Manakah yang tidak dimasukkan dalam neraca saldo setelah penutupan?

Dalam setiap bisnis, seorang pelaku usaha pasti akan membuat jurnal atau catatan untuk mengetahui keadaan finansial  bisnis mereka itu sendiri. Dengan adanya jurnal, semua perputaran uang, mulai dari pemasukkan, pengeluaran hingga modal dapat tersusun rapi. Lebih lanjut, pembuatan jurnal harus dilakukan secara kontinyu atau berkelanjutan namun ada beberapa pakem yang harus Anda ketahui.

Biasanya, seorang pelaku usaha akan membuat jurnal dalam periode tertentu. Misalnya, Anda memiliki bisnis di bidang kerajinan, Anda harus melakukan rekap sebulan sekali atau dua bulan sekali, tergantung dari ketentuan Anda sebagai pemilik. Dalam setiap periode tersebut, Anda bisa membandingkan bagaimana ‘kesehatan’ dari bisnis Anda.

Dalam setiap pembuatan jurnal, Anda wajib melakukan beberapa kali pemeriksaan. Salah satu komponen penting dari jurnal agar lebih maksimal adalah dengan menghitung neraca saldo setelah penutupan. Dengan adanya kalkulasi ini, Anda bisa meminimalisir kesalahan atau dengan kata lain, Anda dapat memastikan jika buku besar telah tercatat secara maksimal atau dengan. Lantas, apa dan bagaimana cara membuat neraca saldo setelah penutupan?

Apa Itu Neraca Saldo Setelah Penutupan?

Neraca saldo penutupan adalah sebuah cara untuk menguji kebenaran sebuah jurnal sebelum masuk ke dalam buku besar. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan kembali jika jurnal yang Anda telah buat benar dan tidak ada kesalahan. Biasanya, neraca saldo setelah penutupan akan dibuat ketika Anda ingin membuka jurnal baru untuk periode ke depannya.

Tidak semua akun dapat dihitung di neraca saldo setelah penutupan sebab hanya akun riil saja (harta, utang dan modal) yang bisa. Sedangkan, akun nominal (pendapatan dan beban) tidak dapat dimasukkan karena itu termasuk ke dalam jurnal penutup.  Sebagai informasi, sebelum membuat neraca saldo setelah penutupan, Anda diwajibkan untuk mengetahui jurnal penutupnya terlebih dahulu.

Format Pembuatan

Sama seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Anda harus membuat neraca saldo setelah penutupan ketika telah menyelesaikan jurnal penutup yang berisikan akun nominal seperti pendapatan dan beban. Karena akun nominal sudah dihitung di jurnal penutup,  Anda tidak perlu lagi memasukkanya ke dalam neraca saldo setelah penutupan. Ingat, hanya ada akun riil (harta, uang dan  modal) yang bisa dimasukkan.

Ini dia beberapa komponen yang harus Anda masukkan dalam pembuatan neraca ini.

– Nama Perusahaan – Neraca Saldo Setelah Penutupan

– Tanggal Pembuatan

Kemudian, Anda bisa lanjutkan dengan membuat tabel yang berisikan beberapa identitas seperti di bawah ini:

– Kode Barang – Nama Akun – Debet

– Kredit

Contoh Pembuatan

PT. Maju Jaya

Neraca Saldo Setelah Penutupan

17 Agustus 2018

Kode Akun Nama Akun Debit Kredit
130/12 Uang Kas Rp. 500,000
125/11 Gaji Pegawai Rp. 50,000,000
133/12 Bayar Listrik Rp. 1,200,000

Keterangan:

  • Ada tiga akun riil yang bisa dimasukkan ke dalam kotak di atas, yakni harta, uang dan modal.
  • Perbedaanya, akun harta harus masuk ke debit sedangkan uang dan modal masuk ke kredit.

(Visited 4.397 times, 1 visits today)

tirto.id - Neraca saldo setelah penutupan (post closing trial balance) adalah sebuah daftar yang berisi semua saldo akun riil. Neraca saldo disusun setelah dibuat jurnal penutup dan dilakukannya penutupan buku besar.

Dengan demikian, seluruh akun nominal akan bersaldo nol, sedangkan yang memiliki saldo hanyalah akun riil (harta, utang, dan modal). Akun-akun riil inilah yang nantinya akan dimasukkan ke dalam neraca saldo setelah penutupan.

