Legenda danau rawa pening adalah cerita rakyat yang berasal dari

BANTU , JAM 10 UDH DIKUMPULIN ​

arga Trenggalek Sukses Budidaya Lebah Madu Klanceng, pokok pokok informasi dalam teks sama simpulan nya dong kak

Tuliskan 10 majas untuk kucing​

cara berkembang biak tumbuhan dengan spora adalah a. biji tanaman b. batang dipotongc. diterbangkan angin d. menempel pada batang dan daun​

3. Berikut tanaman yang berkembang biak dengan tunas, kecuali .... a. bambu b. cocor bebek C. wortel d. pisangberikut tanaman yang berkembang biak den … gan tunas kecuali a bambu B cocor bebek C wortel D pisang ​

Teks 1 Pak Dani adalah seorang nelayan. Setiap hari, ia pergi ke danau untuk menangkap ikan. Pak Dani sangat peduli terhadap lingkungan dan makhluk hi … dup di danau. Oleh sebab itu, ia tidak menggunakan bahan peledak atau pukat harimau untuk menangkap ikan. Jika Pak Dani menggunakan bahan peledak, ikan- ikan dan tanaman air di danau akan mati. Pak Dani menangkap ikan dengan jala. Berikut cara menangkap ikan menggunakan jala: 1. Pegang ujung jala dengan erat! 2. Lempar dan bentangkan jala ke tempat yang terdapat banyak ikan! 3. Tunggulah beberapa menit! 4. Angkat jala dari air! 5. Ikan-ikan pun berhasil didapat. Kemudian, lepaskan ikan yang tersangkut pada jala! carilah gagasan utama dan gagasan pendulung​

1.Apa yang dibahas dari teks di atas? 2.Jelaskan ide pokok yang terdapat pada paragraf di atas! 3.Apa informasi yang dapat kalian temukan dari teks di … 4.atas? Tuliskan kesimpulan dari teks tersebut!5.buatlah peta pikiran tentang hewan disamping?(gamdar hewanya paus)ngasal aku ripor.​

3. menceritakan apa cerita di kancil4. bisakah kamu membayangkan atau berimajinasi terkait peristiwa yang terjadi di dalam cerpen tersebut! bagaimana … perasaanmu?5. tema cerpen sangat beragam. tema cerpen seperti apa yang paling sering kamu baca6. sastrawan indonesia sangat banyak,siapa nama sastrawan cerita si kancil7. siapa penulis cerpen cerita si kancil9. apa judul cerpen karya penulis cerita si kancil10. manfaat apa yang kamu petik dari membaca cerpen cerita si kancil​NOTE: yang ngasal di laporkan

kegiatan ekonomi indonesia dan filipina tolong jawab ya kak​

bantu ya kaaa soalnya nnti dikumpulin, makasihh​

Cerita rakyat Rawa Pening adalah cerita rakyat Jawa Tengah yang sangat populer. Hal ini karena Rawa Pening saat ini menjadi objek wisata yang banyak diminati oleh wisatawan. Mengetetahu legenda rakyat yang melandasi asal muasal Danau Rawa pening tentu menjadi tambahan wawasan untuk kita semua. Selain itu ceritanya sangat menarik untuk disimak. Yuk kita baca bersama.

Cerita Rakyat Rawa Pening – Kumpulan Dongeng Legenda dari Jawa Tengah

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak yang sakti. Kesaktiannya ini membuat seorang menyihir jahat iri. Penyihir jahat menyihir anak itu, sehingga tubuhnya penuh luka dengan bau yang sangat menyengat. Luka-luka baru akan muncul begitu luka lama mulai kering. Keadaannya kondisi tubuhnya itu, tidak ada seorang pun yang mau berhubungan dengannya. Jangankan bertegur sapa, berdekatan saja orang tidak mau. Mereka takut tertular.

Suatu hari, anak ini bermimpi ada seorang perempuan tua yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Ia pun berkelana mencari perempuan tua dalam mimpinya tersebut. Di setiap kampung yang ia datangi, ia selalu ditolak oleh penduduk. Mereka merasa jijik dan mengusir anak ini.

Akhirnya, sampailah ia di sebuah kampung yang sebagian besar penduduknya adalah orang-orang yang sombong. Tidak banyak orang yang miskin di desa itu. Mereka akan diusir atau dibuat tidak nyaman kalau tinggal di sana. Hal ini mengusik hati anak kecil ini.

Pada sebuah pesta yang diselenggarakan di kampung itu, anak kecil ini berhasil masuk. Namun, orang-orang segera mengusirnya dan mencaci-makinya. Ia langsung diseret keluar.

Pada saat terseret, ia berpesan kepada orang-orang itu supaya lebih memerhatikan orang tak punya. Mendengar kata-kata anak itu, beberapa orang makin marah, bahkan meludahinya sambil berkata, “Dasar anak setan, anak buruk rupa!”

Anak itu merasa terluka dengan perlakuan orang-orang tersebut. Lalu, ia menancapkan sebuah lidi di tanah don berkata, “Tak ada satu pun yang bisa mencabut lidi ini dari tanah, hanya aku yang bisa melakukannya!”

Orang-orang meragukan ucapan anak tersebut. Mereka pun mencoba mencabut lidi tersebut. Namun, tak seorangpun dapat melakukannya. Dalam beberapa hari, lidi itu tak bisa tercabut. Suatu hari, secara diam-diam, anak itu datang don mencabut lidi itu. Tanpa sepengetahuannya, ada seorang warga yang melihatnya dan melaporkannya kepada warga yang lain.

Legenda danau rawa pening adalah cerita rakyat yang berasal dari
Cerita Rakyat Rawa Pening Dari Jawa Tengah

Dari tempat lidi itu dicabut, mengalirlah mata air. Semakin lama, air itu semakin deras. Air menenggelamkan daerah tersebut, sehingga menjadi sebuah telaga yang kini bernama Telaga Rawa Pening.

Tidak ada yang selamat dari musibah itu kecuali seorang perempuan tua yang berbaik hati memberinya tempat tinggal dan merawatnya. Secara ajaib penyakit kulit anak itu sembuh.

Namun, penyihir jahat yang telah menyihir si anak itu tidak terima dengan kesembuhan itu. Kemudian, ia menyihir anak itu menjadi seekor ular besar dengan sebuah kalung genta di lehernya.

Konon, ular ini sering keluar dari sarangnya pada tengah malam. Setiap kali bergerak, dentingan kalung di lehernya selalu berbunyi klentang-klenting. Bunyi inilah yang kemudian membuatnya dinamakan Baru Klinting.

Kemunculan ular itu diyakinin masyarakat sebagai tando keberuntungan bagi nelayan nelayan yang tidak mendapat ikan.

Kini, Telaga Rama Pening adalah objek wisata yang sangat populer di Jawa Tengah. Tempat ini terletak di Desa Bukit Cinta, Kabupaten Ambarawa.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Rawa Pening Dari Jawa Tengah adalah hargai orang lain dan jangan saling membenci. Jangan pernah hanya menilai seseorang dari penampilan luarnya saja. Apa yang terlihat menarik bisa saja buruk untuk kita begitu juga sebaliknya, apa yang kita tidak suka bisa saja bermanfaat untuk kita.

Baca dongeng dari jawa tengah lainnya pada artikel kami berikut ini Cerita Dongeng Anak : Ande-Ande Lumut dan Timun Emas – Cerita Rakyat Jawa Tengah

Menceritakan cerita rakyat atau dongeng memang memiliki banyak manfaat untuk Si Kecil. Karena dalam setiap legenda, memiliki pesan moral yang sangat berguna untuk Si Kecil. Selain itu, bercerita atau mendongeng akan sangat mendekatkan hubungan Bunda dengan Si Kecil.

Salah satu legenda yang cocok untuk diceritakan kepada Si Kecil adalah Legenda Rawa Pening. Rawa Pening merupakan sebuah danau yang menjadi objek wisata yang dikunjungi oleh banyak orang. 

Danau Rawa Pening memiliki luas 2.670 hektare dan masuk ke dalam empat wilayah sekaligus di Kabupaten Semarang, yaitu Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Ada asal-usul mengapa akhirnya Danau Rawa Pening akhirnya terbentuk.


Mengutip dari buku Legenda Rawa Pening yang ditulis Tri Wahyuni dan dimuat situs web Kemdikbud, Legenda Rawa Pening dimulai dari sebuah desa bernama Desa Ngasem yang terletak di kaki Gunung Telomoyo. Desa tersebut dipimpin oleh seorang yang sangat bijaksana dan arif. Kepala desa tersebut bernama Ki Sela Gondang. Ia memiliki putri cantik bernama Endang Sawitri.

Pada suatu hari, Endang Sawitri diutus oleh ayahnya untuk meminjam sebuah pusaka sakti kepada sahabatnya, yaitu Ki Hajar Salokantara. Pusaka tersebut akan digunakan sebagai salah satu syarat merti desa, untuk menolak bala.

Ki Hajar berpesan kepada Endang Sawitri, agar pusaka yang ia berikan tidak diletakkan di atas pangkuannya. Namun, Endang Sawitri melanggar pesan tersebut. Sehingga Endang Sawitri kini hamil.

Imbas dari kejadian itu, Ki Sela Gondang memohon agar Ki Hajar mau menikahi Endang Sawitri. Tentunya, hal itu dilakukan agar aib keluarganya tidak segera menyebar ke seluruh penjuru desa. Akhirnya, dengan berat hati, Ki Hajar menerima permohonan Ki Sela Gondang untuk menikahi putrinya.

Waktu demi waktu berlalu, akhirnya sudah waktunya bagi Endang Sawitri melahirkan. Namun betapa kagetnya ia setelah ia mengetahui bahwa anak yang ia lahirkan adalah naga. Akhirnya, anak itu diberi nama Baro Klinting.

Ajaibnya, walaupun Baro Klinting berwujud naga, ia bisa berbicara sebagaimana manusia biasanya. Untuk memutus petaka dari pusaka, Endang Sawitri meminta anaknya untuk menemui Ki Hajar yang sedang bertapa di Gunung Telomoyo. Ia meminta Baro Klinting agar diam-diam menemui ayahnya.

Sesampainya di Gunung Telomoyo, Baro Klinting bersembah sujud kepada ayahnya. Namun, Ki Hajar meminta satu persyaratan.

“Ada satu persyaratan yang harus kamu penuhi, Nak,” kata Ki Hajar.

“Apa itu, Ayahanda?”

“Lingkarilah gunung ini dengan tubuhmu sebelum kamu bertapa di sini. Dengan begitu, kutukan itu akan hilang.”

“Baik, Ayah.”

Baro Klinting menuruti permintaan ayahnya. Maka ia melingkari Gunung Telomoyo dengan seluruh badannya. Selesai melakukan permintaan ayahnya, Baro Klinting lantas memulai bertapa di Gunung Telomoyo.

Benar apa kata Ki Hajar, Baro Klinting lalu berubah menjadi manusia seperti manusia pada umumnya. Selanjutnya Baro Klinting turun ke desa, untuk kembali menemui ibunya, Endang Sawitri.

Legenda danau rawa pening adalah cerita rakyat yang berasal dari
Ilustrasi menceritakan cerita rakyat Legenda Rawa Pening ke anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/zhanghaoran521

Ketika ia turun, di desa sedang ada upacara merti desa. Warga desa sedang berpesta dengan berbagai macam hidangan. Baro Klinting lalu datang dengan maksud untuk meminta makan dan minuman. Namun karena ia tidak dikenal dan berpenampilan compang-camping, ia diusir warga.

Lalu, Baro Klinting dipanggil oleh seorang wanita tua bernama Nyai Latung.

“Kemarilah, Nak. Makan dan minumlah,” kata Nyai Latung.

“Terima kasih, Nek. Saya sangat lapar.”

“Penduduk di sini memang angkuh dan sombong, Nak. Mohon dimaafkan. Mereka pun tidak mengundangku ke acara itu,” ungkap Nyai Latung.

“Kalau begitu adanya, mereka harus diberi pelajaran!” Baro Klinting lalu meminta Nyai Latung untuk menyiapkan lesung kayu yang biasa digunakan untuk menumbuk padi. “Nek, jika mendengar suara gemuruh, naiklah ke lesung ini!”

Baro Klinting lalu menancapkan sebuah lidi di atas tanah dan memanggil semua warga.

“Wahai warga desa! Jika kalian merasa hebat, cabutlah lidi kecil yang aku tancapkan ini!”

Warga desa yang merasa diremehkan lalu berbondong-bondong mencoba mencabut lidi tersebut. Namun, dari orang terlemah hingga terkuat tidak ada yang bisa mencabutnya. Hingga akhirnya Baro Klinting mencabut lidi itu, dan seketika keluar air bah dari dalam tanah.

Air itu bertambah besar dan membuat warga desa panik. Akhirnya, air itu menenggelamkan seluruh desa. Baro Klinting dan Nyai Latung pun selamat. Nyai Latung menamakan desa yang tenggelam sebagai Rawa Pening, yang berarti danau berair bening. 

Demikian cerita rakyat atau dongeng Legenda Rawa Pening yang bisa diceritakan ke anak.

(som/som)