Menyembah selain Allah SWT disebut perbuatan

Menyembah selain Allah SWT disebut perbuatan

Perbesar

ilustrasi muslim salat/freepik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musyrik adalah orang yang menyekutukan Allah SWT. Arti lainnya dari musyrik adalah orang yang memuja berhala. Musyrik adalah kebalikan dari sifat tauhid, yaitu mengesakan Allah SWT. Musyrik adalah orang yang menyekutukan Allah SWT dengan selain Allah SWT. Orang-orang musyrik ini mempersekutukan Allah SWT dalam bentuk kepercayaan, amalan perbuatan, ataupun ucapan.

Orang-orang yang juga masuk golongan musyrik adalah orang yang menyembah banyak Tuhan (politeis) dan orang yang tidak percaya keberadaan Tuhan (ateis). Dalam hal ini, orang kafir juga menjadi bagian dari kemusyrikan karena menyembah sesuatu selain Allah SWT.

Mengutip dari Gramedia, Syekh Ibnu Hasan Bisry At-Turjani mengemukakan tiga golongan orang musyrik, yakni musyrik murni, musyrik perbuatan, dan musyrik pemujaan. Golongan musyrik murni adalah orang dengan perbuatan dan cara ibadah yang dilakukan tidak sesuai akidah Islam. Orang musyrik murni lebih menyukai perbuatan yang dilakukan nenek moyang atau pemimpin spiritual mereka.

Sementara itu, musyrik perbuatan merupakan orang yang mengaku Islam dengan amal ibadah tidak mencerminkan seorang mukmin. Orang musyrik ini bersyahadat, menjalankan salat, puasa, zakat, dan haji. Namun, masih mempercayai benda bertuah yang dianggap memiliki kekuatan gaib, seperti tombak, keris, todan aji, dan benda lainnya. Orang musyrik perbuatan sering kali mengunjungi dukun atau orang pintar.

Terakhir, musyrik pemujaan, yaitu orang Islam awam yang sering mendatangi tempat-tempat keramat. Tempat yang dimaksud ialah kuburan para wali, pohon-pohon, dan gua-gua yang dianggap keramat. Mereka pergi ke kuburan para wali bukan untuk berziarah, melainkan untuk meminta berkah.

Oleh Rahmadi Wibowo, Lc. MA.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui (QS. Al Baqoroh/2: 30)

            Manusia diciptakan sebagai khalifah oleh Allah memiliki kewajiban, selain beribadah kepada Allah juga menjaga kemakmuran di muka bumi. Manusia memiliki nilai dan menjadi berharga karena akhlak yang dimilikinya. Sehingga, apabila seseorang telah kehilangan akhlak, maka hilang juga nilai serta harganya.

            Sebagai contoh, misalnya hendak mengetahui harga seekor binatang. Semua sudah mafhum bahwa gajah berharga karena gadingnya, rusa berharga karena tanduknya, dan burung berharga karena keindahan kicauan suaranya. Sehingga, jika ada gajah tidak bergading, rusa tidak bertanduk, dan burung tidak bersuara, maka binatang-binatang itu tiada lagi harganya.

            Oleh karena manusia itu dinilai dan menjadi berharga karena akhlaknya, maka kepada siapa seorang Muslim harus berakhlak?

Allah sebagai Rabb sekalian alam memiliki hak untuk diibadahi dengan benar oleh para makhlukNya. Adapun seorang manusia yang menginginkan dirinya menjadi berharga di hadapan Allah, maka harus memiliki akhlak yang baik, di antaranya:

  1. Jangan sekali-kali menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.

      Baik secara dhohir/ terang-terangan, ataupun secara khofi/ samar-samar. Perbuatan menyekutukan Allah disebut juga syirik. Termasuk syirik yang dhohir misalnya menyembah pohon, gunung, berhala dan segala sesuatu selain Allah. Sedangkan, yang termasuk syirik khofi misalnya melakukan amal ibadah hanya sekedar untuk memperoleh pujian orang lain atau agar didengar orang lain. Selain itu, meyakini suatu benda yang dapat mendatangkan mudharat ataupun manfaat. Misalnya, dengan menggunakan cincin akik, maka rezeki pasti bertambah dan dapat mendatangkan banyak kebaikan.

  • Yang disembah hanya Allah, baik dalam hal ucapan maupun perbuatan.

      Sebagai seorang muslim, setidaknya menyembah Allah dalam hal ucapan paling minimal sebanyak 17 kali dalam sehari. Hal ini karena minimal orang yang sholat kemudian membaca QS. Al Fatihah-nya sebanyak 17 kali, dapat diperhatikan potongan ayatnya ke-lima,   إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ(hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan). Sedangkan, menyembah kepada Allah secara perbuatan, seperti mendirikan ibadah sholat. Akan tetapi, perlu diwaspadai, karena boleh jadi dalam hal perbuatan ternyata masih ada yang menyembah nafsu, dunia, harta dan segala sesuatu selain Allah.

            Manusia merupakan makhluk Allah, sama seperti malaikat, jin, tumbuhan, binatang dan semua yang ada di alam raya ini. Adapun, yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain ialah bahwa manusia dikaruniai akal. Manusia itu sendiri akan berharga dan bernilai ketika ia memiliki akhlak yang baik kepada sesama makhluk. Menunjukkan akhlaknya kepada sesama, antar tetangga, teman bahkan kepada non muslim sekalipun. Selain itu, kepada alam sekitar, tumbuhan, hewan bahkan air sekalipun.

            Muhammadiyah telah menerbitkan sebuah buku yang menarik: “Fikih Air”. Dijelaskan bagaimana akhlak seseorang yang seharusnya terhadap air, selain itu terdapat konsep air, bahwa apabila disana terdapat air, maka disana terdapat kehidupan. Sebaliknya, jika di sana tidak ada air, maka tidak ada kehidupan.

            Di antara ciri akhlak terhadap air ialah menggunakannya seefisien mungkin. Penelitian salah seorang dosen di UMY menunjukkan bahwa setiap orang yang melakukan wudhu dapat menghabiskan paling minimal tiga liter. Dari jumlah tersebut, ternyata yang benar-benar digunakan untuk membasuh dan mengusap anggota wudhu hanya 1/3-nya saja. Sehingga, sisanya terbuang sia-sia. Misalnya, jamaah Masjid IC UAD sejumlah 1000 orang, maka ini berarti dibutuhkan air sebanyak 3000 liter, namun 2000 liter di antaranya terbuang sia-sia. Untuk itulah, perlu kesadaran diri untuk mulai merubah kebiasaan menyia-nyiakan air.

            Jadi, ketika masih ada seorang yang enggan menyembah Allah, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, masih menyekutukan Allah dalam amal ibadah, masih sibuk mencari penilaian orang lain, masih suka mencemari sungai dan menyia-nyiakan air dan seterusnya, maka sejatinya orang tersebut tidak memiliki nilai.

Menyembah selain Allah SWT disebut perbuatan

Menyembah selain kepada Allah SWT. disebut perbuatan?

  1. Syirik
  2. Musyrik
  3. Durhaka
  4. Kafir
  5. 0

Jawaban: B. Musyrik

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, menyembah selain kepada allah swt. disebut perbuatan musyrik.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Asmaul husna As-Shamad, dijadikan di dalam Al-Qur’an surah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

Menyembah selain Allah SWT disebut perbuatan
Ilustrasi berdoa. ©Pixabay/AveCalvar

JATIM | 11 Januari 2021 13:15 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Syirik adalah suatu fenomena kemasyarakatan yang muncul akibat jauhnya masyarakat dari ajaran tauhid. Kesalahan mereka dalam memahami ajaran tauhid menghantarkannya kepada kesesatan atau kezaliman yang bersangatan (syirik). Datangnya Islam sebagai agama terakhir dilatarbelakangi oleh fenomena ini.

Islam diturunkan sebagai agama pencerah dan hudan bagi setiap manusia. Oleh karena itu, dengan tugas mulia ini maka ajaran Islam akan mampu membebaskan manusia dari penyembahan berhala dan kembali kepada penyembahan kepada Allah SWT yang telah menciptakan, memelihara, mendidik, mengembangkan dan mengatur alam ini.

Di antara kata-kata yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah kata “syirik”. Kebanyakkan manusia di dunia ini bertuhan lebih dari satu. Al-Qur’an menamakan mereka ini musyrik, yaitu orang yang syirik. Kata syirik ini berasal dari "syaraka" yang berarti mencampurkan dua atau lebih benda, hal yang tidak sama seolah-olah sama.

Syirik dalam arti mempersekutukan Tuhan dengan menjadikan sesuatu, sebagai obyek pemujaan, dan atau tempat menggantungkan harapan dan dambaantermasuk dalam kategori kufr. Ini karena perbuatan itu mengingkari kemahakuasaan dan kemahasempurnaan-Nya. Berikut adalah penjelasan selengkapnya mengenai apa itu syirik menurut agama Islam.

2 dari 6 halaman

Syirik adalah menyekutukan Allah Swt dalam rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, asma’ (nama-nama) maupun sifat-Nya. Jika seorang hamba meyakini bahwa ada tuhan selain Allah SWT yang berhak untuk disembah, meyakini ada sang pencipta atau penolong selain Allah SWT, maka ia telah musyrik.

Menurut Ibnu Manzur dalam Lisanul Arabi (Darul Ma’aruf, 1990), kata syirik berasal dari “syaraka” yang bermakna bersekutu dua orang misalnya seseorang berkata asyraka billah yang artinya bahwa dia sederajat dengan allah SWT. Sementara itu, syirik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti menyekutukan Allah SWT dengan yang lain.

Syirik adalah pangkal segala kejahatan dan penyelewengan serta rusaknya pikiran atau tingkah laku. Syirik pada hakekatnya adalah ucapan atau akidah tanpa ilmu. Sebagaimana Firman Allah SWT yang berbunyi:

“Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa syirik mempersekutukanNya (dengan sesuatu apa jua), dan akan mengampunkan dosa yang lain dari itu bagi sesiapa yang dikehendakiNya (menurut aturan SyariatNya). dan sesiapa yang mempersekutukan Allah SWT (dengan sesuatu yang lain), maka sesungguhnya ia telah melakukan dosa yang besar.” (Qs. an-Nisa : 48).

3 dari 6 halaman

Orang yang menyekutukan Allah SWT disebut musyrik. Sedangkan Syirik secara istilah adalah anggapan atau iktikad menyekutukan Allah SWT dengan yang lain, seakan-akan ada yang Maha Kuasa di samping Allah SWT. 

Defenisi syirik menggambarkan bahwa syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah SWT seperti berdoa atau meminta pertolongan kepada selain Allah SWT namun tetap meminta pertolongan kepada Allah SWT. Atau memalingkan bentuk suatu ibadah, seperti bernazar, berkorban dan sebagainya kepada selain Allah SWT.

Oleh karena itu siapa saja menyembah selain Allah SWT berarti ia menempatkan ibadahnya tidak pada posisinya dan memberikannya kepada yang tidak berhak dan ini merupakan kezaliman yang sangat besar, Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surah Luqman ayat 13:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya "hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (Surah Luqman ayat 13).

Selain itu, syirik juga dapat menghilangkan semua amal kebaikan yang telah dilakukan seseorang. Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah ayat di atas menunjukkan bahwa perbuatan syirik merupakan dosa yang terbesar karena bukti-bukti keesaan-Nya sedemikian gamblang dan jelas terbentang di alam raya, bahkan dalam diri manusia sendiri. Allah SWT telah menciptakan manusia dalam keadaan memiliki potensi untuk mengenal-Nya dan memenuhi tuntunan-tuntunan-Nya

4 dari 6 halaman

Pembagian syirik dibagi menjadi dua bagian yaitu pembagian secara kuantitas dan kualitas, dikutip dari publikasi oleh uin-suska.ac.id. Pertama, pembagian syirik secara kuantitas dapat dibagi tiga yaitu:

  1. Syirik Uluhiiya, yaitu meyukutukan allah swt dalam arti menyakini adanya tuhan lain selain dia, sebagai pencipta alam semesta.
  2. Syirik Rububiyyah, yaitu menyekutukan Allah SWT dalam arti menyakini adanya tuhan lain selain Dia, sebagai pemelihara dan pengatur alam semesta.
  3. Syirik ‘Ubudiyyah, yaitu menyekutukan allah Swt dalam arti menyakini adanya tuhan selain dia, sebagai yang disembah. Dengan kata lain, seseorang menyembah allah swt sekaligus menyembah tuhan-tuhan yang lain.

