Pelajaran apa yang bisa diambil dari proses penciptaan manusia

Pelajaran apa yang bisa diambil dari proses penciptaan manusia
Ilustrasi janin. ©Shutterstock.com/Smit

JATIM | 2 November 2020 14:01 Reporter : Rakha Fahreza Widyananda

Merdeka.com - Semakin dalam kita mempelajari isi dari kandungan Alquran, maka akan semakin jelas pertemuannya dengan ilmu pengetahuan atau sains. Banyak penemuan-penemuan ilmiah pada abad-abad terakhir ini yang justru telah disebutkan dalam Alquran. Padahal kita mengetahui bahwa kitab suci umat Islam ini telah turun ribuan tahun sebelum dunia sains berkembang.

Hal demikian dapat menjadi bukti bahwa Alquran bukanlah ciptaan ataupun karangan manusia. Melainkan diturunkan langsung dari Yang Maha Kuasa melalui manusia yang mulia, Nabi Muhammad SAW.

Setelah kita mengetahui bahwa Alquran juga berkaitan dengan ilmu sains dalam kehidupan kita sehari-hari, hal tersebut juga termasuk proses penciptaan manusia yang ada di dalamnya.

Dalam Alquran surat Az-Zumar ayat 6, telah disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan :

Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?"

Kata tiga kegelapan di atas dapat merujuk kepada tiga tahap pertumbuhan bayi di dalam rahim. Hal tersebut telah dibuktikan dengan adanya perkembangan sains.

Ilmu biologi modern telah mengungkap bahwa adanya pembentukan embrio dalam bayi akan terjadi dalam tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu.

2 dari 5 halaman

Alquran menggunakan istilah 'kegelapan' karena memang proses penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap. Dalam buku elektronik Basic Human Embryology sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:

Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan yaitu, Pre-Embrionik, dua setengah minggu pertama; embrionik, sampai akhir minggu kedelapan; dan Fetus atau janin, dari minggu kedelapan sampai kelahiran.

Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan bayi. Ringkasnya, ciri-ciri utama tahap perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Tahap Pertama atau Pre-Embriotik

Proses penciptaan manusia dapat dijelaskan pada fase yang pertama atau disebut dengan pre-embriotik. Saat fase ini, Zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin besar, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan.

  • Tahap kedua atau Embriotik

Proses penciptaan manusia yang berikutnya memasuki tahap kedua atau disebut dengan embriotik. ahap ini berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut "embrio". Pada tahap ini organ dan sistim tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-lapisan sel tersebut.

Proses penciptaan manusia yang ketiga atau fase fetus dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga kelahiran. Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.

Meskipun pada awalnya memiliki panjang hanya 3 cm, kesemua organnya sudah jelas. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.

3 dari 5 halaman

Di dalam ayat yang lainnya, Allah SWT juga menjelaskan tentang proses penciptaan manusia secara runtut. Misalnya dalam QS. Al-Mu’minun : 12-14 :

(12) Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (13)Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

(14) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”

Dalam ayat di atas, ada beberapa proses penciptaan manusia yang dapat dijelaskan sebagaimana ayat di atas, yaitu :

  • Sulalah min thin (Saripati Tanah)

Saripati tanah yang dimaksud adalah suatu zat yang berasal dari bahan makanan (baik tumbuhan maupun hewan) yang bersumber dari tanah, yang kemudian dicerna menjadi darah, kemudian diproses hingga akhirnya menjadi sperma.

Makna asal kata ‘nuthfah’ dalam bahasa Arab berarti setetes yang dapat membasahi. Dalam tafsir Al Misbah, yang dimaksud dengan nuthfah adalah pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang mengandung sekitar dua ratus juta benih manusia, tetapi yang berhasil bertemu dengan ovum wanita hanya satu.

4 dari 5 halaman

Alaqah diambil dari kata alaqa yang artinya sesuatu yang membeku, tergantung atau berdempet. Sehingga dapat diartikan sebagai sesuatu yang bergantung di diding rahim.

  • Mudghah (Segumpal Daging)

Dalam ilmu kedokteran, ketika sperma pria bergabung dengan sel telur wanita intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai zigot dalam ilmu biologi ini akan segera berkembangbiak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi segumpal daging. Melalui hubungan ini zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya.

5 dari 5 halaman

  • Idzam (Tulang atau Kerangka)

Di dalam fase ini embrio akan mengalami perkembangan dari bentuk sebelumnya yang hanya berupa segumpal daging hingga berbalut kerangka atau tulang.

  • Kisa Al-Idzam Bil-Lahim (Penutupan Tulang)

Pengungkapan fase ini dengan kisa yang berarti membungkus, dan lahm (daging) diibaratkan pakaian yang membungkus tulang, selaras dengan kemajuan yang dicapai embriologi yang menyatakan bahwa sel-sel tulang tercipta sebelum sel-sel daging, dan bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum terlihat sel tulang.

  • Insya (Mewujudkan Makhluk Lain)

Tahap ini menandakan bahwa ada sesuatu yang dianugerahkan kepada manusia yang menjadikannya berbeda dari makhluk lainnya, yaitu ruh yang menjadikan berbeda dengan makhluk lainnya.

(mdk/raf)

Baca juga:
Alquran di Gunung Kidul Ini Dibuat dengan Tulisan Tangan, Begini Sejarahnya
Kesaksian Ustaz Abdul Somad: Perempuan 104 Tahun Khatam Alquran Setiap 5 Hari Sekali
Bacaan Ayat Kursi Dilengkapi Arti, Manfaat dan Keutamaannya
Bocah Kritis Tetap Lantunkan Alquran Wafat, Syekh M Jaber Sebut Orangtuanya Beruntung
Viral Bocah Kondisi Kritis, Mulutnya Tetap Lantunkan Ayat Suci Alquran
Video 2 Bocah Laki-Laki Dijuluki Google Alquran Karena Hafal Semua Ayat

Penciptaan Manusia dari Tanah serta Potensi Kesombongannya

(Sebuah Refleksi)

Ditulis oleh : Drs. Zulkarnain M.H./KMS. Langsa

Allah menciptakan manusia dari unsur tanah. Dalam salah satu hadist disebutkan “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari gumpalan tanah yang diambil dari seluruh tempat yang ada di bumi”.  Jika Allah menghendaki bisa saja manusia diciptakan dari unsur yang lain. Tentu sangatlah mudah bagi Allah. Bisa saja diciptakan manusia dari unsur cahaya seperti malaikat atau dari api seperti bangsa iblis atau dari unsur lain seperti emas, perak,  tembaga atau dari bahan plastik biar sangat lentur dan panjang umur seribu tahun atau bisa saja dari unsur yang belum pernah kita tahu manusia, tentu Allah yang maha kuasa sangat mampu. Tetapi justru manusia diciptakan  dari tanah yang kita  pijak setiap saat. Menurut pemahaman keislaman kita tidaklah mungkin Allah ciptakan manusia berasal dari unsur tanah tanpa maksud dan rahasia tertentu, luar biasanya Allah menyebut penciptaan ini adalah sebaik-baik ciptaan (Al Quran surat at-Tin : 4).

Hadis yang disebutkan di atas sinkron dengan temuan penelitian bahwa unsur-unsur yang terdapat pada tubuh manusia juga terdapat di dalam tanah. Tubuh manusia terdiri atas air (kadarnya antara 54-70%), lemak (14-26%), protein (11-17%), karbohidrat (10%), dan unsur-unsur anorganik (5-6%). Jika kandungan itu diurai ke dalam unsur-unsur dasarnya maka akan didapat hasil bahwa tubuh manusia terdiri atas oksigen (65%), karbon (18%), hydrogen (10%), nitrogen (3%), kalsium (1,40%), fosfor (0,70%), sulfur (0,20%), potassium (0,18%), sodium (0,10%), klor (0,10%), magnesium (0,054%), dan beberapa unsur lain (0,014%), seperti yodium, fluor, brom, besi, tembaga, mangan, seng, krom, kobalt, nikel, molihdenum, vanadium, silicon, dan aluminium. Unsur-unsur kimia yang dikandung tanah tidak berbeda dengan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tubuh manusia. Sesuai dengan teks Al-Quran surah al Mukminun ayat 12 menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari sari pati tanah (Al Quran surah almukminun: 12).

Tubuh manusia secara jasmaniah oleh Quran sendiri dikatakan lemah (Quran surat an-Nisa ayat 28) terbukti bahwa tubuh yang terbungkus oleh daging sangat rentan kepada alam sekitarnya, mudah sakit, kotor, sesudah mati mudah sekali membusuk.

Patut direnungkan bahwa selama 34 kali di dalam sholat wajib sehari semalam kepala bagian tubuh paling mulia di tubuh manusia harus “menyungkurkan diri” dengan bersujud ke atas tanah tempat asal muasal kejadiannya, belum termasuk sholat-sholat sunnah. Semua ini pasti mengandung pelajaran untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Pasti ada rahasia tertentu mengapa ibadah yang diberikan kepada manusia lebih banyak gerakan meletakkan kepala yang dimuliakan kepada tanah yang menjadi asal usul kejadiannya tempatnya berpijak kemanapun. Jawaban yang sering kita dengan adalah sebagai perwujudan kehambaan kita kepada sang Khalik. Tetapi secara hakiki semua ibadah apapun Allah tidak memerlukannya karena Allah maha sempurna dan tidak bergantung kepada apapun termasuk sujudnya manusia. Jadi sebenarnya pelajaran yang terbaik dari sujud itu sendiri adalah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri.

