Mengapa bahasa Indonesia menyerap bahasa asing berikan alasannya serta berikan contohnya

Kosa kata yang terdapat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) banyak juga yang menyerap dari bahasa asing, salah satunya dikarenakan kemajuan teknologi yang pesat dari luar negeri sehingga membuat masyarakat di Indonesia menggunakan bahasa asing. Begitu juga adanya kosa kata bahasa asing, jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia masih kurang akrab
Karena kata serapankata serapan Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (baik itu bahasa daerah maupun bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosakata. https://id.wikipedia.org › wiki › Kata_serapan_dalam_bahasa_ dari bahasa asing merupakan bagian dari perkembangan Bahasa Indonesia itu sendiri. Selain itu, dengan adanya kata serapan dari bahasa asing maka akan dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya.

Mengapa bahasa Indonesia banyak menyerap dari bahasa Sanskerta?

Bahasa Indonesia juga banyak menyerap dari bahasa Sanskerta yang notabene juga merupakan sebuah bahasa mati. Kata-kata Latin dalam bahasa Indonesia banyak yang diserap melalui bahasa Belanda. Banyak pula yang diserap dari ilmu pengetahuan. Sebab bahasa Latin merupakan bahasa ilmiah di Eropa sampai mungkin abad ke-18.

Apakah bahasa Indonesia menyerap banyak kosakata asing?

Bahasa Indonesia menyerap semakin banyak kosakata asing. Kemajuan teknologi informasi mempercepat penyerapan itu beberapa tahun belakangan. Saat bersamaan, sebagian bahasa daerah kehilangan penutur.

Apakah bahasa Indonesia menyerap dari bahasa daerah?

Bahasa Indonesia telah menyerap dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Beberapa contoh kata serapan yang berasal dari negara asing seperti bahasa Sansekerta, Arab, Belanda, China, Hindi, Inggris, dan masih banyak lagi. Sedangkan kata serapan yang berasal dari bahasa daerah di antaranya Jawa, Sunda, Minang, dan lainnya.

Bagaimana proses penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia?

Proses penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat di bawah ini terpenuhi, yaitu: Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.

Mengapa bahasa Indonesia tidak mengambil serapan dari bahasa daerah melainkan banyak mengambil serapan dari bahasa asing?

Karena rata2 bahasa asing lebih lumrah dan lebih enak didengar dibanding serapan dari bahasa daerah. Dan terlebih kesannya serapan bahasa daerah jauh lebih kasar dibanding bahasa asing. Apalagi dari segi professional, kesannya bahasa asing jauh lebih professional dibanding bahasa daerah.

Faktor apa saja yang menyebabkan banyaknya kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia brainly?

Mengapa bahasa indonesia banyak menyerap bahasa asing

  • Ada kontak bahasa melalui pemakainya.
  • Bunyi bahasa dan kosakata merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka/mudah menerima pengaruh.
  • Adanya kebutuhan dan kemampuan seseorang yang kurang memahami bahasa sendiri.
  • You might be interested:  Mengapa Harus Menaati Tata Tertib Sekolah?

    Bagaimana proses penyerapan bahasa asing ke bahasa Indonesia?

    Kata-kata serapan itu masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui empat cara yang lazim ditempuh, yaitu adopsi, adaptasi, penerjemahan, dan kreasi. Cara adopsi terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing yang diserap secara keseluruhan.

    Apa pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia brainly?

    Pengaruh positif bahasa asing terhadap bahasa Indonesia adalah Menambah khasanah perbendaharaan bahasa Indonesia itu sendiri dengan adanya kata serapan. Dengan ini bahasa Indonesia bisa semakin berkembang karena adanya tuntutan jaman.

    Mengapa dalam bahasa Indonesia banyak kata serapan yang memiliki makna sama dengan kata lainnya?

    Kemungkinan terjadi karena kata serapan tersebut terlanjur sering digunakan masyarakat di indonesia Sehingga akhirnya masuk ke dalam bahasa kita kategori kata serapan. Semula Dijawab: Mengapa ada kata-kata asing yang diserap padahal ada padanannya dalam bahasa Indonesia?

    Apakah bahasa serapan dari bahasa asing dapat menjadi bahasa baku?

    Kata serapan pun bisa menjadi kata baku dalam bahasa Indonesia karena kontak budaya dengan bangsa yang berbahasa lain.

    Apa saja yang mempengaruhi perubahan bahasa?

    Perubahan bahasa dapat terjadi juga karenakan beberapa faktor seperti umur, jenis klamin, pekerjaan, dan kepantasan berbicara. Semakin dewasa seseorang maka konstruksi tindak tuturnya juga akan berubah.

    Apa dampak positif dari penyerapan bahasa asing menjadi bahasa Indonesia?

    Dampak positif itu berupa kemudahan dalam berkomunikasi antarsesama karena timbulnya suatu keadaan di mana kosakata bahasa asing dirasa lebih mudah dimengerti dan digunakan dalam komunikasi dibandingkan dengan padanan dalam bahasa Indonesianya.

    Apa dampak negatif dari penyerapan bahasa asing?

    Contoh-contoh dampak negative masuknya bahasa asing selain diatas antara lain: 1. Anak-anak mulai mengentengkan/menggampangkan untuk belajar bahasa Indonesia. 2. Rakyat Indonesia semakinlama kelamaan akan lupa kalau bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan.

    You might be interested:  Mengapa Harus Belajar Kewarganegaraan?

    Bagaimana kata serapan dalam bahasa Indonesia?

    Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (baik itu bahasa daerah maupun bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosakata.

    Apa saja bahasa yang diserap menjadi bahasa Indonesia?

    Lima Bahasa Asing yang Kosakatanya Diserap Menjadi Kosakata Indonesia

    1. Bahasa Sanskerta. Ilustrasi bahasa Sanskerta | h0rde iStock Photo.
    2. 2. Bahasa Arab. Ilustrasi bahasa Arab | Rodnae Production Pexels.com.
    3. 3. Bahasa Portugis. Ilustrasi bahasa Portugis | @souomau Unsplash.
    4. 4. Bahasa Belanda.
    5. Bahasa Inggris.

    Bagaimana teknis penulisan kata serapan?

    Kaidah-kaidah Penulisan Kata Serapan

  • Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia.
  • Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
  • Serapan dari bahasa Arab.
  • ‘Ain pada awal suku kata menjadi a, i, u,
  • Bagaimana sikap dan tindakan kita dalam menghadapi pengaruh bahasa daerah dan bhs asing terhadap perkembangan bhs Indonesia?

    Jawab ; Sikap & Tindakan Kita terhadap pengaruh Bahasa daerah dan Bahasa Asing Adalah, Mau Menghargai Bahasa-bahasa tersebut, dan Mau Ikut Mempelajari nya, untuk dapat menambah Wawasan.

    Apa Pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia?

    Berikut beberapa pengaruh atau dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia. Dampak positifnya adalah: bahasa Indonesia memiliki banyak kosa kata, sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia, sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah, dan menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.

    Apa pengaruhnya kemajuan teknologi terhadap bahasa Indonesia?

    Dengan adanya teknologi, warga Indonesia bisa mengenalkan bahasa Indonesianya melalui sosial media seperti facebook, twitter, instagram, dan sebagainya sehingga, sosial media ini dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar sesama warga Indonesia bahkan warga asing juga mampu untuk mengetahui dan mempelajari bahasa

    Diringkas oleh: Santi T.

    Proses Penyerapan Bahasa Asing ke dalam Bahasa Indonesia

    Proses penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat di bawah ini terpenuhi, yaitu:

    1. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya.
    2. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
    3. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya.

    Kata serapan masuk ke dalam bahasa Indonesia dengan empat cara:

    1. Adopsi
      Pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan. Contoh: supermarket, plaza, mall.
    2. Adaptasi
      Pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Contoh: "Pluralization" menjadi "pluralisasi".
    3. Penerjemahan
      Pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, lalu kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Contohnya: "Try out" menjadi "uji coba".
    4. KreasiPemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, tetapi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti cara penerjemahan.

      Misal, kata dalam bahasa aslinya ditulis dalam dua atau tiga kata, sedangkan dalam bahasa Indonesianya hanya ditulis satu kata. Contoh: "Spare parts" menjadi "suku cadang".

    Kata Serapan sebagai Bagian Perkembangan Bahasa Indonesia

    Kata serapan lumrah terjadi antarbahasa. Proses serap-menyerap kata terjadi setiap kali ada kontak bahasa melalui pemakainya. Bunyi bahasa dan kosakata merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka/mudah menerima pengaruh sehingga dalam kontak bahasa proses serap-menyerap unsur asing akan terjadi. Hal ini terjadi bisa dikarenakan adanya kebutuhan dan kemampuan seseorang yang kurang memahami bahasa sendiri. Dalam proses penyerapan bahasa, pasti akan timbul perubahan-perubahan. Sebab, tidak ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh. Proses penyerapan terjadi dengan beberapa penyesuaian, baik dalam ejaan antarbahasa maupun ucapan.

    Dalam hal kosakata, bahasa Indonesia telah banyak menyerap unsur-unsur asing. Beberapa kosakata bahasa Indonesia juga dipengaruhi oleh bahasa asing, seperti bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Sanskerta. Unsur-unsur bahasa asing ini masuk ke Indonesia ketika bangsa Indonesia mengalami kontak budaya dengan bangsa asing. Unsur-unsur asing telah menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya perkembangan bahasa ini, maka muncullah masalah-masalah kebahasaan. Misalnya, adanya kosakata yang diserap secara utuh dan dengan penyesuaian-penyesuaian, yang ternyata tidak lepas dari permasalahan analogi dan anomali bahasa.

    Perspektif Analogi dan Anomali Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia

    1. Perspektif Analogi

    Analogi adalah keteraturan bahasa. Satuan bahasa dikatakan analogis bila satuan tersebut sesuai dengan konvensi-konvensi yang berlaku. Perubahan/penyesuaian yang terjadi dalam kata serapan dapat diketahui dengan membandingkan kata-kata sebelum masuk ke dalam bahasa Indonesia dan setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, kata serapan yang dikaitkan dengan analogi bahasa dilakukan dengan membandingkan unsur-unsur intern bahasa penerima pengaruh itu sendiri. Artinya, untuk mengetahui bahwa kata tersebut benar-benar kata serapan, maka perlu dilihat aslinya tanpa harus mengetahui proses perubahan/penyesuaian. Hal yang perlu diingat adalah bagaimana keadaan kata tersebut setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia -- sistem fonologi, sistem ejaan, dan struktur bahasa.

    1.1 Analogi dalam Sistem Fonologi

    Banyak kata serapan yang sesuai dengan sistem dalam bahasa Indonesia, baik melalui proses penyesuaian atau tanpa proses penyesuaian. Contoh:Aksi - action (Inggris)

    Derajat - darrajat (Arab)

    Jika dikaitkan dengan kenyataan historis, fonem /kh/ dan /sy/ diakui sebagai fonem lazim dalam sistem fonologi bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:15). Namun, bila diselidiki lebih teliti secara historis, kedua fonem ini bukan fonem asli Indonesia. Semua kata yang menggunakan fonem /kh/ dan /sy/ masih bisa dilacak aslinya berasal dari bahasa Arab.

    Jika fonem /kh/ dan /sy/ bukan asli Indonesia, maka pada awal munculnya dalam bahasa Indonesia bisa dianggap sebagai gejala penyimpangan/anomalis. Namun, setelah berlangsung lama, disertai frekuensi penggunaannya yang tinggi, maka dianggap sebagai gejala yang analogis. Fonem-fonem lain yang merupakan fonem serapan adalah /f/, /q/, /v/, dan /x/.

    1.2 Analogi dalam Sistem Ejaan

    Sistem ejaan berhubungan dengan pembakuan. Pembakuan didasarkan pada Ejaan Yang Disempurnakan. Ada pembahasan khusus tentang penulisan unsur serapan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:38). Menurut taraf integrasinya, unsur pinjaman ke dalam bahasa lndonesia dibagi menjadi (1) unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Contoh: reshuffle. (2) Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia -- merupakan analogi bahasa. Contoh: Sentral - central.

    2. Perspektif Anomali

    Anomali adalah penyimpangan/ketidakteraturan bahasa. Satuan bahasa dikatakan anomalis bila tidak sesuai/menyimpang dengan konvensi-konvensi yang berlaku. Untuk menentukan anomali bahasa pada kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia, kita bisa menggunakan cara memperbandingkan unsur intern dari bahasa penerima pengaruh, suatu kata yang tampak sebagai kata serapan dibandingkan atau dilihat dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Apabila kata tersebut tidak memiliki kesesuaian dengan kaidah yang berlaku, maka kata tersebut termasuk anomalis. Kata-kata yang anomalis bisa dalam bentuk fonologi, ejaan, ataupun struktur.

    2.1 Anomali dalam Sistem Fonologi

    Munculnya anomali dalam fonologi terjadi karena adanya kata asing yang diserap secara utuh ke dalam bahasa Indonesia, tanpa mengalami perubahan penulisan dan bisa dibaca seperti aslinya. Contoh: Export asalnya export; Exodus asalnya exodus.

    2.2 Anomali dalam Sistem Ejaan

    Semua kata asing yang secara utuh diserap ke dalam bahasa Indonesia, tanpa melalui penyesuaian dengan kaidah di dalam penulisan. Contoh: Bank - bank (Inggris); jum'at - jum'at (Arab).

    Selain itu, terdapat pula kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan ditulis sebagaimana aslinya. Jika termasuk dalam gejala anomalis, kata-kata tersebut tidak menyimpang dari kaidah dalam bahasa Indonesia. Contoh: era - era (Inggris); formal - formal (Inggris).

    2.3 Anomali dalam Struktur

    Struktur yang dimaksud adalah struktur kata. Kata bisa terdiri dari satu morfem, bisa juga tersusun dari dua morfem atau lebih.

    Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia bisa terdiri dari satu morfem, dua morfem atau lebih. Misalnya: federalisme - federalism (Inggris); bilingual - bilingual (Inggris); eksploitasi - exploitation (Inggris).

    Proses penyerapan untuk kata-kata tersebut dilakukan secara utuh sebagai satu satuan. Contohnya, kata "Federalisme" tidak diserap secara terpisah yaitu "Federal" dan "isme".

    Kata serapan dari bahasa Inggris yang memiliki akhiran "tion", diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi berakhiran "si" karena mengalami penyesuaian. Ternyata hal ini memunculkan masalah kebahasaan, yaitu munculnya akhiran "sasi" yang melekat pada kata-kata yang tidak berasal dari bahasa Inggris, seperti: islamisasi - islam + sasi; kristenisasi - kristen + sasi

    Dalam linguistik, proses pembentukan ini disebut "anologi". Istilah anologis wajar digunakan karena menggunakan bentuk yang sesuai dengan bentuk yang telah ada. Maksudnya, penggunaan struktur neonisasi didasarkan pada kata "mekanisasi" dan sejenisnya yang telah ada.

    Akhiran "sasi" dalam bahasa Indonesia termasuk gejala anomali bahasa. Mengapa? Karena jika kita bandingkan dengan kaidah gramatikal, khususnya berkaitan dengan struktur morfologi kata, akhiran (sasi) di dalam bahasa Indonesia tidak ada. Hal ini berpotensi memunculkan permasalahan baru, yaitu masalah pengakuan dari para pakar yang memiliki legalitas di dalam bahasa. Akhiran (sasi) merupakan gejala anomali apabila akhiran "sasi" dianggap tidak resmi dalam bahasa Indonesia. Namun, jika akhiran "sasi" bisa diterima sebagai akhiran dalam bahasa Indonesia, maka ada perubahan dari anomali menjadi anologi. Proses penyerapan seperti ini juga terjadi pada bahasa Arab. Contoh: insani - insani; duniawi - dunyawi.

    Diringkas dari: