Penyakit yang menyerang organ gerak pasif pada manusia ditunjukkan oleh

Halodoc, Jakarta - Spinal disorder, atau yang dikenal dengan istilah kelainan tulang belakang merupakan kondisi yang memengaruhi kelengkungan atau posisi susunan tulang belakang. Tulang belakang sendiri terdiri dari 26 tulang vertebra, yang berfungsi untuk melindungi dan menopang sumsum tulang belakang dan saraf. 

Ada sejumlah kondisi yang dapat memengaruhi bentuk dan kondisi tulang belakang, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan kerusakan. Hal tersebut otomatis dapat mobilitas gerak tubuh pengidapnya. Beberapa kondisi tersebut adalah lordosis, kifosis, dan skoliosis. Apa yang menjadi penyebab ketiga kelainan tulang belakang tersebut? Ketahui selengkapnya di bawah ini.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Penyebab Sakit Punggung dan Tips Mengatasinya

1. Penyebab Lordosis

Lordosis merupakan kelainan tulang belakang yang menyebabkan tulang belakang bagian bawah melengkung atau bengkok ke depan. Tulang belakang normal juga memiliki lekukan di bagian bawah. Namun, mereka yang mengalami lordosis, lekukan ini terlalu berlebihan. Berikut ini yang menjadi penyebab lordosis: 

  • Spondylolisthesis atau pergeseran salah satu ruas tulang belakang yang condong ke depan dan menutupi tulang di bawahnya. Ini tercatat sebagai penyebab paling umum dari lordosis.
  • Keretakan atau patahnya salah satu ruas tulang belakang bagian bawah akibat osteoporosis. Kelainan ini disertai dengan nyeri punggung belakang, terutama pada area yang retak.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan ekstrem yang menyebabkan tulang belakang tidak lagi mampu menopang berat tubuh dengan sempurna.
  • Discitis atau radang piringan sendi tulang belakang, yang umumnya terjadi akibat infeksi. 

Perawatan lordosis tergantung pada seberapa serius lengkungan terjadi. Pengidapnya dapat mengelola kondisi ini dengan terapi fisik dan latihan harian. Namun, kamu harus memeriksakan ke rumah sakit jika lekukannya tetap sama, meski kamu telah membungkuk ke depan. Segera buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengatasi kondisi ini. 

Baca Juga: Sakit Tulang Belakang? Waspada Gejala Stenosis Spinal

2. Penyebab Kifosis

Kifosis merupakan kondisi yang terjadi saat tulang belakang bagian atas condong ke belakang dengan lengkungan hingga lebih dari 50 derajat. Pengidap kondisi ini memiliki postur sangat bungkuk dan seakan memiliki punuk di punggungnya. Mereka yang rentan mengalami kondisi ini adalah wanita lanjut usia. Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab kifosis: 

  • Penuaan, terutama jika memang kamu memiliki postur tubuh yang buruk.
  • Kelemahan otot di punggung atas.
  • Penyakit Scheuermann, yang terjadi pada anak-anak dan tidak diketahui penyebabnya.
  • Radang sendi atau penyakit degenerasi tulang lainnya.
  • Osteoporosis, atau hilangnya kekuatan tulang karena usia.
  • Cedera pada tulang belakang.
  • Skoliosis, atau kelengkungan tulang belakang.

Sementara itu, ada beberapa kondisi yang menjadi penyebab kifosis, meskipun jarang dialami. Berikut ini beberapa di antaranya: 

  • Infeksi pada tulang belakang.
  • Cacat lahir, seperti spina bifida.
  • Tumor.
  • Penyakit pada jaringan ikat.
  • Polio.
  • Penyakit Paget.
  • Distrofi otot.

Beberapa perawatan bisa dilakukan untuk membantu meringankan gejala kyphosis, seperti pemberian obat, terapi fisik untuk membantu membangun kekuatan pada otot inti dan punggung, latihan yoga, menurunkan berat badan hingga menjadi ideal, atau pada kasus yang parah bisa dilakukan pembedahan. 

