Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi yang terdapat banyak candi dan tersebar di beberapa wilayah. Candi-candi tersebut memiliki beragam bentuk, mulai dari yang kecil sampai besar, hingga yang terdiri dari satu candi induk besar sampai candi yang memiliki banyak candi perwara. Candi yang tersebar di Jawa Tengah ini juga memiliki latar belakang agama yang berbeda. Tentu ada beberapa faktor yang dapat membedakan candi-candi tersebut. Mulai dari struktur bangunan, kisah pada relief, arca yang ada di candi tersebut, dan lain sebagainya.

Struktur bangunan pada candi Hindu dan Buddha memiliki kesamaan namun tentu terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan. Beberapa persamaan pada candi Hindu dan Buddha dapat dilihat dari beberapa ragam hias pada setiap bagian candi. Tidak ada ragam hias tertentu yang hanya ditemukan di candi Hindu saja atau candi Buddha saja. Ragam hias tersebut terdiri dari (1) pelipit candi, (2) relief hias ornamental, (3) ujung pada pipi tangga, (4) antefiks, dan (5) bahan dasar batu candi. Walau begitu, perbedaan yang dapat terlihat dengan jelas adalah stupa/amalaka pada candi tersebut. Jika di candi tersebut terdapat stupa, maka candi tersebut merupakan candi Buddha, dan jika candi tersebut terdapat ratna/amalaka, maka candi tersebut merupakan candi bernafaskan agama Hindu.

Candi Hindu dan Buddha sama-sama terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap. Terdapat perbedaan dalam penyebutan ketiga tingkatan dunia yang digambarkan pada bagian candi, yaitu kaki, tubuh dan atap. Pada candi bernafaskan agama Hindu, ketiga tingkatan itu disebut dengan istilah, Bhurloka, Bhuvarloka dan Svarloka. Pada candi yang bernafaskan agama Buddha ketiga tingkatan itu disebut dengan istilah, Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu. Ketiga istilah ini memiliki arti yang serupa, yaitu Bhurloka dan Kamadhatu yang berarti dunia manusia yang masih terikat dengan hawa nafsu. Kemudian Bhuvarloka dan Rupadhatu merupakan dunia di mana manusia mulai mensucikan diri namun masih terikat dengan rupa. Terakhir, Svarloka dan Arupadhatu yaitu tingkatan tertinggi dari perjalanan hidup manusia atau biasa juga diartikan sebagai tempat para dewa.

Selanjutnya, perbedaan yang dapat terlihat adalah pola pada kompleks percandian. Pada candi-candi Hindu, terutama Hindu-Saiva, pola yang terlihat adalah sebuah candi induk dengan tiga buah candi perwara di depannya. Pada candi induk tersebut terdapat arca-arca seperti arca Mahakala dan Nandiswara yang terletak di sebelah kanan dan kiri pintu masuk sebagai arca penjaga. Kemudian terdapat arca Durga Mahisasuramardini, yang merupakan wujud ugra dari Dewi Parwati, istri Siwa yang terletak di sisi utara candi. Arca Agastya, yaitu seorang rsi yang memiliki sebutan Siwa Mahaguru, yang terletak di sisi selatan candi. Lalu terdapat arca Ganesha, dewa dengan kepala gajah yang merupakan anak dari Siwa, yang terletak di sisi timur atau barat candi, tergantung dari arah hadap candi itu sendiri. Di dalam bilik candi terdapat arca lingga-yoni yang merupakan perwujudan dari Siwa dan Parwati, yang biasanya merupakan fokus dari ritual peribadatan di candi tersebut.
Pada candi-candi dengan latar belakang agama Buddha, memiliki pola sebuah candi induk dengan banyak candi perwara di sekelilingnya. Pada candi-candi Buddha biasanya terdapat sebuah relung yang dapat melihat ke dalam bilik candi tersebut. Arca-arca pada candi Buddha tidak menentu, namun pasti merupakan arca dari dewa-dewa Buddha. Seperti dewa-dewa Pantheon, yaitu Amogasiddhi, Aksobhya, Ratnasambava, Amitabha dan Vairocana, serta emanasi-emanasi mereka, seperti Avalokitesvara, Manjusri, Amogapasha, dan lain sebagainya.