Tujuan Dibuatnya Neraca Saldo Setelah Penutupan

Dikutip dari modul tentang Manajemen Keuangan/Jurnal Penutupan, neraca ini dibuat untuk memastikan keseimbangan antara saldo debet dan kredit dari rekening riil setelah dilakukannya penutupan buku.

Saldo rekening dalam neraca harus sama dengan saldo rekening yang tercantum dalam neraca saldo setelah penutupan buku.

Apabila terjadi ketidaksesuaian atau tidak seimbang, maka dipastikan telah terjadi kesalahan dan harus segera dikoreksi.

Hal ini penting dilakukan mengingat neraca saldo setelah penutupan adalah awal pencatatan akuntansi periode berikutnya.

Format Neraca Saldo Setelah Penutupan

Ada beberapa komponen yang harus dimasukkan dalam pembuatan neraca saldo setelah penutupan. Komponen tersebut adalah:

- Nama perusahaan

- Judul neraca (Neraca Saldo Setelah Penutupan)

- Tanggal/periode pembuatan neraca

Neraca saldo terdiri dari empat kolom yang masing-masing berisi:

- Kode atau nomor akun

- Nama akun

- Debet

- Kredit

Apabila tabel neraca saldo setelah penutupan sudah selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan akun-akun ke dalam neraca tersebut. Data akun yang dimasukkan harus diambil dari data atau keterangan dari jurnal penutup.

Contoh Soal

Berikut adalah beberapa contoh soal tentang neraca saldo penutupan seperti dikutip dari buku Ekonomi Jilid 3 karangan Ismawanto.

1. Perkiraan-perkiraan berikut ini akan terdapat pada neraca saldo setelah penutupan, kecuali …

a. harga pokok penjualan

b. piutang dagang

c. sewa diterima di muka

d. pajak yang akan dibayar

e. utang bunga

2. Akun yang tidak dimasukkan dalam neraca saldo setelah penutupan adalah ….

a. akun harta

b. akun utang

c. akun modal

d. akun ekuitas

e. akun pendapatan

3. Neraca saldo setelah penutupan disusun dengan tujuan ….

a. mengetahui besarnya laba rugi usaha

b. menutup akun-akun buku besar

c. mengenolkan akun-akun nominal dan akun-akun riil

d. menyusun neraca awal tahun berikutnya

e. untuk mengetahui besarnya beban usaha

4. Perkiraan-perkiraan di bawah ini terlihat dalam neraca saldo penutupan, kecuali ….

a. perkiraan harta

b. perkiraan utang

c. perkiran modal

d. perkiraan riil

e. perkiraan nominal

5. Buatlah jurnal penutup dan neraca saldo setelah penutupan berdasarkan data berikut:

Saldo rekening per 31 Desember 2005 yang diambil dari catatan akuntansi UD Suka Maju Surabaya (setelah disesuaikan).

- Utang dagang Rp 32.300.000,00

- Piutang dagang Rp 47.300.000,00

- Akumulasi penyusutan gedung Rp 40.000.000,00

- Akumulasi penyusutan peralatan Rp 84.000.000,00

- Gedung Rp 300.000.000,00

- Kas Rp 34.600.000,00

- Modal Juwono Rp 606.000.000,00

- Prive Juwono Rp 3.000.000,00

- Peralatan Rp 560.400.000,00

- Beban iklan Rp 18.100.000,00

- Penjualan Rp 194.300.000,00

- Retur penjualan Rp 4.300.000,00

- Pembelian Rp 115.000.000,00

- Retur pembelian Rp 5.000.000,00

- Beban angkut pembelian Rp 2.000.000,00

- Piutang wesel Rp 21.000.000,00

- Utang Hipotik Rp 240.000.000,00

- Iklan dibayar di muka Rp 15.000.000,00

- Pendapatan sewa Rp 35.500.000,00

- Beban reparasi Rp 15.300.000,00

- Beban gaji Rp 46.000.000,00

- Perlengkapan Rp 10.200.000,00

- Beban perlengkapan Rp 28.100.000,00

- Beban penyusutan peralatan Rp 9.800.000,00

- Beban penyusutan gedung Rp 7.000.000,00

Baca juga:

  • Mengenal Tahapan Pencatatan Akuntansi pada Perusahaan Dagang
  • Apa Itu Jurnal Penutup atau Closing Entry dalam Akuntansi

Baca juga artikel terkait ILMU EKONOMI atau tulisan menarik lainnya Erika Erilia
(tirto.id - erk/adr)


Penulis: Erika Erilia
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Kontributor: Erika Erilia

Subscribe for updates Unsubscribe from updates