Pelajaran apa yang kamu peroleh dari dongeng kisah seekor burung pipit

Pelajaran apa yang kamu peroleh dari dongeng kisah seekor burung pipit

Apa yang Kamu Peroleh pada Kisah di Dongeng Gagak Sang Pembohong? Jawaban dan Pembahasan Kunci Jawaban Kelas 2 SD/MI /Buku Tematik Kelas 2 Kemendikbud

PORTAL PURWOKERTO - Apa yang kamu peroleh pada kisah di dongeng Gagak Sang Pembohong?

Dalam kisah dongeng Gagak Sang Pembohong, ada hikmah yang dapat diperoleh setelah membacanya.

Berikut pembahasan kunci jawaban dari pertanyaan untuk adik-adik kelas 2 SD dari dongeng Gagak Sang Pembohong.

Baca Juga: Apa yang Dilakukan Burung Pipit untuk Menjebak Sang Gagak? Jawaban Kelas 2 SD Dongeng Gagak Sang Pembohong

Dengan memahami kisah dongeng Gagak Sang Pembohong, kita menjadi tahu bahwa berbohong bukanlah hal yang baik untuk dilakukan, terlebih jika kita sudah mendapatkan kepercayaan.

Menjaga kepercayaan yang diberikan sangatlah penting, agar di masa depan kita dapat dipercaya oleh orang lain.

Selain itu, dari kisah dongeng Gagak sang Pembohong kita juga bisa belajar untuk tidak mudah percaya pada orang lain, terlebih orang yang baru dikenal.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 2 SD Tema 3 Tugasku Dalam Kehidupan Sosial, Buatlah Cerita Berdasarkan Urutan Gambar

Itulah salah satu jawaban mengenai hal apa yang diperoleh dari kisah dongeng Gagak Sang Pembohong.

Gagak Sang Pembohong

Aku adalah burung gagak. Makananku daging bangkai hewan lain, bulu dan paruhku berwarna hitam, suaraku berkoak membuat merinding siapapun yang mendengarnya. Walaupun aku makan daging tapi aku juga suka menyantap telur burung lain. Ini adalah sepenggal kisahku.  

Di pagi yang cerah, empat burung pipit sedang bercanda penuh keakraban. Beberapa saat kemudian, pandangan mereka tertuju ke arah dahan yang lebih tinggi.  

Di atasnya, seekor burung bertengger memandangi mereka. Ia layaknya seorang raja yang bijaksana. Warna hitam yang membalut tubuhnya, semakin membuatnya tampak berwibawa.  

“Hai … burung kecil yang lucu. Aku adalah burung yang sedang tersesat. Aku meninggalkan wilayahku karena di sana banyak pemburu yang mengincar kami. Bolehkah untuk beberapa hari ini aku tinggal bersama kalian? Aku akan menjadi sahabat terbaik dan siap membantu kalian”. “Tentu … !” teriak burung pipit riang.  

Burung pipit senang. Ia langsung mengutarakan masalah yang sering menimpa mereka. Tampaknya mereka sangat percaya kepada Gagak yang siap membantu. “Kami sedih sekali, setiap kali kami pergi mencari makan, telur-telur kami selalu dicuri oleh ular,” ungkap pipit.  

Gagak mendengarkan dengan penuh saksama, sambil ia berpikir untuk melaksanakan niat jahatnya. “Baiklah, serahkan saja urusanmu padaku. Silakan kau cari makan dan aku akan berjaga agar telur-telurmu tidak dicuri lagi.  

Dasar burung ceroboh! Mereka sama sekali tidak berhati-hati. Padahal, aku baru saja dikenalnya. Sekarang saatnya aku menikmati telur-telur ini. “krrch..pyar.. lezat sekali telur ini … hm….!!  

Gagak merasa lapar lagi. Tanpa keraguan… krcch …pyar… telur-telur itu disantapnya. Saking lahapnya, tidak memedulikan sekitarnya. Tanpa disadari, seekor cecak mengawasi perbuatannya.  

Hari mulai sore, saatnya burung-burung pipit beristirahat dan kembali ke sarang. Apa yang terjadi ketika mereka tiba? Pipit sungguh terkejut dengan apa yang dilihatnya.  

Telur-telurnya pecah berserakan. “Siapakah pelakunya? Ular tak pernah meninggalkan cangkang seperti ini.  

“Hai … burung pipit, aku sangat kasihan melihatmu. Aku tahu pelakunya adalah Gagak yang licik. Aku melihatnya sendiri,” kata cecak.  

Keesokan harinya, gagak menghampiri mereka. Ia tampak bersedih.  

“Maafkan aku burung-burung kecil yang lucu. Saat aku menjaga telurmu ada burung elang mau mendatangi telurmu, lalu aku mengusirnya. Aku sangat kaget, ketika aku kembali, telur-telurmu sudah pecah. Aku berjanji hal itu tidak akan terjadi lagi” ungkap gagak tampak penuh penyesalan.  

Keempat burung pipit pergi agak jauh dari sarangnya. Mereka bermusyawah di dekat rumah penduduk. “Kita harus memberi pelajaran kepada Gagak. Agar dia tahu kesalahannya”.  

Oke kita bagi tugas, ada yang menyiapkan tempat, dan ada yang mematuk dahan pohon nangka agar getahnya keluar. Ayo, kumpulkan getah sebanyak-banyaknya, lalu kita taruh di sekeliling sarang”. Mereka bergotong royong.  

Keesokan harinya, gagak melaksanakan tugasnya menjaga telur. Di balik semak-semak, burung-burung pipit memperhatikan dengan saksama. “Hei lihat, gagak itu mulai mendatangi telur-telurmu”. Bisik pipit.  

Belum sampai gagak di telur itu, tiba-tiba kakinya terasa lengket dan tidak bisa bergerak.  

“Gagak, perbuatanmu sudah terungkap. Kamu tidak perlu mengelak. Jika benar ular yang memakan telur-telurku, pastilah dia akan menelannya dengan kulitnya. Kalaupun dimuntahkan, kulitnya pasti remuk. Cecak juga menjadi saksi atas perbuatanmu yang tidak terpuji itu. “kata burung pipit.  

“Maafkan aku burung pipit, selama ini aku telah membohongi kalian. Aku telah memanfaatkan kepercayaan dengan memakan telur-telur kalian” kata burung gagak.  

“Baiklah kami maafkan, tapi kau harus berjanji untuk tidak mengulangi perbuatanmu lagi.“ Kata burung pipit.

Pembahasan dan Kesimpulan

Setelah kamu mendengarkan dongeng yang dibacakan oleh ibu guru, jawablah pertanyaan berikut!  

1. Apa yang dilakukan Sang Gagak?  

Yang dilakukan Sang Gagak adalah membohongi keempat burung pipit dengan alasan ia telah meninggalkan wilayahnya karena banyak pemburu. Tetapi ketika burung pipit mempercayainya untuk menjaga telur, Sang Gagak memakan telur-telur burung pipit.

2. Apa yang dilakukan burung pipit untuk menjebak Sang Gagak?  

Yang dilakukan burung pipit untuk menjebak Sang Gagak adalah burung pipit mengumpulkan getah nangka sebanyak-banyaknya dan ditaruh di sekeliling sarang yang terdapat telur burung pipit.

3. Apakah yang kamu peroleh pada kisah di dongeng "Gagak Sang Pembohong"?

Yang saya peroleh pada kisah di dongeng “Gagak Sang Pembohong” adalah  

- Kita harus bisa menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain.

- Kita tidak boleh berbohong.

-----------------------------

Detil Jawaban  

Kelas: II

Mapel: Bahasa Indonesia

Bab: Tugasku Sehari-hari (Tema 3) Subtema 4: Tugasku dalam Kehidupan Sosial

Kode:2.1.3

Kata Kunci: dongeng, Dongeng Gagak Sang Pembohong

bbc.co.uk

Pipit langka ini secara keseluruhan mirip dengan burung pipit biasa, meski memiliki bulu dan suara unik, kicauannya hanya berlangsung antara dua dan tiga detik.

Rep: Syahruddin el-Fikri Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya itu, kisah lain yang juga bisa dipetik dari kitab Ushfuriyah adalah kisah Umar ibn Khattab.

Suatu saat, Khalifah Umar berjalan di Kota Madinah. Ia melihat seorang anak kecil yang sedang mempermainkan seekor burung. Umar muncul iba melihat si burung, lalu membelinya dan melepaskannya ke angkasa. Maka, ketika Umar wafat, salah seorang dari para ulama terkenal melihat Umar dalam mimpi.

''Apa kabar, Umar?'' tanya sang ulama. ''Apa yang telah dilakukan Allah atasmu?''

''Allah telah mengampuniku dan melewatkan (tidak dicatat) segala dosaku.''

''Apa sebab? Sebab kedermawananmu? Keadilanmu? Atau, karena zuhudmu yang membuatmu acuh tak acuh terhadap dunia?''

Umar menggelengkan kepala. ''Ketika kalian menguburkanku, menutupiku dengan tanah, dan meninggalkanku sendiri, datang dua malaikat yang menakutiku. Akalku hilang, gemetar sendi-sendi tulangku.

Dua malaikat itu mengambilku dan mendudukkanku dan hendak menanyaiku. Tapi, tiba-tiba, muncul suara tanpa sosok yang menghardik keduanya. ''Tinggalkan hamba-Ku ini. Jangan kalian takut-takuti. Aku menyayanginya dan segala dosanya telah kuampuni karena dia telah menyayangi seekor burung pipit di dunia. Pahalanya, Kusayangi dia di akhirat.''

Kisah inilah yang tampaknya mengilhami Syekh Muhammad bin Abu Bakar al-Ushfuri untuk menamakan kitabnya ini dengan nama Mawa'izh al-Ushfuriyyah (Pelajaran dari Burung Pipit).

Selain kisah-kisah di atas, ada pula cerita lain yang juga menarik untuk diambil pelajaran dalam kitab Ushfuriyyah. Suatu saat, Bani Israil mengalami bencana kelaparan. Panas terik mendera dan bahan makanan sulit didapat.

Ketika itu, salah seorang dari golongan Bani Israil ini berjalan-jalan ditumpukan pasir dan berkata, ''Seandainya pasir-pasir ini tepung, aku beri makan semua orang Israil tanpa kecuali.''

Maka, Allah memberi wahyu kepada salah seorang nabi Israil dalam kurun itu agar berkata kepada laki-laki tadi, ''Allah telah menetapkan pahala niatnya itu dengan sesungguhnya. Yakni, sepadan dengan gundukan pasir itu yang benar-benar tepung, kemudian disedekahkannya kepada semua orang yang membutuhkan.''

Barang siapa menyayangi hamba Allah, Allah menyayanginya juga. Begitu juga dengan laki-laki ini. Ia penuh kasih sayang kepada sesama. Pahalanya pun sama.

Selain kisah-kisah di atas, masih banyak lagi kisah menarik lainnya. Dalam salah satu riwayat, Rasulullah pernah berkata, ''Lihatlah apa yang disampaikan, jangan memerhatikan siapa yang mengatakan.'' Dalam riwayat lainnya, disebutkan, ''Ambillah ilmu itu walaupun berasal dari mulut anjing.''

Ini menunjukkan bahwa setiap Muslim wajib menuntut ilmu pengetahuan dan mengamalkannya. Selain itu, ilmu itu bisa datang dari mana saja, termasuk binatang sekalipun.

  • kitab kuning
  • mawa'izh al-ushfuriyyah

Pelajaran apa yang kamu peroleh dari dongeng kisah seekor burung pipit