Orang yang tertimpa musibah akan mendapatkan kebaikan jika dia

Musibah demi musibah tiada putus dialami umat manusia dan menyelimuti tanah air, ada gempa bumi, tanah longsor, banjir bandang bahkan diawal tahun tahun ini yang belum genap satu bulan tahun 2021 berjalan, segenap elemen bangsa merasakan duka mendalam atas insiden naas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 jurusan Jakarta – Pontianak yang membawa setidaknya 60 penumpang dan kru pesawat Sriwijaya Air.

Kita semua pasti merasa bersedih dengan kondisi, keadaan dan musibah yang terjadi, namun kesedihan itu adalah hal yang wajar. Memang hal ini sangat manusiawi, namun jika memaknai lebih dalam, kita akan menyadari bahwa semua ini sunatullah sebenarnya, tak akan pernah putus dari musiabah dan ujian hidup bagi setiap manusia yang ditaqdirkan oleh Allah SWT .

Itulah sebabnya orang-orang yang mendapat kebaikan dan keberkahan sempurna serta petunjuk dari Allah  jika merasa sedih dengan musibah yang terjadi kemudian mereka akan menghibur diri dengan mengucapkan “Innalillaahi wa inna ilaihi rojiun” yang bermakna “Sesungguhnya segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali padaNya”. 

Musibah yang terjadi ada yang menyikapinya sebagai keburukan, dan ada juga yang menganggap itu merupakan sebuah teguran untuk menjadi lebih baik. Lalu, berikut ini tuntunan terbaik dalam menyikapi segala musibah yang terjadi, yaitu : 

1. Iman dan ridha terhadap ketentuan (qadar) Allah.

Setiap Muslim wajib beriman bahwa musibah apapun itu seperti kecelakaan pesawat, gempa bumi, banjir, wabah penyakit telah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Sesuai kewajiban menerima ketentuan Allah ini dengan lapang dada (ridha). Allah SWT berfirman, “Tiada salah satu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57]: 22)

“Kita pun wajib menerima taqdir Allah ini dengan rela, sesuai sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Tirmidzi, “Sesungguhnya besarnya pahala itu seiring dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya Allah jika mencintai satu kaum, maka Allah memberi cobaan kepada mereka. Maka barangsiapa yang ridha (terhadap cobaan itu), maka dia mendapat ridha Allah. Barangsiapa yang murka, maka dia mendapat murka Allah,” tulis KH. M. Shiddiq Al-Jawi.

2.Sabar menghadapi musibah.

Sabar, menurut Imam Suyuthi dalam Tafsir al-Jalalain, adalah menahan diri terhadap apa-apa yang Anda benci (al-habsu li an-nafsi ‘alaa maa takrahu).

Sikap inilah yang wajib dimiliki saat seseorang menghadapi musibah. Selain itu, disunnahkan ketika terjadi musibah mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun ). Allah SWT berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” . (QS al-Baqarah [2] : 155-156)

Dengan demikian, bersabarlah. Jangan sampai meninggalkan sikap sabar dengan berputus asa atau berprasangka buruk seakan Allah tidak akan memberikan kebaikan di masa depan. Ingat, putus asa adalah su`uzh-zhann billah (berburuk sangka kepada Allah). Su`uzh-zhann kepada manusia saja tidak boleh, apalagi kepada Allah.

3. Mengetahui hikmah dibalik musibah.

Seorang muslim yang mengetahui hikmah (rahasia) dibalik musibah, akan memiliki ketangguhan mental yang sempurna. Hikmah musibah antara lain diampuninya dosa-dosa. Sabda Rasulullah SAW, “Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah akan menghapus sebagian dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Muslim yang mati kecelakaan pesawat atau tertimpa tembok, tergolong orang yang mati syahid. Sabda Nabi SAW, “Orang-orang yang mati syahid itu ada lima golongan; orang yang terkena wabah penyakit tha’un, orang yang terkena penyakit perut (disentri, kolera, dsb), orang yang tenggelam, orang yang tertimpa tembok/bangunan, dan orang yang mati syahid dalam perang di jalan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW juga bersabda, “Allah akan mengampuni bagi orang yang mati syahid setiap-tiap dosanya, kecuali utang.” (HR Muslim).

Hikmah lainnya ialah, jika anak-anak muslim meninggal, kelak mereka akan masuk surga. Sabda Nabi SAW, “Anak-anak kaum muslimin [yang meninggal] akan masuk ke dalam surga. Mereka diasuh oleh Nabi Ibrahim AS dan Sarah (istrinya), hingga mereka akan dikembalikan kepada ayah ibunya pada Hari Kiamat.” (HR Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al Hakim. Dinilai sebagai hadis hasan oleh Al Albani dalam As Silsilah Al Shahihah, no. 1467).

4. Tetap berikhtiar.

Yang dimaksud ikhtiar, ialah tetap melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki keadaan dan menghindarkan diri dari bahaya-bahaya yang muncul akibat musibah. Jadi, seorang Muslim tidak boleh diam saja, atau pasrah berpangku tangan menunggu bantuan datang. Olehnya itu, beriman kepada ketentuan Allah tidaklah berarti kita hanya diam termenung meratapi nasib, tanpa berupaya mengubah apa yang ada pada diri kita. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS ar-Ra’du [13] : 11)

Rasulullah SAW pun memberi petunjuk bahwa segala bahaya (mudharat) wajib untuk dihilangkan. Misalnya ketiadaan logistik, rusaknya tempat tinggal, robohnya masjid, rusaknya sekolah, dan sebagainya. Nabi SAW bersabda, ”Tidak boleh menimbulkan bahaya bagi diri sendiri dan bahaya bagi orang lain.” (HR Ibnu Majah)

5. Memperbanyak berdoa dan berdzikir.

Disunnahkan memperbanyak doa dan dzikir bagi orang yang tertimpa musibah. Orang yang mau berdoa dan berdzikir lebih mulia di sisi Allah daripada orang yang tidak mau atau malas berdoa dan berdizikir. Rasululah SAW mengajarkan doa bagi orang yang tertimpa musibah, “Allahumma ajurnii fii mushiibatii wa-akhlif lii khairan minhaa.” (Ya Allah, berilah pahala dalam musibahku ini, dan berilah ganti bagiku yang lebih baik daripadanya.) (HR Muslim)

Dzikir akan dapat menenteramkan hati orang yang sedang gelisah atau stress. Dzikir ibarat air es yang sejuk yang dapat mendinginkan tenggorokan pada saat cuaca panas terik di padang pasir. Allah SWT berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’du [13] : 28)

Dzikir yang dianjurkan misalnya bacaan istighfar,”Astaghfirullahal ‘azhiem”. Sabda Nabi SAW, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberinya jalan keluar bagi kesempitannya, akan membebaskannya dari kesedihan, dan akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (HR. Abu Dawud).

Semoga dengan mengenal tuntunan mulia tentang cara menghadapi segala musibah tersebut dapat menyadarkan kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Aamiin

Semoga bermanfaat.

Wallohu’alam 

Penulis  : Muh. Hanafi, SS, M.Sy

               (Analis Pembinaan Umat pada Seksi Penerangan Agama Islam Dan Sistem Informasi )

Allah SWT akan menghapuskan dosa Muslim yang tertimpa musibah

Ahad , 17 Jan 2021, 20:01 WIB

AP Photo/Yusuf Wahil

Allah SWT akan menghapuskan dosa Muslim yang tertimpa musibah. Musibah gempa Majene Sulawes Barat

Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW mengajarkan umat manusia untuk bersabar dalam menghadapi ujian dan cobaan apapun di dunia. 

Baca Juga

Begitu besar pahala orang-orang yang bersabar. Rasulullah SAW dalam sabdanya memberikan kabar gembira bagi Muslim yang bersabar saat tertimpa musibah. Ini sebagaimana riwayat Muslim dari Aisyah RA:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُصِيبَةٍ يُصَابُ بِهَا الْمُسْلِمُ إِلَّا كُفِّرَ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا

“Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang Muslim, melainkan dosanya dihapus Allah Ta'ala karenanya, sekalipun musibah itu hanya karena tertusuk duri." (HR Muslim)

Dalam sabda Rasulullah SAW lainnya yang diriwayatkan Sunan Ibnu Majah. Rasulullah SAW menyampaikan firman Allah yang menyampaikan bahwa orang-orang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Ini sebagaimana riwayat Ibnu Majah dari Abu Amamah RA: 

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ ابْنَ آدَمَ إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَابًا دُونَ الْجَنَّةِ

Dari Abu Amamah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah SWT berfirman: Hai anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan meridhoi bagimu sebuah pahala kecuali surga." (HR Ibnu Majah)

Melalui dua hadits ini dapat dilihat Allah SAW memberikan pahala yang sangat besar bagi Muslim yang bersabar. Hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya bagi setiap Muslim memiliki sifat sabar.  

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA