Mengapa Jepang tidak memberi restu MIAI membangun masjid agung dan universitas

Mengapa Jepang tidak memberi restu MIAI membangun masjid agung dan universitas

We’ve detected that JavaScript is disabled in this browser. Please enable JavaScript or switch to a supported browser to continue using twitter.com. You can see a list of supported browsers in our Help Center.

Help Center

Mengapa Jepang tidak memberi restu MIAI membangun masjid agung dan universitas

umat, dan tentu saja bersinggungan dengan perjuangan. MIAI senantiasa menjadi organisasi pergerakan yang cukup diperhitungkan dalam perjuangan membangun kesatuan dan kesejahteraan umat. Semboyan yang terkenal adalah “berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah berpecah belah”. Dengan demikian, pada masa pendudukan Jepang, MIAI berkembang baik. Kantor pusatnya semula di Surabaya kemudian pindah ke Jakarta. Adapun tugas dan tujuan MIAI waktu itu adalah sebagai berikut. 1) Menempatkan umat Islam pada kedudukan yang layak dalam masya- rakat Indonesia. 2) Mengharmoniskan Islam dengan tuntutan perkembangan zaman. 3) Ikut membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. Untuk merealisasikan tujuan dan melaksanakan tugas itu, MIAI membuat program yang lebih menitikberatkan pada program-program yang bersifat sosio-religius. Secara khusus program-program itu akan diwujudkan melalui rencana sebagai berikut: 1) pembangunan masjid Agung di Jakarta, 2) mendirikan universitas, dan 3) membentuk baitulmal. Dari ketiga program ini yang mendapatkan lampu hijau dari Jepang hanya »program yang ketiga. Coba perhatikan! Mengapa Jepang tidak memberi “restu” MIAI membangun masjid agung dan universitas? Coba cari jawabnya! MIAI terus mengembangkan diri di tengah-tengah ketidakcocokan dengan kebijakan dasar Jepang. MIAI menjadi tempat pertukaran pikiran dan pembangunan kesadaran umat agar tidak terjebak pada perangkap kebijakan Jepang yang semata-mata untuk memenangkan perang Asia Timur Raya. Pada bulan Mei 1943, MIAI berhasil membentuk Majelis Pemuda yang diketuai oleh Ir. Sofwan dan juga membentuk Majelis Keputrian yang dipimpin oleh Siti Nurjanah. Bahkan dalam mengembangkan aktivitasnya, MIAI juga menerbitkan majalah yang disebut “Suara MIAI”. Keberhasilan program baitulmal, semakin memperluas jangkauan perkembangan MIAI. Dana yang terkumpul dari program tersebut semata- mata untuk mengembangkan organisasi dan perjuangan di jalan Allah, bukan untuk membantu Jepang. Sejarah Indonesia 23


kunci jawaban sejarah halaman 30 kelas 12,kunci jawaban sejarah halaman 123,kunci jawaban sejarah halaman 65,kunci jawaban sejarah halaman 53,kunci jawaban sejarah kelas xi,kunci jawaban sejarah indonesia halaman 30 kelas 12,pelajaran apa yang dapat kamu peroleh dengan belajar sejarah hizbullah,soal pilihan ganda tirani matahari terbit,hikmah dari peristiwa konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologi

Mengapa Jepang tidak memberi restu MIAI membangun masjid agung dan universitas

Pertanyaan halaman 20 :

Coba perhatikan! Mengapa Jepang tidak memberi "restu " MIAI membangun masjid agung dan universitas ? Coba cari jawabanya!

Jawaban :

MIAI tidak mendapatkan restu dari Jepang karena program MIAI dinilai tidak berhubungan dengan kegiatan Jepang pada waktu itu. Beberapa program MIAI juga membuat masyarakat pintar sehingga Jepang menolak dan hanya menyetujui satu saja.

Pertanyaan halaman 30 :

Sungguh luar biasa semangat bela tanah air yang dimiliki anggota Hizbullah . Pelajaran apa yang dapat kamu peroleh dengan belajar sejarah Hizbulla tadi ?

