Organel sel yang tidak terdapat dalam sitoplasma adalah

Sitoplasma merupakan bagian cair pada sel yang menopang banyak organel penting, seperti mitokondria, retikulum endoplasma, lisosom, dan peroksisom.

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Ilustrasi sel dalam tubuh manusia

Bagian sel yang terdapat pada sitoplasma

Sel merupakan bagian terkecil dari organisme hidup, termasuk pada tubuh manusia. Di dalam sel, terdapat bagian-bagian sel yang memiliki fungsinya sendiri, salah satunya adalah plasma sel yang disebut juga dengan sitoplasma.Sitoplasma adalah bagian dari sel yang berbentuk cairan dan berada di luat nukleus (inti sel). Sebagian besar (80-85 persen) cairan pada sitoplasma adalah air, sedangkan sisanya adalah protein (10-15 persen), lipid (2-4 persen), polisakarida (1 persen), dan asam nukleat (1 persen).Area sitoplasma terbatas pada bagian luar membran plasma, lapisan ganda lipid, dan bagian dalam membran nukleus. Pada sebagian besar penerapan sitologi, sel normal memiliki sitoplasma homogen dengan granula atau inklusi yang hanya terjadi sesekali.

Fungsi sitoplasma

Tugas utama sitoplasma adalah menyokong dan memastikan keamanan molekul seluler dan organel yang berada di dalamnya. Organel sendiri adalah struktur seluler kecil dalam sitoplasma yang melakukan fungsi spesifik pada sel prokariotik (bakteri) dan sel eukariotik (pada tanaman, hewan, dan manusia).Selain itu, sebagai bagian sel yang berbentuk cairan, sitoplasma juga memainkan peran sebagai berikut:
  • Membantu memindahkan senyawa-senyawa di dalam sel.
  • Melarutkan sisa metabolisme sel.
  • Menjadi area berkegiatan di dalam sel melalui proses yang disebut streaming sitoplasma. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan garam dalam sitoplasma sehingga cairan di dalamnya dapat mengonduksi sinyal listrik untuk menopang kegiatan sel dengan sangat baik.
  • Transportasi materi genetik. Dengan adanya sitoplasma, materi genetik tersebut dipastikan aman dan tidak rusak bahkan ketika mereka bertabrakan di dalam sel.
Tanpa sitoplasma, sel akan kehilangan bentuknya serta akan kempis dan rata. Tanpa sitoplasma, organel juga tidak bisa melayang di dalam sel sehingga mengganggu kinerja sel secara keseluruhan.

Bagian sel yang terdapat pada sitoplasma

Di dalam sitoplasma terdapat beberapa organel penting yang harus dijaga keamanannya, yaitu reticulum endoplasma, ribosom, apparatus golgi, mitokondria, lisosom, dan periksisom. Berikut penjabaran dari masing-masing organel tersebut.Jika dilihat dengan mikroskop bagian dari sitoplasma ini berbentuk seperti membran yang berkelok-kelok dengan tujuan menghasilkan energi bagi sel. Retikulum endoplasma terdiri atas dua jenis, yaitu RE kasar (permukaannya dilapisi ribosom) dan RE halus (tidak dilapisi ribosom).Retikulum endoplasma berfungsi membentuk jaringan, menyediakan enzim-enzim di sepanjang RE, dan transportasi berbagai zat. Ia juga merupakan salah satu komponen sel yang dibutuhkan untuk membentuk fosfolipid, kolesterol, dan karbohidrat.Aparatus atau badan golgi memiliki bentuk lempengan cembung seperti kantung dan sangat aktif pada sel-sel sekresi, seperti pankreas maupun kelenjar ludah. Organel ini bertugas membawa zat-zat yang dihasilkan oleh RE (biasanya berbentuk protein) menuju membran sel.Organel ini berbentuk buturan yang tersusun atas ribonucleic acid (RNA) dan protein serta memiliki fungsi sebagai sintesis protein. Ribosom dapat bergerak bebas di dalam sitoplasma ataupun melekat pada RE, kemudian membelah dan membentuk hemoglobin dalam eritroblas yang selanjutnya akan menjadi eritrosit.Bagian sitoplasma ini bisa dibilang sebagai pabrik energi sel karena ia bertugas mengubah lemak menjadi karbohidrat sehingga timbul energi dalam bentuk ATP. Pada mitokondria terdapat enzim yang mampu melepas energi dalam bentuk makanan pada proses respirasi sel, menyaring energi dari zat gizi, dan menyediakan zat yang dibutuhkan oleh semua bagian sel.Bentuk lisosom seperti kantong oval atau bulat serta dilapisi oleh membran. Lisosom mengandung enzim yang dapat mencerna fosfolipid, lipid, dan protein, serta berfungsi sebagai pengurai organel sel yang telah rusak.Ukuran peroksisom mirip dengan lisosom dan biasanya mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Oleh peroksisom, hidrogen peroksida digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen.Salah satu tugas organel pada sitoplasma ini adalah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek. Setelah dipendekkan, asam lemak itu dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna.Pada sel hati dan ginjal manusia, peroksisom juga berfungsi mendetoksifikasi berbagai molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol.Itulah sejumlah penjelasan terkait sitoplasma dan anatominya. Semoga penjelasan ini dapat bermanfaat bagi Anda yang membacanya.