Adapun secara kualitas dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Syirik besar (Al syirk Al Akbar), yaitu meyakini bahwa ada tuhan selain Allah SWT.
  2. Syirik kecil (Al syirk Al Asghar), yaitu melakukan sembahyang bukan karena Allah SWT, tetapi karena manusia. Dalam islam syirik ini juga disebutkan dengan riya.

Kedua jenis syirik tersebut harus dihindari, karena dapat merusak keimanan seseorang. Menurut Yusuf Qardhawi, syirik yang pertama kali terjadi adalah syirik yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh As, penyebabnya adalah ghuluw artinya berlebih-lebihan terhadap orang-orang yang shaleh.

5 dari 6 halaman

Syirik besar atau yang juga disebut syirik akbar/jali adalah perbuatan yang jelas-jelas menganggap adanya tuhan selain Allah SWT dan menjadikannya sebagai tandingan-Nya. Syirik akbar dapat menyebabkan pelakunya diancam keluar dari agama Islam dan apabila meninggal dalam kondisi belum bertaubat maka dosanya tidak terampuni.

Syirik akbar adalah memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah SWT atau mendekatkan diri kepadanya dengan menyembelih kurban dan bernazar untuk selain Allah SWT baik untuk kuburan, jin dan setan. Rasa takut yang berlebihan kepada orang yang telah mati, jin atau setan dan meyakini bahwa mereka dapat mendatangkan kemudharatan. Atau mengharapkan sesuatu kepada selain Allah SWT seperti kekayaan, keberuntungan dan lainnya.

Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Yunus ayat 18: “Dan mereka menyembah selain dari pada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa`atan, dan mereka berkata "mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah "apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).”

Oleh karena itu, siapa saja yang melakukan syirik akbar/jali maka ia dikeluarkan dari agama Islam. Syirik akbar/ jali ada empat, yaitu:

  1. Syirik dakwah (doa) adalah di samping berdoa kepada Allah SWT juga berdoa kepada selainNya, sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an Surah al-Ankabut ayat 65: “Maka apabila mereka naik kapal mereka mendo`a kepada Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tibatiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).”
  2. Syirik niat, keinginan dan tujuan adalah suatu bentuk ibadah yang ditujukan kepada selain Allah SWT Ia berfirman dalam al-Qur’an Surah Hud ayat 15-16: “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan siasialah apa yang telah mereka kerjakan?”
  3. Syirik keta’atan adalah mena’ati selain Allah SWT dalam hal maksiat kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an Surah at-Taubah ayat 31: “Mereka menjadikan orangorang alimnya, dan rahibrahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putera Maryam padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
  4. Syirik kecintaan (mahabbah) adalah menyamakan selain Allah SWT dengan Allah SWT dalam hal kecintaan, sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 165: “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orangorang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”

6 dari 6 halaman

Syirik kecil atau yang juga dikenal dengan syirik ashgar/khafi  adalah perbuatan yang secara tersirat mengandung pengakuan adanya yang berkuasa selain Allah SWT. Termasuk dalam hal ini, sebagaimana di dalam Musnad Ahmad ibn Hanbal dikatakan bahwa seseorang yang dalam mengerjakan suatu perbuatan ada maksud untuk dipuji oleh orang lain (ria).

Atau syirik yang berhubungan dengan penyembahan terhadap Allah dan bermuamalah dengan-Nya, meskipun pelaku syirik ini berkeyakinan bahwa Allah SWT tidak memiliki sekutu dengan zat, sifat dan perbuatan-Nya. Hanya saja di dalam syirik asghar tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam akan tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan perantara (washilah) kepada syirik besar.

Syirik kecilatau syirik asghar ada dua macam, yaitu:

  1. Syirik zhahir (nyata) adalah syirik dalam bentuk ucapan dan perbuatan seperti bersumpah dengan nama selain Allah SWT sebagaiamana firman-Nya dalam al-Qur’an Surah at-Takwir ayat 29: “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.”
  2. Syirik khafi (tersembunyi) adalah syirik dalam hal keinginan dan niat seperti ingin dipuji dan ingin didengar orang lain atas ibadah yang dilaksanakan. Contohnya melakukan suatu amal tertentu hanya ingin dipuji dan disanjung orang lain atau memperbagus bacaan/ gerakan shalat agar dipuji atau disanjung orang. Allah SWT berfirman dalam AlQur’an Surah al-Kahfi ayat 110: “Katakanlah "sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku "bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
(mdk/edl)