Siapakah orang yang mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis ke istana Sulaiman dalam sekejap mata? Al-Qur’an tidak menyebut namanya, yang jelas dia bukan dari bangsa jin, tapi dari dari bangsa manusia, seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab. Maksudnya kitab suci yang diturunkan sebelumnya yaitu Taurat dan Zabur. Siapakah dia? Ibn Katsir dalam Kitab Tafsirnya (10: 408) menyebutkan beberapa nama yang bersumber dari beberapa riwayat. Menurut Ibn Abbas, Qatadah dan ad-Dhahhak, namanya Ashif ibn Burkhiya’, sekretaris Nabi Sulaiman AS. Menurut Mujahid namanya Asthum. Menurut Zuhair ibn Muhammad namanya Zun Nur. Menurut Abdullah ibn Luhaiah laki-laki itu adalah Khidhir, tapi yang terakhir ini dikomentari oleh Ibn Katsir sebagai pendapat yang aneh sekali (gharîb jiddan).
Ratu Balqis datang ke Istana Sulaiman
Baru saja Ratu Balqis sampai, tanpa menunggu istirahat terlebih dahulu, Sulaiman sudah menodongnya dengan pertanyaan, apakah seperti ini singgasana Anda? Pertanyaannya bukan apakah ini singgasana Anda, karena pertanyaan seperti ini tentu agak ganjil, karena jelas singgasana Ratu Balqis ada di istananya di Saba’, di negeri Yaman. Juga pertanyaan model kedua ini akan membuat Ratu Balqis curiga. Ratu Balqis datang dengan pengetahuan dan keyakinan bahwa singgasananya tersimpan aman dalam peti yang dikunci tujuh lapis dalam istananya di Saba’. Ditodong dengan pertanyaan seperti itu, Ratu Balqis menjawab singkat “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku.”
“Dia berkata: “Robahlah baginya singgasananya; Maka kita akan melihat Apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)”. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. An-Naml 27: 41-42) Tentang ungkapan akhir dalam ayat di atas: “kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”, para mufasir berbeda pendapat memahaminya, apakah itu masih bagian dari ucapan Ratu Balqis seperti dalam terjemahan di atas, atau ucapan Nabi Sulaiman. Jika itu ungkapan dari Sulaiman, maka maksudnya adalah setelah Ratu Balqis kagum dengan kehebatan Sulaiman maka dia mengakui keesaan Allah SWT dan mengakui Sulaiman sebagai utusan-Nya lalu dia memeluk agama yang dianut oleh Nabi Sulaiman. Mengomentari hal itu Nabi Sulaiman mengatakan bahwa dia telah diberi ilmu sebelum Ratu Balqis diberi ilmu dan kami telah memeluk Islam sebelum mereka menyerahkan diri kepada Allah. Sepertinya lebih tepat kalau bagian akhir itu adalah ucapan Ratu Balqis yang mendapat konfirmasi akan kehebatan Raja Sulaiman seperti yang sudah dia dengar sebelumnya. Tidak salah kalau kemudian dia datang memenuhi keinginan Raja Sulaiman. Selama ini Ratu Balqis meyakini alamlah yang berkuasa, alamlah yang dianggapnya tuhan yang memberikan manfaat dan mudharat dalam kehidupannya, sehinga dia dan para pengikutnya menyembah matahari. Keyakinan inilah yang menghalanginya selama ini untuk menyembah Allah SWT. Sekarang dia yakin akan kekuasaan dan keesaan Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang mencipta, mengatur dan menguasai alam seluruhnya. Allah SWT berfirman: وَصَدَّهَا مَا كَانَت تَّعۡبُدُ مِن دُونِ ٱللَّهِۖ إِنَّهَا كَانَتۡ مِن قَوۡمٖ كَٰفِرِينَ ٤٣ “ Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.” (Q.S. An-Naml 27: 43) Setelah diperlihatkan dan ditanya tentang singgasana itu, Ratu Balqis dipersilahkan memasuki ruang dalam dari istana Sulaiman. Ratu Balqis melihat lantai istana Sulaiman adalah kolam yang ada airnya, sehingga spontan dia mengangkat kainnya sehinga kelihatan kedua betisnya. Sebenarnya lantai istana Sulaiman terdiri dari kaca kuat yang sangat bening, di bawahnya ada kolam air dengan ikan-ikan yang berenang di dalamnya. Lantai seperti itulah yang dikira kolam oleh Sang Ratu. Allah SWT berfirman: قِيلَ لَهَا ٱدۡخُلِي ٱلصَّرۡحَۖ فَلَمَّا رَأَتۡهُ حَسِبَتۡهُ لُجَّةٗ وَكَشَفَتۡ عَن سَاقَيۡهَاۚ قَالَ إِنَّهُۥ صَرۡحٞ مُّمَرَّدٞ مِّن قَوَارِيرَۗ قَالَتۡ رَبِّ إِنِّي ظَلَمۡتُ نَفۡسِي وَأَسۡلَمۡتُ مَعَ سُلَيۡمَٰنَ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٤٤“Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”. (Q.S. An-Naml 27: 44) Ratu Balqis sangat malu dengan apa yang telah dilakukannya mengangkat kain sehingga terlihat kedua betisnya, tadinya dia benar-benar yakin itu adalah kolam yang penuh berisi air walaupun tidak dalam. Ratu menyadari betapa kecilnya dia di hadapan Sulaiman, apalagi dihadapan Allah SWT Tuhan semesta alam. Ratu dengan penuh kerendahan hati menyatakan: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”. (bersambung) Source: http://www.suaramuhammadiyah.id/2019/11/28/nabi-sulaiman-as-6/ Jakarta - Surat An Naml 30-31 mengisahkan Nabi Sulaiman AS yang sedang berdakwah saat menemui Ratu Balqis. Dikutip dari Tafsir Ringkas yang diterbitkan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Nabi Sulaiman AS saat itu mengirim surat pada Ratu Balqis. Peringatan disampaikan dalam surat tersebut. Bacaan surat An Naml 30-3130. إِنَّهُۥ مِن سُلَيْمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ Arab latin: Innahụ min sulaimāna wa innahụ bismillāhir-raḥmānir-raḥīm Artinya: Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." 31. أَلَّا تَعْلُوا۟ عَلَىَّ وَأْتُونِى مُسْلِمِينَ Arab latin: Allā ta'lụ 'alayya wa`tụnī muslimīn "Nabi Sulaiman mengingatkan Ratu Balqis supaya jangan sombong seperti penguasa lain. Ratu Balqis juga diingatkan agar segera berserah diri pada Allah SWT dan tidak memperlihatkan perlawanan," tulis tafsir dari Kemenag tersebut. Memahami surat An Naml 30-31, ada baiknya membaca lebih dulu beberapa ayat sebelumnya. Di beberapa ayat sebelumnya diceritakan sosok Ratu Balqis yang memimpin negeri Saba', pertemuan dengan Nabi Sulaiman AS, hingga menerima ajaran Allah SWT. Kabar Ratu Balqis sampai pada Nabi Sulaiman AS melalui burung hudhud. Saba' diceritakan sebagai negara kaya yang penduduk dan pemimpinnya menyembah matahari. Nabi Sulaiman AS lantas mengundang Ratu Balqis ke istananya yang lebih megah atas izin Allah SWT. Jika Ratu Balqis yang kaya dan berkuasa diingatkan supaya tidak sombong dan berserah diri pada Allah SWT sesuai surat An Naml 30-31, maka sudah selayaknya semua muslim berlaku yang sama. Simak Video "KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!" (row/erd) |