Mengapa sosiologi dan antropologi pendidikan disebut sebagai ilmu terapan

                                                                                    Makassar, 28 April 2014

Nama              : Mardianto Adi Saputra

Nim                 : 1362042010

Kelas               : B

Jurusan          : Sejarah

Kampus          : Universitas Negeri Makassar

ARTIKEL

                  TENTANG ANTROPOLOGI SEBAGAI ILMU MURNI ATAU TERAPAN

Sebelum manusia mengenal ilmu pengetahuan (science), manusia lebih dulu mengenal pengetahuan (knowledge). Pengetahuan sendiri adalah segenap yang diketahui manusia sebagai hasil kerja pancainderanya contohnya pengetahuan tentang bintang di langit karena melihatnya dimalam hari, tapi tidak semua pengetahuan dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan hasil kerja pancaindera saja, ada pengetahuan yang cara memperolehnya harus melalui cara-cara yang bersifat sistematis dengan menggunakan logika dan telah teruji secara obyektif kebenarannya. Pengetahuan yang demikian disebut dengan ilmu Pengetahuan (science) contohnya pengetahuan tentang cara membuat pesawat terbang. Berdasarkan obyeknya ilmu pengetahuan terdiri dari ilmu alam, ilmu sosial, humaniora dan matematika. Sedangkan berdasarkan penerapannya ilmu pengetahuan terdiri dari pure science (ilmu murni) dan applied Science (ilmu terapan).

1.      Antropologi sebagai ilmu terapan (applied science)

Pendidikan merupakan ilmu yang relative baru dalam perkembangannya, meskipun proses pendidikan sudah dilaksanakan sejak manusia itu ada. Perkembangan ilmu pendidikan sangat tergantung pada perkembangan ilmu lainnya, terutama; psikologi, sosiologi, antropologi, dan komunikasi serta ilmu sosial lainnya. Jadi Antropologi merupakan ilmu terapan. Dengan bersandarnya ilmu pendidikan pada ilmu lainnya, maka ilmu pendidikan dikategorikan sebagai ilmu terapan (applied science). Artinya ilmu ini berkembang untuk diterapkan secara langsung atau memecahkan berbagai persoalan dalam bidang pendidikan dengan menggunakan pendekatan, atau meminjam teori-teori dasar dari berbagai disiplin ilmu lainnya (ilmu murni). s

2.      Sosiologi antropologi sebagai ilmu murni (pure science)

Berbeda dengan antropologi dikategorikan sebagai ilmu murni. Ilmu murni memiliki makna nahwa perkembangan ilmu tidak semata-mata didasarkan untuk kepentingan pemecahan masalah yang ada di masyarakat, melainkan sebagai bahan dasar dalam membentuk sebuah pengetahuan yang sempurna dalam memahami persoalan yang berkaitan dengan objek formalnya. Dengan demikian tugas utama dari ilmu murni ini lebih kepada bagaimana mengembangkan konsep dan teori-teori sehingga tingkat keajegan (validitas) teori tersebut semakin tinggi atau sempurna. Teori-teori yang dikembangkan oleh ilmu murni ini biasanya menjadi sandaran atau paying dalam pengembangan dan implementasi ilmu terapan.

Sumber :

http://hanaa-luthfiie21.blogspot.com/2013/07/sosiologi-antropologi-pendidikan.html

http://madigabungan.blogspot.com/2011/04/sosiologi-dan-antropologi.html

SOSIOLOGI ANTROPOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU SOSIAL

     Ilmu sosial ialah ilmu atau sejumlah ilmu yang mempelajari manusia dalam kehidupan sosialnya. Ilmu sosial mencakup ilmu-ilmu: sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, psikologi sosial dan sejarah sosial. Dua dari disiplin ilmu-ilmu sosial itu, sosiologi dan antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan kebudayaan manusia dianggap ilmu-ilmu yang menjadi acuan pokok teori-teori dan metodologi dalam ilmu-ilmu sosial.

1. Empat Jenis Pengeahuan

Secara sederhana, pengetahuan umum (knowledge) merupakan semua kesan yang diterima sebagai sebuah stimulasi(rangsangan) terhadap panca indra kita sehingga secara procedural pengetahuan tersebut diperoleh tidak melalui prosedur yang baku atau tertentu, melainkan diterima sebagai sebuah instinktif sebagai hasil kerja pancaindra manusia. Dengan demikian berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar pengetahuan diperoleh manusia dari sejak lahir sampai dewasa dan menjelang hayatnya. Berbeda dengan knowledge, pengetahuan ilmiah atau ilmu penegetahuan (science) diperoleh melalui sebuah prosedur tertentu yang dinamakan metode ilmiah, dengan demikian karakteristik, stuktur dan sifat dari pengetahuan yang dihasilkannyapun memiliki karakteristik tersendiri, sesuai dengan kaidah-kaidah hokum pengetahuan ilmiah. Salah satu yang sangat membedakannya, terutama dilihat dari prosedur perolehan atau rumusan pengetahuan ilmiah senantiasa dilandasi oleh bukti-bukti empiris. Pengetahuan filosofis, cara perolehan pengetahuan filsafat berbeda dengan pengetahuan ilmiah, dimana filsafat diperoleh melalui suatu proses perenungan mendalam tentang sesuatu menembus batas-batas factual (hakekat, inti makna dibalik sesuatu yang tampak atau observable) yang tidak terjangkau oleh ilmu pengetahuan (science). Pengetahuan religi atau agama, sangat berbeda dengan ketiga jenis pengetahuan sebelumnya, pengetahuan agama diperoleh melalui suatu proses keyakinan (iman). Seseorang akan menerima kebenaran agama karena dia yakin akan kebenaran pengetahuan tersebut sehingga karakteristik pengetahuan religi ini bersifat mutlak kebenarannya.

2. Struktur Keilmuan

Sebuah ilmu itu isinya akan terdiri dari himpunan teori, hokum, dalil, konsep, hipotesis, proposisi, generalisasi, bahkan berupa fakta-fakta. Dengan demikian anda akan dihadapkan kepada dua persoalan besar ketika harus mempelajari sosiologi antropologi pendidikan, pertama; pemahaman dan makna dari istilah-istilah tersebut kedua; isi dan bunyi dari setiap aspek dalam struktur ilmu pengetahuan tersebut. Misalnya; teori sosiologi antropologi apa saja yang perlu anda pahami berkenaan dengan pengembangan pendidikan di sekolah dasar, bagaimana konsep-konsep sampai fakta-fakta sosio-antropologi yang anda pahami, berhasil diidentifikasikan dan dibuktikan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar. Dilihat dari kerangka pandang keilmuan, sosiologi memiliki sudut pandang dan metode serta susunan tertentu, obyek telaah sosiologi adalah manusia dan kelompok, dengan memandang kakekat masyarakat, kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan yang menjadi kajian sosiologi adalah tingkah laku sosial.

3. Karakteristik Ilmu Sosial

ilmu sosil yaitu ilmu atau sejumlah ilmu yang mempelajari manusia dalam kehidupan sosialnya. Maka memang tampak perlu dalam memahami kehidupan manusia untuk melakukan penataan pola pikiran dengan membagi cara interaksi manusia menurut satuan-satuan studi koheren yang mengandung keteraturan, satuan-satuan itu adalah ilmu sosial yang mencakup ilmu-ilmu: sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, psikologi sosial dan sejarah sosial. Dua dari disiplin ilmu sosial diatas, yaitu; sosiologi dan antropologi, merupakan dua ilmu sosial yang mempelajari tentang masyarakat dan kebudayaan manusia, keberadaannya dianggap ilmu-ilmu yang menjadi acuan pokok teori-teori dan metodologi dalam ilmu-ilmu sosial. Sedangkan ilmu sosial sebagai ilmu penegetahuan haruslah menarik konsep, teori dan kaidah atas kerapnya berlaku sesuatu hal yang secara ilmiah benar, dan yang berarti bukanlah merupakan kebenaran mutlak, tetapi kebenaran yang relative.

4. Perkembangan Ilmu-Ilmu Sosial

Ilmu-ilmu sosial baru berkembang sejak kira-kira satu setengah abad Silam, yang sampai saat kini telah menjalani proses pertumbuhan, diversifikasikan sampai pada spesialisasinya kemudian berkembang menjadi berbagai disiplin ilmu. ilmu sosial mencoba untuk mengklasifikasikan dan menafsirkan tingkah laku manusia. adapun ilmu-ilmu sosial dapat dikaitkan dengan hasil dari revolusi teknologi dan perubahan sosial yang menyertainya. Dalam hal ini, ilmu-ilmu sosial tumbuh kembang sebagai salah satu upaya untuk menyediakan pola kehidupan baru tersebut. Misalnya, kesengsaraan lapisan pekerja dikota-kota industry barulah menyebabkan studi yang sistematik tentang masyarakat miskin perkotaan. Menurut pandangan Calhoun keadaan itu merupakan suatu kehidupan yang sekuler, karena mendorong orang untuk mencari mencari solusi dengan mengacu kepada ilmu pengetahuan dari pada kepada agama. Pandangan itu kiranya dapat dipahami, manakala masa sebelum kebangkitan ilmu penegetahuan, agama dan institusinya itu tidak hanya menguasai kehidupan rohaniah tetapi juga kehidupan duniawi.

5. Pendidikan sebagai ilmu terapan (applied science)

Pendidikan merupakan ilmu yang relative baru dalam perkembangannya, meskipun proses pendidikan sudah dilaksanakan sejak manusia itu ada. Perkembangan ilmu pendidikan sangat tergantung pada perkembangan ilmu lainnya, terutama; psikologi, sosiologi, antropologi, dan komunikasi serta ilmu sosial lainnya. Bahkan untuk beberapa bagian besar dari ilmu pendidikan bersumber dari psikologi, terutama teori belajar. Dengan bersandarnya ilmu pendidikan pada ilmu lainnya, maka ilmu pendidikan dikategorikan sebagai ilmu terapan (applied science). Artinya ilmu ini berkembang untuk diterapkan secara langsung atau memecahkan berbagai persoalan dalam bidang pendidikan dengan menggunakan pendekatan, atau meminjam teori-teori dasar dari berbagai disiplin ilmu lainnya (ilmu murni)

6. Sosiologi antropologi sebagai ilmu murni (pure science)

Berbeda dengan ilmu pendidikan, sosiologi dan antropologi dikategorikan sebagai ilmu murni. Ilmu murni memiliki makna nahwa perkembangan ilmu tidak semata-mata didasarkan untuk kepentingan pemecahan masalah yang ada di masyarakat, melainkan sebagai bahan dasar dalam membentuk sebuah pengetahuan yang sempurna dalam memahami persoalan yang berkaitan dengan objek formalnya. Dengan demikian tugas utama dari ilmu murni ini lebih kepada bagaimana mengembangkan konsep dan teori-teori sehingga tingkat keajegan (validitas) teori tersebut semakin tinggi atau sempurna. Teori-teori yang dikembangkan oleh ilmu murni ini biasanya menjadi sandaran atau paying dalam pengembangan dan implementasi ilmu terapan.  


Page 2