Perbedaan terakhir adalah relief-relief cerita yang ada di sekeliling candi. Bila relief tersebut menceritakan kisah-kisah Hindu, seperti Garudeya, Ramayana, Mahabharata, Tantrikamandaka dan lain sebagainya, maka dapat dipastikan candi tersebut merupakan candi Hindu. Sebaliknya, bila relief yang ada menceritakan kisah-kisah Buddha, seperti Jataka, Lalitavistara, dan lain-lain, maka dapat dipastikan candi tersebut merupakan candi Buddha.
Candi Hindu dan Buddha sekilas mungkin memang terlihat sama, namun ada perbedaan-perbedaan yang dapat dilihat dengan mudah untuk membedakan candi Hindu atau Buddha. Candi Hindu biasa menyebut tingkatan kehidupan yang digambarkan pada bagian candi dengan sebutan Bhurloka, Bhuvarloka dan Svarloka. Pada candi Buddha menyebut tingkatan kehidupan dengan sebutan Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu. Perbedaan fisik yang paling jelas dapat terlihat pada stupa untuk candi Buddha dan ratna/amalaka untuk candi Hindu. Perbedaan lainnya dapat dilihat dari pola percandian, jumlah candi perwara, arca yang terdapat pada candi dan kisah pada relief cerita yang terpahatkan pada candi.

Tulisan dan Foto : Desfira Ramadhania Rousthesa (Mahasiswa Magang Sarjana Arkeologi UI)

Candi Hindu Buda Yang Terkenal di Indonesia – Apakah Grameds pernah  berwisata atau berkunjung ke candi Hindu Budha di Indonesia? Tepat sekali, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan cagar budaya berupa candi karena Indonesia memiliki banyak destinasi wisata candi yang menakjubkan. Bahkan cagar budaya candi kita juga menjadi warisan dunia. Kita tentu wajib bangga dan memiliki kesadaran untuk menjaga budaya kita ini.

Candi Hindu Budha di Indonesia menjadi bukti sejarah bahwa bangsa kita dahulu sudah memiliki peradaban yang maju. Sebagai generasi bangsa kita wajib mengenal sejarah sebagai upaya kita menjaga budaya Indonesia.

Mengenal candi-candi mungkin sudah kita peroleh dari bangku sekolah dasar. Itu artinya kita memang harus mengenal sejarah sedini mungkin nilai-nilai budaya dalam sejarah bangsa kita tidak luntur pada generasi muda. Berikut ini sejarah, ciri-ciri, dan daftar candi Hindu Budha di Indonesia yang perlu Gramedia ketahui.

Sejarah Candi Hindu Budha di Indonesia

Masuknya kepercayaan Hindu Budha di Indonesia pasti meninggalkan pengaruh dalam kebiasaan atau perilaku masyarakat Indonesia. Apalagi kejayaan dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu Budha yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara akan menciptakan peradaban tersendiri.

Peninggalan dari sejarah kejayaan kerajaan tersebut adalah berupa kuil, candi, prasasti, kitab, arca, dan sebagainya. Saat ini peninggalan-peninggalan tersebut sudah dilestarikan menjadi tempat wisata untuk masyarakat.

Salah satu peninggalan yang paling menakjubkan dan populer adalah candi. Candi adalah bangunan kuno yang terbuat dari batu yang biasanya digunakan sebagai tempat pemakaman raja-raja, pendeta-pendeta Hindu Budha, dan  tempat pemujaan di zaman dulu.

Nama Candi tersebut berasal dari nama Dewi Durga (dewi maut) Candika. Dari makna istilah itulah candi digunakan untuk memuliakan raja yang sudah meninggal. Di dalam candi tersebut bukan jasad atau abu jenazah sang raja melainkan barang-barang seperti logam, batu-batuan dan sesaji.

Candi-candi di Indonesia erat kaitannya dengan alam pikiran dan susunan budaya masyarakatnya. Ada candi yang dibangun sendiri, apa pula yang berkelompok yang kemudian bangunan juga menandai adanya perkembangan ukir.

Hal tersebut dapat terlihat pada ukuran atau pahatan pada dinding-dinding candi Hindu dan Budha. Pahatan tersebut menggambarkan makna-makna tertentu dari makhluk ajaib, tumbuhan, daun-daunan, sulur-sulur, bunga teratai, dan sebagainya.