anatomi manusia

Universitas Udayana. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f4ef046ce45021f1a9cb18b4b5fffc09.pdf
Diakses pada 25 April 2020
Science Direct. https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/cytoplasm
Diakses pada 25 April 2020
Sciencing. https://sciencing.com/cytoplasm-function-and-facts-13714432.html
Diakses pada 25 April 2020
Research Gate. https://www.researchgate.net/publication/335601916_S_E_L_Struktur_Fungsi
Diakses pada 25 April 2020

Mekanisme kontraksi otot berperan penting dalam membuat Anda bisa melakukan berbagai aktivitas. Dengan adanya mekanisme kerja otot berkontribusi mulai dari membuat Anda mampu berlari sampai menyokong kinerja sistem pencernaan dan jantung.

Tahukah Anda bahwa tulang belakang adalah salah satu bagian terpenting dalam tubuh? Fungsinya tidak hanya untuk membantu bergerak, tapi juga melindungi sumsum tulang.

Patologi anatomi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sampel jaringan ataupun sel dari organ untuk mengetahui penyebab penyakit. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam proses diagnosis.

28 Mar 2021|Nina Hertiwi Putri

Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.

Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda selang satu dengan pautannya.

Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:

  • Mitokondria, berfungsi dalam proses oksidasi dan mualisasi.
  • Plastida, di dalamnya terkandung klorofil, berfungsi dalam fotosintesis.
  • Vakuola, berfungsi menyimpan zat makanan.
  • Ribosom, sbg tempat berlagsungnya sintesis protein.
  • Retikulum endoplasma, dibedakan menjadi dua :
    • Retikulum Endoplasma Kasar, sbg tempat melekatnya ribosom.
    • Retikulum Endoplasma Halus.
  • Badan Golgi, berfungsi secara aktif dalam sekresi dan sintesis polisakarida.
  • Lisosom, berperan dalam proses matinya sel-sel.

edunitas.com


Page 2

Sitoplasma adalah babak sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah babak non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, bermacam organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa air tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak diduduki organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.

Walaupun seluruh sel mempunyai sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies mempunyai ciri-ciri yang jauh tidak sama sela satu dengan yang lain.

Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:

  • Mitokondria, berfungsi dalam proses oksidasi dan mualisasi.
  • Plastida, di dalamnya terkandung klorofil, berfungsi dalam fotosintesis.
  • Vakuola, berfungsi menyimpan zat makanan.
  • Ribosom, sbg tempat berlagsungnya sintesis protein.
  • Retikulum endoplasma, dibedakan menjadi dua :
    • Retikulum Endoplasma Kasar, sbg tempat melekatnya ribosom.
    • Retikulum Endoplasma Halus.
  • Badan Golgi, berfungsi secara aktif dalam sekresi dan sintesis polisakarida.
  • Lisosom, memerankan dalam proses matinya sel-sel.

edunitas.com


Page 3

Sitoplasma adalah babak sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah babak non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, bermacam organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa air tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak diduduki organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.

Walaupun seluruh sel mempunyai sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies mempunyai ciri-ciri yang jauh tidak sama sela satu dengan yang lain.

Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:

  • Mitokondria, berfungsi dalam proses oksidasi dan mualisasi.
  • Plastida, di dalamnya terkandung klorofil, berfungsi dalam fotosintesis.
  • Vakuola, berfungsi menyimpan zat makanan.
  • Ribosom, sbg tempat berlagsungnya sintesis protein.
  • Retikulum endoplasma, dibedakan menjadi dua :
    • Retikulum Endoplasma Kasar, sbg tempat melekatnya ribosom.
    • Retikulum Endoplasma Halus.
  • Badan Golgi, berfungsi secara aktif dalam sekresi dan sintesis polisakarida.
  • Lisosom, memerankan dalam proses matinya sel-sel.

edunitas.com


Page 4

Sitoplasma adalah babak sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah babak non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, bermacam organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa air tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak diduduki organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.

Walaupun seluruh sel mempunyai sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies mempunyai ciri-ciri yang jauh tidak sama sela satu dengan yang lain.

Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:

  • Mitokondria, berfungsi dalam proses oksidasi dan mualisasi.
  • Plastida, di dalamnya terkandung klorofil, berfungsi dalam fotosintesis.
  • Vakuola, berfungsi menyimpan zat makanan.
  • Ribosom, sbg tempat berlagsungnya sintesis protein.
  • Retikulum endoplasma, dibedakan menjadi dua :
    • Retikulum Endoplasma Kasar, sbg tempat melekatnya ribosom.
    • Retikulum Endoplasma Halus.
  • Badan Golgi, berfungsi secara aktif dalam sekresi dan sintesis polisakarida.
  • Lisosom, memerankan dalam proses matinya sel-sel.

edunitas.com


Page 5

Sitoplasma adalah babak sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah babak non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, bermacam organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa air tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak diduduki organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.

Walaupun seluruh sel mempunyai sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies mempunyai ciri-ciri yang jauh tidak sama sela satu dengan yang lain.

Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:

  • Mitokondria, berfungsi dalam proses oksidasi dan mualisasi.
  • Plastida, di dalamnya terkandung klorofil, berfungsi dalam fotosintesis.
  • Vakuola, berfungsi menyimpan zat makanan.
  • Ribosom, sbg tempat berlagsungnya sintesis protein.
  • Retikulum endoplasma, dibedakan menjadi dua :
    • Retikulum Endoplasma Kasar, sbg tempat melekatnya ribosom.
    • Retikulum Endoplasma Halus.
  • Badan Golgi, berfungsi secara aktif dalam sekresi dan sintesis polisakarida.
  • Lisosom, memerankan dalam proses matinya sel-sel.

edunitas.com


Page 6

Sitokina (bahasa Yunani: cyto, sel; dan -kinos, gerakan) adalah sebanyak senyawa organik hasil sekresi sel yang berpengaruh pada sel pautan atau berfungsi sbg sinyal komunikasi.

Sitokina mampu berupa protein, peptida atau glikoprotein. Kata sitokina biasa digunakan sebagai merujuk regulator polipeptida yang disekresi oleh sel pada semua jenis makhluk hasil embriogenesis.[1]

Pustaka

  1. ^ Gilman A, Goodman LS, Hardman JG, Limbird LE (2001). Goodman & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill. ISBN 0-07-135469-7. 


Page 7

Sitokina (bahasa Yunani: cyto, sel; dan -kinos, gerakan) adalah sebanyak senyawa organik hasil sekresi sel yang berpengaruh pada sel pautan atau berfungsi sbg sinyal komunikasi.

Sitokina mampu berupa protein, peptida atau glikoprotein. Kata sitokina biasa digunakan sebagai merujuk regulator polipeptida yang disekresi oleh sel pada semua jenis makhluk hasil embriogenesis.[1]

Pustaka

  1. ^ Gilman A, Goodman LS, Hardman JG, Limbird LE (2001). Goodman & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill. ISBN 0-07-135469-7. 