Kalau kita feedback bahwa ketika manusia diciptakan malaikat sedikit “protes” kepada Allah taala sementara iblis bukan hanya protes tapi membangkang tidak mau sujud kepada manusia meski dia harus terdepak dari surga akibat kesombongan dan keangkuhannya atau sikap takabbur dalam bahasa syariat. Perbuatan iblis hanya karena kesombongan asal kejadiannya yg terbuat dari api. Tetapi benarkah iblis paling sombong dan paling dholim. Jawabannya tentu tidak. Sesombong sombongnya iblis tidak ada yang sampai memaklumatkan dirinya sebagai  tuhan seperti Raja Firaun,  sifat sombong karena kekayaannya seperti Qarun. Iblis hanya tergelincir menjadi durhaka karena sombong pada asal kejadiannya yang dianggapnya lebih mulia dari pada manusia.

Rahasia sesungguhnya penciptaan manusia dari tanah, tempat kematian ke tanah, sujudpun ke tanah, sesungguhnya memang Allah yang maha tahu Tetapi dari ayat ayatNya dapat diketahui bahwa manusia punya watak untuk menyombongkan diri yang luar biasa, semua menjadi bahan kesombongan, sombong karena harta, keturunan,  pangkat jabatan dan sering berlaku dholim atau melampaui batas. Jika kebaikan yang diperolehnya manusia sangat bakhil dan jika keburukan yang didapat manusia selalu berkeluh kesah.

Tabiat kesombongan dan keangkuhan manusia telah ada sejak  ketika Allah menawarkan kepada semua makhluk yang ada untuk memegang amanah menjalankan syariat namun tidak satupun yg sanggup memegang amanah ini, kecuali manusia. Bumi, langit, gunung-gunung semua tak sanggup mengemban amanah kholifah fil ardh, sebagaimana firman Allah surah al Ahzab 72 “ sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu dholim dan amat bodoh”.

Potensi kesombongan yang bernaung di dalam diri manusia tersebut sejalan dengan hakikat diri manusia yang tercipta dari tanah, perintah untuk bersujud ke tanah dan jika mati dikembalikan ke tanah  agar manusia senantiasa sadar dia tercipta dari tanah dan sari pati tanah yang hina. Dengan begitu potensi tersebut tidak berkembang menjadi jadi. Itu juga belum cukup menyelamatkan manusia dari sikap kesombongannya kecuali senantiasa memohon perlindungan dan hidayah Allah.

 Dalam salah satu hadist qudsi disebutkan “Allah berfirman sifat sombong itu selendangKu dan keagungan itu pakaianKu. Barangsiapa menentangKu dari keduanya maka Aku akan masukkan ia ke neraka jahannam (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ahmad). Dari hadist tersebut dapat dipahami demikian sangat benci dan murkanya Allah kepada sifat sombong yang ada pada diri manusia. Oleh karena itu sangat korelatif sekali antara potensi kesombongan manusia dan hakikat penciptaan manusia dari tanah, sujud ke tanah dan kembali ke tanah agar manusia bisa dapat meredam potensi kesombongan tadi selamanya. Utamanya di saat bulan Ramadhan karena kwantitas mensujudkan diri kepada tanah tempat asal muasalnya diciptakan lebih di banding bulan-bulan yang lain.

Sebaliknya dibalik potensi kesombongan keangkuhan manusia tersebut manusia adalah makhluk paling mulia dengan kesempurnaan akal dan kalbu serta fitrah kesucian yang mampu mengakomodirdan mengantisipasi semua gejolak dan amarah nafsu yang dapat mengangkatnya mencapai derajat mulia dari semua makhluk ciptaan Allah. Para Rasul, anbiya, waliyullah, orang beriman yang soleh dan syuhada  adalah manusia pilihan yang mengalahkan kemulian makhluk Allah yang lain. Rosul Muhammad sebagai manusia telah mendapatkan posisi puncak sebagai kekasih Allah (khabibullah) bukannya malaikat yang tugasnya hanya beribadah saja. Demikian semoga Ramadhan dapat menempa diri kita menjadi orang yang berakhlakul karimah jauh dari sikap sombong karena kita hanyalah tercipta dari saripati tanah atau air yang hina. Subhanallah wallahu a’lam.