan Al Khabir lebih memiliki makna mengetahui terhadap sesuatu yang tersirat, abstrak, atau tidak tampak. Seperti yang disebutkan dalam QS Al ‘Adiyat: 10-11

وَحُصِّلَ مَا فِى الصُّدُوْرِۙ

اِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّخَبِيْرٌ

10. Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,

11. Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.

Jika dikembalikan pada contoh organisasi yang memasang CCTV dan menggunakan AP untuk mengawasi siapa saja dan apa saja yang dilakukan oleh orang-orang yang berada pada area terpasang tersebut, ilustrasi tersebut dapat kita gunakan untuk bertafakur kepada Allah dengan keagungan yang tiada banding. Jikalau pun CCTV yang dipasang itu keluaran terbaru dan tercanggih, dilengkapi dengan object recognition dan artificial intelligence sehingga mampu mengetahui apapun yang tertangkap oleh kamera, bahkan apa saja yang terkandung di dalamnya seperti komposisi bahan penyusun obyek yang tertangkap kamera tersebut. Maka, bagaimana dengan Al ‘Alim nya Allah SWT. Kecepatan dan keluasan Ilmu Allah tentu tidak sebanding dengan kecanggihan (atau yang dianggap telah canggih) yang manusia buat. Karena Al ‘Alim nya Allah meliputi segala sesuatu dan segala masa.

Sedangkan teknologi AP bisa kita gunakan untuk bertafakur kepada Allah yang pengetahuannya maha detail, maha terperinci, dan maha mengetahui yang tersembunyi (abstrak). AP yang canggih, meskipun sudah dilengkapi machine learning, artificial intelligence, dan teknologi robotika sekalipun sehingga mampu mengetahui secara mendalam, mengenali motivasi/niat seseorang pada area yang terpasang AP, mampu memprediksi apa yang akan dilakukan setelahnya, bahkan dapat mengenali perasaan dan apa saja yang sedang dipikirkan oleh orang tersebut. Maka, tentu Al Khabir nya Allah SWT yang mengawasi hamba-Nya, jauh lebih hebat dari teknologi apapun yang dibuat oleh manusia.

Kedua asma Allah yang mulia ini harus dapat mengingatkan kita akan kebutuhan muraqabatullah (merasa diawasi oleh Allah SWT). Hal ini mengingatkan kita sebuah kisah ketika Jibril tiba-tiba datang menemui Rasulullah SAW yang sedang duduk di hadapan para sahabatnya. Jibril duduk bersila di hadapan Rasulullah sembari menempelkan kedua lututnya ke lutut Rasulullah SAW seraya bertanya empat hal: Apa itu Iman, Apa itu Islam, Apa itu Ihsan, dan Apakah Qadha dan Qodar itu? Ketika menjawab Ihsan, Rasulullah SAW mengatakan Al Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatnya, dan jika engkau tidak melihat maka Allah pasti melihatmu.

Demikianlah muamalah kita kepada Allah ketika beribadah. Kita diperintahkan untuk menghadirkan perasaan melihat Allah atau perasaan Allah sedang melihat apapun yang kita kerjakan. Maka untuk membantu kita menghadirkan perasaan itu, dengan ilustrasi CCTV dan AP tersebut agaknya relevan dan bisa kita gunakan. Sehingga kita merasa Allah hadir di setiap ibadah kita, juga di setiap perbuatan kita, meskipun kedua contoh teknologi itu tidak bisa dibandingkan dengan hebatnya Al ‘Alim dan Al Khabir nya Allah SWT. Dengan merasa diawasi, maka naluri manusia untuk malu ketahuan keburukannya akan mendorongnya untuk meninggalkan keburukan itu, dan naluri manusia yang senang jika kebaikannya dilihat akan memberi semangat untuk menjalankan kebajikan lebih maksimal.

Wallahu A’lam. Semoga bermanfaat.

Di antara bacaan diambil dari:

https://nidaulfithrah.com/nama-allah-al-aliim-dan-al-khobiir/

https://rumaysho.com/18861-syarhus-sunnah-allah-itu-al-alim-al-khabiir-yang-maha-mengetahui.html

https://muslim.or.id/20969-al-khabir-maha-mengetahui-perkara-yang-tersembunyi.html

Penulis: Kholid Haryono
Dosen Informatika UII

Jurusan Informatika UII menerima kiriman artikel untuk ditampilkan pada Pojok Informatika dan Pojok Dakwah. Ketentuan dan prosedur pengiriman dapat dilihat pada laman berikut.