Jawaban :

Para anggota Hizbulla memiliki tugas yang sangat berat namun dengan semua tugas itu justru membuat mereka tambah semangat dan terus berusaha. Mereka tidak pernah lelah dan bahkan semangat juangnya atau rasa nasionalisme nya selalu ada dan terus berkembang seperti anggota Hizbulla yang terus berkembang :)

Pertanyaan halaman 30 :

Mengapa Jepang memilih untuk membentuk pasukan cadangan yang begitu besar dari umat islam ? Apa alasannya ? Coba lakukan telaah tentang hal itu!

Jawaban :

Sesuai dengan apa yang telah baca pada bagian awal , Jepang lebih cenderung memilih pemuda-pemuda islam karena Jepang tahu bahwa Islam sangat anti dengan budaya barat atau hal-hal yang berbau barat. Karena umat islam yang anti dengan peradaban barat itulah membuat Jepang semangat memanfaatkan mereka.

Tags :

Related : kunci jawaban sejarah halaman 30 kelas 12

19 Sejarah Indonesia Pengurus Besar Istri Indonesia di bawah pimpinan Ma ria Ulfah Santoso. Dari kalangan pemuda terdapat sambutan dari or ganisasi Barisan Banteng dan dari pelajar terdapat sambutan dari or ganisasi Badan Perantaraan Pelajar Indonesia serta Ikatan Sport Indonesia juga bergabung ke dalam Putera. Putera pun berkembang dan bertambah kuat. Sekalipun di tingkat daerah tidak berkembang baik, namun Putera telah berhasil mempersiapkan rakyat secara mental bagi kemerdekaan Indonesia. Me lalui rapat-rapat dan media massa, pengaruh Putera semakin meluas. Perkembangan Putera akhirnya menimbulkan kekhawatiran di pihak Jepang. Oleh karena, Putera telah dimanfaatkan oleh pemimpin-pemimpin nasionalis untuk mempersiapkan ke arah kemer dekaan, tidak digunakan sebagai usaha menggerakkan massa untuk membantu Jepang, maka pada tahun 1944 Putera dinyatakan bubar oleh Jepang.

