Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah

London (ANTARA) - Bagi penyanyi Indonesia Cahayadi Kam (34) yang biasa disapa Eki berhasil memenangkan ajang pencari bakat "All Together Now" di Italia setelah menyisihkan ribuan peserta menjadi kebanggaan tersendiri. “Perasaan saya benar-benar senang dan bangga sekali bisa memenangkan kompetisi tv show di Italia terlebih membawa nama Indonesia,” ujar Eki kepada Antara London, Kamis.  Ajang yang diawali di stasiun televisi di Inggris itu ditonton jutaan orang dengan persaingan yang pastinya tidak mudah, Eki berhasil melangkah hingga memenangkan hadiah sebesar 50 ribu Euro dalam kompetisi yang diadakan di Roma baru-baru ini. Pada malam final Sabtu (16/12) lalu tanpa penonton, Eki melantunkan lagu Italia  yang  berjudul “Tappeto Di Fragole" yang ditulis Kekko Silvestre. Eki menyanyikan lagu tersebut dengan berduet bersama penyanyi Italia, Rita Pavone. Eki yang biasanya menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris menerima tantangan untuk keluar dari zona nyaman.  Pertama kali nyanyi lagu Italia berjudul "Tappeto Di Fragole" yang dibawakan grup musik Modà , salah satu grup musik pop rock asal Italia.

Awal karir

Eki mengaku sejak kecil memang memiliki cita-cita untuk menjadi penyanyi. Bahkan sejak usia sembilan tahun Eki kerap kali mengikuti berbagai lomba tarik suara. Pada saat remaja Eki yang merupakan putra bungsu dari pasangan Risiat Ko dan Kam Er Tje, sempat menjadi penyanyi di sejumlah kafe di Jakarta. Dia juga seringkali diminta sebagai biduan dalam acara perkawinan (wedding singer). Eki yang senang melantunkan lagu-lagu milik mendiang Michael Jackson itu, juga sering menjadi penyanyi di berbagai acara dan sempat diminta menjadi penyanyi latar sejumlah biduan Indonesia. Pada awalnya Eki pindah kota Milan, Italia untuk mengikuti sang istri, Anna Benaglia. Untuk dapat menyambung hidup, Eki pun sempat menjadi pengamen jalanan di pusat kota  Milan. Kemampuan Eki dalam bernyanyi kemudian menarik perhatian agen pencari bakat yang kemudian mengajaknya ikut dalam "All Together Now". Eki pun diminta untuk ikut audisi yang diadakan di Roma, padahal pada saat pandemi tiket kereta dari Milan ke Roma cukup mahal.     Untungnya ayah mertua Eki mau mengantarkannya untuk ikut audisi yang diadakan di Roma yang jaraknya terbilang jauh dari kota Milan yaitu sekitar enam jam perjalanan. Jerih payah sang mertua tidak sia-sia, Eki pun akhirnya lolos audisi dari ribuan peserta hingga lolos ke top 100 lalu top 30 dan akhirnya babak besar top 12 sampai masuk ke final dan menjadi juara.

Awal hidup di Italia

“Aku pindah ke kota Milan bulan Juli 2019. Baru setahun disini,” kata penggemar berat klub sepak bola AC Milan ini. Tiba di Italia Eki mengaku awalnya sangat terkejut karena perbedaan kultur yang terlampau jauh dengan Indonesia. “Aku mencoba beradaptasi saat itu kendala di bahasa Italia yang kurang fasih, sulit mencari pekerjaan,” ujarnya. Pada suatu hari ketika berjalan bersama sang istri di pusat kota Milan, Eki pun melihat musisi jalanan yang sedang mengamen. Eki pun berpikir ingin menjadi pengamen dan mencari info gimana caranya bisa mengamen di Duamo, ikon kota Milan. “Ternyata di Italia tidak sembarangan orang mengamen di jalan,” ujar Eki yang diharuskan mengikut audisi dan registrasi. Akhirnya pria kelahiran Jakarta 24 November 1986 itu mendapat lisensi untuk mengamen di jalan, setelah lima bulan mengamen sempat berhenti karena Italia menerapkan penguncian wilayah atau lockdown. Saat lockdown dibuka kembali, Eki pun mulai mengamen di jalan hingga suatu hari ada orang yang lewat merekam penampilan di jalan. Hasil rekaman pun sampai ke redaksi "All Together Now". “Justru  mereka yang menghubungi saya ikut audisi,” ujar Eki yang setelah beberapa kali bolak balik Milan - Roma untuk audisi akhirnya lolos masuk  babak besar top 12 sampai ke final dan menjadi juara. “Saya merasa  beruntung sekali, apalagi keluarga istri sangat mendukung saya,” ujar Eki. Eki berharap dengan memenangkan kompetisi "All Together Now" dapat menjadi awal dari karier menyanyinya di Milan. Ia berharap musiknya dapat diterima seluruh dunia dan membawa nama baik Indonesia di mata Internasional melalui musik. "All Together Now" adalah kompetisi musik reality televisi Inggris yang pertama kali ditayangkan di BBC One, Januari 2018.  Sampai saat ini, dua serial telah ditayangkan, namun akhirnya awal musim panas 2019, BBC memutuskan membatalkan program setelah seri keduanya berakhir. Di setiap episode,  penyanyi naik ke panggung,  setiap penampilan dinilai oleh 'The 100' - panel unik yang terdiri dari seratus pakar musik, musisi serta artis yang dipimpin oleh mantan anggota grup musik Spice Girl, Geri Halliwell.  Akhirnya ajang pencari bakat di televisi Inggris di BBC One itu diadaptasi oleh stasiun televisi di banyak negara lain. Adaptasi pertama seri Brazil dikenal sebagai Canta Comigo, diikuti edisi Denmark dan Australia dengan judul "All Together Now" dan Polandia berjudul "piewajmy Razem". Sejak 2019, banyak negara lain menjadwalkan edisi lokalnya termasuk Prancis (Together, tous avec moi), Jerman (Sing Mit Mir), Italia dan Belanda (All Together Now). Mulai tahun 2021, Malaysia juga akan  menjadwalkan versinya sendiri dengan judul "All Together Now Malaysia" dan Malaysia, negara pertama di Asia memiliki All Together Now versinya sendiri.

Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah

Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah

Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah

Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah

Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah

Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah


Lagu - lagu  balada di Indonesia tak kalah indahnya dengan lagu - lagu balada luar negri yang biasa disebut lagu country. Beberapa musisi balada Indonesia telah meramaikan musik Indonesia dengan keindahan lirik lagu dan alunan musiknya.  Baca lainnya, 5 Penyanyi Religi Terkenal di Indonesia Yang Sangat Legendaris

 Berikut akan dijelaskan beberapa musisi balada populer dan sangat legentaris di Indonesia

Ebit G Ade, atau Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far adalah penyanyi balada Indonesia yang banyak meraih penghargaan. Lagu - lagu Ebit tidak hanya tentang cinta tetapi juga lagu tentang alam, sosial - politik, bencana, religius, keluarga, dll kehidupan masyarakat.

Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah

Ebit belajar gitar dari kakaknya Ahmad Mukhodam kemudian belajar gitar di Yogyakarta dengan Kubini. Ebit memiliki cita-cita dokter, insinyur dan melukis namun lebih fokus dan suka menulis puisi dan membawakannya dalam bentuk lagu. Ebit adalah anak bungsu dari 6 bersaudara. Kuliah di UGM FE gagal diteruskan karena keburu ayahnya pensiun.



Sentuhan musik ebit unik dan menambah pembaharuan musik di Indonesia. Ketika mendengar lagu - lagu Ebit dengan alunan musiknya membawa pendengar menyatu dengan lagunya. Lagu - lau Ebit sangat berjaya pada era 80 dan 90 an. Bahkan ada beberapa lagu Ebit populer era tahun 2000 an.

Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya - karyanya adalah sahabatnya Emha Ainun Najib (penyair), Eko Tunas (cerpenis) dan E.H. Kertanegara (penulis). Malioboro menjadi semacam rumah bagi Ebit karena pada waktu itu banyak seniman berkumpul disana. 

Setelah berkali - kali ditolak berbagai perusahaan rekaman akhirnya Ebit diterima di Jacson Record tahun 1979 yang menjadikan lagu - lagunya menjadi trend baru dalam khasanah musik pop Indonesia. 

Ebit mulai merajai dunia musik pop tahun 1979 - 1983. Pada tahun 1986 perusahaan Jackson Record tutup lalu Ebit mendirikan perusahaan rekam sendiri EGA Record yang memproduksi 3 album yaitu Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan Emas dan Seraut Wajah.



Lagu - lagu hits Ebit yang sangat digemari masyarakat diantaranya berjudul Elegi Esok Pagi, Berita Kepada Kawan, Nyanyian Rindu, Titip Rindu Buat ayah, Masih Ada Waktu, Cintaku Kandas di Rerumputan, Menjaring Matahari, Lagu Untuk Sebuah Nama, Camellia I - IV.

Ebit lahir di Banjaran Jawa Tengah 21 April 1954. Menikah dengan Koespuji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayuk Sugianto kakak penyanyi Iis Sugianto) pada tanggal 4 Februari 1982.

Iwan Fals, adalah penyanyi balada Indonesia yang banyak digemari kalangan anak muda yang sangat berjaya pada tahun 80 dan 90 an. Bahkan beberapa lagu Iwan populer hingga era tahun 2000 an.

Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah

Lagu Iwan balada Iwan terdiri dari tema percintaan anak muda, lagu perjuangan dan kehidupan, serta lagu kekecewaan dan ketidakadilan dalam kehidupan. Bakat musik Iwan sudah ada sejak usia 13 tahun. Masa kecil banyak dihabiskan di Bandung serta 8 bulan di Jeddah Arab Saudi. 

Sejak remaja Iwan Fals suka mengamen dari rumah ke rumah untuk melatih kemampuan bergitar dan menciptakan lagu. Ketika SMP Iwan sudah menjadi gitaris dalam paduan suara disekolah. Iwan sempat kuliah di STP (Sekolah Tinggi Publikasi) yang sekarang bernama IISIP dan sempat juga kuliah di IKJ.

Selain itu Iwan pernah juara II dan juara IV Karate Tingkat Nasional 1989 serta sempat masuk pelatnas dan melatih karate dikampusnya STP. Selain itu Iwan juga pernah menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.

Setelah berhasil menjuarai festival musik country, Iwan mengikuti festival lagu humor yang sempat direkam bersama grup Sersan Prambors yang terdiri dari Pepeng, Krisna, Nana diproduksi ABC Record. 

Kemudian lagu Iwan digarap lebih serius oleh Musica Record yang melahirkan album Sarjana Muda yang banyak digemari masyarakat namun Iwan masih gemar mengamen di Pasar Kaget atau di Blok M. Kemudian Iwan ditawari menyanyi di TVRI tahun 1987 yang mengeluarkan lagu hits Oemar Bakri. 

Nama Iwan semakin meroket saat bergabung dengan kelompok SWAMI 1989 yang menghasilkan lagu hits Bento dan Bongkar. Karir Iwan semakin menanjak ketika bergabung dengan Kantata Takwa Tahun 1990 yang didukung pengusaha Setiawan Jodi.


Lagu - lagu hits Iwan yang banyak digemarai masyarakat diantaranya Ibu, Kumenanti Seorang Kekasih, Buku Ini Aku Pinjam, Mata Indah Bola Pimpong, Denting Piano.

Beberapa lagu Iwan dipandang kontraversi dengan pemerintah dan Iwanpun sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 bulan. Namun semangat dalam mengekspresikan keadilan dalam masyarakat tidak padam. 

Iwan yang memiliki nama Virgiawan Listiano lahir di Jakarta 3 September 1961 dari pasangan Lies Suudijah asal Tasik Malaya dan Kolonel Anumerta Sucipto asal Jawa.

Franky And Jane, adalah penyanyi duet balada pertama di Indonesia yang sangat berjaya terutama pada era 70 - 80 an. Lagu - lagu balada Franky and Jane sangat menghibur masyarakat pada waktu itu.




Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah



Franky Sahilatua sering berduet dengan adiknya Jean untuk  menyanyikan lagu - lagu ciptaannya. Duet ini menghasilkan lima belas album dibawah Jackson Record. 

Suara Franky dan Jean sangat serasi dan indah di dengar terutama pada pagi hari. Lagu balada Franky dan Jean banyak menceritakan alam dan kehidupan sehari - hari khususnya di pedesaan. 

Lagu hits Franky dan Jean tidak hanya populer pada era 70, 80, juga sempat populer pada era 90 an. Beberapa lagu - lagu hits diantaranya berjudul Musim Bunga, Menyambut Musim Petik, Kepada Angin Dan Burung Burung, Bis Kota. Lagu - lagu balada Franky dan Jean pernah menjadi soundtrack film Ali Topan

Tahun 2006 Franky diangkat menjadi duta buruh migran Indonesia bersama Nini Carlina oleh ILO dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)

Franky Hubet Sahilatuha Lahir di Surabaya Jawa Timur 16 Agustus 1953. Wafat 20 April 2011

Rita Rubby Hartland lahir 13 April 1960 sempat terkenal pada era 80 an. Kancah Rita di dunia musik tidak lama namun beberapa lagunya sempat hits. Lagu Rita banyak bertemakan alam. Beberapa lagu hits Rita diantaranya Kepada Alam dan Pencintanya, Elegi Sebuah Penantian, Bulu Garuda, April Yang Biru.


Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah


 
Ully Sigar Rusady lahir di Garut 4 Januari 1952 yang adalah kakak artis Paramitha Rusady. Selain musisi ia juga seorang aktivis lingkungan hidup Indonesia. Pada tahun 1978 Ully merilis album pertamanya Rimba Gelap selanjutnya menyusul album - album lainnya. 

Ully banyak menciptakan lagu tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk penyanyi - penyanyi lainya yang menjadi tenar seperti Nur Afni Octavia, Anggun C. Sasmi, Ita Purnamasari, Bangkit Sanjaya, Arthur Kaunang, Sonatha Tanjung, Maya Rumantir, Nicky Astria.

Penyanyi indonesia yang melantunkan lagu pop jenis belanda adalah


Pada usia belia Ully sudah mendapat pendidikan gitar dari orang tuanya Raden Ayu Marry Zumarya dan Raden Mas Yus Rusady Wirahaditenaya semasa di Bandung. Ketika remaja ia pindah ke Makasar mengikuti ayahnya seorang tentara dan membentuk  grup band wanita Puspa Nita dan Shinta Paksi.

Prestasi musik yang diraih yaitu menjadi juara II Festival gitar Tunggal seIndonesia di Bandung. Lagu ciptaannya "Harmonie Kehidupan" yang dinyanyikan Dhenok Wahyudi menjadi duta Indonesia ke Festival Pop Song Tingkat Internasional di Budokan Hall Tokyo 1978.