Mengapa kehidupan sosial masyarakat Indonesia mengikuti PERKEMBANGAN zaman yang ada

Mengapa kehidupan sosial masyarakat Indonesia mengikuti PERKEMBANGAN zaman yang ada

SETIAP hal mengalami perubahan. Daun yang hijau akan menguning, lantas jatuh dari ranting. Air laut menjadi uap agar bisa menjadi awan, kemudian menjadi hujan.

Baik atau buruknya perubahan tergantung pada cara pandang seseorang. Ada sisi baik dan sisi buruk yang dapat dilihat. Pada jatuhnya daun, sisi buruk akan terlihat jika kita hanya memandang daun tersebut berubah menjadi kering. Namun sisi baiknya, daun akan lapuk dan menyuburkan tanah di sekitarnya.

Pada bidang ilmu sosial, perubahan berjalan begitu cepat bak air sungai. Demikian pula pada bidang sains. Tidak ada produk teknologi yang abadi, juga tidak ada teknologi maju yang diciptakan dengan hanya berdiam diri. Yang abadi dari sebuah teknologi adalah perubahan itu sendiri.

Teknologi yang dianggap canggih di masa lalu akan kalah dengan teknologi yang sudah mengalami perubahan saat ini. Seperti halnya aplikasi pembuat animasi Flash, awalnya orang-orang yang mampu menguasai software ini dianggap sangat update dan canggih. Namun dengan perubahan teknologi, Flash sudah menjadi software yang sangat biasa. Hanpir semua orang mampu menguasainya.

Perubahan Manusia

Ruang lingkup kehidupan manusiapun sama halnya seperti perubahan teknologi. Manusia selalu mengalami perkembangan menjadi lebih baik, begitu seharusnya. Jika perubahan pada teknologi bersifat progress atau maju, perubahan yang terjadi pada manusia terkadang justru mengarah pada kemunduran, mengapa hal ini bisa terjadi?

Kemunduran perubahan pada manusia dapat terjadi jika harapan yang dia inginkan dari suatu perubahan justru berbanding terbalik dengan realitas atau kenyataan yang ada. Seperti halnya orang-orang yang menginginkan gaji tinggi namun tidak melakukan apa-apa yang mampu menjadikannya memperoleh hal tersebut. Dia hanya bekerja seperti kebanyakan orang biasanya bekerja. Dia tidak melakukan inovasi dalam pekerjaannya

Sebagaimana perubahan dalam hukum fisika, perubahan pada diri manusia juga kerap diawali dengan tekanan. Energi terakumulasi sehingga menghasilkan perubahan bentuk, struktur, dan rupa. Ini berarti, orang-orang yang menghendaki perubahan dalam hidupnya harus siap menghadapi kondisi tidak biasa dalam dirinya. Ia perlu keluar dari zona nyaman.

Perubahan juga menuntut manusia memiliki pola bernalar yang up to date. Dalam arti luas, up to date berarti memahami situasi dan konteks, baik waktu maupun ruang. Misalnya, anak yang tumbuh berdampingan dengan perkembangan teknologi atau yang kita kenal dengan anak era digital native, mereka memiliki ciri khas tidak suka diatur namun bersedia melakukan suatu hal yang mereka anggap menarik dan mereka sukai.

Kerugian seseorang yang tidak mampu melakukan perubahan sesuai dengan perkembangan zaman yang dinamis adalah dia akan semakin mengalami kemunduran pada dirinya sendiri. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya ketidaksesuaian cara mengajar orang-orang dengan cara berpikir lama yang diterpakan kepada anaknya yang jelas-jelas berbeda dengan masanya dahulu. Kita memang tidak boleh meninggalkan warisan masa lalu, tapi kita juga lebih tidak boleh mewarisi pola pikir masa lalu yang tidak relevan dengan perkembangan zaman saat ini.

Pendidikan adalah Perubahan

Dalam dunia pendidikan, perubahan adalah keniscayaan. Pertama, pendidikan itu sendiri diselenggarakan untuk mengubah kondisi seseroang, masyarakat, atau bangsa. Pendidikan diselenggarakan karena ketidakpuasan situasi terkini atau keinginan meraih kondisi ideal di masa depan. Kedua, pendidikan hidup pada konteks ruang dan waktu dimana pembelajar hidup. Konteks ruang dan waktu terus berubah.

Kondisi inilah yang menuntut orang-orang yang bergelut dalam pendidikan harus adaptif dengan perubahan. Tidak hanya metode belajar, media, dan kurikulum yang berubah. Lebih dari itu, cara kita memahami apa itu belajar juga terus berubah.

Dulu, penggunanan gawai (gadget) dalam ruang kelas dinilai sebagai aktivitas yang mengganggu. Di situasi sekarang ini, gawai justru bisa dimanfaatkan sebagai sarana belajar yang memadai. Dulu, kegaduhan di kelas adalah gangguan yang perlu diatasi. Namun sekarang, kegaduhan bisa dipersepsi bagian integral dari proses belajar itu sendiri.

Perubahan yang dipahami dengan sikap positif akan menghasilkan inovasi. Adapun perubahan yang disikapi secara negatif akan melahirkan guncangan. Jadi bagaimana cara kita memahami perubahan? Mempersepsinya sebagai ancaman atau mempersepsi sebagai tantangan?

Isna Laili Hikmah, mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Semarang.

Jakarta -

Perubahan sosial dan budaya selalu terjadi dalam sebuah masyarakat. Namun, mengapa masyarakat senantiasa mengalami perubahan sosial budaya?

Dalam buku 'Perubahan Sosial Budaya' karya Sriyana dijelaskan perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam sistem sosial. Tepatnya, ada perbedaan keadaan dalam sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan tujuan tertentu.

Walaupun begitu, perubahan sosial bisa berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Unsur-unsur kemasyarakatan yang mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan, dan sebagainya.

Perubahan sosial terjadi karena proses yang dialami dalam kehidupan sosial, yaitu perubahan yang mengenai sistem dan struktur sosial. Perubahan tersebut ada yang direncanakan, tidak direncanakan, cepat atau lambat.

Dilansir buku 'Sosiologi SMP Kelas 3' karya Taufik Rohman Dhohiri, adanya telepon genggam (handphone) orang tidak perlu lagi mengirim surat panjang lebar melalui pos, yang bisa memakan waktu berhari-hari untuk sampai tujuan. Cukup dengan menulis pesan singkat.

Budaya berkirim surat di kalangan masyarakat berganti menjadi budaya berkirim pesan singkat lewat handphone. Perubahan ini akan terus berlangsung tanpa henti, hanya kecepatan dan arahnya saja yang berbeda-beda.

1. Faktor intern (dari dalam masyarakat)

Perubahan sosial budaya bisa terjadi karena bertambah atau berkurangnya penduduk, misalnya dengan mengetahui sistem kepemilikan tanah, bagi hasil, gadai, hingga pembagian kerja.

Kemudian, faktor lainnya bisa terjadi karena adanya penemuan-penemuan baru. Dengan munculnya inovasi di masyarakat, misalnya penemuan listrik atau lampu merah.

2. Faktor ekstern (dari luar masyarakat)

Perubahan sosial juga bisa terjadi karena adanya dorongan dari luar masyarakat, seperti lingkungan fisik atau alam. Contohnya, terjadinya bencana alam, seperti gunung meletus, gempa bumi masyarakat akan berpindah atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya

Selain itu, peperangan bisa juga membuat masyarakat mengalami perubahan sosial budaya, karena kelompok yang menang dalam perang akan memaksa kelompok yang kalah menerima budayanya.

Selain itu, menurut Soerjono Soekanto ada beberapa faktor perubahan sosial budaya yang lain, seperti di bawah ini

1. Kontak dengan kebudayaan masyarakat lain2. Sistem pendidikan dan ilmu pengetahuan yang maju3. Sikap menghargai karya orang lain dan kegiatan-kegiatan untuk maju4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang5. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka6. Penduduk yang heterogen7. Ketidakpuasan manusia pada bidang-bidang kehidupan tertentu8. Orientasi manusia ke masa depan

9. Adanya nilai bahwa manusia harus berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

Semoga detikers paham alasan mengapa masyarakat senantiasa mengalami perubahan sosial budaya, ya!

Simak Video "Mensos Risma: Kalau Saya Tidak Mampu, Saya Akan Mundur!"



(pay/lus)

Sepang, Irin veronica (2020) Modul pembelajaran SMA sosiologi Kelas XII :perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. [Teaching Resource]

Abstract

Individu yang berada dalam masyarakat selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan zaman serta situasi dan keadaan masyarakat sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan sosial selalu bersifat dinamis. Artinya, masyarakat selalu mengalami perubahan yang cepat. Namun, tidak semua masyarakat berada dalam kondisi yang dinamis. Ada yang sifatnya statis dalam menghadapi perubahan sosial, seperti pada masyarakat Tengger, suku Anak Dalam di Jambi, Masyarakat Samin, Suku Badui, dan lain sebagainya.

Actions (login required)

Mengapa kehidupan sosial masyarakat Indonesia mengikuti PERKEMBANGAN zaman yang ada
View Item

Sosial-budaya yang bersifat dinamis terus mengalami perubahan, begitu pula pada pola kehidupan manusia pun terus berganti dari masa ke masa. Perubahan tersebut kemudian menyebabkan berubahnya juga sistem sosial, termasuk nilai, sikap dan perilaku masyarakat.

Yuuk, kita simak apa saja perubahan sosial budaya yang terjadi :

1. Cara Berkomunikasi

Tidak dipungkiri, perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan perubahan dalam cara berkomunikasi. Dari sinyal asap, merpati pos, telepon kabel, dan hingga kini telepon genggam atau ponsel dengan menggunakan sistem teknologi yang canggih sehingga masyarakat tidak lagi hanya bertukar pesan melainkan juga dapat membagikan fitur foto dan video.

2. Cara Berpakaian

Pengaruh globalisasi juga menyebabkan ada nya perubahan pola berpakaian, yang tadinya masyarakat lebih sering menggunakan pakaian tradisional, semakin ke sini, perkembangan dunia fashion membuat masyarakat mengenakan pakaian sesuai dengan trend yang ada.

3. Kualitas Pendidikan

Pada jaman dahulu, menempuh pendidikan hingga tingkat SMA sudah lumrah dalam masyarakat. Namun, masyarakat kini baik perkotaan hingga pedesaan pun berlomba-lomba untuk dapat menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi.

Jadi, sudah tahu kan ternyata perkembangan sosial-budaya begitu cepat. Yuk, sebagai masyarakat cerdas, harus dapat bijaksana dalam mengikuti perkembangan zaman!