Negara yang berusaha untuk menancapkan kekuasaan di kerajaan mughal adalah

Negara yang berusaha untuk menancapkan kekuasaan di kerajaan mughal adalah

sumber: thinglink.com

PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

PADA MASA KERAJAAN MUGHAL DI INDIA

Muhammad Musyafaul Karim Al-Ala, Syaafii Hidayat Ahadu Romadlon, Mochamad Rois, Moh. Ubaidillah

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya.

Jalan Ahmad Yani 117. Surabaya East Java 60237. Telp. +62318410298.

, , ,

2017

Abstract

There are three objectives to writing this article as follow, First is to know the background of the rise of Mughal Empire, Second to know growth and fall of the Mughal Empire, and the last several Mughal legacies such as in the aspect of politic, social, art, etc. The founding father of Mughal Empire is Kutbuddin Aibak (1206-1211), who was able to establish Independence Islamic Kingdom of India. There are several ruler: Sultan Akbar, Syah Jahan, dan Aurangzeb. Sultan Akbar has reputation as the ruler who was able to maintain stability of the empire as well as to combine the Islamic and Hindus civilization. Meanwhile Syah Jahan inherit some relics, such as the famous Taj Mahal. Other ruler Aurangzeb was to expand his empire. But the generation after Aurangzeb fail to maintain unity of his empire and Mughal breakdown to several independence kingdom. The Sepoy Mutiny in 1857 is the end of Mughal Empire. British replace Mughal Empire and occupied whole India until 1947.

Keywords: Mughal Empire, Mughal Inheritance, India.

Halaman Selanjutnya


Page 2

PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

PADA MASA KERAJAAN MUGHAL DI INDIA

Muhammad Musyafaul Karim Al-Ala, Syaafii Hidayat Ahadu Romadlon, Mochamad Rois, Moh. Ubaidillah

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya.

Jalan Ahmad Yani 117. Surabaya East Java 60237. Telp. +62318410298.

, , ,

2017

Abstract

There are three objectives to writing this article as follow, First is to know the background of the rise of Mughal Empire, Second to know growth and fall of the Mughal Empire, and the last several Mughal legacies such as in the aspect of politic, social, art, etc. The founding father of Mughal Empire is Kutbuddin Aibak (1206-1211), who was able to establish Independence Islamic Kingdom of India. There are several ruler: Sultan Akbar, Syah Jahan, dan Aurangzeb. Sultan Akbar has reputation as the ruler who was able to maintain stability of the empire as well as to combine the Islamic and Hindus civilization. Meanwhile Syah Jahan inherit some relics, such as the famous Taj Mahal. Other ruler Aurangzeb was to expand his empire. But the generation after Aurangzeb fail to maintain unity of his empire and Mughal breakdown to several independence kingdom. The Sepoy Mutiny in 1857 is the end of Mughal Empire. British replace Mughal Empire and occupied whole India until 1947.

Keywords: Mughal Empire, Mughal Inheritance, India.


Negara yang berusaha untuk menancapkan kekuasaan di kerajaan mughal adalah

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 3

PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

PADA MASA KERAJAAN MUGHAL DI INDIA

Muhammad Musyafaul Karim Al-Ala, Syaafii Hidayat Ahadu Romadlon, Mochamad Rois, Moh. Ubaidillah

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya.

Jalan Ahmad Yani 117. Surabaya East Java 60237. Telp. +62318410298.

, , ,

2017

Abstract

There are three objectives to writing this article as follow, First is to know the background of the rise of Mughal Empire, Second to know growth and fall of the Mughal Empire, and the last several Mughal legacies such as in the aspect of politic, social, art, etc. The founding father of Mughal Empire is Kutbuddin Aibak (1206-1211), who was able to establish Independence Islamic Kingdom of India. There are several ruler: Sultan Akbar, Syah Jahan, dan Aurangzeb. Sultan Akbar has reputation as the ruler who was able to maintain stability of the empire as well as to combine the Islamic and Hindus civilization. Meanwhile Syah Jahan inherit some relics, such as the famous Taj Mahal. Other ruler Aurangzeb was to expand his empire. But the generation after Aurangzeb fail to maintain unity of his empire and Mughal breakdown to several independence kingdom. The Sepoy Mutiny in 1857 is the end of Mughal Empire. British replace Mughal Empire and occupied whole India until 1947.

Keywords: Mughal Empire, Mughal Inheritance, India.


Negara yang berusaha untuk menancapkan kekuasaan di kerajaan mughal adalah

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 4

PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

PADA MASA KERAJAAN MUGHAL DI INDIA

Muhammad Musyafaul Karim Al-Ala, Syaafii Hidayat Ahadu Romadlon, Mochamad Rois, Moh. Ubaidillah

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya.

Jalan Ahmad Yani 117. Surabaya East Java 60237. Telp. +62318410298.

, , ,

2017

Abstract

There are three objectives to writing this article as follow, First is to know the background of the rise of Mughal Empire, Second to know growth and fall of the Mughal Empire, and the last several Mughal legacies such as in the aspect of politic, social, art, etc. The founding father of Mughal Empire is Kutbuddin Aibak (1206-1211), who was able to establish Independence Islamic Kingdom of India. There are several ruler: Sultan Akbar, Syah Jahan, dan Aurangzeb. Sultan Akbar has reputation as the ruler who was able to maintain stability of the empire as well as to combine the Islamic and Hindus civilization. Meanwhile Syah Jahan inherit some relics, such as the famous Taj Mahal. Other ruler Aurangzeb was to expand his empire. But the generation after Aurangzeb fail to maintain unity of his empire and Mughal breakdown to several independence kingdom. The Sepoy Mutiny in 1857 is the end of Mughal Empire. British replace Mughal Empire and occupied whole India until 1947.

Keywords: Mughal Empire, Mughal Inheritance, India.


Negara yang berusaha untuk menancapkan kekuasaan di kerajaan mughal adalah

Lihat Humaniora Selengkapnya

KOMPAS.com - Kesultanan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke-16 hingga abad ke-19.

Meski bukan kerajaan Islam pertama di India, kerajaan ini memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan Islam di tanah Hindu tersebut.

Kesultanan Mughal atau Kerajaan Mogul di india didirikan oleh Zahiruddin Babur, cucu Timur Lenk, yang berasal dari keturunan Genghis Khan dari Mongol.

Sementara khalifah yang membawa Daulah Mughal ke puncak kejayaan adalah Jalaluddin Akbar, yang memerintah antara 1556-1605 M.

Namun, memasuki abad ke-19, Kesultanan Mughal mulai runtuh karena para raja penerusnya tidak sanggup memertahankan kebesaran para pendahulunya.

Berdirinya Kesultanan Mughal

Zahiruddin Muhammad Babur adalah putra Umar Sheikh Mirza, penguasa Ferghana, dan Qutlugh Nigar Khanum, keturunan Chagatai Khan, anak Genghis Khan.

Di usia 11 tahun, Babur telah mewarisi daerah Ferghana dari ayahnya. Sejak muda, ia telah berambisi menaklukkan Samarkand, kota penting di Asia Tengah kala itu.

Dengan bantuan Raja Ismail I dari Kerajaan Safawi, Babur berhasil menaklukkan Samarkand pada 1494 M.

Satu dekade kemudian, ia menduduki kekuasaan di Kabul, ibu kota Afghanistan, dan segera memusatkan perhatiannya pada India.

Kala itu, India dikuasai oleh Ibrahim Lodi dari Kesultanan Delhi yang pemerintahannya sedang tidak stabil.

Babur kemudian memimpin bala tentaranya menuju Delhi dan terjadilah Pertempuran Panipat I pada 21 April 1526 M.

brahim Lodi bersama ribuan pasukannya meninggal dalam serangan itu, dan tidak lama kemudian Babur mendirikan Kesultanan Mughal.

Baca juga: Kekaisaran Mongol, Kekaisaran Terbesar Kedua dalam Sejarah

Raja-raja Kesultanan Mughal

  • Zahiruddin Muhammad (Babur) (1526-1530 M)
  • Nasiruddin Muhammad (Humayun) (1530-1540 M dan 1555-1556 M)
  • Jalaluddin Muhammad (Akbar-i-Azam) (1556-1605 M)
  • Nuruddin Muhammad Salim (Jahangir) (1605-1628 M)
  • Shahabuddin Muhammad Khurram (Shah Jahan) (1628-1658 M)
  • Muhiuddin Muhammad (Alamgir/Aurangzeb) (1658-1707 M)
  • Muhammad Mu'azzam (Bahadur Shah Alam) (1707-1712 M)
  • Mu'izuddin Muhammad (Jahandar Shah) (1712-1713 M)
  • Farrukhsiyar (1713-1719 M)
  • Rafi ud-Darajat (1719 M)
  • Rafi ud-Daulah (Shah Jahan II) (1719 M)
  • Roshan Akhtar (Muhammad Shah) (1719-1748 M)
  • Ahmad Shah Bahadur (1748-1754 M)
  • Azizuddin (Alamgir II) (1754-1759 M)
  • Muhi-ul-Millat (Shah Jahan III) (1759-1760 M)
  • Ali Gauhar (Shah Alam II) (1760-1788 M)
  • Bidar Bakht (Jahan Shah IV) (1788 M)
  • Mirza Akbar (Akbar Shah II) (1806-1837 M)
  • Abu Zafar Sirajuddin Muhammad (Bahadur Shah II) (1837-1857 M)

