Mengapa kita dianjurkan mengucapkan Subhanallah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang tidak sesuai dengan?

Mengapa kita dianjurkan mengucapkan Subhanallah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang tidak sesuai dengan?

Jawaban:

Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat yang indah-indah karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta'ala. Adapun ucapan Subhanallah diucapkan saat mendengar atau melihat hal buruk. Ucapan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”.

Penjelasan:

maaf ya kalo salah

Mengapa kita dianjurkan mengucapkan Subhanallah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang tidak sesuai dengan?

Jawaban:

Subhanallah yang berati Maha suci Allah, seharusnya diucapkan ketika melihat atau mendengar keburukan atau hal tidak baik. Sementara, Masya Allah artinya itu terjadi atas kehendak Allah atau saat melihat sesuatu yang indah atau rasa kagum. Namun, umat sering terbalik menempatkan ucapannya.

  • Mengapa kita dianjurkan mengucapkan Subhanallah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang tidak sesuai dengan?

  • Mengapa kita dianjurkan mengucapkan Subhanallah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang tidak sesuai dengan?

Jakarta -

Masya Allah dan subhanallah sering diucapkan kaum muslim. Tapi suka bingung nggak apa bedanya dengan subhanallah?Dikutip dari Muslim.or.id, Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan, "Disyariatkan bagi orang mukmin ketika melihat sesuatu yang membuatnya takjub hendaknya ia mengucapkan 'Masya Allah' atau 'Baarakallahu Fiik' atau juga 'Allahumma Baarik Fiihi' sebagaimana firman Allah Ta'ala:وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

'Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu "Maa Syaa Allah, Laa Quwwata Illaa Billah" (QS. Al Kahfi: 39)" (Fatawa Nurun 'alad Darbi, no.39905).

Lalu apa makna dari ucapan Masya Allah?

Arti masya Allah dalam bahasa Indonesia adalah "Apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi".Ringkasnya, "Maa syaa Allah" bisa diterjemahkan dengan dua terjemahan, "Inilah yang diinginkan oleh Allah" atau "Apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi". Maka ketika melihat hal yang menakjubkan, lalu kita ucapkan "masya Allah", artinya kita menyadari dan menetapkan bahwa hal yang menakjubkan tersebut semata-mata terjadi karena kuasa Allah.

Nah, bagaimana dengan Subhanallah? Subhahallah berarti Maha suci Allah. Subhanallah diucapkan ketika melihat atau mendengar keburukan atau hal tidak baik.

Mulai sekarang jangan lupa lagi mengucapkan masya Allah dan subhanallah ya!

(nwy/jbr)

Alquran. Foto: Pixabay

Sebagai umat Islam, kalian pasti mengetahui ucapan Subhanallah dan Masyaallah. Dua ucapan tersebut diucapkan kalau sedang melihat maupun mendengar sesuatu yang baik atau tidak baik.

Nah, sayangnya ucapan Subhanallah dan Masyaallah seringkali terbalik dalam penempatan pengucapannya.

Lantas, sebenarnya Subhanallah dan Masyaallah harus diucapkan saat sedang melihat dan mendengar hal yang seperti apa sih?

Ucapan Subhanallah memiliki arti Maha Suci Allah yang harus diucapkan ketika melihat dan mendengar sesuatu yang mengerikan, tidak baik atau buruk. Jika kalian mengucapkan Subhanallah ketika dihadapkan kepada sesuatu yang tidak baik, itu berarti kamu memohon perlindungan dari Allah SWT.

Sedangkan Masyaallah memiliki arti apa yang dikehendaki Allah atau inilah yang diinginkan oleh Allah.

Masyaallah bisa diucapkan ketika melihat atau mendengar sesuatu yang indah, baik, maupun kagum akan sesuatu. Mereka yang mengucapkan Masyaallah saat dihadapkan kepada sesuatu yang luar biasa, itu artinya mereka menyadari bahwa hal yang luar biasa tersebut terjadi karena kuasa Allah SWT.

Sekarang sudah tahukan penempatan pengucapan yang benar untuk ucapan Subhanallah dan Masyaallah. Jadi, jangan keliru lagi, ya.

Tidak jarang dari umat msulim sering mengalami kekeliruan dalam melafalkan Masya Allah dan Subhanallah. Padahal, kedua frasa tersebut memiliki makna yang berbeda satu sama lain. Pelafalan juga memiliki perbedaan.

Katadata.co.id menghimpun beberapa referensi tentang makna keduanya yang membuat nampak sama, tapi sebenarn berbeda secara penggunaannya. 

Asal Usul Frasa Masya Allah

Berdasarkan tulisan Tafsir Al Quranul Karim Surat Al Kahfi, disebutkan bahwa “masyaallah” bisa diartikan dengan dua arti. Kalimat “maa syaa Allah” bisa dijabarkan (i'rab) dalam struktur kalimat di dalam bahasa Arab dengan dua cara, antara lain:

  • Penjabaran yang pertama kata “masyaallah” adalah dengan menjadikan kata “maa” sebagai kata sambung dan kata tersebut berstatus sebagai predikat. Subjek (mubtada’) dari kalimat tersebut adalah subjek yang disembunyikan, yaitu “hadzaa” dengan demikian, bentuk seutuhnya dari kalimat “maa syaa Allah” adalah: hadzaa maa syaa Allah. Jika demikian, maka artinya dalam bahasa Indonesia adalah: “inilah yang dikehendaki oleh Allah”.
  • Penjabaran yang kedua, kata “maa” pada “maa syaa Allah” merupakan kata benda yang mengindikasikan sebab dan frasa “syaa Allah” berstatus sebagai fi’il syarath (kata kerja yang mengindikasikan sebab). Sedangkan jawab syarath (kata benda yang mengindikasikan akibat dari sebab) dari kalimat tersebut tersembunyi, yaitu “kaana”.

Bentuk lengkapnya dari kalimat “maa syaa Allah” adalah: maa syaa Allahu kaana. Bila ditermahkan ke dalam Bahasa Indonesia, maka akan membentuk kalimat “apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi”.

Baca Juga

Adapun bentuk frasa dari “maa syaa Allah” bisa diterjemahkan dengan dua terjemahan, “inilah yang diinginkan oleh Allah” atau “apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi”. Maka ketika melihat hal yang menakjubkan, lalu kita ucapkan “masyaallah”, artinya kita menyadari dan menetapkan bahwa hal yang menakjubkan tersebut semata-mata terjadi karena kuasa Allah.

Makna Subhanallah

Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek atau sesuatu yang tak patut didengar dan dilihat, maka ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Maha Suci dari keburukan tersebut”.

Dirirwayatkan dari sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmizi).

Baca Juga

 “Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya: “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.” (QS. 40-41).

Dari artikel di atas sesungguhnya dapat diambil kesimpulan bahwa ungkapan Subhanallah dianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah SWT mahasuci dari semua keburukan tersebut.

Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat yang indah. Karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta’ala.

Lalu timbul pertanyaan, apakah kita berdosa karena mengucapkan Subhanallah, padahal seharusnya Masya Allah dan sebaliknya? Dikutip dari Arrahmah.id kesalahan tersebut tidak membawa manusia kepada arah dosa. Hal itu disebakan oleh sifat Allah yaitu Maha Mengerti maksud perkataan hamba-Nya.

Hanya saja, setelah tahu, mari kita pelajari lagi dasar ilmu agama ini. Kemudia diungkapkan dengan tepat antara Subhanallah dan Masya Allah.

Baca Juga

Selama ini, sering terjadi fenomena kaum Muslim melakukan kesalahan dalam mengucapkan Subhanallah (Maha Suci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah).

Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah. Padahal, seharusnya kita mengucapkan Masya Allah yang bermakna “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.

Ungkapan Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan “ketidaksetujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada keburukan, kejahatan, atau kemaksiatan, kita katakan Subhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan demikian). Oleh karenanya setelah membaca artikel ini dapat menjadi pembelajaran untuk diamalkan di masa yang akan datang.