c. MIAI dan Masyumi

Berbeda dengan pemerintah Hindia Belanda yang cenderung anti terhadap umat Islam, Jepang lebih ingin bersahabat dengan umat Islam di Indonesia. Jepang sangat memerlukan kekuatan umat Islam untuk membantu melawan Sekutu. Oleh karena itu, sebuah organisasi Islam MIAI yang cukup berpengaruh yang dibekukan oleh pemerintah kolonial Belanda, mulai dihidupkan kembali oleh pemerintah pendudukan Jepang.Tepat pada tanggal 4 September 1942 MIAI diizinkan aktif kembali. Dengan demikian diharapkan MIAI segera dapat digerakkan sehingga umat Islam di Indonesia dapat dimobilisasi untuk keperluan perang. Dengan diaktifkannya kembali MIAI, maka MIAI menjadi organisasi pergerakan yang cukup penting di zaman pendudukan Jepang.MIAI menjadi tempat bersilaturakhim, menjadi wadah tempat berdialog, dan bermusyawarah untuk membahas berbagai hal yang menyangkut kehidupan umat, dan tentu saja bersinggungan dengan perjuangan. MIAI senantiasa menjadi organisasi pergerakan yang cukup diperhitungkan dalam perjuangan membangun kesatuan dan kesejahteraan umat. Semboyan yang terkenal adalah “berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah berpecah belah”.Dengan demikian pada masa pendudukan Jepang, MIAI berkembang baik.Kantor pusatnya semula di Surabaya kemudian pindah ke Jakarta. Di unduh dari : Bukupaket.com 20 Kelas XI SMAMASMKMAK Semester 2 Adapun tugas dan tujuan MIAI waktu itu adalah: a. Menempatkan umat Islam pada kedudukan yang layak dalam masya- rakat Indonesia. b. Mengharmoniskan Islam dengan tuntutan perkembangan zaman. c. Ikut membantu Jepang dalam Perang AsiaTimur Raya Untuk merealisasikan tujuan dan melaksanakan tugas itu, MIAI membuat program yang lebih menitikberatkan pada program-program yang bersifat sosio-religius.Secara khusus program-program itu akan diwujudkan melalui rencana: 1 pembangunan masjid Agung di Jakarta, 2 mendirikan universitas, dan 3 membentuk baitulmal. Dari ketiga program ini yang mendapatkan lampu hijau dari Jepang hanya program yang ketiga. » Coba perhatikan Mengapa Jepang tidak memberi “restu” MIAI membangun masjid agung dan universitas? Coba cari jawabnya MIAI terus mengembangkan diri di tengah-tengah ketidakcocokan dengan kebijakan dasar Jepang. MIAI menjadi tempat pertukaranpikiran dan pembangunan kesadaran umat agar tidak terjebak pada perangkap kebijakan Jepang yang semata-mata untuk memenangkan perang Asia Timur Raya. Pada bulan Mei 1943, MIAI berhasil membentuk Majelis Pemuda yang diketuai oleh Ir. Sofwan dan juga membentuk Majelis Keputrian yang dipimpin oleh Siti Nurjanah. Bahkan dalam mengembangkan aktivitasnya, MIAI juga menerbitkan majalah yang disebut “Suara MIAI”. Keberhasilan program baitulmal, semakin memperluas jangkauan perkembangan MIAI. Dana yang terkumpul dari program tersebut semata- mata untuk mengembangkan organisasi dan perjuangan di jalan Allah, bukan untuk membantu Jepang. Arah perkembangan MIAI ini mulai dipahami oleh Jepang. MIAI tidak memberi konstribusi terhadap Jepang. Hal tersebut tidak sesuai dengan harapan Jepang sehingga pada November 1943 MIAI dibubarkan. Sebagai penggantinya, Jepang membentuk Masyumi Majelis Syura Muslimin Indonesia. Harapan dari pembentukan majelis ini adalah agar Jepang da pat mengumpulkan dana dan dapat menggerakkan umat Islam untuk menopang kegiatan perang Asia Timur Raya. Ketua majelis ini adalah Hasyim Asy’ari dan wakil ketuanya dijabat oleh Mas Mansur dan Wahid Hasyim. Orang yang diangkat menjadi penasihat dalam Di unduh dari : Bukupaket.com 21 Sejarah Indonesia majelis ini adalah Ki Bagus Hadikusumo dan Abdul Wahab. Masyumi sebagai induk organisasi Islam, anggotanya sebagian besar dari para ulama. Dengan kata lain, para ulama dilibatkan dalam kegiatan pergerakan politik. Masyumi cepat berkembang, di setiap karesidenan ada cabang Masyumi. Oleh karena itu, Masyumi berhasil meningkatkan hasil bumi dan pengumpulan dana.Dalam perkembangannya, tampil tokoh-tokoh muda di dalam Masyumi antara lain Moh. Natsir, Harsono Cokroaminoto, dan Prawoto Mangunsasmito. Perkembangan ini telah membawa Masyumi semakin maju dan warna politiknya semakin jelas. Masyumi berkembang menjadi wadah untuk bertukar pikiran antara tokoh-tokoh Islam dan sekaligus menjadi tempat penampungan keluh kesah rakyat. Masyumi menjadi organisasi massa yang pro rakyat, sehingga me nentang keras adanya romusa. Masyumi menolak perintah Jepang dalam pembentukannya sebagai penggerak romusa. Dengan demikian Masyumi telah menjadi organisasi pejuang yang membela rakyat. Sikap tegas dan berani di kalangan tokoh-tokoh Islam itu akhirnya di hargai Jepang. Sebagai contoh, pada suatu pertemuan di Bandung, ketika pembesar Jepang memasuki ruangan, kemudian diadakan acara seikerei sikap menghormati Tenno Heika dengan membungkukkan badan sampai 90 derajat ke arah Tokyo ternyata ada tokoh yang tidak mau melakukan seikerei, yakni Abdul Karim Amrullah ayah Hamka. Akibat nya, muncul ketegangan dalam acara itu. Namun, setelah tokoh Islam itu menyatakan bahwa seikerei bertentangan dengan Islam, sebab sikapnya seperti orang Islam rukuk waktu sholat. Menurut orang Islam rukuk hanya semata-mata kepada Tuhan dan menghadap ke kiblat. Dari alasan itu, akhirnya orang- orang Islam diberi kebebasan untuk tidak melakukan seikerei.

d. Jawa Hokokai