Perbedaan pakan ayam Petelur dan pedaging

Beda ternak beda pula ransumnya, meski sama-sama unggas ternyata kebutuhan pakan antara ternak broiler (ayam pedaging) dan layer (ayam petelur) sangat berbeda. Secara tujuan pemeliharaan keduanya jelas berbeda, ayam broiler dibudidayakan dengan tujuan penggemukan untuk diambil dagingnya ketika panen. Sementara ayam layer dibudidayakan dengan tujuan diambil telurnya.

Perbedaan pakan antar keduanya dijelaskan oleh Ari Utomo, Assistant Marketing Manager PT. New Hope Indonesia dapat dilihat dari dua faktor utama yakni kandungan energi dan proteinnya. Pakan untuk broiler dipastikan memiliki kandungan energi dan protein yang lebih tinggi dibanding pada layer. Meski layer secara alami memerlukan pakan dengan kandungan protein yang tinggi namun masih tidak setinggi kebutuhan protein pada broiler.

Perbedaan pakan ayam Petelur dan pedaging

Pada broiler, masih menurut Ari,  kebutuhan kalori dalam pakannya minimal 3.300 kkal, sedang untuk pakan layer hanya dikisaran 2.600 – 2.700 kkal. Sementara untuk protein dalam pakan broiler ada pada kisaran 20 – 25 %, sedangkan pada layer ada pada kisaran 16 – 18 %. “Karena broiler itu butuh lebih banyak energi dan protein untuk menambah berat badannya. Sedang pakan ayam layer lebih banyak membutuhkan protein ketimbang energinya,” jelas dia.

Perbedaan pakan ayam Petelur dan pedaging
Foto Dok : inifoto_jogja

Pakan pada ayam, lanjut Ari, dilihat pula dari usia ayamnya. “Ayam muda kebutuhan proteinnya semakin tinggi, asam aminonya tinggi. Sesuai dengan siklus krebs. Untuk awal pengembangan sel, duplikasi sel butuh sumber energi dan protein lebih tinggi. Ketika sel sudah banyak, tahap berikutnya adalah pengembangan sel, dibesarkan sel-selnya itu,” urainya.

Karena faktor pembeda itu harga pakan broiler dan layer juga berbeda secara harga. Selisihnya dapat mencapai 2.000 per kg.

Pakan Pabrik atau Self Mixing

Bagi peternak layer, beberapa masih bertahan sebagai peternak self mixing yakni peternak yang melakukan pencampuran pakan sendiri untuk ternaknya. Peternak ini tidak bergantung pada ketersediaan pakan jadi dari pabrikan. Menurut Ari, para peternak yang masih melakukan hal tersebut cenderung lebih pada rasa kepuasan diri mereka ketika melakukan self mixing untuk ternaknya. Namun apabila bicara kebutuhan pakan peternak yang mencapai 1.000 – 2.000 ton per bulan, maka opsi pakan pabrik menjadi salah satu solusi yang tersedia.

Peternak yang melakukan self mixing, dijelaskan Ari, rata-rata ternaknya memerlukan pakan sebanyak 200 – 300 ton per hari. “Kembali lagi ke konsep peternak layer itu sendiri. Mau mencari apa? Efisiensi biaya, kepraktisan, atau performa? Tetap ujung-ujungnya di keuntungan. Peternak punya keinginan masing-masing. Ada peternak yang tidak ingin ribet, maunya praktis, pakai pakan jadi,” jelas Ari. (RZ)

Perbedaan pakan ayam Petelur dan pedaging