Jejak yang luar biasa dari keberadaan Budha di Indonesia adalah candi Borobudur yang menjadi candi Budha terbesar di dunia. Sementara Roro Jonggrang yang ada di abad ke-9 menjadi bukti besar dari relief religius Hindu.  Relief pada beberapa candi budha dan hindu juga menggambarkan makhluk spiritual mitos pada kepercayaan Hindu Budha seperti dewa, asura, bodhisattva, dan sebagainya.

Ciri-ciri Candi Hindu Budha di Indonesia

1. Ciri-ciri Candi Hindu

  • Pintu masuk candi Hindu biasa terdapat kepala kala yang dilengkapi dengan rahang bawah
  • Candi-candi Hindu cenderung lebih ramping
  • Candi Hindu biasanya berbentuk kelompok beberapa candi dan candi utama berada di belakang candi perwara seperti Candi Prambanan.
  • Candi Hindu biasanya memiliki arca dewi trimurti
  • Pada puncak Candi Hindu terdapat bentuk ratna
  • Candi Hindu memiliki 3 struktur bagunan, yakni Bhurloka, Bhuvarloka, dan Svarloka
  • Candi Hindu biasanya merupakan tempat pemakaman raja dan tempat penyembahan kepada dewa-dewa

2. Ciri-Ciri Candi Budha

  • Candi Budha biasa digunakan sebagai tempat pemujaan
  • Candi Budha memiliki 3 struktur bangunan, yakni kamadatu, rupadatu, dan arupadatu
  • Pada puncak candi Budha memiliki stupa
  • Candi Budha pasti memiliki patung budha
  • Candi Budha biasanya memiliki candi utama yang dikelilingi oleh candi-candi di sekitarnya seperti candi Borobudur
  • Candi Budha memiliki relief yang mengisahkan cerita sendiri
  • Candi Budha memiliki bentuk bangunan yang cenderung tambun
  • Pintu candi Budha biasanya memiliki kepala kala yang mulutnya menganga tanpa rahang bawah dengan makara ganda di masing-masing sisi pintu candi tersebut

DAFTAR CANDI HINDU BUDHA YANG TERKENAL DI INDONESIA

1. Candi Borobudur

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?
Candi Borobudur adalah candi budha yang berada di Magelang, Jawa Tengah yang memiliki bentuk stupa yang didirikan oleh para penganut Budha Mahayana. Borobudur diperkirakan dibuat sekitar tahun 800 an Masehi di masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Susunan bangunan candi Borobudur terdiri dari enam teras bujur sangkar tiga pelataran melingkar di atasnya.

Pada dinding candi Borobudur ada 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha. Bangunan candi ini dimahkotai stupa utama terbesar yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh tiga barisan melingkar berjumlah 72 stupa. Candi utama dikelilingi oleh candi-candi kecil berisi arca buddha yang tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra Dharmachakra mudra.

Borobudur merupakan model alam semesta yang dibangun untuk tempat suci yang memuliakan Buddha. Selain itu candi ini juga digunakan sebagai tempat ziarah untuk umat manusia sesuai dengan ajaran Buddha yang mengalihkan alam nafsu duniawi manusia menuju pencerahan dan kebijaksanaan. Peziarah biasanya akan masuk candi dari sisi timur dan memulai ritualnya dengan cara berjalan melingkari candi searah jarum jam.

Peziarah kemudian akan terus naik ke undakan berikutnya melewati tiga bagian atau tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha yang memiliki makna, yakni kamadhatu, Rupadhatu, dan arupadhatu.

Selama ritual, peziarah akan melihat kurang lebih 1.460 panel relief yang terukir di dinding dan pagar candi Borobudur. Berikut ini rekomendasi buku Gramedia yang bisa Grameds baca untuk mengetahui apa-apa saja yang ada di sekitar candi Borobudur.

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Explore Borobudur: 100 Destinasi Instagramable Di Sekitar Candi Borobudur

2. Candi Prambanan

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?
Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu yang berada di desa prambanan, antara perbatasan Jawa Tengan dan Yogyakarta. Candi ini diperkirakan telah dibangun sejak abad ke-9 masehi dimana bangunan ini dipersembahkan untuk keberadaan Trimurti, yakni Brahmana, Wisnu, dan Siwa.

Candi Prambanan sebenarnya memiliki nama asli Siwagrha yang dalam bahasa Sanskerta yang bermakna ‘Rumah Siwa’ berdasarkan prasasti Siwagrha. Terdapat arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter di ruang utama (garbagriha) candi ini yang memperlihatkan bahwa di candi Prambanan ini dewa Siwa lebih diutamakan.

Selain jadi salah satu  keajaiban dunia berdasarkan Situs Warisan Dunia UNESCO, candi ini juga jadi candi di Asia Tenggara yang terindah. Arsitektur candi Prambanan memiliki bangunan yang tinggi dan ramping seperti arsitektur Hindu lainnya. Candi utama berupa candi Siwa sebagai dengan tinggi  47 meter di tengah-tengah kompleks candi yang lebih kecil lainnya.

Candi Prambanan diperkirakan ada pada tahun 850 masehi berdasarkan  prasasti Siwagrha. Kemudian candi ini terus berkembang di  masa kerajaan Medang Mataram saat pemerintahan Balitung Maha Sambu.

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Photo by istockphoto on tirto.id

Candi Dieng adalah candi warisan Mahakarya Abad ke 7 Dari Dinasti Sanjaya yang berada  di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Sebelumnya ada sekitar 400 candi yang pernah ada di komplek candi ini. Itulah sebabnya daerah Dieng tempat kumpulan Candi ini disebut juga sebagai Kompleks Candi Hindu Jawa.

Bukti Prasasti yang ditemukan di sana menunjukkan kompleks candi ini sudah ada sejak abad ke- 8 dan 9 masehi sebagai. Kompleks candi dibangun sebagai perwujudan dari masyarakat atas kebaktian kepada Dewa Siwa dan Sati Siwa atau sang istri Siwa.

Dari 21 Bangunan di komplek Candi Dieng kemudian dibagi menjadi 5 Kelompok. 4 Kelompok bangunan candi berupa ceremonial site atau tempat pemujaan sebagai berikut:

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

  • Kelompok Candi Arjuna (pandawa 5)
  • Kelompok Candi Gatotkaca
  • Kelompok Candi Bhima
  • Kelompok Candi Dwarawati/Parikesit.
  • Kelompok Candi Magersari.

Selanjutnya Kelompok Kelima adalah bangunan untuk tempat tinggal atau settlement site yang saat ini hanya terlihat sisa-sisa puing-puingnya saja di sekitar komplek candi Arjuna. Sedang dalam proses pelestarian, baru-baru ini juga ditemukan komplek candi yang lain, yakni Candi Setyaki.

4. Candi Gedong Songo

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Photo by Muhammad Irzal Adiakurnia on KOMPAS.COM

Candi Gedong Songo merupakan cagar budaya peninggalan candi dari ajaran Hindu di Indonesia yang terletak di desa Candi, Bandungan, Kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah.

Candi ini berada di lereng Gunung Ungaran dengan sembilan buah candi yang berada di tempat yang berbeda-beda dengan jarak yang lumayan jauh.

Raffles adalah penemu Candi Gedong Songo pertama kali pada tahun 1804 dan menjadi peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 atau sekitar tahun 927 masehi.

Candi ini hampir sama dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Letak candi ini berada di ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut. Jadi suhu udara di kompleks ini cukup dingin, berkisar antara 19 hingga 27 °C.

9 candi Gedong Songo yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang menakjubkan.  Di obyek wisata ini juga ada pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, wisata berkuda, dan beberapa fasilitas lainnya.

5. Candi Penataran

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Photo on kumparan.com

Candi Penataran  adalah bangunan candi peninggalan ajaran Hindu Siwaistis yang berada di Desa Penataran, Nglegok, Blitar, provinsi Jawa Timur. Candi ini menjadi candi termegah dan terluas di Jawa Timur yang berada di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut lereng barat daya Gunung Kelud, tepatnya di sebelah utara Blitar.

Candi Penataran sudah ada di masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri pada tahun 1200 Masehi berdasarkan pada peninggalan prasasti candi ini. Setelah itu Candi ini digunakan hingga masa kekuasaan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit pada tahun 1415.

Isi kitab Desawarnana atau biasa juga disebut kitab Negarakertagama yang ditulis pada tahun 1365 menyebutkan bahwa Candi Penataran merupakan bangunan suci atau “Palah”. Artinya adalah bahwa candi tersebut dahulu sempat dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan berkeliling di Jawa Timur.

6. Candi Plaosan

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?
Candi Plaosan adalah  salah satu kompleks Candi Buddha di Indonesia yang berjarak kurang lebih 1,5 km dari kompleks candi Prambanan. Komplek Plaosan terbagi menjadi dua, yakni candi Plaosan Lor berada di Utara dan Candi Plaosan Kidul berada di Selatan. Kompleks Candi ini memiliki pahatan yang sangat halus dan rinci seperti pahatan yang ada di Candi Borobudur.

Candi Plaosan ini dibuat saat Rakai Pikatan memutuskan untuk menikah dengan Pramodhawardhani. Hubungan percintaan Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani menimbulkan banyak kecaman dan penolakan karena berbeda agama.

Pada saat itu Rakai Pikatan menganut agama Hindu karena berasal dari Dinasti Sanjaya, sedangkan Pramodhawardani menganut agama Budha karena berasal dari Dinasti Syailendra.

Candi ini kemudian dibuat Rakai Pikatan sebagai lambang rasa cinta-nya kepada sang istri dan Candi ini juga menjadi tanda bahwa Ia memberikan kebebasan kepada sang istri untuk menganut agama yang berbeda.

7. Candi Sewu

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Photo by pakettourdijogja.com

Kompleks Candi Sewu merupakan bangunan candi yang berdiri di abad ke-8 yang berada di sebelah utara Candi Prambanan. Perlu Grameds ketahui bahwa di Jawa Tengah, Candi Sewu merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur.

Bangunan candi ini diperkirakan sudah berusia lebih tua daripada Candi Prambanan. Sebenarnya candi yang ada di kompleks candi ini berjumlah 249 candi, namun oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan “Sewu” yang berarti seribu dalam bahasa Jawa karena jumlahnya yang banyak.

Penamaan Candi Sewu ini berdasarkan kisah legenda dari Roro Jonggrang yang meminta dibuatkan 1000 candi dalam semalam. Alamat lengkap kompleks Candi Sewu adalah berada di Desa Bugisan Bener, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Berikut ini rekomendasi buku yang bisa Grameds baca untuk mempelajari sejarah lengkap dari Candi Sewu:

Kategori : Ilmu Sosial

Buku : Candi Sewu (2018)

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Candi Sewu

8. Candi Kalasan

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?
Candi Kalasan adalah salah satu Candi Peninggalan Budha yang berada di Desa Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini terletak di 16 km ke arah timur dari Kota Yogyakarta. Hampir serupa seperti candi budha lainnya di Indonesia, candi Kalasan juga memiliki ciri khas, terutama kesamaan pada candi-candi yang berada di Jawa Tengah atau pun Yogyakarta.

Prasasti Kalasan menjadi bukti Sejarah dari pembangunan Candi ini yang sebelumnya ditemukan tidak jauh dari ditemukannya lokasi candi. Prasasti Kalasan ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf pranagari bertahun 700 Saka atau sekitar 778 Masehi. Dalam prasasti tersebut, pembangunan Candi Kalasan bermula dari nasehat para pemuka agama di zaman wangsa Syailendra yang memerintah untuk membuat tempat suci.

Nah, itulah penjelasan tentang sejarah, ciri, dan daftar candi Hindu Budha di Indonesia yang perlu teman-teman Grameds ketahui. Apakah ada candi yang pernah Grameds kunjungi? Setiap peninggalan candi di atas memiliki sejarah dan makna budaya sendiri-sendiri.

Dengan cara mengenal dan mengamati perbedaan antara candi Hindu dan Budha kita sudah banyak belajar betapa menakjubkannya kekayaan budaya bangsa kita. Selain itu sejarah tersebut dapat memberikan kita makna pelajaran hidup yang berhrga bahwa suatu bangsa itu bisa besar karena sejarah dan perkembangan peradabannya.

Apabila Grameds tertarik mempelajari lebih jauh tentang sejarah bangunan candi Hindu Budha Indonesia, Gramedia punya koleksi buku yang beragam berkaitan candi dan sejarah hindu Budha.

Grameds bahkan tidak hanya bisa belajar candi Hindu Budha dari sejarahnya saja namun lebih luas kaitannya dengan bidang lain. Misalnya arsitektur bangunan dan makna dari seni dan desain candi yang menakjubkan. Berikut ini buku yang recommended Grameds baca untuk mempelajari tentang candi Hindu Budha di Indonesia. Selamat belajar. #SahabatTanpabatas.

Baca juga artikel terkait “Candi Hindu Budha di Indonesia” :

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Kertanegara & Misteri Candi Jawi

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Mengapa di agama Buddha dan Hindu candi merupakan bangunan utama yang paling banyak didirikan?