Selasa, 12 Desember 2017 | 15:00 WIB
Semua benda yang kita gunakan atau produk yang kita konsumsi memberikan dampak bagi planet kita. Sejumlah besar sumber daya alam dan energi dihabiskan selama proses produksi, dan sampah sisa konsumsi kita bagaimanapun caranya harus terserap. Prinsip Reduce, Reuse, Recycle atau 3R, merupakan strategi sederhana yang dapat kita terapkan secara mandiri untuk membatasi dampaknya terhadap planet ini. Inilah 10 alasan mengapa kita harus menerapkan prinsip 3R: Melestarikan Sumber Daya Alam Sumber daya alam planet Bumi sangat terbatas. Dengan menerapkan prinsip 3R, kita bisa mengurangi penggunaan sumber daya alam secara drastis. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), mendaur ulang 1 ton kertas setara dengan menghemat 17 pohon dan 7.000 galon air. (Baca juga: Mendaur Ulang Sampah Menjadi Makanan) Melestarikan Ruang Alam Pertambangan sumber daya alam dan pertanian skala besar sering merugikan ruang alam. Mengurangi permintaan untuk sumber daya ini dapat membantu melestarikan ruang alam tersebut. Menghemat Energi Pertambangan dan pemurnian mineral dan sumber daya alam lainnya untuk pembuatan barang-barang konsumsi merupakan proses yang memerlukan banyak sekali energi. Membatasi jumlah penggunaan energi untuk proses produksi dapat menghemat sejumlah besar sumber daya energi planet kita. Menurut Departemen Sumber Daya Alam (DNR) Ohio , untuk membuat aluminium dari bijih bauksit membutuhkan energi 20 kali lebih banyak daripada menggunakan bahan daur ulang. (Baca juga: Mengurai Rumitnya Pemborosan Konsumsi Energi) Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Sejumlah besar energi yang digunakan selama proses penambangan, pemurnian dan manufaktur berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Mendaur ulang setengah dari sampah rumah tangga kita yang bisa didaur ulang dapat menghemat 2.400 pon karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfer. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang paling berpengaruh terhadap perubahan iklim. (Baca: Indonesia Berpotensi Menjadi Kontributor Terbesar Emisi Gas Rumah Kaca) Page 2Selasa, 12 Desember 2017 | 15:00 WIB
Mengurangi Polusi Jumlah besar limbah yang berhubungan dengan konsumsi kita pasti menyebabkan polusi udara, tanah dan air. Misalnya,oli bekas tidak semestinya dibuang begitu saja karena dapat mencemari tanah dan air tawar. EPA memperkirakan sekitar setiap tahun, ada 200 juta galon oli bekas dibuang dengan cara yang keliru. Mengurangi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sebagian besar sampah yang kita buang berakhir di TPA. Seringkali sampah-sampah ini tidak dapat terurai secara alami dan membutuhkan waktu berabad-abad hingga akhirnya bisa terurai. Plastik, misalnya, membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk terurai. Tempat pembuangan sampah mengambil ruang berharga di planet ini serta merupakan sumber polusi udara, tanah dan air. Menciptakan Lapangan Pekerjaan Industri yang dikembangkan untuk mendaur ulang barang dapat menjadi lapangan pekerjaan. Di Ohio hampir 100.000 lapangan pekerjaan tercipta pada tahun 2.000 karena adanya daur ulang sampah, menurut data DNR Ohio. Daur ulang menciptakan lapangan pekerjaan lima kali lebih banyak dibandingkan manajemen TPA. (Baca: Jadikan Sampah Tambang Uang, Bukan Beban) Merangsang Diciptakannya Teknologi Baru Dengan meningkatnya tekanan sosial untuk menerapkan lebih praktik ramah lingkungan, perusahaan dipaksa untuk menemukan teknologi inovatif untuk menggabungkan bahan daur ulang ke dalam produk mereka. Teknologi baru ini pada akhirnya baik untuk planet kita. (Baca juga: Seabin, Ember Jenius Penghisap Sampah dan Minyak di Lautan) Menghemat Uang Belilah barang-barang yang benar-benar Anda butuhkan dan gunakan kembali barang-barang yang masih bisa dipakai untuk menghemat uang. Di banyak negara bagian Amerika, tarif yang dikenakan untuk membuang limbah bahkan lebih mahal daripada untuk mendaur ulangnya. Menciptakan Masa Depan yang Berkelanjutan Planet kita memiliki jumlah SDA dan kapasitas pengolahan sampah yang terbatas. Dengan 3R, kita tidak hanya mengurangi dampak jangka pendek terhadap planet, tetapi kita telah menerapkan praktek-praktek yang berkelanjutan untuk generasi mendatang. Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi. Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Sering kali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosesor komputer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri. Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang aluminium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi aluminium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik. Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya di antaranya adalah: Bahan bangunanMaterial bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata. BateraiBanyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang. Barang ElektronikBarang elektronik yang populer seperti komputer dan telepon genggam umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll.) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, prosesor, kabel, resistor, plastik, dll.). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas. LogamBesi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut. Contoh lainnya adalah aluminium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas. Bahan LainnyaKaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dari bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang. Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah. Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
Page 2Hierarki sampah menujuk pada 3R, yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle yang mengklasifikasikan strategi manajemen sampah menurut apa yang sesuai. Urutan hierarki sampah dari yang tertinggi ke yang terbawah yaitu pencegahan, pengurangan sampah, penggunaan kembali, daur ulang, penghematan energi, dan pembuangan. Artikel bertopik sampah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |