Lapisan silisium magnesium sima di permukaan bumi disebut juga dengan nama

Lapisan silisium magnesium sima di permukaan bumi disebut juga dengan nama

Hei Quipperian anak IPS mana suaranya. Ya, pembahasan Quipper Video Blog kali ini berkenaan dengan hal paling penting dan dasar bagi Geografi-holic. Well, bukan berarti anak IPA dan Bahasa ngga boleh baca. Malah boleh bingits genkz!

Di dalam ilmu Geografi terdapat tema khusus tentang Litosfer. Wait, kalian udah pada ngerti dan paham segala struktur pembentukan, kandungan, dan uraiannya enggak gaes?

Eitsss tenang, kalau belom ngerti secara seksama dan terperinci, kalian harus stay tuned terus membaca artikel ini. Mengapa? Ya, jelas kamu akan mendapat informasi ciamik tentang pengertian Litosfer secara mendetail tapi tetep asyik.

Sebelum Memulai Belajar Materi Litosfer…

Sebelum masuk lebih dalam tentang Litosfer, sekali lagi kamu harus tetap fokus, jangan sampai tertukar antara Litosfer, Hidrosfer, Astenosfer, Atmosfer dan segala sesuatu berakhiran fer (sphere) berarti lapisan.

Biasanya di dalam soal-soal, baik UAS, UN, maupun SBMPTN, para peserta ujian akan dibuat bingung dengan pilihan jawaban, antara Hidrosfer, Atmosfer, Litosfer, dan Astenosfer dengan soal merujuk pada salah satu dari keempat pilihan jawaban tersebut.

Biar enggak makin pusing, sekarang saatnya membahas Litosfer, agar kalian mengerti bedanya dengan sub tema lainnya. Penasaran? Kuy simak pararannya.

Lapisan Kulit Bumi

Seperti pengertian atau pengantar pada umumnya, sebelum melangkah lebih lanjut, terlebih dahulu diulas arti kata Litosfer.

Litosfer berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata lithos (berbatu) dan sphere (lapisan), atau secara etimologi bermakna lapisan berbatu. Para Geolog biasa menyebutnya sebagai “lapisan kulit bumi”, karena merupakan lapisan terluar bumi.

Seturut dengan arti katanya, Litosfer merupakan tersusun dari material mineral dan batuan dengan ketebalan sekira 50-100 kilometer dan menjadi lapisan bumi paling tipis.

Litosfer, menurut seorang Geolog asal Amerika, Joseph Barell (1869-1919), mulanya merupakan sebuah lempeng tektonik sangat luas, namun karena aktivitas Astenosfer persis berada di bawah lapisan Litosfer, maka terpecah menjadi beberapa bagian.

Berangkat dari konsep Barell, ilmuwan seperti Daly kemudian mampu menyempurnakan konsep tentang lempeng tektonik. Terdapat dua bagian lempeng tektonik pada Litosfer, lempeng samudera di dasar laut dan lempeng di daratan.

Sebelum melangkah lebih jauh, Quipperian masih ingat material pembentuk Litosfer? Ayo tebak?

Batuan

Ya, salah satu material pembentuk Litosfer, selain mineral adalah batuan. Mungkin kamu-kamu sangat mengerti apa itu batuan. Tapi, pada definisi Geografi batuan memiliki dimensi lain.

Batuan merupakan benda alam penyusun utama di muka bumi. Pada umumnya batuan merupakan campuran mineral nan bergabung secara fisik antara satu mineral dengan mineral lainnya.

Tetapi, ada beberapa batuan hanya tersusun atas beberapa mineral saja dan mineral lainnya dibentuk oleh gabungan mineral yang berasal dari bahan organik dan bahan-bahan vulkanik.

Secara umum komposisi batuan di permukaan bumi berdasarkan atas jenis batuannya, didominasi oleh jenis batuan sedimen nan menutupi hampir 66% permukaan bumi, sedangkan 34% berupa batuan eksrusi, 8% batuan intrusi, dan 17% batuan metamorf.

Berdasarkan proses terjadinya, batuan dibagi menjadi tiga bagian, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf atau malihan.

Batuan beku atau igneous rock berasal dari bahasa Latin ini berarti api, dan bermakna batuan hasil pembentukan cairan magma baik di dalam maupun di atas permukaan bumi.

Magma panas di dalam perut bumi ketika bergerak ke permukaan lama kelamaan semakin dingin dan pada akhirnya membeku menjadi batuan. Sementar ada pula batuan beku di dalam bumi disebut batuan intrusi.

Batuan sedimen atau endapan adalah jenis batuan karena terjadi pengedapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen ini. Berdasarkan jenis proses pengendapannya, batuan sedimen dibagi menjadi 3, batuan sedimen klasik, kimiawi, dan organik.

Sementara, batuan maetamorf atau malihan merupakan batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku dan endapa) akibat proses metamorfosis, atau proses dialami batuan asal akibat adanya tekanan atau meningkatnya temperatur.

Nahh, tentang batuan udah nih gaes. Sekarang saatnya menggali apa itu Mineral.

Mineral

Mineral merupakan bagian besar zat-zat hablur di dalam kerak bumi dan bersifat homogen, baik secara fisik maupun kimiawi.

Sebagian besar mineral terdapat dalam bentuk padat, tetapi ada juga mineral berbentuk cairan dan gas.

Setiap jenis mineral menunjukan sikap berbeda terhadap gaya pelapukan dari luar. Ada mineral mudah lapuk, tetapi ada juga mineral sukar mengalami pelapukan.

Mineral akan mudah diidentifikasi dengan memperhatikan beberapa sifat fisiknya, berupa warna, kilap, bentuk, kekerasan, belahan, dan berat jenisnya.

Jenis mineral antara lain, sulfida atau persenyawan logam dan unsur belerang, oksifida atau persenyewaan logam dan oksigen, sulfat atau persenyawaan belerang dan oksigen dengan logam, karbonat atau persenyawaan karbon dan oksigen dengan bermacam logam, dan silikat atau persenyawaan bermacam unsur dengan silikon dan oksigen.

Eitssss, udah dua material pembentukan Litofser dibahas nih. Gimana masih kurang? Nah kalau masih kurang, kalian bisa dapat menu penutup tentang susunan lapisan Litosfer.

Susunan Lapisan Litosfer

Litosfer tersusun atas dua lapisan utama. Lapisan SIAL dan lapisan SIMA.

Lapisan SIAL merupakan lapisan Litosfer tersusun atas logan silisum dan aluminium. Senyawa dari kedua logam tersebut tetulis SIO2 dan AL2O3. Batuan dalam lapisan SIAL antara lain, batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.

Sementara lapisan SIMA merupakan lapisan Litosfer tersusun atas logam silisium dan magnesium. Senyawa kedua logam tersebut tertulis SIO2 dan MgO. Berat jenis lapisan SIMA lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan SIAL. Hal tersebut terjadi karena lapisan SIMA mengandung besi dan magnesium.

Nah, Quiperian paparan di atas akan membuka jalan kamu masuk lebih dalam untuk mempelajari Bumi di pelajaran Geografi. Selamat belajar! 

Kalau pembahasan materi litosfer di atas masih belum memuaskan buat kalian, artinya kalian butuh cara penjelasan yang lebih fresh dan menarik! Gimana kalau kalian coba belajar melalui video pembelajaran di Quipper Video? Dijamin akan lebih masuk dibandingkan membaca! Penasaran seperti apa rasanya belajar menggunakan Quipper Video? Langsung aja cek di sini guys!

Atau kalian merasa sudah jago tentang materi litosfer? Jangan sombong dulu! Coba buktikan dengan mengerjakan contoh soal materi litosfer di artikel bawah ini!

Penulis: Rahmat Ali

Lapisan SiAl (Silisium dan Alumunium) dan lapisan SiMa (Silisium Magnesium) merupakan lapisan yang terdapat pada kerak bumi atau Lapisan Litosfer.

Lapisan silisium magnesium sima di permukaan bumi disebut juga dengan nama

Posisi litosfer (nomor 4) pada lapisan Bumi

Litosfer adalah kerak bumi terluar yang tersusun atas lempeng-lempeng tektonik yang sangat sulit bergerak. Posisi litosfer berada di atas batuan terapung yang relatif mudah bergerak satu sama lain.[1] Ketebalan rata-rata litosfer adalah 100 km dengan susunan kerak bumi dan mantel. Possi litosfer berdekatan dengan astenosfer.[2] Litosfer termasuk lapisan kuat yang terletak di atas astenosfer yang lemah. Posisi litosfer membuat litosfer mudah turun ke astenosfer. Penurunan posisi litosfer ke astenosfer dipengaruhi oleh gaya regang dan gaya tekan bebatuan.[3] Litosfer berasal dari kata lithos yang artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).

Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental.

Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.

Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.

Terdapat dua tipe litosfer

  • Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samudra
  • Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua

I LOVE OMING Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.

Posisi

Litosfer berada di bagian atas dari lapisan astenosfer. Ketebalan litosfer sekurangnya 60 km sedangkan ketebalan astenosfer sekurangnya 650 km. Keberadaan litosfer di atas astenosfer merupakan akibat dari perbedaan temperatur yang mengontrol kekuatan batuan. Lapisan astenosfer memiliki temperatur 750 °C yang merupakan temperatur ketika batuan pada mantel yang awalnya kuat menjadi lemah. Temperatur rata‐rata yang menjadi pembatas antara litosfer dan atmosfer yaitu 1.300 °C.[4]

Susunan

Lapisan silisium magnesium sima di permukaan bumi disebut juga dengan nama

Pemetaan lempeng-lempeng tektonik

Dalam teori tektonika lempeng, litosfer tersusun dari bebatuan cair dan plastis. Bebatuan ini dapat mengalir jika dipengaruhi oleh suatu tegangan. Secara empiris, litosfer mengambang di atas mantel bumi. Litosfer terpecah belah menjadi beberapa lempeng tektonik.[5] Di bumi, litosfer terbagi menjadi 13 lempeng tektonik dalam skala besar maupun kecil. Lempeng tektonik ini meliputi lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, lempeng Indo‐Australia, lempeng Afrika, lempeng Amerika Utara, lempeng Amerika Selatan, lempeng Antartika, lempeng Nazca, lempeng Arab, lempeng Karibia, lempeng Filipina, lempeng Scotia, dan lempeng Cocos. Beberapa batas pertemuan antar lempeng merupakan jalur utama gempa bumi yaitu punggung tengah Atlantik, Sirkum Pasifik, dan Mediterania.[6]

Material Pembentuk Litosfer

Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer.

Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk melalui proses pendinginan dan pembekuan oleh material-material bumi. Batuan beku terbentuk dari magma yang keluar dari dapur magma dalam bentuk lava.[7] Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam.

- Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)

Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diorit, dan gabro.

- Batuan Beku Gang/Korok (hypabisal)

Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.

- Batuan Beku Luar (vulkanik)

Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit ,obsidian, skoria, batu apung.

Batuan sedimen

Batuan sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan.[8] Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas:

  1. Batuan Sedimen Klastik
  2. Batuan Sedimen Kimiawi
  3. Batuan Sedimen Organik

Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas,

  1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
  2. Batuan Sedimen Glasial
  3. Batuan Sedimen Aquatis
  4. Batuan Sedimen Marine

Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan Malihan adalah jenis batuan yang terbentuk dari hasil ubahan dari mineral dan batuan lain karena pengaruh tekanan dan temperatur. Tekanan dan temperatur yang mempengaruhi pembentukan batuan ini sangat tinggi dibandingkan pada pembentukan batuan beku dan sedimen sehingga mengubah mineral asal menjadi mineral lain.[9]

Struktur Lapisan Kerak Bumi

Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya 20 mineral yang terdapat dalam batuan. Mineral pembentuk batuan yang penting, yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar, Piroksen, Mika Putih (K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit (CaC03), Dolomit (CaMgCOT3), Olivin (Mg, Fe), Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2), dan Limonit (Fe3OH2O). Selain itu, litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sial yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Batuan pembentuk kulit Bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma.

