Orang yang beramal agar dilihat orang lain disebut

Orang yang beramal agar dilihat orang lain disebut
Ilustrasi muslimah membaca. ©2015 Merdeka.com/Shutterstock/gezzeg

TRENDING | 20 April 2021 07:32 Reporter : Tantiya Nimas Nuraini

Merdeka.com - Ada berbagai macam pengertian riya yang bisa dipelajari. Riya adalah salah satu perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Riya termasuk ke golongan perbuatan tercela dalam Islam.

Perbuatan ini digambarkan sebagai seseorang yang melakukan suatu amalan yang bertujuan pamer. Di mana agar bisa dilihat oleh manusia lainnya.

Riya tergolong sebagai perbuatan yang mampu menyebabkan penyakit hati. Perbuatan ini juga bisa menghapus amal baik seseorang. Untuk itu, Allah SWT membenci orang yang berbuat riya serta mengharamkannya. Bisa dikatakan pula riya sebagai syirik kecil, karenanya perlu untuk dijauhi oleh setiap manusia.

Agar tak dibenci oleh Allah SWT, sangat dianjurkan untuk mengetahui pengertian riya, hukum dan jenis-jenisnya. Melansir dari Liputan6.com, Selasa (20/4), simak ulasan informasinya berikut ini.

2 dari 5 halaman

Pengertian riya secara bahasa yakni berasal dari kata Arriyaa'u yang memiliki arti memperlihatkan atau pamer. Riya merupakan suatu perbuatan memperlihatkan sesuatu, baik barang atau perbuatan baik. Namun dengan tujuan agar dilihat oleh orang lain untuk mendapat pujian. Padahal sebenarnya tujuan utama dari beribadah atau beramal hanya dilakukan demi mencari ridha Allah SWT.

Orang yang beramal agar dilihat orang lain disebut

©2019 Merdeka.com/Pixabay

Riya juga merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Karena perbuatan ini dilakukan tidak berdasarkan dengan niat semata-mata hanya untuk Allah SWT. Riya adalah bentuk dari syirik kecil di mana mampu merusak ibadah serta mengurangi pahala seseorang. Tahukah kalian, kebaikan yang didasarkan dengan riya tidak bernilai di hadapan Allah SWT.

Perbuatan ini juga bisa diartikan sebagai sikap yang muncul akibat kurangnya pemahaman akan tujuan amal serta ibadah yang dilakukan. Riya muncul karena kurangnya iman kepada Allah, hari akhir dan ketidakjujuran kala menjalankan perintah agama. Orang riya adalah seseorang yang beribadah hanya karena ingin dianggap sebagai sosok taat pada agama.

3 dari 5 halaman

Setelah mengetahui pengertian riya, umat Islam juga dianjurkan mempelajari hukum riya. Riya merupakan perbuatan tercela dalam ajaran Islam. Dikatakan sebelumnya, Allah SWT melarang hamba-Nya bersikap riya. Tak hanya itu, Allah SWT juga meminta hamba-Nya untuk menjauhi segala perbuatan yang merujuk pada riya. Hal tersebut juga telah tercantum dalam Al-Quran surah Baqarah:264 yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia.”

Hukum sikap riya adalah haram dan digolongkan dalam syirik kecil kepada Allah SWT. Ini juga sesuai dengan hadist sebagai berikut. Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda,

“Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: 'Ar Riya'.”

Rasulullah juga mengajarkan setiap manusia untuk beramal. Namun dengan niat semata-mata hanya karena Allah SWT. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda:

“....Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya amalan seseorang itu akan dibalas sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Itu berarti apabila seseorang melakukan suatu amalan karena Allah SWT, maka dia akan mendapatkan pahala. Sesuai dengan apa yang diniatkan. Sementara itu, bagi seseorang yang beramal dan beribadah tidak dilandasi niat karena Allah SWT, maka amalnya tidak akan diterima oleh Allah SWT.

4 dari 5 halaman

Selain pengertian riya dan hukumnya, jenis-jenis riya juga harus diketahui oleh umat Islam. Dalam ajaran Islam, riya terbagi menjadi dua yaitu.

Riya Kholish

Pengertian riya kholish adalah riya dalam perbuatan. Riya jenis ini dimaksudkan untuk melakukan ibadah semata-mata hanya untuk bisa mendapatkan perhatian serta pujian dari orang lain. Tujuannya adalah bisa diperhatikan serta mendapat pujian. Riya Kholish terbagi lagi menjadi beberapa macam, yakni:

  • Riya badan, misalnya memamerkan bentuk tubuh langsing dengan alasan rajin puasa.
  • Riya ucapan, misalnya melantunkan ayat-ayat Al-Quran dengan suara merdu serta fasih di hadapan orang agar dipuji.
  • Riya pakaian, misalnya berhijab panjang hanya agar dianggap sebagai orang taat beragama atau alim.


Orang yang beramal agar dilihat orang lain disebut
©2019 Merdeka.com/Free Images

Riya Syirik
Pengertian riya syirik bisa dikatakan sebagai riya niat. Di mana riya ini merupakan sesuatu perbuatan yang dilakukan didasarkan niat menjalankan perintah Allah SWT.

Akan tetapi juga dilandasi dengan niat untuk mendapat perhatian. Perbuatan ini juga menginginkan mendapatkan pujian dari orang lain.

5 dari 5 halaman

Umat Islam harus menghindari riya agar tidak dibenci oleh Allah SWT. Ada beberapa cara menghindari riya yang bisa diterapkan. Berikut beberapa cara menghindari riya:

  1. Niatkan ibadah hanya karena Allah SWT
  2. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT
  3. Selalu mengingat Allah SWT
  4. Mengendalikan hati
  5. Menyembunyikan amal kebaikan seperti menyembunyikan aib
(mdk/tan)

Orang yang beramal agar dilihat orang lain disebut
Ilustrasi bos sombong. ©shutterstock.com/Patrick Breig

SUMUT | 27 Januari 2021 14:31 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Dalam agama Islam, dikenal istilah riya. Menurut istilah, Imam Al-Ghazali mendefinisikan Riya sebagai amal yang dilakukan untuk disaksikan orang lain agar mendapatkan kedudukan dan popularitas. Aktivitas Riya seperti ini dapat dilakukan dengan amal ibadah maupun non-ibadah.

Bahasa sederhana dari definisi Riya, jika ada orang yang melihat kemudian dia merasa senang, maka hal tersebut sangat mendorong semangatnya untuk melakukan hal baik, namun jika tidak ada yang melihatnya, maka merasa berat untuk melakukannya.

Dengan demikian Riya berarti suatu perbuatan yang dilakukan bukan karena mengharap ridha Allah, tetapi hanya mencari pujian, sanjungan, dan popularitas semata.

Berikut merdeka merangkum selengkapnya pengertian riya, jenis, dan dampaknya bagi orang yang melakukannya:

2 dari 6 halaman

Kata riya berasal dari bahasa Arab Arriyaa’u yang berarti memperlihatkan atau pamer, yaitu memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya.

Riya adalah melakukan amal bukan karena mengharap ridha Allah, tetapi mencari pujian dan memasyhurkan di mata manusia. Riya merupakan bentuk syirik kecil yang dapat merusak dan membuat ibadah serta kebaikan yang dilakukan tidak bernilai di hadapan Allah.

Sikap ini muncul karena orang tak paham tujuan ibadah dan amal yang dilakukan. Dalam Islam, setiap ibadah, amal, dan aktifitas lainnya harus dilakukan demi mencari ridha Allah SWT.

Riya muncul akibat kurang iman kepada Allah dan hari akhirat serta ketidakjujuran menjalankan agama. Ia beribadah kerana ingin dipandang sebagai orang taat dan saleh. Sikap riya sangat merugikan karena kebaikan dan ketaatan yang dilakukan tidak bernilai di sisi Allah.

3 dari 6 halaman

Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata, “ Riya adalah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu” seperti yang dilansir dari laman Dream.

Adapun sesuai hadis sebelumnya, jika seseorang melakukan suatu amalan karena Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala sesuai yang ia niatkan. Sedangkan, bagi orang yang melaksanakan amal ibadah tidak dilandasi niat karena Allah SWT, maka amalnya tidak diterima oleh Allah SWT. 

Dalam Alquran surah Al-Baqarah:264, Allah SWT juga melarang hambanya untuk melakukan perbuatan riya.

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah : 264).

Hukum perbuatan riya termasuk haram dan digolongkan dalam syirik kecil kepada Allah SWT. Hal ini tertuang dalam hadis berikut:

Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, “ Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “ Ar Riya’.”

4 dari 6 halaman

Menurut tingkatannya, riya terbagi menjadi dua, yakni:

1. Riya Kholish

Riya kholish adalah suatu perbuatan yang dimaksudkan untuk melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari manusia.

Contoh riya kholish seperti:

  • Riya badan, contohnya, memamerkan tubuh yang kurus tanda rajin berpuasa.
  • Riya dalam pakaian, contohnya, memakai pakaian yang menutup aurat agar dipandang orang sholeh.
  • Riya dalam ucapan, seperti melantunkan ayat-ayat Alqur’an dengan suara yang merdu dan fasih dihadapan orang agar dipuji.

2. Riya Syirik

Riya syirik adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan niat untuk menjalankan perintah Allah SWT, namun juga dilandasi dengan niat agar mendapat perhatian dan pujian dari manusia sekaligus. 

5 dari 6 halaman

Orang yang berbuat buruk, sesungguhnya akan sangat mudah tampak untuk memperlihatkan realitasnya. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya,

“Siapapun yang menyimpan sesuatu dalam pikiran atau hatinya, Allah akan menghiasinya dengan sesuatu itu. Jika sesuatu itu baik, maka hiasannya juga baik, namun jika sesuatu itu buruk, maka hiasannyapun juga buruk”.

Jadi, orang yang bersikap riya akan senantiasa memperoleh kesusahan, disebabkan karena sikapnya. Menurut Al-Muhasibi, akibat yang ditimbulkan oleh riya yaitu sebagai berikut dilansir dari Jurnal Mimbar Akademika:

1. Merasa sombong dengan ilmu dan amal dan bangga diri dengan agama dan dunia. Akan tetapi terkadang rasa bangga yang ditimbulkan oleh riya bercampur dengan rasa tidak senang kalau ada orang lain yang lebih daripadanya, dan merasa bangga jika berada di atas orang lain.

2. Berlomba-lomba untuk mendapatkan harta dan urusan-urusan keduniawian lainnya, ilmu, dan amal dengan senantiasa bangga diri.

3. Saling hasut dengan orang lain dalam ilmu dan amal, dan dengki pada yang menyainginya.

4. Dia merasa tidak senang melihat lawannya mendapat kedudukan dan pujian atas keberhasilannya.

5. Menolak kebenaran dari orang lain yang menyuruhnya, dan tidak menerima pendapat orang tersebut walaupun orang tersebut lebih pandai darinya. Hal tersebut dapat mengakibatkan takabur.

Secara umum dampak negatif riya bagi pelakunya yaitu:

1) Sulit mendapatkan hidayah dan taufik.

2) Selalu resah dan gelisah.

3) Kehilangan kehormatan dan wibawa (haibah).

4) Hilangnya pengaruh pada orang lain.

5) Lemah dalam menyempurnakan amal.

6) Terbongkar keburukannya di dunia dan akhirat.

7) Terjerumus pada ujub, ghurur, dan takabur.

8) Hancurnya amal baik.

9) Mendapatkan siksaan berat di akhirat.

6 dari 6 halaman

Zakiah Darajat menuturkan cara Islami untuk menanggulangi penyakit riya adalah dengan mematahkan keinginan yang berlebihan. Hal itu hanya dapat dicapai dengan rendah hati, sekaligus menumbuhkan kesadaran dalam jiwa bahwa Sang Pencipta dan pemilik alam raya adalah Allah, dirinya tidak dapat berbuat sesuatu, kecuali dengan izin Allah.

Dengan demikian akan berpindahlah cinta diri menjadi cinta Ilahiah, jiwanya berubah dari ragu-ragu menjadi percaya, dan dari kebohongan kepada kebenaran.

Menurut Amir An-Najar, orang yang gemar melakukan riya mirip sekali dengan seorang narsisme atau pecinta diri, karena ia melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan mencari keuntungan pribadinya.

Sebagian psikolog modern, yakin bahwa metode menerapi seorang narsisme adalah dengan memberikan berbagai kegiatan penting kepada orang yang bersangkutan dan mengubah berbagai pemikirannya dengan berbagai pemikiran baru yang tidak menjebak dirinya.

Metode tersebut hanya dapat dilakukan dengan tawadhu’ dan menanamkan suatu rasa dalam jiwa orang yang gemar riya, bahwa pencipta alam dan pemiliknya adalah Allah. Uwes Al-Qarni dalam bukunya “Penyakit Hati” menjelaskan cara penanggulangan riya yaitu:

(1) Selalu ingat akan bahaya riya dalam amal.

(2). Mengawali semua amal ibadah dengan iman, bukan atas panggilan manusia atau duniawi.

(3) Merasakan nikmatnya buah dari ikhlas, yaitu adanya pengakuan dari Allah, diterimanya amal, dan keselamatan di akhirat.

(4) Memenangkan perasaan ikhlas di atas perasaan ingin mendapat pujian manusia, cinta materi, status, dan hal duniawi lainnya.

(5) Menghadirkan niat yang ikhlas sejak awal ibadah, dan meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang senantiasa menggugurkan niat baik manusia.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi orang-orang yang bersikap riya secara umum adalah sebagai berikut:

1) Selalu mengingat akibat dari perbuatan riya.

2) Menjauhi teman yang riya.

3) Mengenal Allah dengan sebaik- baiknya.

4) Melatih dan mendidik diri.

5) Bersikap lembut kepada orang lain.

6) Selalu berpedoman pada etika Islam.

7) Membaca kisah orang yang riya.

8) Meningkatkan pengetahuan tentang keikhlasan.

9) Memohon perlindungan kepada Allah.

10) Selalu mengingat Qadha dan Qadar.

11) Introspeksi diri.

(mdk/amd)