Baca juga: Kekaisaran Karoling: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Masa kejayaan Kesultanan Mughal

Kesultanan Mughal mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Akbar (1556-1605 M).

Di bawah kendali Akbar, kesultanan ini tidak hanya maju di bidang politik dan militer, tetapi juga di bidang ekonomi, pendidikan, arsitektur, seni dan budaya, serta keagamaan.

Kejayaan yang diraih Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jahangir (1605-1628 M), Shah Jahan (1628-1658 M) dan Alamgir atau Aurangzeb (1658-1707 M).

Pada periode ini, Kesultanan Mughal memiliki pertahanan militer yang tangguh dan sukar ditaklukkan.

Stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar juga membawa kemajuan dalam segala bidang lainnya.

Dalam bidang ekonomi, Kesultanan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan.

Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara, bersamaan dengan hasil kerajinan seperti kain tenun serta kain tipis berbahan gordyin yang banyak diproduksi di Bengal dan Gujarat.

Negara yang berusaha untuk menancapkan kekuasaan di kerajaan mughal adalah

Negara yang berusaha untuk menancapkan kekuasaan di kerajaan mughal adalah
Lihat Foto

Wikimedia Commons/Khalili Collections

Para penguasa Kesultanan Mughal.

Ketika Shah Jahan berkuasa, ia memerintahkan untuk membangun Taj Mahal, yang menjadi salah satu bukti kemajuan di bidang arsitektur Mughal.

Pada masa pemerintahan Aurangzeb, pajak dihapuskan, harga bahan pangan diturunkan, dan korupsi diberantas.

Selama satu setengah abad, Kesultanan Mughal menjadi negara adikuasa yang menguasai perekonomian dunia, mengalahkan Dinasti Qing di China dan Eropa Barat.

Pada awal abad ke-18, wilayah kekuasaannya membentang dari Bengal di Timur ke Kabul dan Sindh di Barat, Kashmir di Utara ke lembah Kaveri di Selatan.

Penduduknya saat itu diperkirakan mencapai 150 juta jiwa, atau sekitar seperempat dari populasi dunia saat itu. Dengan berbagai pencapaian itu, Mughal dapat dianggap sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia kala itu.

Baca juga: Kekaisaran Maurya: Sejarah, Raja-Raja, Masa Kejayaan, dan Kehidupan

Runtuhnya Kerajaan Mughal

Setelah satu setengah abad berada dalam kejayaannya, Kesultanan Mughal mulai mengalami kemunduran.

Sepeninggal Aurangzeb, para penerusnya tidak sanggup memertahankan kebesaran para pendahulunya.

Bidang militer dan pertanian yang menjadi tumpuan kebesaran Mughal tidak lagi dikembangkan.

Kejayaan Mughal pun secara perlahan hilang akibat satu per satu daerah kekuasaannya melepaskan diri dan mendirikan kerajaan baru.

Memasuki pertengahan abad ke-19, Inggris telah mengendalikan sebagian besar wilayah kekuasaan Mughal.

Raja terakhir Kesultanan Mughal, Bahadur Shah II, yang hanya memiliki otoritas atas Kota Shahjahanabad, akhirnya digulingkan setelah Pemberontakan India pada 1857.

 Bahadur Shah II kemudian diasingkan ke Myanmar oleh Inggris dan peristiwa ini menandai berakhirnya Kesultanan Mughal.

Peninggalan Kerajaan Mughal

  • Taj Mahal di India
  • Benteng Agra di India
  • Benteng Allahabad di India
  • Benteng Merah di India
  • Benteng Lalbagh di Bangladesh
  • Benteng Lahore di Pakistan
  • Taman Babur di Afghanistan

Referensi:

  • Rohman, Sandi Nur. (2017). Dinasti Mughal: Menelusuri Jejak Peradaban Islam di Tanah Hindustan. Yogyakarta: Diandra Kreatif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.