Keterkaitan dengan bidang ilmu lain

Litosfer merupakan salah satu objek material dalam ilmu geografi.[10] Dalam geografi fisik, litosfer merupakan salah satu bidang kajian utama. Geografi fisik merupakan bagian dari ilmu geografi yang mempelajari semua kondisi fisik pada peristiwa atau fenomena yang terjadi di muka bumi. Dalam geografi fisik, litosfer dipelajari dengan bantuan ilmu penunjang yaitu geologi.[11] Litosfer juga menjadi salah satu kajian utama dalam oseanografi. Di dalam oseanografi, litosfer termasuk lingkup kajian geologi oseanografi yang mempelajari tentang lantai samudra atau lapisan batuan bawah laut.[12]

Litosfer juga berkaitan dengan teori tektonika lempeng yang berkembang pada awal tahun 1960 M. Teori tektonika lempeng merupakan teori yang menjelaskan bahwa benua-benua yang ada di bumi dapat melakukan pergerakan dan perpindahan posisi. Teori tektonika lempeng mengacu pada keberadaan lempeng litosfer yang bersifat kaku dan padat serta berada di atas astenosfer yang mudah melebur.[13]

Referensi

  1. ^ Sunarjo, dkk. 2012, hlm. 28.
  2. ^ Sunarjo, dkk. 2012, hlm. 43.
  3. ^ Sunarjo, dkk. 2012, hlm. 52.
  4. ^ Sunarjo, dkk. 2012, hlm. 52-53.
  5. ^ Diposaptono, Subandono (2011). Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim: Gempa Bumi, Tsunami, Banjir, Abrasi, Pemanasan Global, dan Semburan Lumpur Sidoarjo (PDF). Jakarta: Direktorat Pesisir dan Lautan. hlm. 29. ISBN 978-979-1291-03-3.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  6. ^ Sunarjo, dkk. 2012, hlm. 54.
  7. ^ Nizamullah, Akmam, Syafriani (2018). "Struktur Batuan Pascalongsor Menggunakan Metoda Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner". Pillar of Physics. 11 (1): 26. ISSN 2337-9030. Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
  8. ^ Cahya Dicky Pratama (19 November 2020). "Batuan Sedimen: Definisi, Klasifikasi, dan Karakteristiknya". Kompas.comu. Diakses tanggal 22 Desember 2020. 
  9. ^ Muhammad Zuhdi (2019). Buku Ajar Pengantar Geologi (PDF). Duta Pustaka Ilmu. hlm. 9. ISBN 978-623-7004-21-9. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ Sumantri, dkk. 2019, hlm. 61.
  11. ^ Sumantri, dkk. 2019, hlm. 21.
  12. ^ Sumantri, dkk. 2019, hlm. 31.
  13. ^ Nurdiana (2016). Ilmu Alamiah Dasar. Lombok: Pustaka Lombok. hlm. 178. ISBN 978-602-70165-5-2. Baru pada awal 1960, terkumpul berbagai macam data yang memperlihatkan bahwa benua-benua tersebut benar berpindah. Sejak itu berkembanglah teori tektonik lempeng (Plate Tectnics). Kunci utama tektonik lempeng adalah adanya lempeng litosfer yang pada dan kaku "terapung di atas selubung bagian atas (astesnosfer) yang bersifat plastis.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

Daftar pustaka

  1. Sumantri, dkk. (2019). Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) Kerentanan Bencana (PDF). Jakarta: CV. Makmur Cahaya Ilmu. ISBN 978-602-53845-8-5.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. Sunarjo, dkk. (2012). Gempabumi Edisi Populer (PDF) (edisi ke-2). Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. ISBN 978-979-1241-24-3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-06-03. Diakses tanggal 2020-12-20.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

Bacaan terkait

  • Geologi (J.A. Katili). Bandung: Pertjetakan Kilatmadju, 1979
  • Barrel J. 1914. The Strength of the Earth's Crust. Journal of Geology
  • Daly R. 1940. Strength and Structure of the Earth. New York: Prentice Hall
  • Uli H., Marah (2007). Geografi 1 Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis/Erlangga. ISBN 979-734-572-6.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan) (Indonesia)

Pranala luar

  • Kerak Bumi, Litosfer, dan Astenosfer Diarsipkan 2006-11-02 di Wayback Machine.
  • Ensiklopedia Online BelajarGeografi Diarsipkan 2009-11-20 di Wayback Machine.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Litosfer&oldid=21100056"