Page 8

Tags (tagged): cytoplasm, unkris, nukleus dari protoplasma, pada sitoplasma, terdapat, menjadi tempat banyak, reaksi biokimiawi, satu, lain dalam sitoplasma, menyimpan, zat, makanan ribosom sebagai, tempat berlagsungnya, center, of studies aktif, dalam sekresi, sintesis, polisakarida lisosom cytoplasm


Page 9

Tags (tagged): cytoplasm, unkris, nukleus dari protoplasma, pada sitoplasma, terdapat, menjadi tempat banyak, reaksi biokimiawi, satu, lain dalam sitoplasma, menyimpan, zat, makanan ribosom sebagai, tempat berlagsungnya, center, of studies aktif, dalam sekresi, sintesis, polisakarida lisosom cytoplasm


Page 10

Tags (tagged): sitoplasma, unkris, nukleus dari protoplasma, pada sitoplasma, terdapat, menjadi tempat banyak, reaksi biokimiawi, satu, lain dalam sitoplasma, menyimpan, zat, makanan ribosom sebagai, tempat berlagsungnya, pusat, ilmu pengetahuan aktif, dalam sekresi, sintesis, polisakarida lisosom sitoplasma


Page 11

Tags (tagged): sitoplasma, unkris, nukleus dari protoplasma, pada sitoplasma, terdapat, menjadi tempat banyak, reaksi biokimiawi, satu, lain dalam sitoplasma, menyimpan, zat, makanan ribosom sebagai, tempat berlagsungnya, pusat, ilmu pengetahuan aktif, dalam sekresi, sintesis, polisakarida lisosom sitoplasma


Page 12

Sitokina (bahasa Yunani: cyto, sel; dan -kinos, gerakan) adalah sebanyak senyawa organik hasil sekresi sel yang berpengaruh pada sel pautan atau berfungsi sbg sinyal komunikasi.

Sitokina mampu berupa protein, peptida atau glikoprotein. Kata sitokina biasa digunakan sebagai merujuk regulator polipeptida yang disekresi oleh sel pada semua jenis makhluk hasil embriogenesis.[1]

Pustaka

  1. ^ Gilman A, Goodman LS, Hardman JG, Limbird LE (2001). Goodman & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill. ISBN 0-07-135469-7. 


Page 13

Sitokina (bahasa Yunani: cyto, sel; dan -kinos, gerakan) adalah sebanyak senyawa organik hasil sekresi sel yang berpengaruh pada sel pautan atau berfungsi sbg sinyal komunikasi.

Sitokina mampu berupa protein, peptida atau glikoprotein. Kata sitokina biasa digunakan sebagai merujuk regulator polipeptida yang disekresi oleh sel pada semua jenis makhluk hasil embriogenesis.[1]

Pustaka

  1. ^ Gilman A, Goodman LS, Hardman JG, Limbird LE (2001). Goodman & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill. ISBN 0-07-135469-7. 


Page 14

Sistematika adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman kehidupan di Bumi, baik pada masa lalu maupun sekarang, serta hubungan selang makhluk hidup sepanjang sejarah. Hubungan tsb divisualisasikan dalam susunan pohon evolusi (kladogram, pohon filogenetika). Cabang ilmu ini sangat terkait dan bahkan kadang dianggap sinonim dengan taksonomi.


edunitas.com


Page 15

Sistematika adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman kehidupan di Bumi, baik pada masa lalu maupun sekarang, serta hubungan selang makhluk hidup sepanjang sejarah. Hubungan tsb divisualisasikan dalam susunan pohon evolusi (kladogram, pohon filogenetika). Cabang ilmu ini sangat terkait dan bahkan kadang dianggap sinonim dengan taksonomi.


edunitas.com


Page 16

Sistematika adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman kehidupan di Bumi, baik pada masa lalu maupun sekarang, serta hubungan selang makhluk hidup sepanjang sejarah. Hubungan tsb divisualisasikan dalam susunan pohon evolusi (kladogram, pohon filogenetika). Cabang ilmu ini sangat terkait dan bahkan kadang dianggap sinonim dengan taksonomi.


edunitas.com


Page 17

Tags (tagged): sitokina, unkris, sitokina bahasa yunani, cyto sel, kinos, gerakan, glikoprotein kata, sitokina biasa, digunakan, goodman gilman s, the pharmacological, basis, of, progestagen p4, testosteron ekstraselular, epo, center of studies, metabolit prenoid, adrenokorticotopik, eritropoietin feromon sitokina


Page 18

Tags (tagged): sitokina, unkris, sitokina bahasa yunani, cyto sel, kinos, gerakan, glikoprotein kata, sitokina biasa, digunakan, goodman gilman s, the pharmacological, basis, of, progestagen p4, testosteron ekstraselular, epo, center of studies, metabolit prenoid, adrenokorticotopik, eritropoietin feromon sitokina


Page 19

Tags (tagged): sitokina, unkris, sitokina bahasa yunani, cyto sel, kinos, gerakan, glikoprotein kata, sitokina biasa, digunakan, goodman gilman s, the pharmacological, basis, of, progestagen p4, testosteron ekstraselular, epo, pusat ilmu pengetahuan, metabolit prenoid, adrenokorticotopik, eritropoietin feromon sitokina


Page 20

Tags (tagged): sitokina, unkris, sitokina bahasa yunani, cyto sel, kinos, gerakan, glikoprotein kata, sitokina biasa, digunakan, goodman gilman s, the pharmacological, basis, of, progestagen p4, testosteron ekstraselular, epo, pusat ilmu pengetahuan, metabolit prenoid, adrenokorticotopik, eritropoietin feromon sitokina


Page 21

Tags (tagged): sitoplasma, unkris, nukleus dari, protoplasma pada, terdapat, menjadi tempat, banyak reaksi, biokimiawi, satu lain dalam, sitoplasma terdapat, menyimpan, zat makanan ribosom, sebagai tempat, berlagsungnya, pusat ilmu pengetahuan, aktif dalam, sekresi, sintesis polisakarida lisosom, pusat, ilmu, pengetahuan, sitoplasma unkris


Page 22

Tags (tagged): sitoplasma, unkris, nukleus dari, protoplasma pada, terdapat, menjadi tempat, banyak reaksi, biokimiawi, satu lain dalam, sitoplasma terdapat, menyimpan, zat makanan ribosom, sebagai tempat, berlagsungnya, pusat ilmu pengetahuan, aktif dalam, sekresi, sintesis polisakarida lisosom, pusat, ilmu, pengetahuan, sitoplasma unkris


Page 23

Tags (tagged): cytoplasm, unkris, nukleus dari, protoplasma pada, sitoplasma, terdapat, menjadi tempat, banyak reaksi, biokimiawi, satu lain dalam, sitoplasma terdapat, menyimpan, zat makanan ribosom, sebagai tempat, berlagsungnya, center of studies, aktif dalam, sekresi, sintesis polisakarida lisosom, center, of, studies, cytoplasm unkris


Page 24

Tags (tagged): cytoplasm, unkris, nukleus dari, protoplasma pada, sitoplasma, terdapat, menjadi tempat, banyak reaksi, biokimiawi, satu lain dalam, sitoplasma terdapat, menyimpan, zat makanan ribosom, sebagai tempat, berlagsungnya, center of studies, aktif dalam, sekresi, sintesis polisakarida lisosom, center, of, studies, cytoplasm unkris


Page 25

Protoplasma yaitu babak hidup dari suatu sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini yaitu istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma yaitu sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' berasal dari protos Yunani sebagai pertama, dan plasma sebagai hal terbentuk. Ini pertama kali dipergunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl sebagai menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, sebagai membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley akhir dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan menganggap bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, yaitu misterius dan ada banyak kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya sebagai menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Ada 2 kandungan utama dari protoplasma yaitu kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel binatang dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik lainnya[7]

Jadi cairan terlihat yaitu komponen utama

Dan bila seluruh senyawa senyawa organik itu diurai menjadi unsur unsurnya karenanya terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) yaitu empat unsur utama yang ada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan sampai berapa prosentasinya , Sachs pernah memainkan experimen dengan cara Analisa abu , dengan membakar Organ daun sampai menjadi abu dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan akhir Abu itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua wujud, Dua wujud itu yaitu wujud lepas dan wujud terikat. Cairan dalam wujud lepas mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan memerankan sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam wujud terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada bermacam jenis sel bervariasi di antara tipe sel yang berlainan. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu berlainan beda karena babak yang terkait dan perannya Cairan yaitu medium lokasi berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, kebanyakan senyawa biokimia dan sebahagian agung dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam babak yang terkait cair. Cairan memerankan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan yaitu penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan ada produk ionisasinya seperti ion O+ dan H karenanya sangat mempengaruhi bermacam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, kegiatan katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , seluruh babak dari struktur dan fungsi sel mesti beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cairan yaitu komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut bermacam zat organik dan anorganik, misalnya bermacam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta bermacam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul agung seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan yaitu medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan yaitu media transpor bermacam zat yang terlarut atau yang tersuspensi sebagai berdifusi atau memainkan usaha dari suatu babak sel ke babak sel lainnya.
  • Cairan yaitu media bermacam proses reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam sel.
  • Cairan dipergunakan sebagai mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku sebagai reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan ada titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang semakin tinggi dibandingkan dengan nyaris seluruh cairan. Kenyataan ini menunjukkan keadaan gaya tarik yang kuat di antara molekul-molekul cairan yang berdekatan yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan yaitu ukuran langsung dari banyak energi yang diperlukan sebagai mengalahkan gaya tarik menarik di antara molekul cairan yang berdekatan, sehingga molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi lainnya, inti hidrogen yang relatif tak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga diceritakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

karenanya dua molekul cairan dapat tertarik satu dengan lainnyanya oleh gaya elek-trostatik di antara muatan negatif beberapa pada atom oksigen dari suatu molekul cairan dan muatan positif beberapa pada atom hidrogen dari molekul cairan lainnya. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk antara atom yang bersifat elektronegatif, kebanyakan atom oksigen atau nitrogen, dan suatu atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif lainnya pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung ada muatan positif kuat beberapa. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tak bersifat elektronegatif tak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada bermacam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral ada dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam guna bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melalui membran sel
  • Fungsi yang semakin spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Bermacam jenis garam-garam mineral sangat penting sebagai kelangsungan kegiatan metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, memerankan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik memerankan sebagai kofaktor dalam kegiatan enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik dipergunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia sebagai proses kehidupan dari sel menempuh proses fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam wujud fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung bermacam jenis gas yang berasal dari babak yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen memerankan sebagai mengoksidasi bahan-bahan makanan. Karbon dioksida selain berasal dari babak yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan makanan sebagai hasil sampingan. CO2 dapat bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam wujud bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein yaitu makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di antara gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino lainnya. Ikatan di antara asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan sampai jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Sampai masa ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain[6]:

  • Kelarutan
  • Wujud semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga dapat diterapkan berlandaskan fungsi dan strukturnya. Berlandaskan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi

  • Protein enzim, memerankan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, memerankan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berlandaskan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, ada pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan wujud yang tak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berlandaskan wujud dan peranan biologisnya.

Berlandaskan wujudnya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan rumit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau kumpulan rantai yang membelit dalam wujud spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial semakin agung dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat yaitu substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan antara molekul H dan O yaitu 2:1. Jadi ada rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat yaitu Cn(H2O)n.

Dengan landasan perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga dipergunakan kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Ada beberapa senyawa yang ada rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting yaitu rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berlandaskan gugus molekul yang ada pada karbohidrat, karenanya karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada proses hidrolisis. Bermacam senyawa yang termasuk kumpulan karbohidrat ada molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah sampai berat molekul agung.[6] Bermacam senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) yaitu karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi wujud yang semakin sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berlandaskan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diproduksi bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berlainan bila mengalami hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Pranala luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 26

Protoplasma yaitu babak hidup dari suatu sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini yaitu istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma yaitu sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' berasal dari protos Yunani sebagai pertama, dan plasma sebagai hal terbentuk. Ini pertama kali dipergunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl sebagai menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, sebagai membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley akhir dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan menganggap bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, yaitu misterius dan ada banyak kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya sebagai menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Ada 2 kandungan utama dari protoplasma yaitu kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel binatang dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik lainnya[7]

Jadi cairan terlihat yaitu komponen utama

Dan bila seluruh senyawa senyawa organik itu diurai menjadi unsur unsurnya karenanya terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) yaitu empat unsur utama yang ada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan sampai berapa prosentasinya , Sachs pernah memainkan experimen dengan cara Analisa abu , dengan membakar Organ daun sampai menjadi abu dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan akhir Abu itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua wujud, Dua wujud itu yaitu wujud lepas dan wujud terikat. Cairan dalam wujud lepas mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan memerankan sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam wujud terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada bermacam jenis sel bervariasi di antara tipe sel yang berlainan. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu berlainan beda karena babak yang terkait dan perannya Cairan yaitu medium lokasi berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, kebanyakan senyawa biokimia dan sebahagian agung dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam babak yang terkait cair. Cairan memerankan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan yaitu penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan ada produk ionisasinya seperti ion O+ dan H karenanya sangat mempengaruhi bermacam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, kegiatan katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , seluruh babak dari struktur dan fungsi sel mesti beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cairan yaitu komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut bermacam zat organik dan anorganik, misalnya bermacam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta bermacam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul agung seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan yaitu medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan yaitu media transpor bermacam zat yang terlarut atau yang tersuspensi sebagai berdifusi atau memainkan usaha dari suatu babak sel ke babak sel lainnya.
  • Cairan yaitu media bermacam proses reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam sel.
  • Cairan dipergunakan sebagai mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku sebagai reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan ada titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang semakin tinggi dibandingkan dengan nyaris seluruh cairan. Kenyataan ini menunjukkan keadaan gaya tarik yang kuat di antara molekul-molekul cairan yang berdekatan yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan yaitu ukuran langsung dari banyak energi yang diperlukan sebagai mengalahkan gaya tarik menarik di antara molekul cairan yang berdekatan, sehingga molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi lainnya, inti hidrogen yang relatif tak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga diceritakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

karenanya dua molekul cairan dapat tertarik satu dengan lainnyanya oleh gaya elek-trostatik di antara muatan negatif beberapa pada atom oksigen dari suatu molekul cairan dan muatan positif beberapa pada atom hidrogen dari molekul cairan lainnya. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk antara atom yang bersifat elektronegatif, kebanyakan atom oksigen atau nitrogen, dan suatu atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif lainnya pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung ada muatan positif kuat beberapa. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tak bersifat elektronegatif tak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada bermacam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral ada dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam guna bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melalui membran sel
  • Fungsi yang semakin spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Bermacam jenis garam-garam mineral sangat penting sebagai kelangsungan kegiatan metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, memerankan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik memerankan sebagai kofaktor dalam kegiatan enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik dipergunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia sebagai proses kehidupan dari sel menempuh proses fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam wujud fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung bermacam jenis gas yang berasal dari babak yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen memerankan sebagai mengoksidasi bahan-bahan makanan. Karbon dioksida selain berasal dari babak yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan makanan sebagai hasil sampingan. CO2 dapat bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam wujud bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein yaitu makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di antara gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino lainnya. Ikatan di antara asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan sampai jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Sampai masa ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain[6]:

  • Kelarutan
  • Wujud semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga dapat diterapkan berlandaskan fungsi dan strukturnya. Berlandaskan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi

  • Protein enzim, memerankan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, memerankan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berlandaskan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, ada pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan wujud yang tak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berlandaskan wujud dan peranan biologisnya.

Berlandaskan wujudnya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan rumit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau kumpulan rantai yang membelit dalam wujud spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial semakin agung dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat yaitu substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan antara molekul H dan O yaitu 2:1. Jadi ada rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat yaitu Cn(H2O)n.

Dengan landasan perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga dipergunakan kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Ada beberapa senyawa yang ada rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting yaitu rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berlandaskan gugus molekul yang ada pada karbohidrat, karenanya karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada proses hidrolisis. Bermacam senyawa yang termasuk kumpulan karbohidrat ada molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah sampai berat molekul agung.[6] Bermacam senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) yaitu karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi wujud yang semakin sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berlandaskan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diproduksi bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berlainan bila mengalami hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Pranala luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com