3. Penyebab Skoliosis

Pengidap skoliosis akan memiliki tulang belakang yang tampak bengkok ke samping, seperti membentuk huruf S atau C. Sayangnya, hingga saat ini belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab utamanya. Meski demikian, para ahli melihat kondisi tersebut dikaitkan dengan genetik seseorang. Berikut ini beberapa kondisi yang dikaitkan dengan penyebab skoliosis:

  • Kondisi neuromuskuler, seperti cerebral palsy atau distrofi otot.
  • Cacat lahir mempengaruhi perkembangan tulang tulang belakang.
  • Cedera atau infeksi tulang belakang.

Skoliosis yang terjadi pada anak bisa menjalani perawatan khusus menggunakan kawat khusus. Perawatan ini tidak menyembuhkan skoliosis atau membalikkan struktur tulang, tetapi kondisi ini dapat mencegah kondisi semakin memburuk lebih lanjut. Pada skoliosis yang parah, disarankan untuk dilakukan pembedahan atau operasi fusi tulang belakang guna mencegahnya berkembangnya penyakit semakin parah.

Baca Juga: Redakan Sakit Tulang Belakang dengan Cara Ini

Jika kamu mengalami nyeri punggung yang persisten atau terjadi secara terus-menerus, dan dibarengi dengan adanya perubahan bentuk pada tulang belakang, segera periksakan diri di rumah sakit terdekat, ya. Semakin cepat terdeteksi dan ditangani, proses pengobatan akan jauh lebih mudah. Jika dibiarkan begitu saja, pengidap akan kesulitan untuk duduk, bergerak bebas, mengemudi, atau bahkan berbaring.

Referensi:Healthline. Diakses pada 2021. Lordosis.Web MD. Diakses pada 2021. Types of Spine Curvature Disorders.Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Scoliosis.

Salah satu kunci hidup sehat adalah terus bergerak aktif. Dengan bergerak, otot dan tulang dalam tubuh akan semakin terlatih. Tubuh pun menjadi lebih kuat dan tidak mudah terserang penyakit. Namun saat berbicara tentang bergerak aktif, rasanya sulit untuk tidak membahas tentang sistem gerak itu sendiri, khususnya alat gerak aktif dan pasif.

Apa Itu Sistem Gerak Aktif dan Pasif

Saat ingin mengambil barang, Anda akan menjulurkan tangan dan meraih barang yang diinginkan. Proses ini terasa begitu alami. Begitu juga dengan berjalan hingga berlari. Namun dibalik gerakan yang dinilai alami tersebut, sebenarnya ada mekanisme rumit yang terjadi di dalam tubuh.

Tubuh dapat bergerak berkat adanya sistem gerak atau sistem muskuloskeletal. Sistem gerak sendiri terdiri dari dua jenis alat gerak. Alat gerak aktif yang terdiri dari otot-otot dan alat gerak pasif yang terdiri dari tulang.

Otot disebut alat gerak aktif karena memiliki kemampuan untuk berkontraksi, melakukan relaksasi hingga menggerakkan sesuatu. Alat gerak ini memiliki 3 jenis sifat. Ketiganya meliputi kontraktilitas atau memendek saat kontraksi, ekstensibilitas atau memanjang ketika relaksasi dan yang terakhir adalah elastisitas. Kemampuan elastisitas inilah yang memungkinkan otot untuk kembali ke ukuran semula.

Di sisi lain, tulang disebut alat gerak pasif karena perannya yang relatif lebih pasif dalam terwujudnya sebuah gerakan. Agar dapat bergerak, tulang digerakkan oleh otot. Tulang juga menjadi tempat menempelnya otot, penyokong tubuh, tempat pembentukan sel darah dan melindungi organ-organ vital.

Apa Saja yang Termasuk Alat Gerak Aktif

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, otot merupakan alat gerak aktif yang memungkinkan terjadinya suatu gerakan. Berdasarkan cara kerjanya, otot dibagi menjadi 2 jenis. Keduanya adalah otot antagonis dan otot sinergis.

1.      Otot Antagonis

Merupakan jenis otot yang berperan dalam terjadinya gerak otot berlawanan. Salah satu contoh gerak otot berlawanan adalah gerakan menekuk lengan atau menekuk kaki. Karena itulah, otot bisep dan trisep dapat digolongkan sebagai otot antagonis.

2.      Otot Sinergis

Untuk jenis otot sinergis, otot jenis ini memiliki karakteristik gerakan satu arah. Saat terjadi gerakan sinergis, kedua otot akan berkontraksi dan melakukan relaksasi secara bersamaan. Contoh gerakan yang dipicu oleh otot ini adalah tangan menelungkup dan menengadah.

Selain dibedakan berdasarkan cara kerjanya, otot juga dapat dibagi berdasarkan bentuknya. Berdasarkan bentuk, otot dapat dibedakan menjadi otot polos, otot lurik dan otot jantung.

Apa Saja yang Termasuk Alat Gerak Pasif

Otot memang bisa melakukan kontraksi dan relaksasi. Namun tanpa alat gerak pasif atau tulang, bergerak aktif seperti berjalan, berlari atau mengambil sesuatu tidak akan bisa dilakukan. Tulang sendiri dapat dibagi menjadi 3 jenis, yakni berdasarkan bentuk, berdasarkan sel penyusun dan berdasarkan rangka tubuh.

1.      Jenis Tulang Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibagi menjadi 3 jenis, yakni:

●      Tulang Pipa

Sesuai dengan namanya, tulang pipa memiliki bentuk menyerupai pipa. Bentuk tulang ini panjang dengan bonggol di kedua ujungnya.

●      Tulang Pipih

Bentuk tulang pipih ini melebar dan pipih. Sedangkan di bagian dalamnya, terdapat sumsum mentah.

●      Tulang Pendek

Jenis tulang pendek memiliki bentuk pendek dan kecil dengan sumsum merah di bagian dalamnya.

2.      Jenis Tulang Berdasarkan Sel Penyusun

Berdasarkan sel penyusunnya, tulang dibagi menjadi 2 jenis yang meliput:

●      Tulang Rawan

Sesuai dengan namanya, tulang rawan memiliki karakteristik yang tidak terlalu keras, bahkan cenderung agak lunak. Tulang rawan sendiri masih terbagi menjadi tiga jenis. Ketiganya meliputi tulang rawan hialin yang tersusun dari serabut kolagen, tulang rawan elastin yang tersusun dari serabut elastin dan terakhir tulang rawan fibrosa yang tersusun dari serabut kolagen.

●      Tulang Keras

Jenis tulang rawan keras memiliki struktur yang kompak namun memiliki rongga di dalamnya. Tulang jenis ini tersusun dari osteosit.

3.      Jenis Tulang Berdasarkan Rangka Tubuh

Jika ditilik dari rangka tubuh, tulang dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni:

●      Rangka Aksial

Tulang yang tergolong rangka aksial adalah tulang tengkorak yang terdiri dari tulang tempurung kepala dan tulang wajah. Selain itu, tulang badan yang meliputi tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk dan tulang panggul juga dapat dimasukkan ke dalam jenis rangka aksial.

●      Rangka Apendikular

Jenis rangka apendikular ini diisi oleh tulang-tulang yang menjadi anggota gerak. Tulang-tulang yang masuk dalam jenis ini di antaranya adalah tulang anggota gerak atas dan tulang anggota gerak bawah.

Pentingnya Sistem Gerak dalam Mendukung Kesehatan Tubuh

Kesehatan hanya bisa didapatkan dengan menjaga gaya hidup dan aktif bergerak. Aktivitas fisik akan membakar kalori berlebih, melatih otot dan tulang hingga meningkatkan sistem imun. Itulah kenapa mereka yang rutin berolahraga relatif tidak mudah terserang penyakit.

Meski demikian, menerapkan gaya hidup sehat dan bergerak aktif akan terasa sulit tanpa sistem gerak yang terjaga. Tulang sebagai alat gerak pasif membutuhkan nutrisi yang cukup agar tetap kuat. Begitu juga dengan otot dan sendi yang menjadi alat gerak aktif.

Memenuhi kebutuhan nutrisi demi menjaga kesehatan sistem gerak adalah satu kebutuhan. Untuk itu, minum Anlene Actifit setiap hari yang akan memberikan kamu kalsium 2x lebih banyak dibanding susu biasa untuk tulang yang kuat, 5000 mg protein untuk otot yang kuat dan 330 mg kolagen untuk sendi kuat. Dukung gerak aktifmu untuk tubuh yang sehat dengan Anlene!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA